0% found this document useful (0 votes)
32 views6 pages

Mixing: Pipit Risky Nurjanah, Miftahul Sa'diyah, Reki Wicaksono

This document summarizes the results of an experiment on mixing using different impeller types and speeds. The experiment aimed to determine flow patterns, torque, power requirements, and vortex formation. It was found that a propeller impeller produced axial and radial flow, while a turbine impeller also produced these patterns. Lower power was required for a propeller than a turbine impeller. Torque and power increased with speed. Vortices formed at speeds above 210 rpm, becoming larger at higher speeds. Calculated Froude numbers were below 1, suggesting transitional flow in the small tank.

Uploaded by

wsanisa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
32 views6 pages

Mixing: Pipit Risky Nurjanah, Miftahul Sa'diyah, Reki Wicaksono

This document summarizes the results of an experiment on mixing using different impeller types and speeds. The experiment aimed to determine flow patterns, torque, power requirements, and vortex formation. It was found that a propeller impeller produced axial and radial flow, while a turbine impeller also produced these patterns. Lower power was required for a propeller than a turbine impeller. Torque and power increased with speed. Vortices formed at speeds above 210 rpm, becoming larger at higher speeds. Calculated Froude numbers were below 1, suggesting transitional flow in the small tank.

Uploaded by

wsanisa
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

Praktikum Operasi Teknik Kimia I, 16 Oktober 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

MIXING
Pipit Risky Nurjanah, Miftahul Sa’diyah, Reki Wicaksono
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Semarang

1. TUJUAN PRAKTIKUM Hal ini sesuai dengan pernyataan yang menyatakan


Tujuan dari praktikum mixing adalah untuk bahwa semakin besar daya pengadukan maka semakin
mengetahui jenis pola alir dari berbagai impeller, besar pula torsi yang dihasilkan.
menghitung torsi dari proses pengadukan, menghitung
power dari proses pengadukan, menganalisis fenomena 3.1.3 Nilai power dari proses pengadukan
vorteks pada tangki pengaduk, dan untuk menganalisis Menurut hasil percobaan, nilai power yang
Froude Number. didapatkan menggunakan impeller propeller lebih kecil
dibandingkan menggunakan impeller turbine, hal ini
2. VARIABEL PRAKTIKUM disebabkan karena perbedaan diameter dari impeller
Hubungan variabel bebas antara jenis (Propeller dan propeller dengan diameter 0,04 cm dan impeller turbine
Turbinee) dengan kecepatan putaran (70 rpm, 140 rpm, dengan diameter 0,05 cm yang berpengaruh pada
210 rpm, 280 rpm, 350 rpm) akan mempengaruhi hasil kecepatan agitasi pengadukan. Hal ini sesuai dengan
dari variabel terikat yaitu bilangan tak berdimensi pernyataan yang menyatakan bahwa semakin besar
(Reynold, Bilangan Power, Froude Number) dan pola diameter impeller maka semakin besar pula power yang
alirannya. dihasilkan. Sedangkan daya atau power yang dibutuhkan
oleh sebanding dengan besarnya torsi yang dihasilkan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN pada kecepatan putaran tertentu. [5]
3.1.1 Pola Aliran pada Putaran dari Jenis Impeller
Propeller dan Turbinee 3.1.4 Hubungan Kecepatan pengadukan dengan
Pada percobaan yang telah dilakukan, penggunaan Fenomena Vorteks
jenis Impeller Propeller dan Impeller Turbinee pada Menurut hasil pengamatan, vorteks mulai terbentuk
kecepatan 70-140 rpm dan jarak antara impeller dengan pada variable ke-3 dengan kecepatan 210 rpm pada
dasar gelas beker ± 1/6 dari tinggi cairan membentuk impeller jenis propeller dan jenis turbine. Hal ini ditandai
aliran axial dan pada kecepatan 210-350 rpm dengan adanya pola aliran melingkar di sekitar impeller.
membentuk aliran radial. Hal ini ditandai dengan Semakin tinggi kecepatan pengadukan maka vorteks
terbentuknya vorteks yang mengakibatkan naiknya yang dihasilkan semakin besar, sehingga meningkatkan
permukaan pada tangki secara signifikan dan terdapat turbulensi pada fluida yang diaduk yang menyebabkan
pergerakan glitter yang berada dipusat putaran. Fungsi proses pengadukan dan pencampuran menjadi tidak
dari impeller adalah mempercepat proses pengadukan efektif. Untuk mengatasi agar tidak terbentuk vorteks
sehingga dalam waktu tertentu akan membuat larutan yaitu dengan memberi baffle pada dinding tangki
homogen dan mencapai viskositas yang seragam. sehingga dapat memecah terjadinya pusaran pada saat
Penggunaan jenis impeller mempengaruhi pola aliran proses pengadukan.
yang terjadi. Pada impeller jenis propeller mempunyai
pola aliran axial dan radial dimana pergerakan glitter 3.1.5 Hubungan Bilangan Reynold dan Froude Number
sejajar dengan sumbu poros impeller begitu pula pada Froude Number adalah bilangan yang tak
impeller jenis turbine menghasilkan pola aliran axial dan berdimensi yang menunjukkan perbandingan antara gaya
radial dimana aliran ke bawah dan menyapu glitter ke inersia dengan gaya gravitasi. Froude Number hanya
atas. digunakan dalam perhitungan pada sistem pengadukan
Impeller jenis propeller dapat digunakan untuk dalam tangki tanpa baffle (sekat). Pada sistem ini, bentuk
untuk cairan yang mempunyai viskositas rendah dan permukaan cairan pada tangki membentuk pusaran
tidak bergantung pada ukuran dan serta bentuk tangki.. (vorteks) karena dipengaruhi gaya gravitasi. Vorteks
Sama halnya impeller jenis propeller, impeller jenis menunjukkan adanya keseimbangan gaya gravitasi
turbine digunakan pada viskositas fluida yang rendah dengan gaya inersia. Dalam teori, vorteks akan muncul
namun disekitar turbine terjadi daerah turbulensi, arus apabila bilangan Froude > 1, dan aliran yang terbentuk
dan geseran yang kuat antar fluida. Jenis aliran di dalam jika NRe < 10 maka aliran laminar, jika NRe > 104 maka
bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis aliran turbulen.[3] Dari hasil pengamatan praktikum, pada
impeller, karakteristik fluida, ukuran dimensi (proporsi) saat kecepatan pengadukan dibawah 140 rpm belum
tangki, sekat dan kecepatan putar. Kecepatan fluida pada terbentuk vorteks sedangkan pada saat kecepatan
setiap titik dalam tangki mempunyai tiga komponen arah pengadukan lebih dari 210 rpm terbentuk vorteks, dan
dan pola alir keseluruhan didalam tangki itu bergantung dari data perhitungan nilai Froude Number dari Impeller
pada variasi dari ketiga komponen arah kecepatan propeller dan Impeller turbine < 1. Hal ini disebabkan
tersebut dari satu lokasi ke lokasi lain. [2] karna tangki tidak memenuhi standar atau terlalu kecil
sehingga menghasilkan perhitungan dengan nilai Froude
3.1.2 Torsi dari proses pengadukan Number < 1.
Torsi adalah kemampuan suatu benda untuk
berputar, dimana torsi ini dipengaruhi oleh daya yang 4. SIMPULAN
diberikan. Bedasarkan hasil pengamatan dan perhitungan 1. Impeller propeller dan Impeller turbine
menunjukkan bahwa semakin tinggi kecepatan aliran menghasilkan pola aliran axial dan radial pada saat
maka daya atau power pengadukan semakin besar proses pengadukan.
sehingga menyebabkan nilai torsi juga semakin besar.
Praktikum Operasi Teknik Kimia I, 16 Oktober 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

2. Besar power yang diperlukan untuk memutar


pengaduk jenis propeller lebih kecil daripada
menggunakan pengaduk jenis turbine. Semakin
besar kecepatan putaran pada proses pengadukan
maka power yang diperlukan juga semakin besar
dan sebaliknya.
3. Semakin besar power yang digunakan maka
semakin besar pula nilai torsinya.
4. Vorteks yang dihasilkan dari data percobaan terjadi
dalam skala kecil karena mengalami aliran transisi.

REFERENSI

[1] Mc. Cabe, W.L. 1985. Unit Operation of


ChemicalEngineering. Tioon Well Finishing Co. Ltd.
Singapura.
[2] Purwanto, D. 2008. “Pengaruh Desain Impeller, Baffle
dan Kecepatan Putar pada Proses Isolasi Minyak
Kelapa Murni Dengan Metode Pengadukan.” In
Seminar Nasional Aplikasi Sains dan Teknologi,
Jurusan Teknik Kimia, Institut Teknologi Adhi Tama
Surabaya (ITATS).
[3] Reza, A., & Sutikno, D.2007. ”Pengaruh Jumlah Sudu
Static Radial Fin Terhadap Laju Perpindahan Kalor
dan Pressure Drop pada Alat Penukar
Kalor”. Malang. Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya.
[4] Wargono, D., Putro, I. P. I. P., & Hendrawan, M. A.
(2016). “Pengaruh Black Carbon Dan Sulfur Terhadap
Koefisien Grip Bahan Ban Luar Dengan Batikan
Lengkung Pada Lintasan Beton Saat Kondisi Kering
Dan Basah (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surakarta)”.
[5] Yuwono, C. W., & Soehartanto, T. 2013.
“Perancangan sistem pengaduk pada bioreaktor
batch untuk meningkatkan produksi biogas”. Jurnal
Teknik ITS, 2(1), F141-F146.
Praktikum Operasi Teknik Kimia I, 16 Oktober 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

LAMPIRAN
A. Data Pengamatan
1. Impeller jenis propeller
Tabel 1. Data Pengamatan Propeller
Variabel Kecepatan Pola Alir Tinggi Vorteks (cm)

70 Axial, Sejajar 0

140 Axial, Sejajar 0

210 Radial 0,5

280 Radial 1

350 Radial 1,5

2. Impeller jenis turbinee


Tabel 2. Data Pengamatan Turbinee
Variabel Kecepatan Pola Alir Tinggi Vorteks (cm)

70 Axial, Sejajar 0

140 Axial, Sejajar 0

210 Radial 0,5

280 Radial 0,8

350 Radial 1,2

B. Data Perhitungan
Diketahui
Diameter tangki : 10 cm
Diameter propeller : 0,04 m
Diameter Turbinee :0,05 m
µwater : 0,00089 kg/m3
ρwater : 997,08 kg/m3
Percepatan Grafitasi : 9,8 m/s2
1 1
Jarak impeller ke dasar tangki (H) : H = 10 = 1,25 cm = 0,0125 m
8 8

Perhitungan torsi, power dan Froude Number.


Persamaan 1
(𝑁 x 𝜌 x 𝐷2 )
𝑅𝑒 =
µ
Persamaan 2
𝑁 𝑥 𝜌 𝑥 𝑁3𝑥 𝐷5
P
𝑔
Persamaan 3
𝑃
τ=
𝜔
Persamaan 4
𝑁2 x 𝐷
Nfr =
𝑔
Praktikum Operasi Teknik Kimia I, 16 Oktober 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Tabel x. Nilai Power dan Torsi


rpm Power pada propeller Power pada Turbinee Torsi pada propeller Torsi pada Turbinee
(Nm) (Nm) (Nm) (Nm)

70 8,13 x 10-6 6,94 x 10-5 1,116 x 10-6 9,52 x 10-6

140 6,45 x 10-5 5,22 x 10-4 6,45 x 10-6 3,56 x 10-5

210 2,14 x 10-4 1,62 x 10-3 9,7361 x 10-6 7,37 x 10-5

280 4,95 x 10-4 3,70 x 10-3 1,69145 x 10-5 1,26 x 10-4

350 9,49 x 10-4 7,05 x 10-3 2,59202 x 10-5 1,92 x 10-4

Tabel y. Nilai Re dan Nfr


rpm Re propeller Re Turbine Nfr propeller Nfr Turbine

70 0,2 x 104 0,32 x 104


0,005556 0,006944
140 0,41 x 104 0,65 x 104
0,022222 0,027778
210 0,62 x 104 0,98 x 104
0,05 0,0625
280 0,83 x 104 1,3 x 104
0, 088889 0,111111
350 1,04 x 104 1,6 x 104
0,138889 0,173611

C. Grafik Pengamatan

Grafik Hubungan antara power dengan rpm

0.008
0.007
0.006
0.005
Power

propeller
0.004
Turbine
0.003
0.002
0.001
0
0 100 200 300 400
rpm

Gambar 1. Grafik Hubungan antara power dengan rpm


Praktikum Operasi Teknik Kimia I, 16 Oktober 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Grafik Hubungan antara torsi dengan rpm

0.00025

0.0002

0.00015
Propeller
Torsi

0.0001 turbine

0.00005

0
0 100 200 300 400
rpm

Gambar 2. Grafik Hubungan antara torsi dengan rpm

Grafik Hubungan antara Re number dengan rpm

18000
16000
14000
12000
Re Number

10000 Propeller
8000 Turbine
6000
4000
2000
0
0 100 200 300 400
rpm

Gambar 3. Grafik Hubungan antara Re number dengan rpm


Praktikum Operasi Teknik Kimia I, 16 Oktober 2017, Jurusan Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang

Grafik Hubungan antara Nfr dengan rpm

0.2
0.18
0.16
0.14
0.12
Propeler
Nfr

0.1
turbine
0.08
0.06
0.04
0.02
0
0 100 200 300 400
rpm

Gambar 4. Grafik Hubungan antara Nfr dengan rpm

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy