One Octivia Nurlaiilla Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Pujiyono Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
One Octivia Nurlaiilla Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Pujiyono Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Pujiyono
pojifhuns@gmail.com
Dosen Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret
Abstract
The writing is aimed at knowing comparation of the securities company’s bankruptcy application filed by
the creditor through a study of Commercial Court Decision No.03 / Pailit / 2010 / PN.NIAGA.JKT.PST
and Commercial Court Decision No.03 / Pailit / 2010 / PN.NIAGA.JKT.PST . The research method used
was the normative legal research. The approach used is approach the law made by reviewing all the
regulations the laws. Data source used are legal materials that include primary and secondary. From this
research, Who knew can apply for bankrupt securities companies distinguished on the basic of historical
facts in the period before the birth of the UU OJK authority to apply for bankrupty as the provisions of
article 2 paragraph (4) of the act is on the bankrupty of Bapepam. For a period after the inception of the
UU OJK are ”lex post teriori derograt legi priori” authority Bapepam regulated in article 2 paragraph (4)
of the act of bankruptcy entirely switched to OJK. The filing of the petition for bankruptcy securities firm
precedent proposed by creditors in the Coommercial Court decision No.03/Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.
PST and in the Commercial Court decision No.08/Pdt.Sus.PAILIT/ 2015/PN.Niaga.Jkt.Pusat. Based on
research can be concluded the receipt of the petition for bankrupt securities companies filed by creditors
does not comply with the legislation. But with the Commercial Court Decision No.08/Pdt.Sus.PAILIT/
2015/PN.Niaga.Jkt.Pusat that have cancelled with Court of Commerce decision number.08/Pdt.Sus-
Pailit/2015/PN.Niaga.Jkt.Pusat be bright spot of the existence of legal certainty in a bankruptcy dispute
resolution in the field od capital market.
Keywords: the petition in bankruptcy, securities company, creditors
Abstrak
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui komparasi hukum terhadap permohonan pailit perusahaan
efek yang diajukan oleh kreditor melalui studi putusan Pengadilan Niaga No.03/Pailit/2010/PN.NIAGA.
JKT.PST dan Putusan Pengadilan Niaga No.03/Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.PST. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian hukum normatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan undang-
undang yang dilakukan dengan menelaah semua peraturan undang-undang. Sumber data hukum yang
digunakan adalah data hukum sekunder yang mencakup bahan hukum primer dan sekunder. Pihak
yang dapat mengajukan permohonan pailit perusahaan efek dibedakan berdasarkan fakta kesejarahan
yakni masa sebelum lahirnya UU OJK kewenangan untuk mengajukan permohonan pailit sebagaimana
ketentuan Pasal 2 ayat (4) UU Kepailitan ada pada Bapepam. Untuk masa setelah lahirnya UU OJK
secara ”lex post teriori derograt legi priori” kewenangan Bapepam yang diatur di dalam Pasal 2 ayat (4)
UU Kepailitan sepenuhnya beralih ke OJK. Contoh preseden pengajuan permohonan pailit perusahaan
efek yang diajukan oleh pihak kreditur dalam Putusan Pengadilan Niaga No.03/Pailit/2010/PN.NIAGA.JKT.
PST dan Putusan Pengadilan Niaga No.08/Pdt.Sus.PAILIT/ 2015/PN.Niaga.Jkt.Pusat. Dapat disimpulkan
bahwa dengan diterimanya permohonan pailit perusahaan oleh kreditor tidak sesuai dengan ketentuan
yang ada dalam peraturan perundang-undangan. Namun dengan dikeluarkannya keputusan Mahkamah
Agung Nomor 99 PK/Pdt.Sus.Pailit/2015 menjadi titik terang adanya kepastian hukum dalam penyelesaian
sengketa kepailitan di bidang pasar modal.
Kata kunci: permohonan pailit, perusahaan efek, kreditor.
Daftar Pustaka
Apri Sya’bani, 2014. “Minority Shareholders’ Protection in The Indonesian Capital Market”. Indonesia
Law Review, Volume 4 Number 1, January-April 2014.
Ari Rio Pambudi dkk, 2016. “Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan Pada Kepailitan Perusahaan Efek
(Studi Kasus Kepailitan PT AAA Sekuritas). Diponegoro Law Journal, Volume 5, Nomor 3, Tahun
2016. Semarang: Universitas Diponegoro.
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. Ilyas, 2011. Pokok-Pokok Hukum Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Gatot Suprapmono. 2014. Perjanjian Utang Piutang. Jakarta: Kencana
H. Abdul Manan. 2009. Aspek Hukum Dalam Penyelenggaraan Investasi Di Pasar Modal Syariah
Indonesia. Jakarta: Kencana.