1 SM PDF
1 SM PDF
E-mail : ryanemanampiring32@gmail.com
ABSTRACT
Regional autonomy is an effort of regional empowerment in making regional decisions more
freely and is responsible for managing the resources owned. The Regional Head has an
obligation to account for the use of local budgets to the DPRD and the general public. The
accountability report is a Financial Report prepared by the Regional Government. Before the
report is given to the regional head of LKPD, it should be reviewed by the inspectorate to
obtain sufficient confidence whether the financial statements have been prepared in
accordance with government accounting standards and have been presented in accordance
with the appropriate internal control system. The reviews consist of planning, and reporting.
Based on the results of this study, the implementation of review of LKPD by Inspectorate of
Fiscal Year 2015 and 2016 in Minahasa District has not been in accordance with the
Implementation Guidelines of the Revision as stipulated in the Regulation of the Minister of
Home Affairs Number 4 Year 2008 on Guidance of Implementation of LKPD Review. This is
due to the absence of adequate review planning in the SPI assessment, and the
implementation of reviews that are not in accordance with the schedule.
Keyword : Review Inspektorat, Government Financial Report (LKPD)
1. PENDAHULUAN
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, laporan keuangan adalah
bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan negara/daerah selama suatu periode.
Untuk itu, penyajian laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif
sebagaimana disyaratkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 yaitu
relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami. Komponen laporan keuangan
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,
Neraca, Laporan Arus Kas, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Catatan
Atas Laporan Keuangan. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi
yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan.
Menurut Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2006 menjelaskan reviu adalah prosedur
penelusuran angka-angka dalam laporan keuangan, permintaan keterangan, dan analitik.
Reviu LKPD bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas bahwa LKPD disusun
berdasarkan Sistem Pengendalian Intern (SPI) yang memadai dan disajikan sesuai Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP). Bedanya dengan audit reviu tidak memberikan opini dan
tidak menguji kebenaran substansi dokumen, (Simpen, 2015).
Pemerintah kabupaten minahasa adalah lembaga atau instansi pemerintahan yang
pengelolaan keuangan harus disajikan secara transparansi dan akuntabilitas, dalam arti
bahwa proses pengelolaan keuangan dapat di pertanggungjawabkan kepada publik, akan
tetapi didalam pelaksanaannya banyak masalah yang sering muncul dalam pengelolaan
keuangan yang terjadi untuk itu reviu Laporan Keuangan yang ada di pemerintah
kabupaten Minahasa perlu untuk dilakukan. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi
Inspektorat Minahasa untuk dapat memenuhi kewajiban dalam hal pelaksanaan reviu
828
Ryane B.T. Manampiring, Jantje J. Tinangon, Dhullo Afandi
yang baik dan benar sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun
2006 tentang pedoman pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, karena
ini diperlukan agar Laporan Keauangan Pemerintah Daerah dapat digunakan dengan lebih
efisien dan efektif, sesuai dengan kegunaan dari Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
tersebut. Adanya Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 4 Tahun 2008
dapat mengarahkan pelaksanaan reviu di pemerintahan kabupaten Minahasa ke arah yang
lebih baik, dengan tujuan dan sasaran yang jelas dan tepat demi terciptanya tata kelola
pemerintahan yang baik (Good Governance).
Pelaksanaan reviu yang baik tentu akan menghasilkan Laporan Keuangan yang
berkualitas dan sesuai dengan harapan di masyarakat. Persoalan yang sering muncul
selama ini adalah proses pelaksanaan reviu seringkali memiliki beberapa kendala seperti
Pelaksanaan reviu LKPD belum optimal. Reviu telah dilakukan berdasarkan pedoman
pelaksanaan reviu LKPD yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
4 Tahun 2008, namun semua tahapan reviu belum dilaksanakan secara lengkap. Tenaga
Pengawas belum secara merata memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam melakukan
reviu LKPD. Selain itu, pengendalian mutu atas reviu belum dilakukan secara konsisten
untuk menjamin kesesuaiannya dengan pedoman yang berlaku dan meningkatkan kualitas
hasil reviu. Hal ini perlu diperhatikan karena berpengaruh dalam pelaporan Keuangan
Pemerintah Daerah yang nantinya akan diserakan kepada Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) dan nantinya akan ditindak lanjuti.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah seni pencatatan, pengglolongan, pengiktisaran, dan pelaporan atas
suatu transaksi dengan cara sedemikian rupa, sistematis dari segi isi, dan berdasarkan standar
yang diakui umum. Oleh karena itu, pihak yang berkepentingan atas perusahaan dapat
mengetahui posisi keuangan perusahaan serta hasil operasi pada setiap waktu yang
diperlukan, sehingga dapat mengambil keputusan maupun pemilihan dari berbagai tindakan
alternatif dibidang ekonomi (Bahri, 2016:2).
829
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836
830
Ryane B.T. Manampiring, Jantje J. Tinangon, Dhullo Afandi
pemerintah daerah dirancang dengan berpedoman pada PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). SPI adalah proses yang integral pada
tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh
pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset Negara
dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan (PP Nomor 60 Tahun 2008). SPIP
adalah SPI yang diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Kuncoro
(2013:12) mendefinisikan bahwa penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian
yang tujuannya untuk menyiapkan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau
hubungan antara fenomena yang diuji. Dimana peneliti secara langsung mendatangi
objek penelitian yaitu Inspektorat Minahasa untuk memperoleh data-data dan
informasi yang dibutuhkan dalam menganalisis reviu Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD).
831
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836
832
Ryane B.T. Manampiring, Jantje J. Tinangon, Dhullo Afandi
Rencana Reviu, Pelaksanaan Reviu dan Pelaporan Hasil Reviu yang dilakukan Oleh
Inspektorat Minahasa
833
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836
4.2.Pembahasan
4.2.1 Analisis Reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Minahasa TA
2015 dan TA 2016
Dalam menganalisis perecanaan dan data yang telah diuraikan di atas untuk
menganalisis pelaksanaan reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang mengacu
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor. 4 Tahun 2008 tentang Pedoman
pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan Daerah adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
834
Ryane B.T. Manampiring, Jantje J. Tinangon, Dhullo Afandi
3. Pelaporan
5.2 Saran
Berdasarkan hasil Analisa Dampak Reviu Inspektorat Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Minahasa Tahun Anggaran 2015 dan 2016, penulis dapat memberikan
saran perbaikan sebagai berikut :
Pemerintah Daerah agar melakukan pendidikan dan pelatihan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Reviu Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah dan meningkatkan kemampuan pegawai Inspektorat melalui pelatihan-
pelatihan dalam melaksanakan reviu Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Agar dapat
meningkatkan peran Aparat Pengawas Intern Pemerintah, Pemerintah Daerah dapat
berkoordinasi dengan Instansi Pembina Aparat Pengawas Intern Pemerintah baik Inspektorat
Jenderal Departemen Dalam Negeri maupun Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (BPKP).
835
Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12(2), 2017, 828-836
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, F, Bekaiang. 2016. “Pengaruh Prosedur Reviu Terhadap Kualitas Reviu Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Di Kabupaten Minahasa Utara”.
Arif Bahtiar, Muchlis dan Iskandar. 2009. Akuntansi Pemerintahan. Jakarta : Akademia.
Bahri, Syaiful. 2016. Pengatar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Darise, Nurlan. 2012. Akuntansi Keuangan Daerah (Akuntansi Sektor Publik). Indeks.
Jakarta.
Eivani, F. Narazi, K and Emami, M. 2012. African Journal of Business Management.
Kuncoro, Mudrajad 2013 Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 2.
Mahmudi, 2011, Akuntansi Sektor Publik, Cetakan Pertama, Yogyakarta.
Nordiawan, Deddy 2011. Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat. Jakarta
Pujiyanti, Ferra,. 2015. Akuntansi Dasar. Penerbit: Lembar Pustaka Indonesia. Tangerang.
Priyati, Novi. 2016. Pengatar Akuntansi. Tim Indeks. Jakarta Barat.
Saputra, Andrew, 2013. “Analisis Penerapan Sistem dan Prosedur Pengeluaran Kas pada
BPBD Sulawesi Utara”.
Tanjung, Abdul. 2012. Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual. Alfabet, Bandung.
836