Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mata Kuliah Kalkulus Lanjut 1 Dengan Scaffolding Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Mata Kuliah Kalkulus Lanjut 1 Dengan Scaffolding Berbasis Kemampuan Pemecahan Masalah
Abstract
The aims of this research was to develop learning device of Advanced Calculus 1
subject with scaffolding-based problem-solving abilities that include syllabi, lesson plan,
learning media, student worksheets and assessment, and determine the effectiveness
of the implementation of scaffolding-based learning problem-solving abilities in the subject
Advanced Calculus 1.This research was a Research and Development (R & D). Methods
of data analysis done by using triangulation mix-design method by simultaneously analyze
data from quantitative and qualitative data as well as data combined. The results showed
that the development of the learning course Advanced Calculus 1 with scaffolding based
problem solving ability using learning device development of Borg and Gall models which
has been modified. Results of learning device development course Advanced Calculus 1
consists of a syllabi, lesson plan, student worksheet, observation sheets and feasible
achievement test used. Furthermore limited trial obtained tvalue 7,440 ttable
1,645 so H0 is rejected. This shows that the average learning outcomes with
scaffolding better than conventional learning.
Key words : Scaffolding, Learning devices, Advanced Calculus 1
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan perangkat pembelajaran mata kuliah
Kalkulus Lanjut 1 dengan scaffolding berbasis kemampuan pemecahan masalah yang
meliputi silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), media pembelajaran, lembar
kerja mahasiswa dan assessment dan mengetahui efektifitas implementasi pembelajaran
scaffolding berbasis kemampuan pemecahan masalah pada mata kuliah Kalkulus Lanjut 1.
Penelitian ini termasuk penelitian Research and Development (R&D). Metode analisis data
dilakukan dengan menggunakan triangulasi mix-method design yaitu dengan menganalisis
secara simultan dari data kuantatif dan data kualitatif serta data gabungan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran mata kuliah Kalkulus Lanjut 1
dengan scaffolding berbasis kemampuan pemecahan masalah menggunakan model
pengembangan perangkat pembelajaran Borg and Gall yang telah dimodifikasi. Hasil
pengembangan perangkat pembelajaran mata kuliah Kalkulus Lanjut 1 terdiri dari silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKM, lembar observasi dan tes hasil belajar layak
digunakan. Selanjutnya uji coba terbatas diperoleh t hitung 7,440 t tabel 1,645
sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa rataan hasil pembelajaran dengan
scaffolding lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.
1
Hasil Penelitian Tahun 2014
2
Dosen Pend. Matematika FPMIPATI UPGRIS
3
Dosen Pend. Matematika FPMIPATI UPGRIS
4
Dosen Pend. Matematika FPMIPATI UPGRIS
Kata Kunci: Scaffolding, Perangkat dan Kalkulus Lanjut 1
A. PENDAHULUAN
Abbas (2000) mengatakan syarat suatu masalah bagi seorang pebelajar adalah
pertanyaan yang dihadapkan harus dapat diterima pebelajar dan pertanyaan tersebut tidak
dapat diselesaikan dengan prosedur rutin yang telah diketahui pebelajar. Dalam
pembelajaran, soal dibedakan menjadi dua yaitu latihan yang diberikan dengan tujuan agar
pebelajar terampil untuk mengaplikasikan pengertian yang baru saja dipelajari dan
masalah yang menghendaki pebelajar untuk menganalisis atau mensintesis terhadap
apa yang telah dipelajari sebelumnya. Untuk dapat memecahkan masalah, pebelajar
harus menguasai hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya, yaitu mengetahui,
memahami serta terampil menggunakan suatu konsep, dalil, teorema tertentu. Memiliki
kemampuan, pemahaman dan keterampilan menggunakan konsep saja tidaklah cukup, ia
harus juga dapat menghubungkan dan menggunakan apa yang dimilikinya secara tepat
pada situasi baru yang dihadapinya.
Mata kuliah Kalkulus Lanjut 1 merupakan mata kuliah dasar yang menjadi prasyarat
beberapa mata kuliah pada semester selanjutnya, antara lain mata kuliah Kalkulus
Lanjut II, Analisis Vektor, dan Persamaan Diferensial. Jika mahasiswa tidak lulus pada
mata kuliah ini maka mahasiswa yang bersangkutan tidak dapat menempuh mata
kuliah yang mensyaratkan Kalkulus Lanjut 1 sebagai materi prasyarat, karena
pada mata kuliah tersebut banyak permasalahan yang penyelesaiannya
membutuhkan konsep dan materi dalam mata kuliah Kalkulus Lanjut 1. Dalam
memecahkan masalah yang berkaitan dengan Kalkulus Lanjut 1, mahasiswa dapat
menggunakan langkah pemecahan masalah yang salah satunya dikemukan oleh Polya.
Polya (1973) dalam Suparni (2010) mengembangkan empat langkah pemecahan
masalah yaitu memahami masalah (understand problem), menyusun rencana
pemecahan (make a plan), melaksanakan rencana pemecahan (carry out a plan),
memeriksa kembali hasil pemecahan (look back at the completed solution). Dengan
menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah oleh Polya, diharapkan mahasiswa
dapat lebih runtut dan terstruktur dalam memecahkan masalah.
Berdasarkan data hasil Ujian Akhir Semester pada tahun sebelumnya
didapatkan data sebagai berikut: 7% mahasiswa mendapatkan nilai A, 38%
mahasiswa mendapatkan nilai B dan B+, 48% mahasiswa mendapatkan nilai C dan C+,
5% mahasiswa mendapatkan nilai D dan D+, dan 2% mahaiswa mendapatkan nilai E.
Data tersebut menunjukkan bahwa kebanyakan mahasiswa mendapatkan nilai C.
Walaupun nilai C dapat dikatakan mahasiswa tersebut lulus, tapi kenyataannya
kemampuan penguasaan materi Kalkulus Lanjut 1 oleh mahasiswa yang bersangkutan
lemah. Hal ini berakibat nilai mahasiswa pada semester selanjutnya menjadi dibawah
standar. Keadaan ini sejalan dengan apa yang dikemukan oleh dosen pengampu mata
kuliah lain yang mensyaratkan mata kuliah Kalkulus Lanjut 1 bahwa kemampuan
penguasaan materi Kalkulus Lanjut 1oleh mahasiswa rendah.
Rendahnya kualitas penguasaan materi Kalkulus Lanjut 1 oleh mahasiswa,
dimungkinkan disebabkan oleh rendahnya kualitas penguasaan materi Kalkulus
Lanjut 1 karena dosen kurang menyadari kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam
proses pembelajaran. Kadangkala bantuan yang diberikan pun kurang memperhatikan letak
kesulitan mahasiswa, dosen justru memberikan bantuan di saat mahasiswa juga mampu,
jelas hal ini akan membuat mereka merasa terganggu. Sedangkan di saat mahasiswa
merasa memerlukan bantuan justru terkadang diabaikan. Padahal jika bantuan itu
diberikan tepat, misalnya bantuan yang bersifat scaffolding dapat meningkatkan
perkembangan mahasiswa dari perkembangan aktualnya ke perkembangan
potensialnya, sehingga mahasiswa mampu berpikir tingkat tinggi, yang akhirnya
dapat mempermudah mereka untuk dapat melakukan pemecahan masalah. Teori yang
membahas mengenai konsep pemberian bantuan adalah teori kontruktivisme Vygotsky
yang memuat bantuan bersifat scaffolding.
Berdasarkan kajian di atas, jika kemudian dikehendaki mahasiswa dituntut untuk
dapat menempuh mata kuliah pada semester selanjutnya dengan kemampuan penguasaan
materi yang baik, maka permasalahan yang kemudian muncul adalah bagaimanakah
perangkat pembelajaran yang mampu untuk meningkatkan pengusaan materi Kalkulus
Lanjut 1. Pengusaan materi Kalkulus Lanjut 1, biasanya identik dengan sejauh mana
mahasiswa mampu menggunakan semua konsep, teorema, prinsip yang ada dalam
memecahkan masalah pada mata kuliah Kalkulus Lanjut 1. Hal tersebut yang
mendorong tim untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Mata Kuliah Kalkulus Lanjut 1dengan Scaffolding Berbasis
Kemampuan Pemecahan Masalah”.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian Research and Development (R&D). Borg and
Gall dalam Sugiyono (2012: 409) menjelaskan bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk
dapat menghasilkan poduk tertentu dan menguji keefektifan produk supaya dapat
bermanfaat di masyarakat luas. Prosedur pengumpulan data penelitian ini disajikan
dalam Tabel 1.
Tabel 1 Prosedur Pengumpulan Data
Aspek Indikator
Sumber Data Instrumen Waktu
Keberhasilan
Perangkat Perangkat Hasil focus Draft FDG dan lembar Awal
Pembelajaran pembelajaran dan group validas silabus, RPP, pengembangan
Scaffolding teaching materialnya discussion LKS, media, bahan ajar perangkat,
layak digunakan (FGD) dan dan assessment. Data sebelum uji
validasi ahli ini berupa pernyataan coba terbatas
para ahli tentang aspek-
aspek perangkat
pembelajaran
Std.
N Mean Std. Deviation Error
Posttest 34 80.74 9.934 1.704
Test Value = 0
95%
Confidence
Mean Interv al of
t df Sig. (2- Diff erenc Lower Upper
tailed) e
Posttest 47.389 33 .000 80.735 77.27 84.20
H 0 ditolak. Berdasarkan nilai probabilitas, jika Sig < 0,05 maka H 0 ditolak.
Karena Sig (2-tailed) = 0,000 < α (0,05) maka H 0 ditolak. Dengan kata lain hasil
belajar mahasiswa mencapai tuntas.
2) Uji Perbedaan Hasil Belajar
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata, uji satu pihak
kanan dengan rumus uji t. Uji ini selanjutnya digunakan untuk menentukan
keefektifan pembelajaran.
H 0 :μ1 μ 2 (rataan hasil postets/hasil uji kompetensi mahasiswa tidak
lebih baik dibandingkan hasil kelas kontrol)
H1 : μ1 μ 2 (rataan hasil postest/hasil uji kompetensi mahasiswa lebih baik
Group Statistics
Std.
Kelompok N Mean Std. Error
Dev iation Mean
Nilai Eksp 34 80.74 9.934 1.704
Kontrol 31 49.81 21.906 3.935
Dari Tabel 7 dapat dijelaskan rataan hasil belajar postest sebesar 80,74 dan
rata-rata hasil belajar kelas kontrol 49,81 maka hasil belajar postest
mempunyai rataan lebih besar dari pada rataan kelas kelas kontrol.
D. PENUTUP
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan perangkat
pembelajaran mata kuliah Kalkulus Lanjut 1 dengan scaffolding berbasis
kemampuan pemecahan masalah menggunakan model pengembangan perangkat
pembelajaran Borg and Gall yang telah dimodifikasi. Hasil pengembangan
perangkat pembelajaran mata kuliah Kalkulus Lanjut 1 terdiri dari silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), LKM, lembar observasi dan tes hasil
belajar layak digunakan. Selanjutnya uji coba terbatas diperoleh t hitung
DAFTAR PUSTAKA