0% found this document useful (0 votes)
75 views11 pages

Peran Semar Dalam Pertunjukan Wayang Kulit Jawa Gaya Surakarta

Semar is a mysterious character that is present in all versions of Javanese shadow puppet theater performances in Surakarta. Semar plays two main roles - as a supporter of important characters and as a major stakeholder in the story. Semar represents common people and aims to restore harmony when conflicts arise in the story. There are various theories about the origins of Semar, but Semar is generally seen as a symbolic figure that maintains balance in the world.

Uploaded by

Suhartono
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
75 views11 pages

Peran Semar Dalam Pertunjukan Wayang Kulit Jawa Gaya Surakarta

Semar is a mysterious character that is present in all versions of Javanese shadow puppet theater performances in Surakarta. Semar plays two main roles - as a supporter of important characters and as a major stakeholder in the story. Semar represents common people and aims to restore harmony when conflicts arise in the story. There are various theories about the origins of Semar, but Semar is generally seen as a symbolic figure that maintains balance in the world.

Uploaded by

Suhartono
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

PERAN SEMAR

DALAM PERTUNJUKAN WAYANG KULIT JAWA


GAYA SURAKARTA
Randyo
Institut Seni Indonesia Surakarta, E-mail: randy_isi@yahoo.com

Abstract

Semar is the mysterious puppet charaters and vague. Semar is present in all versions of
leather puppet theater performances. Stories in puppet shows, Semar is present in two
main roles, first as a supporter of the birth of the holder of the most important role in the
play, namely the presence of seeds that will take a decisive position in the theater, preceded
by his presence because, seond Semar become major stakeholders in play as an example:
Kilat Buana, Semar Kuning, Semar Papa, Semar Mbarang Jantur. Semar represent sudra
figures, also represent the people in general. In the play lebet containing about philosophy
of life, the presence of Semar preceded by events because it is an extraordinary event. Gara-
gara in the puppet shows are usually marked by a major event in the universe caused by a
variety of puppet characters. It appeared to subside after Semar figure. As the atmosphere
Conditioning, Semar comes with poise, dignity many illustrations that can be interpreted
from him. Semar restore the harmony of the play that ended mulih play according to plan.
Things returned to normal play Semar sometimes even appear as a fresh air carriers and the
humorous seasoning with punakawan others, can be used to establish rapport with the
audience. Semar is a symbol characters will be elected to the presence of a knight, who has a
genuine spirit of struggle, and the birth of world harmony.

Kata Kunci: Semar, pertunjukan, wayang kulit jawa, gaya Surakarta.

PENDAHULUAN menggunakan nama Semar, terdapat


Sebutan Semar dapat dijumpai kemungkinan bahwa yang memberikan
dibeberapa wilayah untuk memberikan nama menginginkan agar mendapat
nama pada sesuatu obyek atau simbol berkah/angsar dari tokoh Semar. Nama
dalam kehidupan masyarakat Jawa. Di Semar secara pasti sulit untuk dilacak
Surakarta, Semar digunakan untuk oleh karena kurangnya tradisi tulis
memberikan salah satu nama produk dalam masyarakat Jawa. Tradisi Jawa
batik yang terkenal yaitu batik Semar. Di biasanya lebih tebal dalam budaya lisan
Wonogiri, nama Semar juga dikenal yaitu ditransformasikan dari mulut-
banyak masyarakat sbagai sebuah bukit kemulut sehingga mudah berubah sesuai
yang bulat seperti bentuk wayang kulit dengan daya penangkapan kesan pene-
Semar. Di Karanganyar, juga terdapat rima pesan. Kesimpangsiuran arti dan
sebuah tempat untuk samadi yaitu makna Semar tersebut, melahirkan ba-
patung Semar. Pemberian nama sebutan nyak versi dan pendapat yang beragam,
dalam konteks filosofis hal demikian Semar lebih lengkap dan memiliki
tidak menghilangkan makna yang sebe- makna yang mendalam dalam
narnya akan tetapi justru menambah Mahabarata, akan tetapi dalam sumber
khasanah yang lebih mendalam serta cerita Mahabarata yang berasal dari
makna yang luas. Di dalam pertunjukan karya satera besar India sebenarnya
wayang kulit purwa jawa, nama tokoh tokoh semar tidak dapat diperoleh,
wayang Semar merupakan tokoh yang sehingga menimbulkan penafsiran bah-
ada dan tetap hidup sepanjang jaman. wa tokoh Semar berasal dari kebudayaan
Semar dalam pewayangan Jawa ada Jawa.
kemungkinannya mirip dan diangkat
dari Semar pada beberapa karya sastra ASAL MULA SEMAR DAN WONDO
Jawa. Pada pertunjukan wayang kulit WAYANG
Jawa versi Arjuna sasra, tokoh Semar
hadir mengikuti tokoh pemegang peran Asal Mula Semar dalam Pertunjukkan
Sumantri yang oleh karena ketulusan Wayang Kulit Purwa Jawa
pengabdiannya kepada Negara, kemudi-
an menjadi mahapatih Suwanda di kera- Tokoh wayang Semar sekalipun
jaan Mahespati. Semar mengikuti Su- samara juga memiliki asal mula ke-
wanda hingga akhir hayatnya. lahirannya. Kelahiran tokoh Semar da-
Pada lakon versi Ramayana, lam karya sastera berbeda dengan asal
tokoh Semar selalu mengikuti tokoh mula Semar dalam pertunjukan wayang.
Senapati yang sakti mandraguna yaitu Demikian pula asal mula Semar dalam
Hanuman putera Anjani. Hanuman me- wayang versi lakon Arjunasasra, Rama-
ngabdi kepada Sri Ramawijaya hingga yana berbeda dengan asal mula dalam
akhir hayatnya. wayang versi Mahabarata.
Pada lakon versi Mahabarata to- Didalam pertunjukan wayang
koh Semar mengabdi kepada keturunan kulit purwa Suran, untuk keperluan
Wirata yaitu Manumayasa. Setelah Ma- ritual menghormati dahyang Mayak
numayasa meninggal, Semar mengabdi tahun 2003, berlangsung di pasar
kepada Pandudewanata raja Astina. Ngemplak Surakarta, dengan lakon Tu-
Setelah Pandu meninggal, kemudian me- runnya Wahyu Trimadya Daya disajikan
ngabdi kepada anak keturunannya yaitu oleh Ki Joko Santosa dari Debegan Mojo-
Arjuna dan adakalanya mengikuti pu- songo. Terjadi dialog antar tokoh Hanu-
teranya Angkawijaya atau Abimanyu man dengan Semar. Hanuman memohon
hingga Parikenan. Semar menerangkan kejadian kelahir-
Terdapat garis pengabdian Semar annya. Semar menjawab bahwa dirinya
yang sama dari seluruh lakon yang ada terlahir sebelum pulau Jawa terbentuk.
yaitu, Semar selalu mengabdi pada Semar ada sebelum masa Jawawut
ksatria yang selalu ingin menegakkan artinya lebih dahulu dirinya dari pada
keadilan, penuh pengabdian, dan pen- pulau Jawa. Dirinya lebih tua dari pulau
jaga keharmonisan dunia. Tokoh Semar Nusantara. Semar termasuk Jalma tan
ternyata dapat muncul diberbagai versi kena kinaya ngapa artinya tidak
wayang dan merupakan tokoh misterius. terpikirkan atau misterius.
Dari berbagai versi lakon wayang, tokoh
Pada pengamatan lakon lahirnya adalah simbol dari kulit dunia. Semar
Semar yang disajikan oleh Ki Purba menjadi tokoh yang jika terjadi keti-
Asmara pada bulan Maret 2009 di dakharmonisan dunia dapat melakukan
pendopo keraton Surakarta, Semar lahir pelurusan untuk menjaga harmoni du-
dari hasil perkawinan dewa Sanghyang nia, bahkan dunia seisinya dapat ditelan-
Tunggal Rekatawati. Kelahirannya berupa nya (Wawancara 21 April 2009).
sebuah telur. Oleh Sanghyang Tunggal Tokoh wayang Semar mengandung
telur dihaturkan kepada orang tuanya ya- unsur mistis yaitu jiwanya berasal dari
itu Sang Hyang Wenang. Di depan Sang- dewa Ismaya yang diturunkan ke dunia
hyang Wenang telur dipuja oleh Sang- untuk mendukung para ksatria sedang
hyang Tunggal sehingga pecah menjadi jasadnya meminjam dari seorang abdi
tiga yaitu kulit luar, putih telur, dan dari wirata yaitu Badranaya.
kuning telur. Munculnya tokoh Semar bersama-
Dari ketiga bagian tercipta tokoh sama dengan cikal bakal kelahiran
yaitu Tejamantri/Antaga, Ismaya dan keluarga Wirata yaitu pada tokoh
Manikmaya. Ketiga tokoh memperebut- Manumayasa. Dalam lakon perkawinan
kan yang paling berkuasa di dunia ini. Semar, Semar Badranaya pada suatu
Sahyang Wenang melemparkan sayem- ketika dikejar-kejar oleh dua ekor macan
bara kepada ketiga cucunya yaitu barang putih, oleh karena ketakut-annya
siapa yang dapat menelan dan dapat kemudian meminta bantuan pertapa
memuntahkan kembali gunung Maha- sakti yaitu Manumayasa. Kedua macan
meru adalah yang berwenang meme- putih dipanah sehingga berubah ujud
rintah Triloka. Triloka meliputi jagar ar- menjadi dua bidadari yaitu Kaniraras
capada atau jagat manusia, mayapada dan Kanastri atau Kanestren. Dewi
atau jagat jin dan kahyangan. Tejamantri Kanestren kemudian diperisteri Semar
adalah berasal dari kulit luar telur sedang Kaniraras diperisteri Manuma-
mencoba pertama kali untuk menelan yasa. Sejak saat itu Semar Badranaya
gunung Mahameru. Baru sampai pada menjadi punakawanan keluarga Manu-
mulut, Antaga merasa tidak mampu mayasa beserta seluruh keturunannya
sehingga mulut robek dan menganga. (1999: 1171).
Pada giliran yang kedua, Ismaya dapat
menelan gunung Mahameru sampai ke Wondo Wayang Semar
mulutnya namun tidak dapat menge- Dalam satu kotak wayang biasanya
luarkan kembali, sehingga tubuhnya tersedia dua sampai tiga tokoh wayang
membesar seperti gunung. Ahirnya Semar. Tokoh wayang yang kedua atau
Manikmaya dapat menelan gunung yang ketiga biasanya untuk menjaga jika
Mahameru dan dapat mengeluarkan dari wayang rusak atau untuk pemilihan
tubuhnya sehingga bentuknya wayang lakon kembar atau rangkap seperti
lurus dari bagian atas kepala sampai misalnya Semar Kembar tiga, Semar
bawah telapak kaki. Manikmaya yang kuning. Tokoh wayang Semar dibuat
berhak menguasai triloka yaitu arcapada, rangkap adakalanya sedikit berbeda,
mayapada, dan kahyangan. Menurut Ki sehingga menimbulkan kesan karakter
Suratna dalang Kartasura Semar terjadi berbeda. Untuk memberi nama Semar
dari kulit telur pada bagian putihnya
yang berbeda sering disebut wondo menjadi tiga patet yaitu patet Nem, patet
wayang Semar. Sembilan, dan patet Manyura, maka
Dalam pewayangan, tokoh wayang gara-gara terjadi pada saat akhir patet
Semar memiliki banyak wondo wayang. Sembilan. Gara-gara menandakan akan
Beberapa wondo yang sudah ditemukan terjadi perubahan menuju inti lakon.
diantaranya adalah Semar wondo Ginuk, Pada awal pertunjukkan berupa
Dumuk, Brebes dan Miling untuk wayang pendahuluan, kemudian pada patet
gaya Surakarta (Ens Wayang Jilid III Sembilan inti dan patet Manyura terjadi
1999: 1176). Disamping keempat wondo penutup lakon. Jika dapat dianalogkan
itu, Semar juga memiliki wondo dukun dengan perkembangan hidup manusia,
untuk wayang gaya Yogyakarta. Wondo maka hidup manusia kodratnya terjadi
wayang Miling dan Brebes untuk adegan dari kelahiran, dewasa, kemudian mati.
biasa atau pada saat jejer, wondo dukun Gara-gara terjadi pada siklus kehidupan
untuk wejangan dan dumuk untuk yaitu saat menginjak usia dewasa. Dalam
kegunaan Semar waktu berperang kehidupan sering disebut ritus peralihan
melawan musuhnya. Keterangan ciri-ciri hidup pada saat terjadi demikian maka
ujud wondo tergantung para seniman rawan gangguan sehingga diperlukan
dalang yang memahaminya, sedang pengarahan yang tepat.
terbentuknya wondo wayang kemung- Gara-gara dalam pertunjukan wayang
kinan pada saat mbedah wayang atau didahului dengan pertanda khusus yaitu
meterani yaitu ingin membuat wayang kayon ditancapkan di-tengah-tengah
Semar yang baru dengan cara ngeblat gedebog pisang sebagai lemahan kemudian
dengan menggaris/mempola pada ben- dalang melakukan pocapan gara-gara.
tuk luar wayang lama, kemungkinan Begitu pocapan selesai, kayon diambil
sedikit bergeser, sehingga dapat terjadi dimainkan secara terbalik dan ditancap
dan menyebabkan kesan penanggap juga dibagian samping dengan terbalik yaitu
berbeda-beda. sisi merah pada bagian yang berhadapan
dengan dalang. Gending iringan
Peran Semar dalam Gara-gara biasanya lebih dinamis dan dalam
Gara-gara dapat berarti keribut- pertunjukan wayang muncul beberapa
an, kegemparan, kehebohan (Poerwadar- tokoh panakawan seperti Gareng, Petruk
minta, 1968: 289). Gara-gara dalam per- dan bagong. Ketiga tokoh itu biasanya
tunjukan wayang merupakan pertanda melakukan pengenalan diri dengan
peralihan situasi, biasanya dilakukan penonton, alam alaman, saring pendapat
pada patet sembilan. Dalam pertunjukan disertai dengan kritik social (Anom
wayang semalam suntuk yang memakan Sukatno 1996: 24-31). Pada saat itu terjadi
durasi waktu sekitar tujuh jam, yang dialog antara wayang dengan tokoh
biasanya dimulai pada jam 21:00WIB dan wayang dan wayang dengan masyarakat
berakhir jam 04:00 WIB, gara-gara terjadi penonton. Terjadilah komunikasi dan
sekitar pertengahan lakon yaitu sekitar interaksi seni antara dalang dengan
pukul 01.00 dini hari atau tiga jam penonton. Biasanya isi dialog tentang
setelah mulai pertunjukan dan tiga jam pembangunan, kritik sosial, dan dendang
menjelang akhir pertunjukan. Jika dalam lagu-lagu favorit.
pertunjukan semalam dikelompokkan
Gara-gara berhenti dengan diselingi dialog segar dengan penonton,
munculnya tokoh Semar. Dalam kutipan menghadirkan pelawak, pilihan lagu-
Sri Mulyono (1982:89-91): lagu.
Dalam pewa-yangan, kalau Semar Gara-gara, adakalanya menyita
muncul, boleh dikatakan bahwa waktu lebih dari satu jam guna memu-
munculnya selalu pada tengah askan penonton. Pada lakon yang meli-
malam. Kyai lurah Semar batkan tokoh pemegang peran terpenting
sebenarnya Dewa yang menjelma Semar, adegan gara-gara tetap dipen-
menjadi manusia, Semar adalah taskan. Beberapa lakon yang melibatkan
Hyang Ismaya, juga Hyang tokoh Semar diantaranya adalah Kilat
Asmarasanta, dewa berujud Buana, Tali Rasa Rasa Tali dan Tali
manusia, di dunia ini merupakan buana, Gatutkaca Sungging, Semar Gu-
pamong keturunan Brahma dan gat Semar, Minta bagus, Bathara Wisnu
Wisnu. Semar kelihatannya jelek Krama, Semar tambak, Manumayasa Ra-
tanpa rupa tapi sebenarnya melebihi bi, Pandu lahir, Pandu karma, Mintoro-
para dewa. Semar memang pamong, go, Semar Kuning/Badranaya, Semar
melindungi dunia alam semesta mbangun Klampis Ireng, Semar mba-
dengan isinya, melindungi para ngun Khayangan, Semar mbarang jantur.
ksatrian penegak kebenaran, Disamping lakon yang sudah disebutkan
keadilan dan kejujuran dan penuh masih banyak lakon lain yang
pengorbanan. melibatkan tokoh Semar sebagai
Dengan hadirnya Semar maka pemegang peran akan tetapi biasanya
gara-gara berhenti dan lakon kembali cenderung humoris dan relative kurang
berjalan harmonis dan kemenangan popular.
selalu dipihak yang benar, yang adil dan Dari beberapa lakon yang sering
yang disertai dengan pengorbanan. dipertunjukan kepada masyarakat ten-
Dalam pertunjukan wayang kulit purwa tang peran karakter Semar dapat di-
gaya Surakarta, Semar sebagai pengabdi kelompokkan pada: (1) Semar lebih ber-
kepada para ksatria Amarta. kuasa dari pada para dewa termasuk
Manikmaya atau Guru Dewa, yang
Semar sebagai Pemegang Peran dalam dalam pewayangan sering disebut de-
Lakon Wayang ngan sebutan Bathara Guru, biasanya
Semar marah karena kurang bijaksana
Hampir semua lakon yang diper- atau berbuat kekeliruan; (2) Semar pergi
gelarkan dalam pertunjukan wayang meninggalkan Karang Kedempel sebagai
kulit purwa Jawa pasti ada adegan gara- tempat tinggalnya oleh karena para
gara. Pada lakon yang mengambil serial ksatria sudah banyak meningalkan ke-
perang besar Baratayuda, adegan gara- utamaan sehingga diperlukan pengarah-
