Laporan
Laporan
*jevindo.ornandi@gmail.com
**gusmanmulya_tambang@yahoo.co.id
Keywords: Jumbo Drill, Productivity, Drill Face, Supporting, The Standard Time
174
pemboranlah yang banyak memakan waktu dalam 1 shift
dan belum ada waktu standar yang ditetapkan oleh
perusahaan.
Pada bulan Agustus 2019 target produksi PT. CSD
14.397,6 wmt/bulan dan aktualnya tercapai 12.893,4
wmt/bulan. Hal ini dikarenakan karena kendala terbesar
tidak tercapainya produksi ore disebabkan dari Jumbo
Drill yaitu sebesar 46%[1]. Berikut bisa diliat grafik
kendala yang terjadi selama bulan Agutus 2019 pada
Gambar 1
2 Tinjauan Pustaka
175
2.2 Pengukuran Waktu Kerja d. Memeriksa kecukupan dan keseragaman data
Proses Pengukuran waktu dapat dikelompokkan menjadi 2.5 Uji Kecukupan Data
2 kelompok besar yaitu pengukuran waktu secara
langsung dan tidak langsung. Pengukuran waktu secara
Uji kecukupan data dilakukan apabila banyaknya
langsung dilakukan dengan pengamat waktu berada di
pengamatan lebih dari banyaknya pengamatan yang
tempat dan waktu yang sama. Pengukuran secara
dibutuhkan maka langkah berikutnya dapat dilakukan,
langusng dapat dilakukan dengan metode jam henti atau
bila pengamatan kurang dari pengamatan yang
sampling pekerjaan.
dibutuhkan maka perlu pengamatan lanjutan[3].
Sementara itu, pengukuran waktu secara tidak
Uji kecukupan data dipengaruhi oleh dua faktor,
langsung dilakukan mengunakan data-data waktu yang
yaitu tingkat ketelitian dan tingkat keyakinan yang
telah tersedia sebelumnya. Jadi, pengamat tidak berada
berarti pencerminan tingkat kepastian yang diinginkan
secara langsung di tempat pengukuran. Cara ini dapat
oleh pengukur setelah memutuskan tidak akan
dilakukan dengan memanfaatkan data waktu baku, data
melakukan pengukuran yang sangat banyak. Uji
waktu gerakan atau menggunakan data historis dan
kecukupan data dapat dihitung[4] :
pendapat ahli[2]
177
Gambar 5. Faktor Kelonggaran
Mata bor merupakan salah satu bagian dari pada sistem Merupakan salah satu metode pengeboran mekanik yang
pengeboran yang berfungsi untuk mengaplikasikan menggunakan prisnsip aksi putaran untuk melakukan
energi mekanik yang dimiliki untuk dihasilkannya suatu penetrasinya. Metode ini dapat menggunakan dua jenis
penetrasi. mata bor, yaitu tri cone bit, dan juga drag bit dengan
hasil penetrasi dari metode pengeboran ini ialah berupa
cutting.
178
Mesin bor yang digunakan pada metode ini adalah Keterangan
jenis mesin bor putar yang merupakan jenis mesin bor W = Jumlah jam kerja alat
yang mempuyai mekanisme yang paling sederhana, R = Jumlah jam perbaikan
untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil, mata
bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban
2.10.2 Ketersediaan Fisik (Physical Availability, PA)
rangkaian stang bor. Jika pengeboran dilakukan pada
formasi batuan yang cukup keras, maka rangkain stang Ketersediaan fisik menunjukkan kesiapan alat untuk
bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan beroperasi didalamseluruh waktu kerja yang tersedia
batuan yang hancur oleh gerusan mata bor akan Persamaan dari ketersediaan fisik adalah :
terangkat ke permukaan karena dorongan fluida. Contoh
yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan elektro PA = x 100 % (9)
motor
Dengan menghitung keterlambatan yang terjadi, maka 4.1.1.1 Cycle Time Pemboran Lubang Ledak (Drill
waktu kerja efektif dapat dihitung dengan rumus: Face)
Wke = Wkt – (Whd + Whtd)
Sehingga: a. Batuan Kelas IV
b) Instalasi Wiremesh
1. Batuan Kelas IV
N’ 84,18
1) Pemboran Lubang Untuk Split Set Karena N’ ≤ N yaitu 43,66 ≤ 85 maka data sudah
mencukupi
Setelah dilakukan perhitungan didapat total waktu aktual
∑X 238,83 menit dan ∑X2) = 744,33 menit dengan 4.1.2 Uji Keseragaman
banyak data N 85 maka untuk menghitung nilai N’
4.1.2.1 Cycle Time Pemboran Lubang Ledak (Drill
Face)
N’ =
a. Batuan Kelas IV
N’ =
N’ 83,84
Karena N’ ≤ N yaitu 83,84 ≤ 85 maka data sudah
mencukupi Gambar 5. Grafik Batas kendali Cycle Time Pemboran
Batuan Kelas IV
a. Batuan Kelas III
b. Batuan Kelas III
1) Pemboran Lubang Untuk Split Set
Setelah dilakukan perhitungan didapat total waktu aktual 1) Rata rata cycle time = 3,19 Menit
∑X 229,7 menit dan ∑X2 748,31 menit dengan 2) Standar deviasi = 1,57
banyak data (N) = 85 maka untuk menghitung nilai N’ 3) Batas kendali atas = 6,32
4) Batas kendali bawah = 0,05
Didapatkan grafik batas kendali sebagai berikut :
N’ =
N’ = 82,21
181
Gambar 6. Grafik Batas kendali Cycle Time Pemboran
Batuan Kelas III Gambar 8. Grafik Batas kendali Instalasi Wiremesh
Batuan Kelas IV
4.1.2.2 Cycle Time Pemboran Lubang Untuk Split
Set Dan Instalasi Wirermesh b. Batuan Kelas III
1) Pemboran Lubang Untuk Split Set a) Rata rata cycle time = 2,70 Menit
b) Standar deviasi = 1,24
a) Rata rata cycle time = 2,81Menit c) Batas kendali atas = 5,18
b) Standar deviasi = 2,95 d) Batas kendali bawah = 0,22
c) Batas kendali atas = 8,70 Didapatkan grafik batas kendali sebagai berikut :
d) Batas kendali bawah = -3,08
Didapatkan grafik batas kendali sebagai berikut :
182
2) Instalasi Wiremesh
2) Instalasi Wiremesh
Gambar 10. Grafik Batas kendali Instalasi Wiremesh a) Waktu Normal = 2,92 Menit
Batuan Kelas III b) Waktu Standar = 5,80Menit
4.1.3 Faktor Penyesuian 4.2 Faktor Ketersediaan Alat Bor
Tabel 3. Faktor Penyesuaian (Rating Factor)[11] Data jam kerja Jumbo Drill atlas copco boomer 282 DR
06 pada bulan Agustus 2019 dapat dilihat pada Tabel 5
MA = X 100%
= 58,38 %
PA = X 100%
4.1.5.1 Pemboran Lubang Ledak (Drill Face) 4.2.3 Use of Availaibility (UA)
a. Batuan Kelas IV
UA = X 100%
1) Waktu Normal = 3,39 Menit
2) Waktu Standar = 6,74 Mrnit = 43,70 %
a. Batuan Kelas IV
Ek = x 100 %
= 32,66 %
184
Tabel 8. Waktu Hambatan Rata Rata Agustus 2019 b.Berhenti Sebelum Jam Istirahat
Dari pengamatan dilapangan berhenti sebelum jam
istirahat rata rata pada pukul 11.30 wib, losstime 30
menit yang seharusnya jam istirahat adalah pukul 12.00
wib. Penyebab terjadinya losstime pada saat berhenti
sebelum jam istirahat adalah operator yang segera ingin
cepat selesai sebelum waktunya atau pengawas yang
sudah menjemput operator sebelum tiba waktunya.
Corrective action dari berhenti sebelum istirahat yaitu
sebagai berikut:
1) Mengingatkan ke operator bahwa jam istirahat adalah
jam 12.00 wib
2) Pengawas menjemput 10 menit sebelum istirahat
Daftar Pustaka
[1] Anonim. (2019). Departemen Kendali Mutu PT
Cibaliung Sumberdaya
[2] Yanto dan Billy Ngaliman. (2017). Ergonomi:
Dasar Dasar Studi Waktu dan Gerakan untuk
Analisis dan Perbaikan Sistem Kerja : Andi
[3] Sutalaksana, I. Z., Anggawisastra, R., &
Tjakraatmadja, J. H. (2006). Teknik perancangan
sistem kerja. Bandung: ITB.
[4] Wignjosoebroto, S. (2003). Pengantar teknik dan
Dengan berkurangnya losstime produktivitas alat manajemen industri. Surabaya: Guna Widya.
meningkat dari 164,56 wmt/hari menjadi 246,85 [5] Triana, N. E. (2014). Peningkatan Produktivitas
wmt/hari Proses Welding Manual Pedal Brake A PT XXX
Dengan Metode Analisa Elemen Kerja & Waktu
Baku.
6 Penutup
[6] Fiqi. F. F, Ashari,Y., & Noor,F. (2019). Analisis
Drilling Performance pada Pengeboran Lubang
6.1 Kesimpulan Ledak (Blast Hole) di PT Silva Andia Utama di
Desa Giriasih Kecamatan Batujajar Kabupaten
1. Produktivitas aktual hasil perhitungan didapatkan Bandung Barat Provinsi Jawa Barat. Prosiding
18,29 wmt/jam atau 164,56 wmt/hari Teknik Pertambangan, Volume 5 No.1
2. Waktu Standar yang didapat dari hasil perhitungan [7] Faiza, O., Ashari, Y., & Guntoro, D. (2019). Kajian
yaitu Teknis Performa Pengeboran Lubang Ledak di PT
a. Pemboran Lubang Ledak (Drill Face) Nurmuda Cahaya, Desa Batujajar Timur,
1) Pada Batuan Kelas IV = 6,21 Menit Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat,
2) Pada Batuan Kelas III = 6,66 Menit Provinsi Jawa Barat.
b. Pemboran Lubang Untuk Split Set dan Instalasi [8] Fry, M. F., & Hustrulid, W. A. (2012, January).
Wirermesh Split-platen compression test: development and
1) Pada Batuan Kelas IV use. In 46th US Rock Mechanics/Geomechanics
a) Pemboran lubang untuk Split Set = 5,87 Symposium. American Rock Mechanics
Menit Association.
b) Instalasi Wiremesh = 7,39 Menit [9] Koesnaryo, (2011), Pemboran Untuk Penyediaan
2) Pada Batuan Kelas III Lubang Ledak, Program Studi Teknik
a) Pemboran Lubang Untuk Split Set = 5,65 Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral,
Menit Universitas embangunan Nasional “Veteran”
b) Instalasi Wiremesh = 5,35 Menit Yogyakarta
3. Corrective action yang harus dilakukan adalah [10] Sukardi, P. D. (2003). Metodologi Penelitian
meminimalisir losstime dengan memulai waktu Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
kerja tidak terlambat, tidak berhenti sebelum jam [11] Anonim. (2019). Departemen Tambang PT
istirahat, memulai pekerjaan setelah istirahat tidak Cibaliung Sumberdaya
telat, dan tidak berhenti sebelum akhir shift. Setelah
dilakukannya pengurangan losstime produktivitas
alat meningkat dari 164,56 wmt/jam menjadi
246,85 wmt/hari
186