0% found this document useful (0 votes)
97 views16 pages

Persepsi Harga

This document analyzes the influence of price perception, service quality, location, and word of mouth on purchase decisions at Taman Joglo Cafe in Semarang, Indonesia. It finds that all four factors positively influence purchase decisions, with price perception having the strongest effect. The study uses a sample of 100 cafe customers and multiple regression analysis to develop a regression equation to model purchase decisions. It determines that about 73% of the variance in purchase decisions can be explained by the four factors, while the remaining 27% is explained by other unspecified variables.

Uploaded by

Rana Rosidah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
97 views16 pages

Persepsi Harga

This document analyzes the influence of price perception, service quality, location, and word of mouth on purchase decisions at Taman Joglo Cafe in Semarang, Indonesia. It finds that all four factors positively influence purchase decisions, with price perception having the strongest effect. The study uses a sample of 100 cafe customers and multiple regression analysis to develop a regression equation to model purchase decisions. It determines that about 73% of the variance in purchase decisions can be explained by the four factors, while the remaining 27% is explained by other unspecified variables.

Uploaded by

Rana Rosidah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 16

DIPONEGORO JOURNAL OF MANAGEMENT Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 1-16

http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr ISSN (Online): 2337-3792

ANALISIS PENGARUH PERSEPSI HARGA, KUALITAS PELAYANAN, LOKASI,


DAN WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi pada Taman Joglo Cafe Semarang)

Brian Hesmu Nurcahyo,Imroatul Khasanah1


Brianesmu@gmail.com

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro


Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT
This research was conducted as a decline in sales at Taman Joglo Cafe for several
months, so we have to know what factors that influence the purchase decision . This study
aims to determine the effect of price perception, service quality, location, and word of
mouth on purchase decision on Taman Joglo Café Semarang and which ones have the
most impact.
The research data was collected from 100 consumers Taman Joglo Café Semarang.
Sampling in this study using non-probability sampling technique . The analysis used in this
study is multiple regression analysis . Before multiple regression analysis also do validity
and reliability testing and classical assumption testing.And after that also do the
hypothesis testing and coefficient of determination. The results of the study found that the
following regression equation: Y = 0,745 + 0,363 + 0,217 + 0,116 .
Regression analysis showed variable of price perception, service quality, location,
and word of mouth have a positive influence to the purchase decision. The most influential
variable was price perception, followed by service quality, location and word of mouth.
The analysis result using t test showed that price perception, service quality, location, and
word of mouth individually have a significant influence on purchasing decisions. This
equation model had F value of 67.784 with a significance level of 0.000. The analysis
result using coefficient of determination was discovering about 73,0% variable of
purchasing decision can be summarized by the variant of variable price perception,
service quality, location, and word of mouth, whilst 27.0% summarized by other variable
which unexplained in this research.

Keywords: purchase decision, price perception, service quality, location, and word of
mouth
.

PENDAHULUAN
.
Dalam upaya mendatangkan pelanggan dan mempertahankan pelanggan yaitu
menumbuhkan minat untuk beli dan akhirnya melakukan keputusan membeli tidak mudah.
Banyak faktor yang mempengaruhi hal itu. Baik dari faktor internal atau dari dalam diri