gara biasanya lebih singkat dan tidak an/pelurusan jalannya lakon agar tujuan
terjadi dialog humor yang berhubungan yang baik tercapai dan ketiga Semar
dengan penonton. Hal itu, berbeda de- sebagai abdi/pamong kehadiran tokoh
ngan lakon biasanya. Pada pertunjukan penting yang akan menjadi pemimpin.
yang biasa, gara-gara sekarang telah Sebagian ringkasan lakon adalah
mengalami perkembangan pesat yaitu sebagai berikut.
nangkannya. Keadaan menjadi tegang,
Lakon Kilat Bhuana untung kresna memahami kejadiannya,
Dalam pertunjukan wayang kulit untuk itu kemudian memerintahkan
purwa dengan lakon ini, Bethara Guru Semar untuk maju perang. Semar marah
(Guru Dewa) menjadi pendeta di Astina besar karena Guru Dewa dalam perang
bernama Kilat Bhuana. Guru Dewa Baratayuda menginginkan pihak kurawa
bermaksud mengurungkan perang Bha- berperang melawan Semar yang men-
ratayuda. Kilat Bhuana datang ke Astina dapatkan kemenangan. Nilayaksa yang
menemui Duryudana dan mengundang ingin membantu Kurawa berperang
keluarga pandawa. Kilat Bhuana mene- melawan Semar, akhirnya terbuka ke-
rangkan bahwa perang diantara dua doknya menjadi Guru Dewa karena
bersaudara adalah kurang terpuji, dikalahkan oleh Semar Badranaya.
keduanya harus rukun. Untuk maksud
perdamaian Kilat Bhuana membutuhkan Lakon Tali Rasa-rasa dan Tali Buana
sesaji/tumbal orang Boga sampir. Tokoh Pada lakon ini, Guru Dewa dan
Boga sampir tidak lain adalah Semar. Narada turun kebumi menjadi tokoh
Arjuna mendapat tugas untuk mem- Rasa Tali dan Tali Rasa, dua ksatria
bubuh Semar. Tokoh Semar mengetahui bagus seperti tokoh Samba. Kedua tokoh
maksud jelek Guru Dewa sehingga itu kemudian pergi ke Astina menggoda
marah dan merubah bentuknya menjadi Lesmanawati. Kurawa kemudian marah
ksatria bagus bernama Cahya Bhuana terhadap kedua tokoh itu, akan tetapi
penjelmaan Ismaya. Kehendak untuk mereka tidak mampu mengusirnya.
membunuh Semar tidak terlaksana dan Sangkuni kemudian mempunyai ide
kilat Buana badar ujudnya menjadi Guru untuk melaporkan kepada Pandawa
Dewa dapat dikalahkan oleh Semar yang dengan tipu muslihat bahwa Arjuna
bergelar Cahya Bhuana. berada di Astina dan selingkuh dengan
Lesmanawati. Arjuna mendengar la-
Lakon Gatotkaca Sungging poran Sangkuni tampak tenang saja oleh
Dalam lakon Gatotkaca Sungging, karena itu hanyalah ulah Sangkuni.
Betara Guru marah kepada Gatutkaca Semar mencoba menyadarkan keuta-
oleh karena membangun Pringgodani maan ksatria kepada Arjuna, justru
mirip Khayangan. Untuk melampiaskan Semar diusir Arjuna bersama Gareng
kemarahannya, Guru Dewa merubah dan Petruk.
ujud menjadi pendeta raksasa dengan Pada suatu gua, Gareng dan Pe-
nama Begawan Nilayaksa. Guru Dewa truk menemukan busana Guru Dewa
akan membunuh Gathutkaca yang dan Narada. Gareng dan Petruk kemu-
sedang melakukan latihan perang di dian berubah ujud untuk kamuflase
Mandala Yudha. Gatutkaca adalah tokoh menjadi dewa. Semar sadar, oleh karena
yang sakti dikawatirkan tidak ada senjata menemukan busana dua dewa, kemudi-
yang ampuh untuk membunuhnya. an merubah rupa menjadi kesatria bagus
Guru Dewa juga akan membunuh Semar bernama tali Buana. Tali Buana kemudi-
oleh karena mendukung Gatutkaca. an bertapa ngrame, menolong bagi yang
Dalam peperangan hampir semua membutuhkannya. Oleh karena Arjuna
tokoh pandawa tidak ada yang meme- merasa bersalah dan tidak dapat mengu-
sir Rasa Tali dan Tali Rasa, dapat ksatria. Abiyasa sangat khawatir akan
dikalahkan badar ujud aslinya yaitu Guru kepergian Semar dari Negeri Amarta,
Dewa dan Narada sedang Tali Buana karena tanpa bimbingan Semar negeri
badar menjadi Semar. Setelah Guru Dewa Amarta akan rusak. Usaha Abiyasa
merasa bersalah kemudian minta maaf untuk mencegah kepergian Semar tidak
kepada Semar, keduanya disuruh kem- berhasil.
bali ke Kahyangan. Terkejut Guru Dewa Semar yang diliputi kemarahan
oleh karena di kahyangan sudah ada segera pergi ke Kahyangan mengadukan
Guru Dewa palsu dan Narada palsu. nasib yang dialaminya di bumi. Semar
Dengan pertolongan Semar kedua dewa menuntut agar Guru Dewa mengembali-
palsu dapat dikalahkan badar menjadi kan wujud dirinya yang gagah perkasa
Gareng dan Petruk. seperti dahulu kala. Guru dan para guru
lainnya tak ada yang mampu menyadar-
Lakon Makuta Rama kan hati Semar, karena berdasarkan
Dalam lakon ini Betara Guru kodrat hal itu tidak mungkin dilaksana-
ingin membunuh Arjuna, Betara Guru kan. Oleh karena itu dengan sangat
berusaha menghalang-halangi Arjuna terpaksa kehendak Semar diturutinya
menerima wahyu Makuta Rama dari tetapi hanya untuk sementara saja.
Begawan Kesawasidi. Maksud tidak baik Semar kemudian berubah men-
dari Betara Guru ini kemudian diketahui jadi seorang ksatria bagus, tampan den-
oleh Semar sehingga Betara Guru di gan sebutan Bambang Dewa Lelana,
hajarnya sampai kalah. sedang anaknya Bagong menjadi Bam-
bang Lengkara. Bambang Dewa Lelana
Semar Minta Bagus dan Bambang Lengkara segera kembali
Dalam kisah ini dikisahkan ke bumi kemudian menaklukkan Prabu
bahwa Semar telah meninggalkan negeri Setyawijaya dan menjadi raja di negeri
Amarta, karena merasakan sakit hati Pudak Setegel, memerintahkan prabu
diremehkan dan dihina oleh Arjuna. Setyawijaya dan maha patihnya
Arjuna berani meludahi kunjungnya. Dasapada untuk mencuri Serat Jimat
Arjuna tidak sadar bahwa kejadian itu Kalimasada.
membuat sakit hati Semar. Dengan kesaktiannya, patih Dasa-
Betapa tersinggung perasaannya, pada dapat berubah menjadi Sri Kresna
Semar sebagai orang tua yang telah dan berhasil mencuri Jimat Kalimasada.
mengasuh Arjuna sejak kecil dan Tetapi akhirnya tipu muslihat itu dapat
membimbingnya menjadi satria yang tak diketahui oleh Sri Kresna asli yang
ada bandingnya, kini diperlakukan se- datang tak lama kemudian. Dengan di-
bagai budak yang tak ada harganya. hantar oleh Sri Kresna, para Pandawa
Semar segera mengadu kepada Begawan pergi ke negeri Pudak Setegel meng-
Abiyasa di Saptaraga. Begawan Abiyasa hadap Bambang Dewa Lelana yang tak
ikut sedih hatinya, mencoba memintakan lain adalah Semar sendiri untuk meminta
maaf atas kesalahan Arjuna. Semar yang Jimat Kalimasada kembali.
masih merasa terhina ingin membalas Bambang Dewa Lelana yang telah
dan membuktikan bahwa dirinya mem- berubah menjadi Semar kembali dengan
punyai kekuasaan yang melebihi para senang hati menyerahkan Jimat Kalima-
sada kepada para Pandawa. Pandawa karena ternyata Semar masih hidup.
sadar bahwa tanpa perlindungan Semar Semar bersama semua ksatria pandawa
keadaan Amarta akan menjadi rusak. pergi ke Saptaarga untuk membebaskan
dari kekuasaan raksasa Siluman.
Semar Papa Dengan bantuan Semar para
Dalam lakon Semar Papa, Abi- Siluman dapat dikalahkan. Abiyasa
manyu diperintahkan oleh Abiyasa palsu palsu dapat dikalahkan oleh Semar badar
untuk membunuh Semar, agar negeri menjadi Durga. Begawan palsu berubah
Amarta terhindar dari bencana dan mala ujud aslinya yaitu menjadi Durga. Dalam
petaka. Ketika para pandawa mendengar serial ceritera lakon ini, mengingatkan
perintah Abiyasa, mereka menjadi bi- kepada para ksatria untuk tetap waspada
ngung dan sedih. Oleh karenanya tak dan hati-hati. Semar sebagai abdi
ada pilihan lain kecuali melaksana- pamong mengandung hikmah kebijak-
kannya. Untuk itu diperintahkannya sanaan yang harus ditaati oleh ksatria.
kepada Angkawijaya agar melaksana-
kannya. Lakon Semar Menggugat
Angkawijaya sedih membunuh Di negeri Astina terjadi kekisruh-
pamongnya sendiri. Semar seorang dewa an oleh karena dihuni oleh dua penguasa
yang menyamar, Semar adalah Sang yang serakah yaitu Resi Wisuna dan
Hyang Ismaya, maka Semar sudah tak Dewa Wisuna. Semar meninggalkan
samara dan ragu lagi segala apa yang Karang Kedempel sehingga menyebab-
dihadapinya. Dengan tersenyum sejuk kan para ksatria Pandawa hatinya cemas.
Semar memerintahkan Angkawijaya agar Semar pergi ke kahyangan menggugat,
membunuh dengan jalan membakarnya. menghadap Sanghyang Wenang, mena-
Bersamaan dengan pembakaran nyakan siapa yang berani merusak
Semar, Pandawa mendapat berita bahwa Astina. Sahyang Wenang memberi tahu
candi Sapta Arga telah rusak dan bahwa yang dapat mententeramkan
dikuasai oleh para raksasa dari negeri Astina adalah Semar. Jika masih berujud
Setragandamayit. Para Pandawa segera Semar maka akan banyak hambatan,
pergi ke Saptaarga untuk menyelamat- maka Semar harus berubah ujud menjadi
kannya. Semua ksatria pandawa gagal pendeta yang bernama Begawan Maya-
bertindak. Bima yang terkenal gagah retna. Mayaretna harus tapa ngrame yaitu
perkasa ternyata kalah berperang mela- membantu pada para ksatria yang
wan cantrik penjelmaan raksasa Siluman memerlukan bantuan.
Kala Jaramea dan Jurumea. Bima harus Di tengah perjalanan, Mayaretna
jatuh bangun dan terlempar jatuh ke bertemu dengan Abimanyu, Gareng,
dalam rawa-rawa yang berlumpur dan Petruk dan Kresna. Kresna meminta
hampir tenggelam seluruh badannya. bantuan Mayaretna agar dapat mem-
Dalam keadaan Bima mengerang, bantu para Pandawa yang sedang me-
kesaktian Semar menolong Bima dari ngalami bencana. Para Pandawa sebelum
cengkeraman maut. Pada saat itu pula diwejang dibawa ketengah hutan di
para Pandawa datang dari Saptaarga dan suruh mandi terlebih dahulu dengan
bertemu dengan Semar yang berhasil darahnya sendiri. Baru setelah selesai
menolong Bima. Mereka sangat gembira, mandi, Resi Wisuna akan menusukkan
senjata Trisura. Sebelum terlaksana me- rintahkan Semar, Gareng, dan Petruk
nusukkan Trisura, Semar datang kemu- untuk mbarang jantur/bermain sulap
dian menantang Resi Wisuna dan Dewa pada suatu daerah yaitu desa Widara-
Wisuna. Resi Wisuna badar menjadi kandang. Di Widarakandang dihuni oleh
Guru Dewa sedang Dewa Wisuna badar seseorang pendeta muda yang bernama
menjadi Jaramaya. Guru marah besar Wasi Jaladara yang ditemani oleh adik
terhadap Mayaretna. Guru Dewa perempuannya bernama Bratawijaya.
menghantamkan Trisura kepada Maya- Untuk bermain sulap, Semar,
retna sehingga badar menjadi Semar. Petruk, dan Gareng minta syarat-sya-
Peperangan antara Semar dan Guru ratnya yaitu berupa nasi tumpeng dan
Dewa dipisah oleh Sanghyang Wenang. jajan pasar. Setelah tersedia persyarat-
Guru Dewa diminta memohon maaf annya, Semar, Gareng, dan Petruk
pada Semar. Dalam lakon ini, Semar mempertunjukan keahliannya. Setelah
menggugat oleh karena Guru Dewa yang pertunjukan selesai, Semar akan kembali
seharusnya menjadi panutan justru sambil membawa berkat sebagai upah,
melakukan perbuatan yang melanggar berbagai nasi tumpeng dan jajan pasar
aturan. ditumbuk menjadi satu dengan alasan
agar mudah dibawa. Berkat kemudian
Lakon Semar Mbarang Jantur diberikan kepada Arjuna. Oleh karena
Semar mbarang jantur merupa- rasa laparnya, Arjuna segera membuka
kan lakon Semar sebagai pengamen. bungkusan berkat. Arjuna marah me-
Dalam lakon Semar menjadi pengamen, ngamuk ke Widarakandang, tetapi ketika
Dewi Irawati putri Prabu Salya dari berhadapan dengan Wasi Jaladara,
negeri Mandakara telah hilang diculik Arjuna tak dapat berbuat banyak. Setelah
Kartapiyoga raja dari negeri Tirta- saling tegur sapa, ternyata mereka masih
kandasan. bersaudara. Semua kejadian itu di-
Arjuna yang masih muda ber- karenakan perbuatan Semar.
sama Punakawan, Semar, Gareng, dan Dalam lakon ini, Semar kemudian
Petruk ingin menolong mencari Irawati, memberi penjelasan, pertama atas kesa-
tetapi bukan untuk mengikuti sayembara lahan perbuatannya, kedua agar Arjuna
yang diadakan oleh Prabu Salya. Arjuna yang mengemban tugas mencari Irawati
melihat kecantikan Banowati, hatinya tidak boleh makan di sembarang tempat.
bergetar sehingga dalam perjalanan Ketiga, Banowati bukan jodohnya.
mencari Dewi Irawati tergoda. Gejala Arjuna kemudian meminta pertolongan
percintaan Arjuna dengan Banowati di- kepada Wasi Jaladara untuk mencari
ketahui oleh Surtikanti adik Banowati. Dewi Irawati yang dicuri pencuri.
Arjuna disumpah Surtikanti bahwa akan Dengan kesaktiannya Wasi Jaladara
mengalami penderitaan akibat kelaku- dapat menangkap pencuri yang kembali
annya. Arjuna kemudian merasa lapar untuk melakukan aksinya keduakalinya.
dan haus tidak tertahankan. Jaladara dapat membunuh Kartapiyaga.
Suatu ketika Arjuna terjatuh Semar dalam lakon ini, berperan untuk
pingsan di tengah hutan dan ternyata mengingatkan para ksatria agar teduh
termakan sumpah Surtikanti. Untuk menjalankan tugas serta tidak tergoda
mengatasi rasa lapar Arjuna meme-
rayuan bujuk manis dari penggoda Semar. Semar menjadi pengayom dunia
perempuan. untuk menghindarkan kerusakan.

Lakon Semar Kuning SIMPULAN


Dalam lakon Semar kuning, Semar dalam pertunjukan wa-
Semar bertapa pada suatu bukit Tidar yang kulit purwa gaya Surakarta versi
yang mengeluarkan cahaya kuning. lakon Mahabarata mempunyai makna
Awal mula ceritanya demikian. Semar yang penting. Semar berperan sebagai
merasa sakit hatinya oleh karena melihat abdi/pamomong para ksatria yang akan
keadaan para ksatria dan para dewa menumbuhkan biji keutamaan yang
telah berbuat menyimpang dari menjaga keharmonisan, keselarasan, dan
paugeraning keutamaan. Semar merasa keseimbangan perjalanan hubungan an-
sakit hati oleh karena Abimanyu tara manusia, alam semesta para dewa.
menghina dengan berani memegang Semar dalam kebiasaan biasa dapat
kuncungnya. Subadra pergi bertapa di berlaku tokoh yang kemunculannya
Gunung Ardi Arjuna dengan sebutan disertai oleh peristiwa gara-gara yaitu
Arjuna Jalur bersama dengan Gareng, keadaan yang serba kacau dan bingung
Petruk, dan Bagong. Tak lama kemudian serta keadaan alam yang terguncang oleh
datanglah Kresna dengan Gatutkaca karena ulah sebagian tokoh dunia yang
yang meminta tolong untuk mengusir ingin merusak suasana alam. Dengan
Guntur Wasesa, Guntur dahana, dan kehadiran Semar, lakon kembali normal
Guntur maruta yang menguasai Astina. dan menuju akhir yang baik. Dalam
Kehadiran mereka di Astina oleh karena pewayangan, jika tokoh Semar menjadi
didukung oleh raja besar aji Gineng dan pemegang peran karakter, maka Semar
Patih Kendhitmimang dari kerajaan memiliki peran utama, tanpa Semar
Ujung tiris. Semua prajurit Astina kalah keadaan menjadi tidak tenteram dan
dan tunduk. Dalam peperangan ini, menjadi malapetaka. Semar serba mis-
ternyata Arjuna Jalur kalah dan badar terius, tidak pernah memiliki kepen-
Subadra. Kresna kemudian bingung dan tingan pribadi. Semar sebagai ksatria
akhirnya pergi ke gunung Tidar meminta yang setia keutamaan, kebahagiaan,
bantuan kepada Semar kuning. Semar kejujuran dan penuh pengorbanan. Jika
tidak langsung ke Astina akan tetapi Semar marah, maka kekuasaannya
pergi ke Negara Ujung Tiris yang melebihi semua tokoh termasuk Guru
dikuasai oleh Ajigineng dan Tejalaku Dewa kalah dengan Semar. Kemarahan
badar Naradha. Semar Kuning kemudian Semar dengan tujuan agar peristiwa
pergi ke Astina mengusir Guntur dunia menjadi normal kembali. Tokoh
Wasesa, Guntur Dahana dan Guntur Semar hidup sepanjang masa dalam
Maruta. Semua tokoh terbongkar lakon sehingga merupakan tokoh yang
kedoknya sebagai kamuflase dari dewa. banyak berpengaruh pada penonton.
Guntur Wasesa badar menjadi Endra,
Guntur Dahana menjadi Brama dan DAFTAR PUSTAKA
Guntur Maruta menjadi Bayu sedang
Guntur Ketuk menjadi Sambu. Semar Bastomi, Sueaji. 1995. Gemar Wayang.
Kuning akhirnya berubah ujud menjadi Semarang: Dahara Prize.
Branen, Julia. 2002. Memadu Metode 1979. Simbiolisme dan
Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Mistikisme dalam Wayang. Jakarta:
Yogyakarta: PustakaPelajar. Gunung Agung.
Budi Prasetya, Hanggar. 2005. Konsep Santosa. 2004. Mencermati Seni Per-
Badar dalam lakon Carangan tunjukan II Perspektif Pariwisata,
Pewayangan Tradisi Yogyakarta Lingkungan dan kajian Seni
dalam Harmonia Jurnal Penge- Pertunjukkan. Surakarta: The Ford
tahuan dan Pemikiran Seni. Foundation dan Program Pasca
Semarang: UNNES. Sarjana STSI.
Kodiron, 1967. Serat Pakem Pedalangan.
Solo: Pelajar.
Padmosoekotjo. 1986. Silsilah Wayang
Purwa Mawa Carita. Surabaya: BP
Balai Pustaka.
Masinambow, E.K.M dan Rahayu S.
Hidayat. 2001. Semiotik Mengkaji
Tanda dalam Artifak. Jakarta:
Balai Pustaka.
Mulyono, Sri. 1982. Apa dan Siapa Semar.
Jakarta: Gunung Agung.

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy