0% found this document useful (0 votes)
108 views9 pages

1 SM PDF

This document summarizes a research paper that analyzes the review of regional government financial reports (LKPD) in Minahasa Regency, North Sulawesi, Indonesia. The study finds that the implementation of the LKPD review by the Inspectorate in 2015 and 2016 did not comply with the guidelines in the Minister of Home Affairs Regulation regarding LKPD reviews. Specifically, there was inadequate review planning and the reviews were not conducted according to the schedule. The paper provides background on regional autonomy, government financial reporting standards, and the purpose and guidelines for conducting LKPD reviews. It analyzes literature on accounting, government accounting, and the LKPD review process.

Uploaded by

Wiby Lay
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
108 views9 pages

1 SM PDF

This document summarizes a research paper that analyzes the review of regional government financial reports (LKPD) in Minahasa Regency, North Sulawesi, Indonesia. The study finds that the implementation of the LKPD review by the Inspectorate in 2015 and 2016 did not comply with the guidelines in the Minister of Home Affairs Regulation regarding LKPD reviews. Specifically, there was inadequate review planning and the reviews were not conducted according to the schedule. The paper provides background on regional autonomy, government financial reporting standards, and the purpose and guidelines for conducting LKPD reviews. It analyzes literature on accounting, government accounting, and the LKPD review process.

Uploaded by

Wiby Lay
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836

ANALISIS ATAS REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


KABUPATEN MINAHASA

Ryane B.T. Manampiring1, Jantje J. Tinangon2, Dhullo Affandi3


1,2,3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi, Universitas Sam Ratulangi, Jl. Kampus Bahu, Manado,
95115, Indonesia

E-mail : ryanemanampiring32@gmail.com

ABSTRACT
Regional autonomy is an effort of regional empowerment in making regional decisions more
freely and is responsible for managing the resources owned. The Regional Head has an
obligation to account for the use of local budgets to the DPRD and the general public. The
accountability report is a Financial Report prepared by the Regional Government. Before the
report is given to the regional head of LKPD, it should be reviewed by the inspectorate to
obtain sufficient confidence whether the financial statements have been prepared in
accordance with government accounting standards and have been presented in accordance
with the appropriate internal control system. The reviews consist of planning, and reporting.
Based on the results of this study, the implementation of review of LKPD by Inspectorate of
Fiscal Year 2015 and 2016 in Minahasa District has not been in accordance with the
Implementation Guidelines of the Revision as stipulated in the Regulation of the Minister of
Home Affairs Number 4 Year 2008 on Guidance of Implementation of LKPD Review. This is
due to the absence of adequate review planning in the SPI assessment, and the
implementation of reviews that are not in accordance with the schedule.
Keyword : Review Inspektorat, Government Financial Report (LKPD)

1. PENDAHULUAN
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, laporan keuangan adalah
bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode.
Untuk itu, penyajian laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif
sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 yaitu
relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Komponen laporan keuangan
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan
Atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.
Menurut Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 menjelaskan reviu adalah prosedur
penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan, permintaan keterangan, dan analitik.
Reviu LKPD bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa LKPD disusun
berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan disajikan sesuai Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP). Bedanya dengan audit reviu tidak memberikan opini dan
tidak menguji kebenaran substansi dokumen, (Simpen, 2015).
Pemerintah kabupaten minahasa adalah lembaga atau instansi pemerintahan yang
pengelolaan keuangan harus disajikan secara transparansi dan akuntabilitas, dalam arti
bahwa proses pengelolaan keuangan dapat di pertanggungjawabkan kepada publik, akan
tetapi didalam pelaksanaannya banyak masalah yang sering muncul dalam pengelolaan
keuangan yang terjadi untuk itu reviu Laporan Keuangan yang ada di pemerintah
kabupaten Minahasa perlu untuk dilakukan. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi
Inspektorat Minahasa untuk dapat memenuhi kewajiban dalam hal pelaksanaan reviu

828
Ryane B.T. Manampiring, Jantje J. Tinangon, Dhullo Afandi

yang baik dan benar sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun
2006 tentang pedoman pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, karena
ini diperlukan agar Laporan Keauangan Pemerintah Daerah dapat digunakan dengan lebih
efisien dan efektif, sesuai dengan kegunaan dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
tersebut. Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 4 Tahun 2008
dapat mengarahkan pelaksanaan reviu di pemerintahan kabupaten Minahasa ke arah yang
lebih baik, dengan tujuan dan sasaran yang jelas dan tepat demi terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance).
Pelaksanaan reviu yang baik tentu akan menghasilkan Laporan Keuangan yang
berkualitas dan sesuai dengan harapan di masyarakat. Persoalan yang sering muncul
selama ini adalah proses pelaksanaan reviu seringkali memiliki beberapa kendala seperti
Pelaksanaan reviu LKPD belum optimal. Reviu telah dilakukan berdasarkan pedoman
pelaksanaan reviu LKPD yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
4 Tahun 2008, namun semua tahapan reviu belum dilaksanakan secara lengkap. Tenaga
Pengawas belum secara merata memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan
reviu LKPD. Selain itu, pengendalian mutu atas reviu belum dilakukan secara konsisten
untuk menjamin kesesuaiannya dengan pedoman yang berlaku dan meningkatkan kualitas
hasil reviu. Hal ini perlu diperhatikan karena berpengaruh dalam pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah yang nantinya akan diserakan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan nantinya akan ditindak lanjuti.

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengglolongan, pengiktisaran, dan pelaporan atas
suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari segi isi, dan berdasarkan standar
yang diakui umum. Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat
mengetahui posisi keuangan perusahaan serta hasil operasi pada setiap waktu yang
diperlukan, sehingga dapat mengambil keputusan maupun pemilihan dari berbagai tindakan
alternatif dibidang ekonomi (Bahri, 2016:2).

2.2. Akuntansi Sektor Publik


Akuntansi Sektor Publik merupakan sebuah entitas yang segala aktivitasnya
berhubungan dengan domain publik untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik.
Dalam hal ini akuntansi sektor publik dengan akuntansi sektor swasta berbeda namun fungsi
sektor publik sebenarnya juga biasa dilakukan oleh sektor swasta, misalnya tugas untuk
menghasilkan beberapa jenis pelayanan, seperti layanan komunikasi, penarikan pajak,
pendidikan, transportasi publik, dan sebagainya Hastuti, (2013).

2.3 Akuntansi Pemerintahan


Pemerintahan menyusun Sistem akuntansi pemerintahan yang mengaju pada sisitem
akuntansi pemerintahan. Pemerintahan Pusat diatur dengan peraturan Menteri Keuangan yang
mengacu pada pedoman umum sistem akuntansi pemerintahan. Sistem akuntansi
pemerinahan daerah diatur dengan peraturan Guubernur/Bupati/ Walikota yang megacu pada
pedoman sistem Akuntansi Pemerintahan diatur dengan peraturan Menteri Keuangan setelah
berkoordinasi dengan Mendagri.

2.4 Standar Akuntansi Pemerintahan


Sistem akuntansi pemerintahan adalah rangkaian sistematik dari prosedur
penyelenggara, peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis
transaksi sampai dengan pelaporan keuangan dilingkungan organisasi pemerintah.

829
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836

2.5 Akuntansi Keuangan Daerah


Akuntansi keuangan daerah adalah suatu disiplin ilmu yang menyediakan informasi
yang diperlukan oleh entitas pemerintah daerah dalam melaksanakan kegiatannya secara
efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan untuk menghasilkan suatu laporan keuangan
yang akan menjadi dasar stakeholders dalam pengambilan keputusan.

2.6 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah


Laporan keuangan adalah catatan informasi suatu entitas pada suatu periode akuntansi
yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja entitas tersebut. Menurut Heni
Nurani,Euis Eti Sumiyati (2014) Laporan keuangan pemerintah yang disajikan dalam
memenuhi laporan keuangan yang berkualitas apabila memenuhi unsur atau komponen yang
harus dipenuhi.
Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 menjelaskan karakteristik kualitatif laporan
keuangan adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat
normatif yang diperlukan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki: relevan, andal, dapat dibandingkan, dan dapat dipahami.

2.7 Reviu Laporan Keuangan


Reviu menurut Standar Profesional Akuntan Publik yang dikutip dari Siwy (2016)
adalah prosedur permintaan keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi
akuntan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang
harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip
akuntansi berlaku umum di Indonesia atau sesuai dengan basis akuntansi komprehensif yang
lain. Reviu tidak mencakup suatu pemahaman atas pengendalian intern, pengujian atas
catatan akuntansi, dan pengujian atas respon terhadap permintaan keterangan dengan cara
pemerolehan bahan bukti dan prosedur tertentu lainnya yang biasanya dilaksanakan dalam
suatu audit.

2.8 Pedoman Pelaksanaan Reviu


Pedoman pelaksanaan reviu didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri
(PERMENDAGRI) No. 4 Tahun 2008. Pedoman tersebut berisi beberapa hal-hal pokok
dalam pelaksanaan reviu yaitu sebagai berikut :
1. Tahapan Penyusunan Rencana Reviu
2. Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
3. Pelaporan Hasil Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2.9 Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)


Untuk menjamin agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan sesuai dengan tujuan dan
sasaran yang diharapkan, maka perlu adanya pengawasan. Pengawasan dilakukan oleh pihak-
pihak yang berwenang, baik pengawasan oleh pihak eksternal maupun pihak internal. Pihak
eksternal yang mengawasi penyelenggaraan pemerintahan adalah Badan Pemeriksa
Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) sedangkan pihak internal yang melakukan
pengawasan adalah Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP).

2.10 Sistem Pengendalian Intern (SPI)


Pengelolaan keuangan Negara yang telah terdesentralisasi menyebabkan meningkatnya
kebutuhan akan perbaikan SPI. Pemerintah wajib melakukan pengendalian atas
penyelenggaraan kegiatan untuk mencapai pengelolaan keuangan Negara yang efektif,
efisien, transparan, dan akuntabel. Pengendalian intern pada pemerintah pusat dan

830
Ryane B.T. Manampiring, Jantje J. Tinangon, Dhullo Afandi

pemerintah daerah dirancang dengan berpedoman pada PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPI adalah proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP Nomor 60 Tahun 2008). SPIP
adalah SPI yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah

2.11 Penelitian Terdahulu.


Komang Widyarini (2016) dalam penelitian berjudul Pengaruh Prosedur, Pendidikan,
Tekanan Waktu, dan Anggaran Reviu Pada Kualitas Reviu Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur reviu, latar belakang pendidikan, dan
anggaran dana reviu berpengaruh positif
pada kualitas reviu LKPD
Made Wahyu Saputra (2013) dalam penelitian berjudul Review Laporan Keuangan Pada
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng Sesuai Dengan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP). Hasil Penelitian menunjukkan format laporan keuangan telah
sesuai dengan SAP.

3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Kuncoro
(2013:12) mendefinisikan bahwa penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian
yang tujuannya untuk menyiapkan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
hubungan antara fenomena yang diuji. Dimana peneliti secara langsung mendatangi
objek penelitian yaitu Inspektorat Minahasa untuk memperoleh data-data dan
informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis reviu Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD).

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Pemerintah Kabupaten Minahasa yang bertempat di
Inspektorat Kabupaten Minahasa Jl. Kembuan I Tondano Utara, Sulawesi Utara.
Adapun waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2017 sampai dengan dengan selesai.

3.3 Jenis Dan Sumber Data


3.3.1 Jenis Data
Kuncoro (2013:145) menyatakan bahwa data merupakan sekumpulan
informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Jenis data yang di maksud
yaitu:
1. Data Kuantitatif
Adalah data penelitian berupa numerik dan analisis menggunakan statistik.
2. Data kualitatif
Adalah data yang bersumber dari lokasi penelitian yang berupa keterangan dan
uraian untuk mengadakan analisis dan menyajikannya dalam penelitian melalui
teori-teori yang berlaku.
Penelitian ini menggunakan data kualitatif berupa data-data atau dokumen mengenai
prosedur reviu Laporan Keungan Pemerintah Daerah yaitu Laporan Hasi Reviu
Laporan keuangan Pemerintah Daerah Tahun anggaran 2015-2016.

831
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836

3.3.2 Sumber Data


Menurut Kuncoro (2013:148) data dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai
berikut:
1. Data primer adalah data yang diperoleh dengan survey lapangan di Inspektorat
Kabupaten Minahasa yang menggunakan semua metode pengumpulan data
original.
2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder dalam penelitian ini terdiri dari berikut ini:
a. Data berupa dokumen-dokumen reviu yang dapat digunakan untuk
menganalisis reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
b. Buku-buku literatur, dan jurnal-jurnal penelitian sebelumnya yang
berhubungan dengan penelitian ini.

3.4 Prosedur Penelitian


Prosedur yang dilakukan dalam skripsi ini mengunakan tahap penelitian
berhubungan dengan masalah yang diteliti. Tahapan - tahapan tersebut yakni sebagai
berikut:
1. Mengajukan Permohonan Penelitian kepada Dinas Inspektorat kabupaten
Minahasa
2. Mengidentifikasi permasalahan untuk dipecahkan melalui metode deskriptif
3. Merumuskan permasalahan yang jelas dan menentukan tujuan dan manfaat
penelitian
4. Mengumpulkan data dan informasi yang jelas mengenai Reviu Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah yaitu laporan hasil reviu atas laporan keuangan pemerintah
daerah tahun anggaran 2015 dan 2016.
5. Melakukan analisis data yaitu laporan hasil reviu atas laporan keuangan
pemerintah daerah tahun anggaran 2015 dan 2016 dengan menggunakan analisis
deskriptif, dalam penelitian ini data yang akan dianalisis adalah Prosedur Reviu
Laporan keuangan Pemerintah Daerah
6. Mengajukan kesimpulan yang logis berdasarkan hasil penelitian tersebut dan
memberikan saran pada Inspektorat Kabupaten Minahasa.

3.5 Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara langsung, yaitu dengan melakukan percakapan langsung serta Tanya
jawab dengan pihak Inspektorat Kabupaten Minahasa.
2. Studi dokumentasi, dilakukan dengan melakukan penelusuran terhadap dokumen-
dokumen yang mendukung penelitian ini, seperti Kertas Kerja dan Laporan Hasil
Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2016.

3.6 Metode Analisis


Metode analis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yaitu yang dimaksud untuk menggambarkan objek yang diteliti dan mengetahui
tentang proses reviu yang dilakukan Inspektorat terhadap Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah kabupaten Minahasa yang di dalamnya terdapat 3 (Tiga) Tahapan
yaitu Penyusunan Rencana Reviu, Pelaksanaan Reviu dan Pelaporan Hasil Reviu.
data-data tersebut dibandingkan dengan Peraturan Mentri No 4 Tahun 2008, sehingga
bisa ditarik kesimpulan mengenai Proses Reviu yang dimulai dari Penyusunan

832
Ryane B.T. Manampiring, Jantje J. Tinangon, Dhullo Afandi

Rencana Reviu, Pelaksanaan Reviu dan Pelaporan Hasil Reviu yang dilakukan Oleh
Inspektorat Minahasa

4. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil analisis
4.1.1.Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah T.A 2015
4.1.1.1 Sistem Pengendalian Intern ( SPI )
Hasil penelaahan atas Sistem Pengendalian Intern dalam pengelolaan keuangan daerah
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa menunjukkan hasil
pengujian belum sepenuhnya mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga
masih terdapat kelemahan- kelemahan sebagai berikut :
a. Organisasi
b. Kebijakan
c. Personalia
d. Perencanaan
e. Sistem dan Prosedur
f. Pembukuan dan Pencatatan
g. Pelaporan
h. Pengawasan
4.1.1.2 Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
Kesesuaian Terhadap Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
a. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1. Terdapat Aset Lancar kas di Bendahara Pengeluaran Sebesar yang terdiri
dari Uang Persediaan dan Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) belum
di catat dalam Catatan Laporan Keuangan (CaLK)
2. Terdapat Perbedaan Data antara Neraca Aset Tetap pada Bidang Barang
Milik Daerah dan Bidang Akuntansi
3. Penyajian Neraca LKPD 2015 tidak sesuai dengan SAP. Hal ini ditandai
dengan Kaidah Aset sama dengan Kewajiban ditambah Ekuitas tidak
terpenuhi.
4. Terdapat kurang saji pada utang PFK. Hal ini ditandai dengan data
SILPA tidak sama dengan Kas Lancar di tambah dengan Utang PFK
5. Penyajian saldo akhir Kas tahun berjalan pada Neraca tidak sama dengan
saldo akhir kas tahun berjalan pada LAK
6. Terdapat kurang saji utang PFK
7. Ketidak selarasan pendapatan pajak
8. Terdapat beban persediaan yang tidak dicatat dalam Laporan
Operasional (LO)

b. Laporan Keuangan SKPD


1. Pencatatan Aset tetap pada Neraca SKPD tidak sesuai dengan data
pendukung Laporan Barang Inventaris.
2. Laporan Keuangan SKPD tidak sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintah (SAP) Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010.

4.1.2. Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah T.A 2016


4.1.2.1.Sistem Pengendalian Intern ( SPI )
Hasil Reviu atas Sistem Pengendalian Intern dalam pengelolaan keuangan daerah
yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Minahasa terhadap Laporan Keuangan
tahun 2016 melalui serangkaian prosedur reviu yang telah dilakukan berdasarkan hasil

833
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836

pengamatan, permintaan keterangan/wawancara terbatas dan data keuangan yang diperoleh


selama melaksanakan reviu menunjukkan hasil pengujian belum sepenuhnya mengikuti
ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga masih terdapat kelemahan- kelemahan.

4.1.2.2.Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)


Kesesuaian Terhadap Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)
1. Pengeluaran Pembiayaan untuk penyertaan modal pada Laporan Realisasi
Anggaran tidak sesuai dengan penambahan Nilai penyertaan modal daerah di
Neraca.
2. Terdapat ketidaksesuaian pencatatan antara Penerimaan/pengeluaran
pembiayaan pinjaman jangka panjang pada LRA dengan Utang jangka panjang
ditambah bagian lancar utang jangka panjang tahun berkenaan dikurangi utang
jangka panjang tahun sebelumnya pada Neraca
3. Terjadi perbedaan pencatatan antara Arus Kas keluar dari Aktivitas Investasi
pada LAK dengan Belanja modal pada LRA
4. Terdapat ketidaksesuaian pencatatan antara Saldo akhir kas dineraca tahun
berjalan dengan saldo akhir kas di LAK tahun berjalan
5. Saldo Utang PFK tahun berjalan pada Neraca tidak sesuai dengan saldo utang
PFK tahun sebelumnya (Neraca) ditambah penerimaan PFK tahun berjalan
dikurangi pengeluaran PFK tahun berjalan (LAK)
6. SILPA pada LRA tidak sesuai dengan Saldo Anggaran Lebih (SAL) akhir pada
Laporan Perubahan SAL
7. Ekuitas Akhir pada laporan perubahan Ekuitas tidak sesuai dengan Ekuitas pada
Neraca.
8. Badan Penanaman Modal
Terdapat perbedaan antara Ekuitas Dana yang ada pada Neraca dan yang ada
pada Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Terdapat Saldo Kas di Bendahara
Pengeluaran yang belum diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuaangan
(CALK).
9. Terdapat Perbedaan Nilai Asset Tetap khususnya Peralatan dan Mesin, dimana
pada Neraca sedangkan pada catatan Pengurus/penyimpan Barang
10. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
a. Terdapat perbedaan antara Ekuitas Dana yang ada pada Neraca dan yang ada
pada Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Terdapat Saldo Persediaan yang
belum diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuaangan (CALK).
11. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa.
a. Terdapat perbedaan antara Ekuitas Dana yang ada pada Neraca dan yang ada
pada Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), Terdapat Saldo Kas di Bendahara
Pengeluaran yang belum diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan
Keuaangan (CALK).

4.2.Pembahasan
4.2.1 Analisis Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa TA
2015 dan TA 2016
Dalam menganalisis perecanaan dan data yang telah diuraikan di atas untuk
menganalisis pelaksanaan reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan

834
Ryane B.T. Manampiring, Jantje J. Tinangon, Dhullo Afandi

3. Pelaporan

4.2.1.1 Reviu LKPD TA. 2015 dan TA 2016


a. Perencanaan Reviu LKPD
Inspektorat Kabupaten Minahasa dalam melaksanakan kegiatan reviu
sebelumnya telah melakukan proses perencanaan reviu LKPD kabupaten Minahasa
Tahun anggara 2015 dan Tahun Anggaran 2016 perencanaan reviu dilakukan agar reviu
dapat dilaksanakan secara terstruktur dan tujuan reviu dapat tercapai . perencanaan
reviu terdiri atas 3 Proses yaitu :
1. Pemahaman Atas Entitas
2. Penilaian SPI
b. Pelaksanaan Reviu LKPD
Kegiatan-kegiatan dalam proses pelaksanaan tersebut meliputi penelusuran angka,
permintaan, dan prosedur analitis.
1. Teknik Penelusuran Angka
2. Permintanaan Keterangan
3. Prosedur Analitis
c. Pelaporan Reviu LKPD
Hasil Pelaksanaan Reviu LKPD Tahun Anggaran 2015 dan Tahun Anggaran
2016 telah disampaikan oleh Inspektur Kepada Bupati Minahasa melalui Surat Nomor
1/LHR/IK-MIN/III/2016 tanggal 28 Maret 2016 dan Surat Nomor 1/LHR/IK-
MIN/III/2017 tanggal 8 Maret 2017. Laporan tersebut terdiri atas Pernyataan Reviu,
Dasar Reviu, Waktu Pelaksanaan Reviu, Tujuan dan Sasaran Reviu, Ruang Lingkup
Reviu, Simpulan Dan Rekomendasi.

5.KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
Mekanisme Reviu atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa
Tahun anggaran 2015 dan 2016 belum sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Reviu yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reviu LKPD. Hal ini disebabkan belum adanya perencanaan reviu yang
memadai yang terdapat pada penilaian SPI, dan pelaksanaan reviu yang tidak sesuai dengan
jadwal serta pelaksanaan pada prosedur analitis yang masih terdapat beberapa masalah pada
Pelaporan Keuangan.

5.2 Saran
Berdasarkan hasil Analisa Dampak Reviu Inspektorat Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Minahasa Tahun Anggaran 2015 dan 2016, penulis dapat memberikan
saran perbaikan sebagai berikut :
Pemerintah Daerah agar melakukan pendidikan dan pelatihan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah dan meningkatkan kemampuan pegawai Inspektorat melalui pelatihan-
pelatihan dalam melaksanakan reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Agar dapat
meningkatkan peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah, Pemerintah Daerah dapat
berkoordinasi dengan Instansi Pembina Aparat Pengawas Intern Pemerintah baik Inspektorat
Jenderal Departemen Dalam Negeri maupun Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).

835
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836

DAFTAR PUSTAKA
Agustina, F, Bekaiang. 2016. “Pengaruh Prosedur Reviu Terhadap Kualitas Reviu Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Di Kabupaten Minahasa Utara”.
Arif Bahtiar, Muchlis dan Iskandar. 2009. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Akademia.
Bahri, Syaiful. 2016. Pengatar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Darise, Nurlan. 2012. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). Indeks.
Jakarta.
Eivani, F. Narazi, K and Emami, M. 2012. African Journal of Business Management.
Kuncoro, Mudrajad 2013 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 2.
Mahmudi, 2011, Akuntansi Sektor Publik, Cetakan Pertama, Yogyakarta.
Nordiawan, Deddy 2011. Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat. Jakarta
Pujiyanti, Ferra,. 2015. Akuntansi Dasar. Penerbit: Lembar Pustaka Indonesia. Tangerang.
Priyati, Novi. 2016. Pengatar Akuntansi. Tim Indeks. Jakarta Barat.
Saputra, Andrew, 2013. “Analisis Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada
BPBD Sulawesi Utara”.
Tanjung, Abdul. 2012. Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual. Alfabet, Bandung.

836

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy