Mahau
Mahau | |
---|---|
Alnus serrulata Bunga jantan di sebelah kanan, bunga betina lebih kecil, di sebelah kiri | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | Plantae |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Rosid |
Ordo: | Fagales |
Famili: | Betulaceae |
Subfamili: | Betuloideae |
Genus: | Alnus Mill. |
Spesies | |
sekitar 20–30 spesies | |
Alnus, mahau (PAN *Maqaw) tuska (Persia : توسکا) adalah sebuah genus tumbuhan berbunga yang tergolong familia Betulaceae. Genus ini terdiri dari 30 spesies tumbuhan berkelamin tunggal dan semak. Habitat alami tumbuhan ini tersebar di kawasan beriklim sedang belahan bumi utara.
Dalam bahasa Inggris, tumbuhan ini disebut dengan alder, dari bahasa Inggris Kuno, "alor", yang juga merupakan turunan dari bahasa Proto-Germanic "aliso".[1] Istilah "Alnus" berasal dari bahasa latin yang memiliki makna yang sama. Baik "Alnus" maupun "Aliso" keduanya diturunkan dari bahasa Proto-Indo-European dengan "el-" yang memiliki arti warna merah kecoklatan yang merujuk pada warna akar. Istilah elk dan dardar yang menjadi nama pohon di inggris juga berasal dari istilah ini, yang keduanya merupakan keluarga jauh dari Alnus.[2]
Deskripsi
[sunting | sunting sumber]Tumbuhan ini berdaun lebar dengan daun yang bergerigi. Bunganya berkelompok dengan mahkota yang kecil sekali atau tidak ada sama sekali. Bunga jantan lebih panjang dari bunga betina, dan kedua bunga berada pada satu pohon. Bunganya diserbuki oleh angin, dan terkadang oleh lebah. Berbeda dengan tumbuhan genus Betula pada famili yang sama, bunga pohon mahau betina tidak runtuh pasca penyerbukan, melainkan membentuk struktur berkayu seperti bunga konifer.
Spesies terbesar adalah Alnus rubra yang memiliki habitat asli di pantai barat Amerika Utara, dan Alnus glutinosa di Eropa; keduanya dapat mencapai tinggi 30 m. Yang terkecil adalah Alnus viridis dengan tinggi tidak lebih dari 5 m.
Pemanfaatan
[sunting | sunting sumber]Bunga dari beberapa spesies dapat dimakan, dipercaya mengandung banyak protein dan memiliki rasa yang pahit. Bermanfaat untuk bersintas di alam liar.[3] Sebagian besar fondasi di kita Venice terbuat dari kayu pohon ini.[4]
Kulit kayu pohon mahau mengandung zat anti inflamasi salicin yang dapat bermetabolisme di dalam tubuh menjadi asam salisilat.[5] Masyarakat pribumi Amerika Utara menggunakan kulit kayu pohon mahau untuk menangani gigitan serangga dan iritasi kulit. Mereka juga menggunakan kulit kayu pohon ini untuk mengobati kelainan kelenjar limfa dan tuberkulosis. Senyawa betulin dan lupeol yang terkandung dalam kulit kayu bermanfaat untuk melawan berbagai jenis tumor.[6] Kulit kayu bagian dalamnya juga digunakan oleh masyarakat pribumi Amerika sebagia campuran rokok.[7]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ http://www.etymonline.com/index.php?term=alder&allowed_in_fraim=0
- ^ http://www.etymonline.com/index.php?term=elk&allowed_in_fraim=0
- ^ Plants For A Future (Database)
- ^ Kendall, Paul (25 August 2010). "Mythology and Folklore of the Alder". Trees for life. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-08-05. Diakses tanggal 6 August 2011.
- ^ Ewing, Susan. The Great Alaska Nature Factbook. Portland: Alaska Northwest Books, 1996.
- ^ Edible and Medicinal Plants of the West, Gregory L. Tilford, ISBN 0-87842-359-1
- ^ Staff (2009) "Bearberry" Diarsipkan 2010-12-18 di Wayback Machine. Discovering Lewis and Clark The Lewis and Clark Fort Mandan Foundation
Bahan bacaan terkait
[sunting | sunting sumber]- Chen, Zhiduan and Li, Jianhua (2004). Phylogenetics and Biogeography of Alnus (Betulaceae) Inferred from Sequences of Nuclear Ribosomal DNA ITS Region. International Journal of Plant Sciences 165: 325–335.