1
Corresponding author
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 2

konsumen ataupun pengaruh eksternal yaitu rangsangan luar yang dilakukan oleh pelaku
usaha.(Schiffman dan Kanuk, 2008).
Suatu perusahaan harus dapat mengetahui persaingan bisnis yang terjadi saat ini
supaya dapat mengetahui perilaku konsumen saat melaksanakan pembelian produk atau
jasa. Berkaitan dengan semakin ketatnya persaingan bisnis khusunya dalam bidang jasa
transportasi, maka untuk dapat memenangkan persaingan sekaligus agar bertahan
perusahaan dapat mengukur perilaku seorang konsumen melalui sikapnya terhadap suatu
obyek tersebut. Perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan konsumsi
produk, jasa, dan gagasan (Schiffman & Kanuk, 2008). Respon dari konsumen apabila
mendukung suatu produk atau jasa, maka sikapnya positif dan apabila sikapnya negatif,
maka konsumen akan mengabaikan terhadap produk atau jasa tersebut. Berdasarkan dari
perilaku konsumen tersebut perusahaan dapat menetapkan strategi yang efektif dan efisien
terhadap produk atau jasa dengan memahami keinginan konsumen.
Strategi pemasaran merupakan rencana yang menjelaskan tentang ekspektasi
pelaku usaha terhadap dampak dari berbagai aktivitas dan program pemasaran terhadap
permintaan produk atau jasa di pasar sasaran tertentu. Pelaku usaha dapat menetapkan
strategi pemasaran yang tepat dalam mencapai tujuan perusahaan. Faktor yang
mempengaruhi dalam proses keputusan pembelianantara lain persepsi harga, kualitas
pelayanan, lokasi, dan word of mouth yang dilakukan oleh pelaku usaha (Tjiptono, 2009).
Kegiatan penentuan harga memainkan peranan yang penting saat proses bauran
pemasaran, karena penentuan harga terkait langsung nantinya dengan pendapatan yang
diterima oleh perusahaan. Keputusan penentuan harga penting dalam menentukan seberapa
jauh sebuah layanan jasa dinilai konsumen dan juga dalam proses membangun citra.
Penentuan harga juga memberikan persepsi tertentu pada harga dalam hal kualitas.
Persepsi harga merupakan penilaian konsumen tentang perbandingan besarnya antara
pengorbanan yang dilakukan dengan apa yang akan didapatkan dalam produk atau jasa
(Kusdyah, 2012).
Faktor selanjutnya yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian adalah kualitas
pelayanan. Menurut Tjiptono (2007) kualitas pelayanan yaitu merupakan suatu upaya
dalam pemenuhan kebutuhan atau keinginan konsumen serta ketepatan saat penyampaian
dalam memenuhi harapan dari konsumen. Kualitas pelayanan dalam konsep bisnis cafe
yang diberikan kepada konsumen dapat berupa pelayanan yang baik terhadap konsumen.
Perusahaan yang dapat memberikan suatau pelayanan yang berkualitas serta konsumen
telah mendapatkan kepuasan maka akan tercipta pembelian kembali maupun sebaliknya
(Kotler, 2007).
Faktor lain yang dapat mempengaruhi dalam keputusan pembelian adalah lokasi.
Dalam menjalankan bisnisnya, pelaku usaha harus memilih lokasi yang stategis di dalam
suatu kawasan yang dekat dengan keramaian dan aktivitas masyarakat, serta mudah
dijangkau oleh konsumen. Hal ini tentu akan mempengaruhi kelangsungan dari usaha
tersebut. Strategi lokasi merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan
karena sebelum memutuskan untuk berkunjung, konsumen pasti akan mempertimbangkan
juga lokasi dari tempat tersebut.
Faktor yang tidak kalah penting menjadi pertimbangan konsumen dalam
memutuskan pembelian adalah word of mouth. Word of mouth dianggap sebagai strategi
pemasaran tradisional, namun cara ini cukup canggih untuk meyakinkan para konsumen.
Strategi pemasaran word to mouth memang tidak pernah dilupakan oleh para pelaku bisnis,
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 3

karena pemasaran seperti ini memberikan banyak keuntungan dan kemudahan dalam
strategi pemasaran mereka. Ternyata dengan rekomendasi pribadi atau rekan terdekat dapat
memberikan rasa kepercayaan dan rasa aman terhadap suatu produk. Tidak dipungkiri
pemasaran seperti ini pun banyak meningkatkan penjualan produk. Selain itu pemasaran
dari mulut ke mulut juga tidak membutuhkan biaya, bisa dibilang ini adalah strategi
pemasaran gratis yang sangat efektif.
Taman Joglo Cafe merupakan salah satu cafe yang terdapat di kota Semarang,
tepatnya di Jalan Tirto Agung Barat No. 5 Tembalang. Cafe yang didirikan pada 23 Mei
2012 ini memiliki konsep joglo disertai taman di depannya sehingga pengunjung tentu
akan merasa nyaman. Menu yang ditawarkan beragam, mulai dari makanaan pembuka,
makanan utama, serta makanan penutup. Aneka olahan minuman pun lebih beragam,
seperti kopi, coklat, dan yogurt yang ditawarkan dalam berbagai macam varian. Selain
menu yang beragam, fasilitas juga diperhatikan oleh pemilik cafe ini. Taman Joglo Cafe ini
dilengkapi wifi, tv cable, serta lahan parkir yang luas.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Pengaruh Persepsi Harga terhadap Keputusan Pembelian


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tin Agustina Karnawati (2010) hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi harga ternyata berpengaruh positif signifikan
terhadap keputusan pembelian. Semakin terjangkau harga jualnya maka akan semakin
meningkatkan keinginan konsumen untuk membeli produk tersebut. Menurut Kotler dan
Keller (2009) menjelaskan bahwa dalam pemasaran produk atau jasa memahami aspek
psikologis dari informasi harga yang meliputi harga referensi, inferensi kualitas
berdasarkan harga, dan petunjuk harga. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Hafrizal Putra (2012), serta dari Satmoko (2010) menyatakan bahwa
persepsi harga memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap keputusan pembelian.
Berdasarkan uraian tersebut, hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H1 : Variabel persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian

Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Okky Widodo (2012) menyatakan
hasil penelitiannya bahwa kualitas pelayanan ternyata berpengaruh positif dalam keputusan
pembelian. Artinya semakin baik kualitas pelayanan yang diberikan kepada konsumen
maka akan semakin tinggi dalam keputusan pembelian. Menurut Brady (2010) persepsi
pelanggan terhadap kualitas layanan ini terdiri atas tiga macam kualitas meliputi kualitas
interaksi, kualitas lingkungan fisik dan kualitas hasil. Ketiga kualitas tersebut
menghasilkan atas keseluruhan persepsi pelanggan terhadap kualitas layananBerdasarkan
uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
H2 : Variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 4

Pengaruh Lokasi terhadap Keputusan Pembelian


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Septhani Rebeka Larosa (2011) yang
menyatakan hasil penelitiannya bahwa lokasi memiliki pengaruh positif secara signifikan
terhadap keputusan pembelian. Lokasi yang strategis akan memudahkan para konsumen
untuk mengakses perusahaan sehingga keputusan pembelian tetap tinggi. Menurut Fandy
Tjiptono (2009) aspek-aspek pemilihan lokasi seperti keterjangkauan lokasi, kelancaran
akses menuju lokasi, kedekatan dengan fasilitas penunjang lain tersebut umumnya
merupakan faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen ketika mengunjungi lokasi
produsen/perusahaan.. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Candra
(2014), menyatakan bahwa pengaruh variabel lokasi terhadap keputusan konsumen adalah
searah, artinya apabila variabel lokasi di tingkatkan kualitas dan kuantitasnya maka
keputusan konsumen juga akan meningkat.
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah
sebagai berikut:

H3 : Variabel lokasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian

Pengaruh word of mouth terhadap Keputusan Pembelian

Penelitian yang dilakukan oleh Lestiyani (2013), menyatakan adanya pengaruh


positif antara word of mouth terhadap keputusan pembelian konsumen yang dilakukan oleh
konsumen. Menurut Irawan (2005), karakter suka berkumpul merupakan cermin dari
kekuatan pembentukan grup dan komunitas. Kekuatan komunitas ini sangat besar
pengaruhnya terhadap strategi pemasaran. Selanjutnya penelitian dari Candra (2014)
menyatakan bahwa word of mouth mempunyai pengaruh positif yang searah terhadap
keputusan pembelian.

Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah
sebagai berikut:
H4 : Variabel word of mouth berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 5

Gambar 1
Kerangka Pemikiran Teoritis

Persepsi Harga
(X1)
H1

Kualitas
Pelayanan
(X2) H2 Keputusan
Pembelian
(Y)
Lokasi H3
(X3)

H4
Word of Mouth
(X4)

Sumber: (Lestiyani, 2013), (Putranto, 2014), (Kodu, 2013), (Salindeho, 2014),


(Mahendrayasa, 2014) yang dikembangkan untuk penelitian ini.

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional
Definisi operasional variabel penelitian yaitu sebuah definisi berdasarkan pada
karakteristik yang dapat diobservasi dari apapun yang didefinisikan atau mengubah konsep
dengan kata-kata yang menguraikan perilaku yang dapat diamati dan dapat diuji serta
ditentukan kebenarannya oleh seseorang. Definisi operasional variabel yang diteliti adalah:
1.Variabel Independen
A. Persepsi harga (X1) yaitu merupakan suatu penilaian konsumen terhadap
perbandingan antara besarnya pengorbanan dengan hal yang akan didapatkan
dari sebuah produk atau jasa tersebut (Zeithaml dalam Kusdyah, 2012). Pada
penelitian ini menggunakan indikator persepsi harga yaitu:
a) Keterjangkauan harga
b) Kesesuaian harga dengan kualitas produk
c) Kesesuaian harga dengan manfaat
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 6

B. Kualitas pelayanan (X2) yaitu merupakan bentuk penilaian dari konsumen


terhadap tingkat layanan yang dipersepsikan (perceived service) serta
tingkat pelayanan yang diharapkan (expected value) (Tjiptono, 2006).
Indikator dari variabel ini yaitu:
a) Daya tanggap
b) Jaminan
c) Empati
d) Keandalan
e) Bukti fisik
C. Lokasi (X3) yaitu tempat perusahaan beroperasi atau tempat perusahaan
melakukan kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa (Tjiptono, 2009).
Indikator pada variabel ini yaitu:
a) Lokasi yang strategis
b) Kenyamanan lokasi
c) Ketersediaan lahan parkir
D. Word of mouth (X4) merupakan proses komunikasi yang berupa pemberian
rekomendasi baik secara individu maupun kelompok terhadap suatu produk
atau jasa yang bertujuan untuk memberikan informasi secara personal
(Kotler & Keller, 2009). Indikator pada variabel ini yaitu :
a) Mendapat rekomendasi dari orang lain
b) Mendapat hal-hal yang positif
c) Dorongan terhadap teman atau relasi
2. Variabel Dependen
Keputusan pembelian (Y) merupakan keputusan yang diambil konsumen dalam
menghadapi permasalahan dengan menggunakan serta memanfaatkan segala
macam informasi yang telah diketahui dan kemudian menilai dari berbagai
alternatif yang dapat dipilih (Kotler dan Keller, 2009). Dalam penelitian ini
dapat diukur dengan indikator:
a) Cepat memutuskan
b) Mantap memutuskan
c) Yakin memutuskan untuk membeli

Penentuan Populasi dan Sampel


Populasi
Populasi merupakan gabungan dari berbagai elemen yang membentuk suatu
peristiwa, hal ataupun orang yang membentuk karakteristik serupa akan menjadi pusat
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 7

perhatian peneliti karena hal tersebut dipandang sebagai sebuah penelitian (Ferdinand,
2006). Populasi dari penelitian ini yaitu pada konsumen Taman Joglo Cafe.
Sampel
Menurut Uma Sekaran (2006) sampel adalah sub kelompok atau sebagian dari
populasi, dengan mempelajari sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang
dapat digeneralisasikan terhadap (atau dapat mewakili) populasi penelitian, maka dalam
menentukan ukuran sampel penelitian dari populasi ini dapat menggunakan rumus menurut
(Rao Purba, dalam Hamdal, 2010) yaitu:
n= z²
4 (moe)²
n = (1.96)²
4 (0.1)²
n = 96.6 dibulatkan 97
Berdasarkan pada rumus tersebut dapat diambil sebuah sampel minimal dari
populasi sebanyak 97 responden. Untuk memudahkan dalam penelitian, maka dapat
diambil sampel sebanyak 100 orang responden.
Keterangan:
n = Jumlah sampel
z = Tingkat distribusi normal pada taraf signifikan 5% (1,96)
moe = Margin of error max, yaitu tingkat kesalahan maksimum pengembalian sampel
yang dapat masih di toleransi sebesar 10%
Metode non probability sampling digunakan untuk pengambilan sampel karena
tidak diketahui seberapa besar populasi dan setiap elemen dari populasi tidak memiliki
kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Jenis non probability sampling yang
digunakan adalah purposive sampling dimana peneliti memilih sampel secara subyektif.
Pemilihan sampel ini dilakukan karena informasi yang dibutuhkan bisa didapatkan dari
satu kelompok sasaran tertentu yang mampu memberikan informasi dan memenuhi kriteria
yang dibutuhkan.
Dalam purposive sampling digunakan judgement sampling, yaitu sampel dipilih
dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian
(Ferdinand, 2006). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah para pengunjung
dari Taman Joglo Cafe Semarang dan yang melakukan pembelian produk.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Responden


