Gedung Kesenian Jakarta

museum di Indonesia

Gedung Kesenian Jakarta adalah bangunan tua peninggalan bersejarah pemerintah Belanda yang hingga sekarang masih berdiri kokoh di Jakarta. Terletak di Jalan Gedung Kesenian No. 1 Jakarta Pusat. Gedung tersebut merupakan tempat para seniman dari seluruh Nusantara mempertunjukkan hasil kreasi seninya, seperti drama, teater, film, sastra, dan lain sebagainya.[2] Gedung ini memiliki bangunan bergaya neo-renaisans yang dibangun tahun 1821 di Weltevreden yang saat itu dikenal dengan nama Theater Schouwburg Weltevreden, juga disebut dengan Gedung Komedi.[3]

Gedung Kesenian Jakarta
Pintu masuk depan Gedung Kesenian Jakarta
Peta
Nama sebelumnyaBatavia Schouwburg (masa kolonial Belanda), Sin'tsu Cekizyoo (masa pendudukan Jepang), Gedung Komidi[1]
Informasi umum
JenisGedung pertunjukan
Gaya arsitekturArsitektur Imperium Hindia, arsitektur Neo-Renaisans
LokasiSawah Besar, Jakarta Pusat
NegaraIndonesia
Koordinat6°10′00″S 106°50′04″E / 6.166540°S 106.834417°E / -6.166540; 106.834417
Diresmikan1821[1]
Desain dan konstruksi
ArsitekJ.C. Schultze
Situs web
gedungkesenianjakarta.co.id#/SELAMAT%20DATANG

Pendiri Gedung Kesenian Jakarta

sunting

Ide munculnya gedung ini berasal dari Gubernur Jenderal Belanda, Daendels. Kemudian direalisasikan oleh Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford Raffles pada tahun 1814.[4] Gedung yang bersejarah ini dibentuk dengan gaya empire oleh arsitek Arsitek Para perwira Jeni VOC, Mayor Schultze.[5]

Sejarah

sunting
 
Gedung Kesenian Jakarta pada tahun 1880-1910

Gedung yang berpenampilan mewah ini pernah digunakan untuk Kongres Pemoeda yang pertama (1926). Dan, di gedung ini pula pada 29 Agustus 1945, Presiden RI pertama Ir. Soekarno meresmikan Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan kemudian beberapa kali bersidang di gedung ini [6] Kemudian dipakai oleh Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi & Hukum (1951), dan sekitar tahun 1957-1961 dipakai sebagai Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI).

Selanjutnya tahun 1968 dipakai menjadi bioskop “Diana” dan tahun 1969 Bioskop “City Theater”. Baru pada akhirnya pada tahun 1984 dikembalikan fungsinya sebagai Gedung Kesenian (Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibu kota Jakarta No. 24 tahun 1984).[7] Gedung ini direnovasi pada tahun 1987 dan mulai menggunakan nama resmi Gedung Kesenian Jakarta. Sebelumnya gedung ini dikenal juga sebagai Gedung Kesenian Pasar Baru dan Gedung Komidi.[8] Untuk penerangan digunakan lilin dan minyak tanah dan kemudian pada tahun 1864 digunakan lampu gas. Pada tahun 1882 lampu listrik mulai digunakan untuk penerangan dalam gedung.[8]

Fasilitas Gedung

sunting

Sebagai sebuah tempat pertunjukan seni, gedung Kesenian Jakarta memiliki fasilitas yang bagus dan memadai, di antaranya ruang pertunjukan berukuran 24 x 17.5 meter dengan kapasitas penonton sekitar 475 orang, panggung berukuran 10,75 x 14 x 17 meter, peralatan tata cahaya, kamera (CCTV) di setiap ruangan, TV monitor, ruang foyer berukuran 5,80 x 24 meter, serta fasilitas outdoor berupa electric billboard untuk keperluan publikasinya.[9]

Kegiatan Utama

sunting

1. Melaksanakan kerja sama dengan negara dan pusat kebudayaan asing

2. Mengadakan kerja sama dengan lembaga, organisasi, dan grup kesenian tradisional

3. Menyelenggarakan festival seni pertunjukan

4. Membuat dokumentasi audio visual [10]

Pencapaian dan Prestasi

sunting
  1. Meraih penghargaan Adikarya Wisata tahun 1995
  2. Meraih penghargaan Adikarya Wisata tahun 1996
  3. Meraih penghargaan Adikarya Wisata tahun 1997
  4. Meraih penghargaan Adikaryottama Wisata tahun 2001[10]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Schouwburg". Ensiklopedi Jakarta. Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Pemprov DKI Jakarta. Diarsipkan dari versi asli tanggal March 4, 2016. Diakses tanggal July 6, 2011. 
  2. ^ http://www.javatoursandtravel.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=103&Itemid=80&limitstart=2[pranala nonaktif permanen]
  3. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-11-23. Diakses tanggal 2010-04-10. 
  4. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-03-10. Diakses tanggal 2010-04-10. 
  5. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2010-04-10. 
  6. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-31. Diakses tanggal 2010-04-10. 
  7. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-04-24. Diakses tanggal 2010-04-10. 
  8. ^ a b http://go-jakarta.com/direktori/detail/2/21[pranala nonaktif permanen]
  9. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-31. Diakses tanggal 2010-04-10. 
  10. ^ a b http://www.kelola.or.id/directory.asp?idx=6&id=446&bhs=I[pranala nonaktif permanen]

Pranala luar

sunting

  Media tentang Gedung Kesenian Jakarta di Wikimedia Commons

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy