Perbandingan Regulasi Fly Ash Sebagai Limbah B3 Di Indonesia Dan Beberapa Negara
Perbandingan Regulasi Fly Ash Sebagai Limbah B3 Di Indonesia Dan Beberapa Negara
30762
Abstract
This paper aims to encourage the Indonesian government to review the 2014 Government Regulation (PP)
number 101 related to coal-ash. Fly ashes at power plants overload the landfills and requires complete
handling solution. The utilization of fly ash in Indonesia are facing the issues, one of these is the categorization
of fly ash as a hazardous waste. As a result, its utilization requires permissions from the ministry of environment
and forestry. In this paper, a comparative study of fly ash classification as hazardous waste in India, United
States of America, China and Vietnam was conducted. India and China are the coal importer from Indonesia.
US regulation was once referred when drafting PP number 101. Vietnam is chosen as comparison in Southeast
Asia. The Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) results of fly ashes from 16 Indonesian power
plants proved that their toxic content was lower than the TCLP parameters in the regulation. Acute Oral
Toxicity Test (LD50) results showed that fly ash and bottom ash with dosage up to 7000 mg/kg did not cause
fatalities. This study is a reference for the Indonesian government to verify the status of fly ash to be utilized
as much as possible in various fields.
Abstrak
Makalah ini bertujuan agar pemerintah Indonesia termotivasi untuk meninjau Peraturan Pemerintah (PP)
Republik Indonesia nomor 101 tahun 2014 terkait abu batu bara. Limbah pembakaran batu bara seperti fly
ash terus memenuhi penampungan limbah dan diperlukan solusi penangan yang tepat. pemanfaatan fly ash di
Indonesia menghadapi kendala, salah satunya adalah kategori fly ash sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3). Akibatnya, pemanfaatannya membutuhkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (KLHK). Dalam makalah ini, dilakukan studi status fly ash dalam klasifikasi limbah beracun di
India, Amerika Serikat, Cina dan Vietnam. India dan Cina dikenal sebagai pengimpor batubara dari Indonesia.
PP nomor 101 dalam sejarahnya merujuk regulasi Amerika Serikat. Vietnam dipilih sebagai pembanding di
Asia Tenggara. Dari hasil uji Toxicity Characteristic Leaching Procedure (TCLP) sampling fly ash dari 16
PLTU Indonesia membuktikan bahwa kandungan racunnya lebih rendah dari parameter TCLP dalam
peraturan. Hasil Acute Oral Toxicity Test (LD50) menunjukkan bahwa fly ash dan bottom ash dengan dosis
hingga 7000 mg/kg tidak menyebabkan kematian. Studi ini dapat menjadi rujukan oleh pemerintah Indonesia
dalam menentukan status fly ash sebagai limbah beracun supaya dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya dalam
berbagai sektor.
150
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
sedangkan di pulau-pulau lain tingkat pemanfaatan Vietnam menginginkan tingkat pemanfaatan fly ash
fly ash di bawah 30%. Keadaan ini disebabkan oleh minimum 60% mulai dari tahun 2014 (Thenepalli et
fly ash yang masih termasuk limbah B3 kategori dua al., 2018). Sedangkan Indonesia sebagai negara
(PP RI no 101 tahun 2014). Akibatnya, seluruh terbesar di Asia Tenggara belum merubah status fly
aktivitas pemanfaatan limbah fly ash harus ashnya sebagai limbah berbahaya sejak tahun 1999
mengantongi izin dari Kementerian Lingkungan (PP RI no. 18, 1999).
Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal tersebut
menyulitkan PLTU maupun pemanfaat akibat Pemanfaatan fly ash di Indonesia masih terbatas
regulasi limbah berbahaya yang menyebabkan sebagai sedikit bahan tambahan semen. Hal ini
pembengkakan biaya pemanfaatan. Jika keadaan ini ditambahkan dengan fakta bahwa hanya beberapa
tidak berubah, maka akan terjadi penumpukan fly PLTU nasional yang mengantongi izin pemanfaatan
ash hingga 10,4 juta-ton per tahun pada tahun 2027. fly ash dan bottom ash. Di antaranya adalah PLTU
Selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1. Tidak Suralaya di tahun 2017, Labuan di tahun 2018 dan
hanya itu, biaya pembuangan limbah ini Indramayu di tahun 2019 (Menteri Lingkungan
kenyataannya juga mempengaruhi penambahan Hidup dan Kehutanan Indonesia, 2017, 2018,
tarif dasar listrik yang harus ditanggung 2019). Telah dilakukan penelitian dalam
masyarakat. memanfaatkan fly ash. Salah satunya adalah studi
tentang komposisi beton High Volume Fly Ash
Beberapa negara lain memiliki perbedaan (HVFA) yang dapat menggantikan semen hingga
pandangan tentang limbah fly ash, diantaranya, 80% (Pratiwi et al., 2020). Bahkan campuran fly ash
Amerika Serikat mengeluarkan fly ash dari kategori dan alkali aktivator dapat diolah menjadi beton
limbah beracun (Environmental Protection Agency, tanpa semen yang disebut beton geopolimer
2000). Tidak hanya Amerika, seluruh negara di (Ekaputri, 2016; Ekaputri et al., 2019a; Wattimena
Eropa melalui European Union (EU) menyatakan et al., 2017).
bahwa fly ash bukan termasuk limbah berbahaya
(Zhang, 2014). Selain itu, Cina mengelompokkan Di samping itu, fly ash juga dapat diolah menjadi
sebagai limbah industri kategori dua. Kemudian ada paving dan batako (Ekaputri et al., 2018; Ekaputri
juga Vietnam dengan motivasi khusus et al., 2019a; Ekaputri et al, 2019b). Bahkan fly ash
memerintahkan pemanfaatan fly ash sebesar- digunakan sebagai pelindung beton dari korosi
besarnya (Decision No. 1696/QD-TTg, 2014). (Ekaputri et al., 2019c). Selain sebagai bahan
Selain itu, India juga menargetkan pemanfaatan fly tambahan pada beton, paving dan batako, fly ash
ash hingga 100% (Ministry of Environment and masih memiliki potensi lain. Di antaranya, fly ash
Forests India, 2009). dan bottom ash juga dapat dipakai sebagai material
tambahan untuk keramik (Luo et al., 2017;
Sebetulnya, pengeluaran fly ash dari daftar limbah Namkane et al., 2016). Campuran fly ash 90% dan
berbahaya, memicu tingkat pemanfaatan fly ash di semen 10% dipakai sebagai lapisan dasar tempat
sebuah negara. Contohnya, di India telah pembuangan akhir (TPA) yang dapat menghalangi
memanfaatkan hingga 67% di tahun 2018. Tingkat tercampurnya air tanah dengan zat berbahaya dari
daur ulang di beberapa negara di benua Eropa juga tumpukan limbah (Kumar et al., 2019; Mishra &
tinggi seperti Belanda 100%, Denmark 90%, Ravindra, 2015).
Jerman 79%, Belgia 73%, Perancis 65% (Han dan
Wu, 2019) dan Inggris 70% (San Nicolas et al., Di samping itu, fly ash dengan kandungan alumino-
2017). Di Asia, Jepang sudah sejak lama silikat dan berbagai mineral inorganik dapat dipakai
memanfaatkan fly ash hingga 92% (Sato & untuk perbaikan tanah (Kaur & Goyal, 2016).
Fujikawa, 2015), disusul Cina yang memanfaatkan Kandungan alumina pada fly ash dapat didaur ulang
fly ash hampir 100% meski hanya sebagian dengan teknik pelindian menggunakan asam sulfat
daerahnya saja (Moon, 2013). Di Asia Tenggara, dengan efektivitas hingga 90% (Xu et al., 2016).
12 10,4
Produksi FA Pemanfaatan FA 9,7 9,9 9,6
10 9,3 9,1
8,7
7,8
8 6,5 7,0
Juta-ton
5,8
6 4,6 5,1
3,9 4,4
3,6
4
2 0,7 0,8 0,8 0,9 1,0 1,1 1,2 1,2 1,1 1,1 1,2
0,4 0,5 0,6 0,5 0,6
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Tahun
Gambar 1 Trend pemanfaatan fly Ash di Indonesia (Koespraptini, 2017)
151
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
Tulisan ini berisikan informasi tentang kebijakan Uji toksikologi oral akut LD50 (Lethal Dose 50%)
pemerintah Indonesia mengenai limbah fly ash. adalah uji kandungan racun yang diujicobakan
Selain itu juga dijelaskan pengujian kandungan secara oral pada makhluk hidup yang diamati
racun dan uji toksisitas akut dilakukan terhadap fly selama 7 hari. Spesimen standar yang digunakan
ash, bottom ash dan produk beton yang adalah mencit. Tujuan dari uji ini adalah untuk
mengandung fly ash sebagai pengganti 100% semen mengukur berat sampel per berat badan spesimen
(beton geopolimer) dan produk beton yang (mg/kg) sebagai indikator racun yang dapat
mengandung bottom ash sebagai pengganti pasir. menyebabkan kematian hingga 50% dari jumlah
Sebagai tambahan, regulasi klasifikasi limbah fly sampel. Uji tersebut mengacu pada Permen LHK
ash di India, Amerika, Cina dan Vietnam no. 55 tahun 2015 yang mengadopsi Organization
disampaikan dalam bentuk studi literatur. Makalah of Economic Cooperation and Development
ini bermanfaat dalam menyediakan data sebagai (OECD) metode 425. Peraturan ini juga digunakan
referensi supaya fly ash dapat dipertimbangkan oleh EPA sebagai standar pengujian pestisida dan
untuk dikeluarkan dari kategori limbah B3. Dengan bahan kimia (U.S. Environmental protection
demikian, bahan ini menjadi limbah non-B3 Agency, 2002).
terkontrol yang dapat dimanfaatkan sebanyak
mungkin tanpa adanya hambatan birokrasi. Sampel fly ash dari PLTU A dan B diuji LD50 dua
kali dengan waktu pengambilan material berbeda.
Metode Pengujian pertama dilakukan pada tanggal 3 Januari
2019 dan kedua dilakukan tanggal 11 Juni 2019.
Metode pertama adalah pengujian langsung Tujuan pengujian dilakukan dua kali adalah untuk
terhadap 16 sampel fly ash dan bottom ash untuk memastikan bahwa fly ash dan bottom ash dari
dilakukan uji TCLP dan LD50, dan metode kedua kedua PLTU tersebut benar-benar tidak beracun.
adalah studi literatur. Selain itu, fly ash dan bottom ash yang berbeda
tanggal masuknya tidak dari satu kali pengambilan
Uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching yang sama. Pengujian dilakukan di Unit Layanan
Procedure) adalah uji pelindian senyawa-senyawa Pengujian, Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
berbahaya seperti logam berat yang dapat Kelompok mencit yang terdiri dari 10 ekor yang
mencemari lingkungan air dari sampel. Pengujian masing-masing diberi dosis yang berbeda. Enam
ini menentukan sifat beracun dari sebuah sampel. kelompok tersebut untuk satu sampel. Setiap hari
Pengujian TCLP mengikuti US-Environmental diberi makan dengan dosis tersebut dan diamati
Protection Agency (EPA) 1311 yang disyaratkan berat badan, perilaku dan status mencit.
oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan (Permen LHK) no. 55 tahun 2015. Metode yang kedua adalah studi literatur dengan
Pengujian TCLP terhadap unsur boron (B), mengumpulkan regulasi-regulasi di India, Amerika
kadmium (Cd), krom (Cr6+), timbal (Pb), tembaga Serikat, Cina dan Vietnam. Regulasi diambil dari
(Cu), perak (Ag), zinc (Zn), sianida (CN), fluoride laporan pemerintah resmi atau dari lembaga yang
(F), nitrat (NO3) dan nitrit (NO2) dilakukan di berkaitan langsung dengan pengelolaan fly ash.
Laboratorium Teknologi Air dan Konsultasi Data juga diambil dari perusahaan listrik nasional
Industri (TAKI), Teknik Kimia. Unsur B hingga Zn pada negara tersebut dan artikel yang membahas
diuji dengan metode Atomic Absoprtion tentang perlakuan fly ash. Mengingat negara India
Spectroscopy (AAS). Unsur CN hingga NO2 diuji dan Cina merupakan salah satu negara importir
dengan metode Spektrophotometri. Sedangkan batubara terbesar dari Indonesia, sehingga status fly
unsur Arsen (As) diuji dengan metode AAS di ash di negara tersebut dianggap penting sebagai
Laboratorium Manajemen Kualitas Lingkungan, target studi. Komparasi dilakukan terhadap status
Teknik Lingkungan. Unsur merkuri (Hg) diuji fly ash, sejarah regulasi yang mengatur pengelolaan
dengan metode Inductively Couple Plasma (ICP) di fly ash dan hasil pemanfaatan yang menggunakan
Laboratorium Energi dan Lingkungan – Lembaga fly ash.
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Institut Teknologi Surabaya. Hasil dan Pembahasan
Uji TCLP juga dilakukan untuk fly ash dan produk Regulasi di Indonesia
turunannya yang berbentuk paving, batako dan
beton. Kebaruan data untuk produk turunan ini Tata cara klasifikasi limbah di Indonesia mengacu
adalah jenis materialnya. Produk dibuat dengan pada Peraturan Pemerintah (PP) no. 101 tahun 2014
metode geopolimer yang tidak mengandung semen tentang Pengelolaan Limbah B3. Pada pasal 3 dan
sama sekali. Bahan pengikat produk seluruhnya pasal 5, limbah berbahaya dibagi menjadi limbah
dibuat dari fly ash 100% menggunakan pengisi dari Bahan Beracun Berbahaya (B3) dan limbah non-
bottom ash sebagai pengganti 50% pasir. B3. Limbah B3 dibagi menjadi kategori-1 dan
152
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
kategori-2. Limbah B3 kategori-1 adalah limbah 50 mg/kg hingga 5000 mg/kg. Limbah yang
yang memiliki sifat mudah meledak, menyala, memiliki nilai LD50 lebih dari 5000 mg/kg
reaktif, menginfeksi, korosi dan/atau beracun. berpotensi menjadi limbah non-B3. Jika tidak
Sedangkan kategori dua adalah limbah yang tidak terdapat toksik pada uji LD50, maka dilanjutkan
memiliki salah satu sifat tersebut. Alur klasifikasi pengujian subkronis.
limbah berbahaya di Indonesia dapat dilihat pada
Gambar 2. Uji toksikologi subkronis (LD90) adalah uji
pengaruh sampel terhadap organ internal makhluk
Pada Gambar 2, alur limbah yang tidak memiliki hidup yang diamati selama 90 hari (LD90).
sifat mudah meledak, korosi dan sebagainya, diuji Pengujian ini khusus untuk limbah yang
sifat beracunnya. Limbah B3 kategori 2 dan non-B3 direkomendasikan untuk keluar dari klasifikasi
hanya ditentukan oleh sifat beracun dengan limbah B3 menjadi limbah non-B3. Pada Permen
pengujian TCLP, LD50 dan uji subkronis. Parameter LHK no. 55 tahun 2015 pengujian ini mengacu pada
TCLP di lampiran 3 pada PP adalah perbandingan OECD 1998. Pengujian ini dilakukan untuk
batas limbah anorganik yang menentukan kategori mengetahui apakah ada unsur toksik yang tidak
limbah beracun. Terdapat dua kategori, yaitu terdeteksi oleh LD50. Lebih lanjut, tata cara
TCLP-A dan TCLP-B. TCLP-A adalah batas melakukan uji ini dituangkan dalam Peraturan
minimum untuk limbah B3 kategori 1. Sedangkan Menteri LHK yang diterbitkan tahun 2020 untuk
limbah B3 kategori 2 adalah limbah yang memiliki merevisi Permen LHK Nomor 55 tahun 2015
nilai TCLP di antara TCLP-B dan TCLP-A. (Permen LHK Nomor 10 Tahun 2020).
Kemudian Limbah non-B3 memiliki nilai TCLP di
bawah parameter TCLP-B. Belum ditemukan Pada dasarnya, pengujian LD90 biasanya diterapkan
penjelasan berkaitan dengan adanya dua parameter pada sektor makanan dan obat-obatan yang
TCLP. dikonsumsi. Belum ditemukan negara lain yang
menerapkan uji toksikologi subkronis pada limbah.
Uji LD50 dilakukan apabila uji TCLP tidak Sebetulnya pengujian ini kurang cocok digunakan
menunjukkan bahwa limbah tersebut beracun pada limbah seperti fly ash. Terlebih lagi permen
sesuai dengan Gambar 2. PP Nomor 101 tahun 2014 LHK Nomor 55 tahun 2015 memuat tata cara uji
pasal 5 memberi syarat untuk limbah B3 kategori 1 subkronis oral. Uji ini adalah teknik memberikan
dan 2 dan non-B3. Sampel yang diuji dianggap makan pada spesimen untuk diamati reaksi
memiliki kandungan toksik pada suatu dosis toksiknya. Pengujian ini adalah salah satu teknik
apabila jumlah spesies uji mengalami kematian yang digunakan oleh Badan Pengawas Obat dan
hingga 50% dari total dosis tersebut. Jika terjadi Makanan (BPOM) untuk menguji toksisitas pada
kematian pada dosis lebih kecil dari 50 mg/kg obat-obatan, kosmetik, suplemen dan pangan
maka bahan tersebut termasuk limbah B3 (Peraturan Kepala BPOM RI Nomor 7 Tahun
kategori 1. Untuk kategori 2, batas dosisnya antara 2014).
LIMBAH B3
KATEGORI 1
Ya Lampiran III
(≥ CLP Kolom A)
Nilai LD50 ≤ 50
mg/kg BB hewan uji
LIMBAH B3
KATEGORI 2
Gambar 2. Alur tata cara klasifikasi limbah sesuai dengan PP Nomor. 101 tahun 2014
153
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
154
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
api dibandingkan batu bata biasa (Naganathan et al., cara cek kualitas, penyimpanan dan pemanfaatan.
2015). Bahkan terdapat penelitian terhadap batu Regulasi ini juga menyebutkan beberapa
bata yang menggunakan fly ash 100% pemanfaatan fly ash yang dapat diajukan sertifikasi,
menggantikan bahan mentah dari lapisan tanah atas yaitu pemanfaatan fly ash pada perbaikan tanah dan
(Gadling & Varma 2017; Mainuddin et al. 2019; reklamasi bekas tambang. Sedangkan kegiatan lain
Sahu et al., 2017). yang diizinkan tanpa melakukan sertifikasi adalah
fly ash sebagai pengganti semen, sebagai stabilisasi
Tabel 1 Pembagian pemanfaatan fly ash di India produk, sebagai bahan mentah produk komersil,
pada berbagai sektor di semester pertama sebagai bahan bakar dan ekstrasi senyawa kimia
tahun 2018-2019 seperti alumina dari fly ash.
(Central Electricity Authority, 2019)
Pemanfaatan fly ash Cina
Tipe pemanfaatan
juta-ton (%)
Semen 25,03 26,85 Di Cina, fly ash dikategorikan dalam limbah
Reklamasi bekas tambang 4,80 5,15 industri padat umum kelas 2 (He et al., 2012).
Dikarenakan fly ash tidak dimasukkan ke dalam
Bata dan ubin 8,07 8,65
kategori berbahaya, maka pemanfaatan fly ash di
Reklamasi 9,01 9,66 Cina lebih leluasa. Pada tahun 2018 pemanfaatan fly
Tanggul 8,53 9,15 ash di Cina bertahan di angka 70% (Luo et al.,
Jalan dan jembatan 2,52 2,70 2020). Laju pemanfaatan fly ash di Cina dapat
Pertanian 0,72 0,77 dilihat pada Gambar 3. Angka ini disebabkan oleh
Beton 0,97 1,04 ketimpangan pemanfaatan fly ash di Cina bagian
timur dan barat akibat perbedaan jumlah penduduk
Sektor tenaga hidro 0,00 0,00
dan PLTU. Cina bagian timur lebih padat sehingga
Lain-lain 4,43 4,76 permintaan fly ash cukup tinggi. Sedangkan Cina
Fly ash tak termanfaatkan 29,17 31,28 bagian barat, permintaan sangat sedikit yang
Total 93,26 100,00 berakibat fly ash harus didistribusikan ke timur
untuk dimanfaatkan (Luo et al., 2020; Moon, 2013).
Amerika Serikat.
Meskipun grafik pada Gambar 3 menunjukkan Cina
Amerika Serikat melalui Agen Pelindung memanfaatkan fly ash sejak tahun 2002,
Lingkungan (Environmental Protection Agency, kenyataannya fly ash sudah dimanfaatkan sebagai
EPA) mengklasifikasi fly ash dari limbah batu bara bahan tambahan semen dan beton sejak tahun 1950
dan slag termasuk limbah tidak berbahaya sehingga (Luo et al., 2020) Namun belum ditemukan regulasi
limbah ini tidak diatur oleh regulasi Resource pemanfaatan fly ash dari Cina hingga tahun
Convention and Recovery Art (RCRA) 40 bagian tersebut. Hal ini disebabkan oleh Cina tidak
261 subbagian C yang mengatur pengelolaan, mengeluarkan regulasinya ke publik.
transportasi dan pembuangan limbah berbahaya
(Environmental Protection Agency, 1993). Sebagai Di Cina, fly ash lebih dominan dimanfaatkan
gantinya, fly ash diatur pada subbagian D tentang sebagai bahan tambahan semen dan beton seperti
regulasi limbah tidak berbahaya. Hal ini diperkuat yang tertera pada Tabel 2 (Luo et al., 2020; Tang et
dengan pernyataan baru dari EPA yang menyatakan al., 2013). 25% digunakan pada sektor material
bahwa pemanfaatan limbah pembakaran fosil semen dan 10% pada beton. Dikarenakan banyak
seperti fly ash tidak menimbulkan risiko yang dimanfaatkan di bidang itu, pemerintah Cina merilis
signifikan (Environmental Protection Agency, standar untuk mengatur penggunaan fly ash dalam
1993). semen dan beton (Gb/T 1596-2017). Pada
aplikasinya, fly ash dapat digunakan untuk
Dengan dipindahkannya fly ash ke dalam daftar campuran komposisi beton hingga 60% (Han &
limbah tidak berbahaya, terjadi peningkatan Wu, 2019). Salah satu contohnya adalah Bendungan
pemanfaatan fly ash di Amerika hingga 44,8% di Tiga Ngarai yang 50% material betonnya dari fly
tahun 2015 (San Nicolas et al., 2017). Sehingga ash (San Nicolas et al., 2017).
total pemanfaatan fly ash di tahun 2018 mencapai
50%. Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3. Selain semen dan beton, fly ash juga dimanfaatkan
untuk perbaikan tanah bekas tambang (Tsadilas et
Di Amerika Serikat, regulasi pada setiap negara al., 2018). Tanah modifikasi tersebut dapat
bagian berbeda-beda. Salah satu contohnya adalah ditumbuhi tanaman seperti gandum. Saat ini, Cina
Pennsylvania. Negara ini merilis Pennsylvania (Pa) sedang membangun fasilitas otomasi manufaktur
Code § 290.1: Beneficial Use of Coal Ash (2010) ubin keramik dari fly ash pertama di dunia (San
yang membahas pemanfaatan fly ash mulai dari tata Nicolas et al., 2017).
155
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
Tabel 2 Pemanfaatan fly ash di Cina pada Keputusan ini menguatkan Keputusan Perdana
berbagai sektor di tahun 2018 (Luo et al., 2020) Menteri Vietnam tahun 2014 (Decision No.
Pemanfaatan fly ash di 1696/QD-TTg, 2014). Tidak ada laporan laju
Tipe Pemanfaatan tahun 2018 pemanfaatan fly ash di Vietnam sehingga tidak
juta-ton (%) dimasukkan pada Gambar 3. Hal ini disebabkan
oleh Vietnam yang baru memulai pemanfaatannya
Semen 143 25
pada tahun 2014 sehingga belum ada laporan yang
Beton 57 10
resmi.
Material bangunan 103 18
mutu rendah
Berkat lampu hijau yang diberikan oleh pemerintah
Paving dan timbunan 17 3
Vietnam, fly ash telah dimanfaatkan pada berbagai
bekas tambang
sektor. Salah satu contohnya adalah pemanfaatan fly
Ditimbun di TPA 200 35
ash sebagai lapisan dasar TPA. Campuran fly ash
Lain-lain 51 9
dan bentonite dengan rasio 4:1 yang dicampur
Total 571 100
dengan tanah dapat dijadikan sebagai lapisan dasar
(bottom liner) TPA (Nguyen et al., 2019). Selain fly
Vietnam ash, bottom ash dapat digunakan sebagai agregat
untuk paving (Nguyen Thi et al., 2019).
Pemerintah Vietnam mulai menaruh perhatian pada
limbah sejak tahun 2005, yaitu dengan Perbandingan parameter TCLP dan LD 50
dikeluarkannya Hukum Proteksi Lingkungan
(Order Nomor 29/2005/L-CTN, 2007) yang direvisi Kategori limbah beracun di Indonesia berbeda
pada tahun 2014 (The National Assembly, 2014). dengan EPA maupun India. Jika dibandingkan
Disusul dengan terbitnya edaran Nomor berdasarkan Gambar 2, EPA menentukan limbah
36/2015/TT-BTNMT tentang manajemen limbah beracun hingga hasil TCLP saja (EPA, 1993),
berbahaya yang memuat daftar limbah berbahaya sedangkan India mensyaratkan TCLP dan LD50
dan cara pengelolaannya (Circular Nomor (Ministry of Environment, Forest and Climate
36/2015/TT-BTNMT, 2015). Di Vietnam, limbah Change Notification 4th April 2016). Perbedaan ini
padat diklasifikasikan menjadi tiga: limbah merupakan kebijakan dari pemerintah masing-
berbahaya, limbah tidak berbahaya dan limbah kota. masing.
Fly ash hasil dari pembakaran batu bara tidak
terdapat pada daftar limbah berbahaya. Sedangkan pemerintah Cina dan Vietnam belum
mempublikasikan secara internasional bagaimana
Pemerintah Vietnam sadar akan bahayanya limbah cara mereka dalam mengklasifikasi limbah
fly ash terhadap lingkungan apabila penumpukan berbahaya. Tata cara pengujian TCLP mengacu
terus berlanjut. Hal ini mendorong pemerintah pada EPA 1311 (Permen LHK Nomor 55 Tahun
untuk memasang visi setidaknya 60% limbah batu 2015). Sedangkan parameter TCLP Amerika
bara dimanfaatkan sebagai material bangunan pada Serikat terdapat di SW-846 dan 40 CFR § 261.24.
tahun 2020 (Thenepalli et al., 2018). Pada tahun Namun, negara bagian Seperti Pennsylvania (25 Pa.
2017 Perdana Menteri Vietnam merilis perintah Code § 290.1, 2010) dan California (§66261.24
untuk meningkatkan pemanfaatan abu, slag dan Characteristic of Toxicity, 1988) memiliki regulasi
gypsum yang dilepaskan dari PLTU dan pabrik dan batas limit sendiri. India juga memiliki
kimia sebagai material bangunan dan proyek parameter sendiri yang lebih ketat dari EPA.
konstruksi (Decision No. 452/QD-TTg, 2017). Perbedaan parameter dapat dilihat pada Tabel 3.
100%
India Amerika Serikat Cina Indonesia
Pemanfaatan
80%
60%
40%
20%
0%
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
Tahun
Gambar 3 Progres pemanfaatan limbah fly ash di India, Amerika Serikat, Cina dan Indonesia (Concrete
Construction, 2019; Koespraptini, 2017; Luo et al., 2020; Sharma & Akhai, 2019)
156
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
Tabel 3 Perbandingan ambang batas TCLP anorganik (mg/l) untuk klasifikasi limbah berbahaya
PP no. 101 tahun 2014 Pennsylvania India
40 CFR § 261.24 &
Zat Pencemar MOEFCC,
TCLP-A TCLP-B CCR 66261.24 title 22 PA §290.201
2016
Antimoni, Sb 6 1 - 0,15 15
Arsen, As 3 0,5 5 0,25 5
Barium, Ba 210 35 100 50 100
Berilium, Be 4 0,5 - 0,1 0,75
Boron, B 150 25 - 15 -
Kadmium, Cd 0,9 0,15 1 0,125 1
Krom, Cr 15 2,5 5 2,5 5
Tembaga, Cu 60 10 - 25 25
Timbal, Pb 3 0,5 5 0,375 5
Merkuri, Hg 0,2 0,05 0,2 0,05 0,2
Molibdenum, Mo 21 3,5 - 4,375 350
Nikel, Ni 21 3,5 - 2,5 20
Selenium, Se 3 0,5 1 0,5 1
Perak, Ag 40 5 5 2,5 5
Seng, Zn 300 50 - 50 250
157
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
Arioz, E., Arioz, O., & Mete Kockara, O. (2012). Ekaputri, J. J., Manfaluthy, L., Rahmadina, A.,
Leaching of F-type fly ash based geopolymers. Mutiara, I. S., Wijaya, A. L., Triani, D. N. D., &
Procedia Engineering, 42(August), 1114–1120. Hasbullah, H. (2018). Laporan Pekerjaan: Jasa
Penelitian Pemanfaatan Fly Ash - Bottom Ash
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik PLTU Indramayu sebagai Material Non-semen
Indonesia. (2014) Peraturan Kepala BPOM RI untuk Perkerasan Jalan dan Paving Geopolimer.
Nomor 7 Tahun 2014 tentang pedoman uji
toksisitas nonklinik secara in vivo. Jakarta: BPOM Environmental Protection Agency. (1993). 58 FR
RI. 42466: Final Regulatory Determination on Four
Large-Volume Wastes from The Combustion of
Badan Standarisasi Nasional. (2019). SNI 2847 Coal by Electric Utility Power Plants (Vol. 58,
tentang persyaratan beton struktural untuk Issue 151, pp. 42187–42482). National Archives
bangunan gedung dan penjelasan. Bandung: Badan and Record Administration.
Standarisasi Nasional.
Environmental Protection Agency. (2000). 65 FR
Bureau of Indian Standards. (2013). Indian 32213 - Notice of Regulatory Determination on
Standard 3812 (2013): Pulverized fuel ash- Wastes from The Combustion of Fossil Fuels.
Specification. India: Bureau of Indian Standards. National Archives and Record Administration.
Central Electricity Authority. (2019). Report on fly Gadling, P. P., & Varma, M. B. (2017). A review of
ash generation at coal/lignite based thermal power ecofriendly bricks by using fly ash. Journal of
stations and its utilization in the country. Construction Engineering, Technology and
Management, 7(2), 35–40.
Circular No. 36/2015/TT-BTNMT: Management of
Hazardous Wastes, (2015). Gallardo, S., Van Hullebusch, E. D., Pangayao, D.,
Salido, B. M., & Ronquillo, R. (2015). Chemical,
Concrete Construction. (2019). Coal ash recycling leaching, and toxicity characteristics of coal ashes
rate declines Shifting production and use patterns from circulating fluidized bed of a philippine coal-
results in 11% reduction in use in 2018. fired power plant. Water, Air, and Soil Pollution,
226(9), 1-11.
Ekaputri, J. J. (2016). Abu batu bara, cinderella
yang tak dirindukan. Koran Sindo. Han, F., & Wu, L. (2019). Industrial Solid Waste
Recycling in Western China. In Industrial Solid
Ekaputri, J. J., Brahmantyo, D., Rahmadina, A., Waste Recycling in Western China. Singapore:
Wijaya, A. L., Hasbullah, H., Triani, D. N. D., Springer.
Karuru, R. S., & Ruitan, X. D. E. A. (2019).
Laporan Akhir Pekerjaan Pendampingan dan He, Y., Luo, Q., & Hu, H. (2012). situation analysis
Pemanfaatan Fly Ash dan Bottom Ash PLTU and countermeasures of china’s fly ash pollution
Tanjung Balai Karimun Lingkup PT. PLN Wilayah prevention and control. Procedia Environmental
Riau dan Kepulauan Riau. Sciences, 16, 690–696.
Ekaputri, J. J., Brahmantyo, D., Rahmadina, A., Kaur, R., & Goyal, D. (2016). Mineralogical
Wijaya, A. L., Karuru, R. S., Raizal, P., Al Bari, M. comparison of coal fly ash with soil for use in
S., & Muhammad, A. R. (2019a). Laporan TW IV: agriculture. Journal of Material Cycles and Waste
Kajian Karakterisasi Kandungan Fly Ash - Bottom Management, 18(1), 186–200.
Ash PLTU Air Anyir.
Koespraptini, R. (2017). Presentasi Studi Daya
Ekaputri, J. J., Brahmantyo, D., Rahmadina, A., Dukung Lingkungan terhadap Pembangunan PLTU
Wijaya, A. L., Karuru, R. S., Raizal, P., Al Bari, M. Batubara di Pulau Jawa.
S., & Muhammad, A. R. (2019b). Laporan TW IV:
Kajian Karakterisasi Kandungan Fly Ash & Bottom Kumar, A., Samadder, S. R., & Kumar, V. (2019).
Ash PLTU Suge. Assessment of groundwater contamination risk due
158
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
to fly ash leaching using column study. Indonesia Nomor 10 Tahun 2020 tentang tata cara
Environmental Earth Sciences, 78(1), 8.1-8.12. uji karakteristik dan penetapan status limbah bahan
berbahaya dan beracun. Jakarta: Menteri
Luo, Y., Wu, Y., Ma, S., Zheng, S., Zhang, Y., & Lingkungan Hidup dan Kehitanan Indonesia.
Chu, P. K. (2020). Utilization of coal fly ash in
China: A mini-review on challenges and future Ministry of Environment and Forests India. (1999).
directions. Environmental Science and Pollution Ministry of environment and forests notification
Research. 1-14. 14th September 1999. The Gazette of India:
Extraordinary.
Luo, Y., Zheng, S., Ma, S., Liu, C., & Wang, X.
(2017). Ceramic tiles derived from coal fly ash: Ministry of Environment and Forests India. (2009).
Preparation and mechanical characterization. Ministry of environment and forests notification 3rd
Ceramics International, 43(15), 11953–11966. November 2009. The Gazette of India:
Extraordinary.
Mainuddin, Amin, R., Sarkhel, S., Bhowmick, P., &
Ahmed, A. (2019). Stresses in fly ash brick using Ministry of Environment Forest and Climate
different proportion of lime, cement, gypsum, sand Change India. (2019). Ministry of environment,
and stone dust. International Journal of Innovative forest and climate change notification 25th
Technology and Exploring Engineering, 9(2), February 2019. The Gazette of India:
4288–4292. Extraordinary.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ministry of Environment Forest and Climate
Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Lingkungan Change India. (2016). Ministry of environment
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor forest and climate change notification 4th April
55 Tahun 2015 tentang tata cara uji karakteristik 2016. The Gazette of India: Extraordinary.
limbah bahan berbahaya dan beracun. Jakarta:
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehitanan Mishra, A. K., & Ravindra, V. (2015). On the
Indonesia. utilization of fly ash and cement mixtures as a
landfill liner material. International Journal of
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Geosynthetics and Ground Engineering, 1(2), 1-7.
Indonesia. (2017). Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Indonesia Nomor Moon, S. T. (2013). Regulatory and Legal
SK.577/Menlhk/Setjen/PLB.3/10 /2017 tentang izin Applications : Fly Ash Use in Cement and
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun Cementitious Products. Paper presented at 2013
untuk kegiatan pemanfaatan limbah bahan World of Coal Ash (WOCA) Conference.
berbahaya dan beracun atas nama PT Indonesia Lexington, KY.
Power Unit. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup
Naganathan, S., Mohamed, A. Y. O., & Mustapha,
dan Kehutanan Indonesia.
K. N. (2015). Performance of bricks made using fly
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ash and bottom ash. Construction and Building
Indonesia. (2018). Keputusan Menteri Lingkungan Materials, 96, 576–580.
Hidup dan Kehutanan Indonesia Nomor Namkane, K., Naksata, W., Thiansem, S.,
SK.116/Menlhk/Setjen/PLB.3/2/2018 tentang izin Sooksamiti, P., & Arqueropanyo, O. anong. (2016).
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun Utilization of coal bottom ash as raw material for
untuk kegiatan pemanfaatan limbah bahan production of ceramic floor tiles. Environmental
berbahaya dan beracun atas nama PT. Indonesia Earth Sciences, 75(5), 1–11.
Power Unit. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Indonesia. National Standard of the People's Republic of
China. (2017). Gb/T 1596-2017: Fly ash used for
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan cement and concrete. China: Standardization
Indonesia. (2019). Surat Nomor Administration Committee.
S.181/Menlhk/Setjen/PLB.3/4/2019 tentang
pernyataan telah terpenuhinya pemenuhan Nguyen, L. C., Chu, H. L., & Ho, L. S. (2019). Soil
komitmen PT. PJB unit bisnis jasa O&M PLTU treatment by bentonite and fly ash for liners of waste
Indramayu. Jakarta: Menteri Lingkungan Hidup landfill: A case study in Vietnam. International
dan Kehutanan Indonesia. Journal of GEOMATE, 17(63), 315–322.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nguyen Thi, N., Phi Hong, T., & Bui Truong, S.
Republik Indonesia. (2020). Peraturan Menteri (2019). Utilizing coal bottom ash from thermal
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik power plants in vietnam as partial replacement of
159
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
aggregates in concrete pavement. Journal of and gypsum from thermal power, chemical or
Engineering (United Kingdom), 2019. 1-11. fertilizer plants for the production of building
materials. Vietnam:The Deputy Prime Minister.
Order No. 29/2005/L-CTN: Law on Environmental
Protection, Pub. L. No. 29/2005/L-CTN, 11–12 The Deputy Prime Minister. (2017). Decision No.
(2007). 452/QD-TTg: Approving the proposal to boost
treatment and use of ash, slag and gypsum
Pratiwi, W. D., Triwulan, Ekaputri, J. J., & Fansuri, discharged from thermal power plants, chemical
H. (2020). Combination of precipitated-calcium and fertilizer plants for production of building
carbonate substitution and dilute-alkali fly ash materials and for use in construction projects.
treatment in a very high-volume fly ash cement Vietnam:The Deputy Prime Minister.
paste. Construction and Building Materials, 234,
117273. The National Assembly. (2014). Law on
environmental protection No. 55/2014/QH13.
Republik Indonesia. (1999). Peraturan Pemerintah Vietnam: The National Assembly.
Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 1999 tentang
pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun. Thenepalli, T., Ngoc, N. T. M., Tuan, L. Q., So, T.
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. H., Hieu, H. H., Thuy, D. T. N., Thao, N. T. T.,
Tam, D. T. T., Huyen, D. T. N., Van, T. T.,
Republik Indonesia. (2014). Peraturan Pemerintah Chilakala, R., & Ahn, J. W. (2018). Technological
Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2014 tentang solutions for recycling ash slag from the Cao Ngan
pengelolaan limbah berbahaya dan beracun. Coal Power Plant in Vietnam. Energies, 11(8), 1–
Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia. 18.
Sahu, M. K., Singh, L., & Bhilai, D. R. C. E. T. Tsadilas, C. D., Hu, Z., Bi, Y., & Nikoli, T. (2018).
(2017). Critical review on types of bricks type 11: Utilization of coal fly ash and municipal sewage
sandcrete bricks. International Journal of sludge in agriculture and for reconstruction of soils
Mechanical And Production Engineering, 5(11), in disturbed lands: Results of case studies from
104–110. Greece and China. International Journal of Coal
Science and Technology, 5(1), 64–69.
San Nicolas, R. V. R., Walkley, B., & van Deventer,
J. S. J. (2017). Coal Combustion Products (CCP’s). U. S. Environmental Protection Agency. (2002).
In Woodhead publishing series in energy. EPA 712-C-02-190: Health effects test guidelines
OPPTS 870.1100 acute oral toxicity. U.S:
Sato, K., & Fujikawa, T. (2015). Effective use of Government Printing Office.
coal ash as ground materials in Japan. Japanese
Geotechnical Society Special Publication, 3(2), 65– Wattimena, O. K., Antoni, & Hardjito, D. (2017). A
70. review on the effect of fly ash characteristics and
their variations on the synthesis of fly ash based
Sharma, V., & Akhai, S. (2019). Trends in geopolymer. AIP Conference Proceedings,
utilization of coal fly ash in india: A review. Journal 1887(1), 1-12.
of Engineering Design & Analysis, 2(1), 12–16.
Xu, D., Li, H., Bao, W., & Wang, C. (2016). A new
Tang, Z., Ma, S., Ding, J., Wang, Y., Zheng, S., & process of extracting alumina from high-alumina
Zhai G. (2013). Current Status and Prospect of Fly coal fly ash in NH4HSO4 + H2SO4 mixed solution.
Ash Utilization in China. Paper presented at Hydrometallurgy, 165, 336–344.
Proceeding of World of Coal Ash (WOCA),
lexington, KY. Zhang, X. (2014). Management of Coal
The Deputy Prime Minister. (2014). Decision No. Combustion Wastes. In IEA Clean Coal Centre. 1-
1696/QD-TTg: Taking measures to treat ash, slag 68.
160
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
Tabel L-1 Hasil TCLP (mg/l) fly ash dari PLTU milik pemerintah di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat
Zat* PP A B C D E F G H I J K L M N O P
As** 0,5 0,016 0,021 0,015 0,013 0,026 0,018 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
B 25 8,41 6,21 3,84 7,86 5,86 7,01 <0,02 0,04 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02 <0,02
Cd 0,15 0,104 0,047 0,02 0,123 0,063 0,024 0,07 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
Cr6+ 2,5 1,519 0,201 0,172 0,264 0,034 0,79 1,17 0,03 0,28 0,8 0,74 0,68 0,64 0,57 0,6 0,77
Cu 10 0,218 0,031 0,025 0,188 0,026 0,026 5,38 0,02 0,24 2,36 1,26 1,47 1,12 1,09 0,42 0,62
Pb 0,5 0,13 0,359 0,212 0,11 0,417 0,218 0,34 <0,01 0,25 0,21 0,19 0,16 0,16 0,14 0,15 0,07
Hg*** 0,05 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
Ag 5 1,142 0,719 0,393 0,757 0,263 0,311 1,1 <0,02 <0,01 0,16 0,07 0,11 0,08 0,05 0,12 0,07
Zn 50 0,459 <0,002 0,029 0,243 0,029 0,131 13,49 0,21 1,25 3,85 3,43 3,41 3,12 3,62 0,88 0,82
CN 3,5 <0,005 0 0 <0,005 0 0 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005
F 75 18,08 12,46 6,12 18,82 10,54 8,92 <0,005 <0005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005
NO3 2500 46,06 38,41 18,36 38,14 22,68 24,11 5,54 2,23 5,16 4,95 4,96 4,92 4,89 5,07 3,22 3,56
NO2 150 7,26 8,18 3,04 7,05 3,96 5,02 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005
*) Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknologi Air dan Konsultasi Industri, Teknik Kimia, FTI - ITS
**) Pengujian dilakukan di Laboratorium Manajemen Kualitas Lingkungan, Teknik Lingkungan, FTSPK - ITS
***) Pengujian dilakukan di Laboratorium Energi dan Lingkungan – LPPM ITS
Tabel L-2 Hasil uji LD50 terhadap fly ash dan bottom ash dari dua PLTU di Sumatera
161
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162
Januarti Jaya Ekaputri, M. Shahib Al Bari
Perbandingan Regulasi Fly …
Tabel L-3 Hasil TCLP (mg/l) produk hasil pemanfaatan fly ash dari PLTU milik pemerintah di Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Nusa Tenggara Barat
PP A B C D G H I O
Zat
(TCLP-B) Beton Batako Paving Beton Batako Paving Beton Paving Beton Paving Paving Beton Briket Paving Paving Paving
As 0,5 0,005 0,009 0,014 0,004 0,004 0,012 <0,001 <0,001 0,008 0,015 <0,001 - - - <0,001 <0,001
B 25 5,92 6,01 6,32 4,49 4,61 4,73 <0,02 <0,02 0,82 2,37 <0,02 4,05 1,44 3,92 <0,02 <0,02
Cd 0,15 0,075 0,045 0,069 0,006 0,014 <0,001 <0,001 <0,001 0,089 0,052 0,074 <0,001 0,009 <0,001 <0,001 <0,001
6+
Cr 2,5 0,475 0,29 0,006 0,004 0,204 0,167 0.679 0,461 0,552 0,491 1,146 0,003 0,006 0,005 0,28 <0,001
Cu 10 0,023 0,041 0,024 0,066 0,042 0,04 0,19 0,21 0,186 0,196 5,16 0,03 0,008 0,055 0,19 0,21
Pb 0,5 0,067 <0,01 <0,01 0,053 0,089 <0,01 0,242 <0,01 0,467 0,243 0,342 <0,01 <0,01 <0,01 0,242 <0,01
Hg 0,05 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001 <0,001
Ag 5 0,331 0,25 0,234 0,238 0,286 0,137 <0,001 <0,02 1,146 0,73 1,07 0,274 0,185 0,242 <0,001 <0,02
Zn 50 0,334 0,978 0,561 1,049 1,225 0,724 1,12 0,42 0,578 0,62 13,69 0,5 0,549 1,08 1,12 0,42
CN 3,5 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005 <0,005
F 75 6,88 8,05 8,05 7,23 7,23 6,92 <0,005 <0,005 1,89 1,51 <0,005 7,08 6,52 5,58 <0,005 <0,005
NO3 2500 19,14 32,18 31,65 18,06 24,63 18,52 4,92 3,14 0,37 1,08 5,24 17,45 25 26,74 4,92 3,14
NO2 150 2,08 6,12 8,14 2,8 3,07 5,17 <0,005 <0,005 0,038 0,009 <0,005 1,75 2,06 4,07 <0,005 <0,005
*) Pengujian dilakukan di Laboratorium Teknologi Air dan Konsultasi Industri, Teknik Kimia, FTI - ITS
**) Pengujian dilakukan di Laboratorium Manajemen Kualitas Lingkungan, Teknik Lingkungan, FTSPK - ITS
***) Pengujian dilakukan di Laboratorium Energi dan Lingkungan – LPPM ITS
Keterangan: Kode PLTU disesuaikan dengan kode PLTU yang sama pada Tabel L-1
162
Media Komunikasi Teknik Sipil, Volume 26 No.2, 2020, 150-162