Responden Menurut Jenis Kelamin
Perbedaan jenis kelamin dapat menjadi suatu pembeda bagi seseorang dalam
melakukan pembelian pada produk distro, karena seseorang akan memilih produk yang
sesuai dengan dirinya. Dengan banyaknya konsumen yang datang ke Taman Joglo Cafe,
maka jenis kelamin dari responden memungkinkan untuk memiliki perbedaan antara laki-
laki dan perempuan. Daftar responden menurut jenis kelamin disajikan pada tabel berikut
ini:

Tabel 2
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 8

Jumlah Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 57 57 %

Perempuan 43 43 %

Jumlah 100 100 %

Sumber: data primer yang diolah, 2016.


Berdasarkan Tabel 2 di atas diketahui bahwa responden terbanyak adalah laki-laki
yaitu 57 orang (57%) sedangkan perempuan hanya 43 orang (43%). Hal ini menunjukan
bahwa konsumen laki-laki lebih potensial dalam menunjungi cafe. Hal ini terjadi karena
kaum laki-laki lebih sering keluar untuk menghabiskan waktunya di luar.
4.1.2.2 Responden Menurut Usia
Perbedaan usia dapat memberikan perbedaan pada perilaku membeli seseorang. Hal
ini dilakukan untuk mengetahui kelompok umur yang lebih berpotensi dalam membeli
produk Taman Joglo Cafe. tabel umur responden dapat dilihat berikut ini :
Tabel 3
Jumlah Responden Menurut Umur

Umur Jumlah Persentase

11-20 tahun 15 15 %

21-30 tahun 73 73 %

31-40 tahun 10 10 %

>40 tahun 2 2%

Jumlah 100 100 %

Sumber: data primer yang diolah, 2016.


Berdasarkan Tabel 3 di atas diketahui bahwa kelompok usia untuk responden
terbanyak adalah yang berumur antara 21-30 tahun dengan 73 orang (73%) diikuti oleh
kelompok umur 11-20 tahun dengan 15 orang (15%) sedangkan untuk kelompok umur 31-
40 tahun hanya 10 orang (10%) dan kelompok umur >40 tahun hanya 2 orang (2%). Hal
ini menunjukan bahwa umumnya sebuah cafe lebih banyak dikunjungi oleh kaum muda,
khususnya oleh pelajar dan mahasiswa.
4.1.2.3 Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan akan menunjukan status sosial yang juga akan mempengaruhi
pengambilan keputusan dalam pembelian produk di Taman Joglo Cafe. Daftar responden
menurut jenis pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4
Jumlah Responden Menurut Pekerjaan
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 9

Pekerjaan Jumlah Persentase

Pelajar / Mahasiswa 72 72 %

Wiraswasta 16 16 %

Pegawai Swasta 8 8%

PNS / TNI / POLRI 2 2%

Lainnya 2 2%

Jumlah 100 100 %

Sumber: data primer yang diolah, 2016


Berdasarkan tabel 4 diatas diketahui bahwa jumlah responden terbanyak adalah dari
kelompok responden dengan pekerjaan pelajar/mahasiswa dengan 72 orang (72%) diikuti
oleh responden dengan pekerjaan wiraswasta dengan 16 orang (16%). Hal ini menunjukan
bahwa produk sebuah cafe sangat diminati oleh mereka kaum muda yang masih berstatus
sebagai pelajar/mahasiswa. Konsep dari produk cafe tentunya sangat menarik minat dari
para kaum muda ini untuk dapat mengisi waktunya di malam hari.

4.3.1 Uji Validitas


Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika mampu mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2009). Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. r hitung diperoleh dari hasil output, nilai tersebut
selanjutnya dibandingkan dengan nilai r tabel dari buku statistik. Pengujian validitas
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5
Hasil Pengujian Validitas
No. Indikator r hitung r tabel Keterangan

1. Persepsi Harga

-indikator 1 0,828 0,197 Valid

-indikator 2 0,754 0,197 Valid

-indikator 3 0,752 0,197 Valid

2. Kualitas Pelayanan

-indikator 1 0,624 0,197 Valid

-indikator 2 0,708 0,197 Valid

-indikator 3 0,793 0,197 Valid


DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 10

-indikator 4 0,735 0,197 Valid

-indikator 5 0,615 0,197 Valid

3. Lokasi

-indikator 1 0,732 0,197 Valid

-indikator 2 0,804 0,197 Valid

-indikator 3 0,785 0,197 Valid

4. Word of Mouth

-indikator 1 0,751 0,197 Valid

-indikator 2 0,806 0,197 Valid

-indikator 3 0,789 0,197 Valid

5. Keputusan Pembelian

-indikator 1 0,755 0,197 Valid

-indikator 2 0,757 0,197 Valid

-indikator 3 0,754 0,197 Valid

Sumber: data primer yang diolah, 2016.


Tabel 5 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk mengukur
variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai koefisien korelasi yang
lebih besar dari r tabel. Untuk sampel sebanyak 100 orang yaitu 0,197. Nilai r hitung
disajikan pada Tabel 5. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa semua indikator tersebut
adalah valid.

Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator
dari variabel. Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
rumus Cronbach Alpha. Hasil pengujian reliabilitas untuk masing-masing variabel akan
disajikan pada tabel 6 berikut ini:
Tabel 6
Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Alpha Keterangan
Persepsi Harga 0,675 Reliabel
Kualitas Pelayanan 0,735 Reliabel
Lokasi 0,665 Reliabel
Word of Mouth 0,681 Reliabel
Keputusan Pembelian 0,622 Reliabel
Sumber: data primer yang diolah, 2016.
Hasil uji reliabilitas tersebut menunjukkan bahwa semua variabel mempunyai
koefisien Alpha yang cukup besar yaitu diatas 0,6 sehingga dapat dikatakan semua konsep
pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah reliabel yang berarti bahwa
kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 11

Uji Normalitas

Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis
diagonal. Hal ini berarti bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal.

Tabel 7
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Persepsi Harga 0,861 1,161 Bebas Multikolinier
Kualitas Pelayanan 0,903 1,108 Bebas Multikolinier
Lokasi 0,940 1,063 Bebas Multikolinier
Word of Mouth 0,839 1,192 Bebas Multikolinier
Sumber: data sekunder yang diolah, 2016.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua variabel yang digunakan sebagai
prediktor model regresi menunjukkan nilai VIF yang cukup kecil, dimana semuanya
berada di bawah 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-
variabel bebas yang digunakan dalam penelitian tidak menunjukkan adanya gejala
multikolinieritas, yang berarti bahwa semua variabel tersebut dapat digunakan sebagai
variabel yang saling independen.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan Scatter Plot. Jika tidak
terdapat variabel yang signifikan maka dapat disimpulkan tidak adanya masalah
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 12

heteroskedastisitas. Hasil pengujian pada lampiran sebagaimana juga pada gambar berikut
ini :

Gambar Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukkan tidak terdapat pola yang jelas dari
titik-titik tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya
heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan yang berarti dalam model
regresi ini.

Uji Statistik t
Uji t dilakukan untuk melihat apakah variabel-variabel independen dapat
mempengaruhi variabel dependen diperlukan pengujian statistik secara parsial. Dengan
dilakukannya uji t ini maka akan diketahui apakah variabel persepsi harga, kualitas
pelayanan, lokasi, dan word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hasil
uji t dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8
Hasil Uji t

Variabel Bebas t hitung Signifikansi


Persepsi harga 13,223 .000

Kualitas pelayanan 6,608 .000

Lokasi 4,032 .000

Word of mouth 2,035 .045

Sumber : Data primer yang diolah, 2016


Uji Statistik F
Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 13

(Ghozali, 2005). Pengujian hipotesis secara simultan dilakukan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel bebas yaitu persepsi harga, kualitas pelayanan, lokasi, dan word of
mouth terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikatnya.

Tabel 9
Hasil uji F
a
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
Regression 327.752 4 81.938 67.784 .000
1 Residual 114.838 95 1.209
Total 442.590 99
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
b. Predictors: (Constant), Word of Mouth, Lokasi, Kualitas Pelayanan, Persepsi Harga
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil perhitungan statistik dengan menggunakan SPSS yang diringkas pada
tabel 9 diperoleh F hitung = 67.784 dengan tingkat probabilitas 0,000. Karena
probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa keputusan pembelian
dapat dijelaskan secara signifikan oleh persepsi harga, kualitas pelayanan, lokasi, dan
word of mouth.
Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
variabel-variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikatnya. nilai koefisien
determinasi untuk variabel bebas lebih dari 2 digunakan adjusted R square, sebagai berikut
:
Tabel 10
Koefisien Determinasi
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .861 .741 .730 1.09946
a. Predictors: (Constant), Word of Mouth, Lokasi, Kualitas Pelayanan,
Persepsi Harga
b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: data primer yang diolah, 2016.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa
koefisien determinasi (adjusted ) yang diperoleh sebesar 0,730. Hal ini berarti 73,0 %
keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel persepsi harga, kualitas pelayanan,
lokasi, dan persepsi harga, sedangkan sisanya yaitu 27,0 % keputusan pembelian
dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel persepsi harga, kualitas pelayanan, lokasi, dan word of mouth, secara parsial
maupun secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian Taman Joglo Cafe.
Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda selengkapnya ada pada
lampiran dan selanjutnya akan dijelaskan pada Tabel 11 berikut ini
Tabel 11
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 14

a
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -2.304 .618 -3.726 .000
Persepsi Harga .731 .055 .745 13.223 .000
1 Kualitas Pelayanan .227 .034 .363 6.608 .000
Lokasi .207 .051 .217 4.032 .000
Word of Mouth .112 .055 .116 2.035 .045
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Sumber: data primer yang diolah, 2016.
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam bentuk
persamaan regresi standardized adalah sebagai berikut

Y = 0,745 + 0,363 + 0,217 + 0,116


Keterangan :
Y = Keputusan Pembelian
X1 = Persepsi Harga
X2 = Kualitas Pelayanan
X3 = Lokasi
X4 = Word of Mouth
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
Dari persamaan tersebut dapat terlihat bahwa keseluruhan variabel bebas (persepsi
harga, kualitas pelayanan, lokasi, word of mouth) berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian. Berdasarkan persamaan dapat diketahui bahwa variabel bebas yang paling
berpengaruh adalah variabel persepsi harga dengan koefisien 0,745 kemudian diikuti oleh
variabel kualitas pelayanan dengan koefisien 0,363 lalu variabel lokasi dengan nilai
koefisien 0,217 dan untuk variabel yang berpengaruh paling rendah yaitu word of mouth
dengan nilai koefisien 0,116.

KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya serta berdasarkan data
yang penulis peroleh dari penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengujian hipotesis 1 menunjukkan bahwa persepsi harga memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa semakin baik penerimaan
konsumen mengenai harga suatu produk, maka semakin besar keputusan pembelian.
2. Pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa kualitas pelayanan memiliki pengaruh positif
terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa semakin baik penerimaan
konsumen mengenai kualitas pelayanan, maka semakin besar keputusan pembelian
oleh konsumen.
3. Pengujian hipotesis 3 menunjukkan bahwa lokasi memiliki pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa semakin baik keberadaan lokasi suatu
perusahaan, maka semakin tinggi keputusan pembelian oleh konsumen.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 15

4. Pengujian hipotesis 4 menunjukkan bahwa word of mouth memiliki pengaruh positif


terhadap keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa semakin baik word of mouth
dilakukan, maka semakin besar tingkat keputusan pembelian oleh konsumen.

REFERENSI
Alma, Buchari. 2008. Manajemen Corporate dan Strategi Pemasaran Jasa.
Bandung:Alfabeta.

Amir, Taufiq. 2005. Dinamika Pemasaran. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Brady, M. 2010. Database System : Implementation Management. Bradford : Emerald


Group.

Candra, Yuni. 2014. Pengaruh Bauran Pemasaran dan Keterlibatan Keluarga Terhadap
Keputusan Pembelian Leasing Sepeda Motor Suzuki di Kabupaten Pesisir Selatan.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 3(1): h:1-35.

Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen: Pedoman Penelitian Untuk


Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
-------------------. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Karnawati, Tin Agustina. 2010. Pengaruh Pengaruh Variabel Produk, Harga, Lokasi dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian pada Rumah Makan Padang Sederhana di
Kota Malang. Jurnal Ilmiah Bisnis dan Ekonomi ASIA. Vol. 5, No. 1, hlm. 74-89.

Kodu, Sarini. 2013. Harga, Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Pengaruhnya
Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza. Jurnal EMBA, Vol.1, No.3,
h.1251-1259.
Kotler, Philip. 2007. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta : PT. Indeks Kelompok
Gramedia.

Kotler, Philip dan Keller Kevin Lanne. 2009. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Edisi Tiga
belas. Jakarta: Erlangga.

Kusdyah, Ike. 2012. Persepsi Harga, Persepsi Merek, Persepsi Nilai, Dan Keinginan
Pembelian Ulang Jasa Clinic Kesehatan (Studi Kasus Erha Clinic Surabaya). Jurnal
Manajemen Pemasaran. Vol. 7, No. 1, hlm 25-32.

Schiffman, Leon G & Leslie Kazar Kanuk. 2007. Perilaku Konsumen. edisi ketujuh
(terjemahan). Jakarta: Indeks.

Schiffman dan Kanuk. 2008. Pengaruh Pelaksanaan Bauran Pemasaran Terhadap Proses
Keputusan Pembelian pada Jamu di Banda Aceh. Jurnal Sistem Teknik Industri, 6(3),
h:54-62.
DIPONEGORO JOURNAL OF ACCOUNTING Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 16

Sekaran, Uma. 2006. Research Methods For Business: Metodologi Penelitian Untuk
Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.

Sukotjo, Hendri dan Sumanto Radix. 2010. Analisa Marketing Mix-7P (Produk, Price,
Promotion, Place, Partisipant, Process,dan Physical Evidence) Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Klinik Kecantikan Tetadi Surabaya. Jurnal Mitra Ekonomi dan
Manajemen Bisnis, 1(2): h: 1-13.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV Alfabeta. Bandung.


Swastha, Basu dan Irawan. 2005. Manajemen Pemasaran Modern. Yogyakarta: Liberty
Offset.

Tjiptono, Fandi. 2007. Pemasaran Jasa. Malang: Bayu Media Publishing.


-------------------. 2009. Strategi Pemasaran Edisi Tiga. Yogyakarta: Andi Offset.

Weenas, Jackson. 2013. Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan Kualitas Pelayanan
Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Spring Bed Comforta. Jurnal EMBA.
Vol.1. No.4, hal. 607-618.

Widagdo, Herry.2011. Analisis Pengaruh Kualitas Layanan dan Promosi Terhadap


Keputusan Konsumen Membeli Komputer Pada PT.XYZ Palembang. Jurnal Ilmiah.
Vol.1, No.1, hal.1-10.

Widodo, Okky. 2012. Pengaruh Kualitas Pelayanan, Persepsi, dan Sikap Konsumen
terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Merek Honda di Surabaya Barat.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 10 (1). hal. 30-37.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy