(The Effect of The Additionof Sugar and Fermentationtime On The Quality of Ferbeet
(The Effect of The Additionof Sugar and Fermentationtime On The Quality of Ferbeet
2017
(The Effect of The Additionof Sugar and FermentationTime on The Quality of Ferbeet
Beverage (Fermented Beetroot))
ABSTRACT
This research was aim to determine the effect of the addition of sugar and fermentation time on the quality of theFerbeet
beverage. This study used a completely randomized design (CRD) with two factors: fermentation time (L): (2 days, 4
days, 6 days, and 8 days) and sugar concentration (P): (10%, 15%, 20 %, and 25%). Parameters measured were total
soluble solid (TSS), pH, alcohol content, organoleptic of color, flavorand taste.The results showed that the addition of
sugar had highly significant effect on total soluble solids and alcohol concentration, had significant effect from
organoleptic taste, had no significanteffect on pH, color and aroma. The fermentation timehad highly significant effect on
total soluble solids, pH, alcohol content, the value of organoleptic aroma and flavor, and had no significant effect on color.
Interaction of sugar addition and fermentation time had significant effect on total dissolved solids and alcohol
concentration, had nosignificant effect on pH and organoleptic of color, aroma, and taste.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan gula pasir dan lama fermentasi terhadap mutu
minuman Ferbeet. Penelitian ini mengunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor: yaitu lama fermentasi
(L): (2 hari, 4 hari, 6 hari, dan 8 hari) dan konsentrasi gula pasir (P): (10%, 15%, 20%, dan 25%). Parameter yang
diamati adalah total padatan terlarut (TSS), pH, kadar alkohol, uji organoleptik warna, uji organoleptik aroma dan rasa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula pasir memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap total
padatan terlarut dan kadar alkohol, berbeda nyata terhadap nilai uji organoleptik rasa, berbeda tidak nyata terhadap pH,
nilai uji organoleptik warna dan aroma. Lama fermentasi memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap total
padatan terlarut, pH, kadar alkohol, nilai uji organoleptik aroma dan rasa, dan berbeda tidak nyata terhadap nilai uji
organoleptik warna. Interaksi penambahan gula pasir dan lama fermentasi memberikan pengaruh berbeda nyata
terhadap total padatan terlarut dan kadar alkohol, berbeda tidak nyata terhadap pH dan nilai organoleptik warna, aroma,
dan rasa.
96
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 1 Th. 2017
kadar alkohol relatif rendah dengan lama ditambahkan dengan konsentrasi 5% dari volume
fermentasi yang tidak terlalu lama. Selain itu, bit sari bit dan air, difermentasi dengan waktu 2 hari,
merah juga mengandung pigmen betalain yang 4 hari, 6 hari, dan 8 hari. Hasil fermentasi
akan memberi warna pada minuman hasil dipasteurisasi dengan suhu 72 oC selama 2
fermentasi. Bit merah (Beta vulgaris) merupakan menit, kemudian didinginkan sampai suhu kamar.
tanaman berbunga yang awalnya dikenal di Analisa mutu ferbet yang dihasilkan
daratan eropa dan diolah sebagai sayuran. Umbi meliputitotal padatan terlarut (Sudarmadji, dkk.,
bit atau yang dalam bahasa Inggris disebut 1986), pH (Apriyantono, dkk., 1989), kadar
dengan beetroot memiliki ciri-ciri warna ungu alkohol (SNI 01-4019-1996), uji organoleptik
kemerahan, rasa yang cenderung manis, serta warna (Soekarto, 1985), uji organoleptik aroma
aroma khas seperti bau tanah. Sedangkan (Soekarto, 1985), dan uji organoleptik rasa
kandungan karbohidrat dan nutrisinya relatif (Soekarto, 1985). Nilai skor organoleptik warna
tinggi sehingga cocok digunakan sebagai bahan (1= ungu kemerahan, 2= merah kecokelatan, 3=
baku pembuatan minuman fermentasi. kecokelatan, 4= cokelat kehitaman), nilai hedonik
Penelitian ini bertujuan untuk aroma (1= tidak suka, 2= agaksuka, 3= suka, 4=
mengetahui pengaruh penambahan gula pasir sangat suka), nilai hedonik rasa (1= tidak suka,
dan lama proses fermentasi terhadap kadar 2= agak suka, 3= suka, 4= sangat suka).
alcohol dan mutu minuman Ferbeet (Fermented
beetroot).
97
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 1 Th. 2017
Total Padatan Terlarut dalam air, sesuai dengan penelitian Nova (2009)
Berdasarkan Tabel 1 danTabel 2 yang menjelaskan bahwa penambahan gula pasir
menunjukkan bahwa penambahan gula pasir dan pada minuman campuran sari buah sebesar
lama fermentasi memberikan pengaruh berbeda 185%, 200%, 215%, 230%, dan 245%
sangat nyata (P<0,01) terhadap total padatan menunjukkan peningkatan kadar total padatan
terlarut minuman.Tabel 1 menunjukkan bahwa terlarut dari 79,6 oBrix sampai 94,6 oBrix dan
perlakuan P4 (penambahan gula pasir sebayak semakin banyak konsentrasi dalam produk maka
25% w/v) menghasilkan nilai total padatan kandungan karbohidrat yang larut akan semakin
terlarut paling tinggi, sedangkan perlakuan P1 tinggi.
(penambahan gula pasir sebanyak 10% w/v) Tabel 2 menunjukkan bahwa lama
menghasilkan nilai total padatan terlarut paling fermentasi memberi pengaruh berbeda sangat
rendah. Perlakuan penambahan gula pasir juga nyata (P<0,01) terhadap nilai total padatan
menunjukkan bahwa semakin tinggi penambahan terlarut yang dihasilkan. Tabel 2 menunjukkan
gula pasir (10%, 15%, 20%, dan 25%) bahwa perlakuan L1 (lama fermentasi 2 hari)
menunjukkan nilai total padatan terlarut yang menghasilkan nilai total padatan terlarut yang
semakin tinggi. Tabel 1menunjukkan bahwa paling tinggi, hal ini sesuai dengan literatur
penambahan gula pasir menghasilkan nilai total Winarno, dkk (1990) yang menyatakan bahwa
padatan terlarut yang semakin tinggi. Hal ini total padatan terlarut merupakan jumlah gula
disebabkan karena gula (sukrosa) tersusun atas pereduksi yang terdapat pada bahan dan
glukosa dan fruktosa dan sangat mudah larut di menurut Judoamidjojo, dkk (1992) yang
98
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 1 Th. 2017
menyatakan bahwa salah satu jenis Semakin lama waktu fermentasi maka jumlah
mikrorganisme yang memiliki daya konversi gula gula yang dikonversi juga semakin banyak,
paling tinggi adalah Saccharomyces cerevisiae. sehingga perlakuan L1 menjadi perlakuan dengan
Perlakuan L1 merupakan perlakuan dengan lama nilai total padatan terlarut paling tinggi.
fermentasi paling singkat, sehingga gula yang Hubungan interaksi penambahan gula pasir dan
dikonversi oleh Saccharomyces cerevisiae akan lama fermentasi terhadap total padatan terlarut
lebih sedikit dibandingkan perlakuan lainnya. dapat dilihat pada Gambar 1.
12.0
10.0
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
2 4 6 8
Lama Fermentasi (hari)
Gambar 1.Hubungan interaksi antara penambahan gula pasir dan lama fermentasi dengan total padatan
terlarut
99
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 1 Th. 2017
semakin tinggi pula. Hal ini sesuai dengan menggunakan Saccharomyces cerevisiae selama
literatur Tahir, dkk (2010), yang menyatakan 21 hari menunjukkan proses peningkatan
bahwa proses fermentasi dengan suhu 30oC, pH, produksi alkohol hingga proses fermentasi
waktu inkubasi 48 jam, dan konsentrasi gula 15% selesai. Proses fermentasi juga dipengaruhi oleh
menunjukkan peningkatan produksi alkohol pH substrat, dimana pH optimum adalah 4.
hingga 94% gula terfermentasi. Hal ini juga Hubungan interaksi antara lama fermentasi dan
didukung literatur Rupesh, dkk (2013), dimana penambahan gula dengan kadar alkohol
pada proses fermentasi bunga Mahua dengan minuman ferbeet dapat dilihat pada Gambar 2
12.0
ŷ1 = -0,013L12 + 0,467L1 - 0,356
R = 0,983
10.0 ŷ2 = -0,013L22 + 0,481L2 + 2,499;
kadar alkohol (%w/w)
R = 0,759
8.0 ŷ3 = -0,010L32 + 0,436L3 + 5,283
R = 0,709
6.0 ŷ4 = -0,013L42 + 0,600L4 + 4,517;
R = 0,841
4.0
2.0
0.0
10 15 20 25
konsentrasi gula (%w/v)
L1= 2 hari L2= 4 hari L3= 6 hari L4= 8 hari
Gambar 2. Hubungan interaksi lama fermentasi dan penambahan gula dengan kadar alkohol minuman
ferbeet
100
Ilmu dan Teknologi Pangan J.Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.5 No. 1 Th. 2017
101