Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Sma Negeri 1 Palu
Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Sma Negeri 1 Palu
Abstract
This research aimed to analyze the impact of PBL model towards the learning result of
economics at the students of SMA Negeri 1 Palu. This experimental research used a Randomized
Pre Test-Posttest Control Design. The subject or population of this research was the students at
class XI IPS SMA Negeri 1 Palu. The selected samples were Class XI IPS 5 as the experimental
class and Class XI IPS 3 as the controlled class. The technique for selecting the first phase sample
was done by using purposive sampling and the second phase by using random sampling. The
independent variable of this research was problem based learning model and the dependent
variable was the score fo learning result of economics of the students at SMA Negeri 1 Palu. Data
collecting was done through learning result test. Instrument validation was done by calculating the
item discrimation and difficulty index, whereas reliability was calculated by using KR-20. Test data
analysis requirements included normality testing by using Kolmogorov-Smirnov and homogenity
test by using Levene Test. The hypothesis testing was done by using t test on the significance level
of 0,05. Based on the statistic testing result of t test, it was found that the score of F count was
1,585 with the score of p 0,000 was smaller than alpha 0,05 which means that zero hypothesis was
rejected. The rejection of zero hypothesis means accepting the alternative hypothesis which stated
that there was a difference in learning result between the group of students who were taught by
using PBL model in the experimental class compared to the group of students taught by using
conventional model in the controlled class. PBL and conventional models were significantly
different in the achievement of economics learning result. The difference was strengthen by the
mean result of each group. The learning in the experimental class by using PBL model had the
mean score of 79.10 while the mean for controlled class using conventional model was 58.93.
Based on the finding, it can be concluded that there was an impact on the use of PBL and
conventional models towards the learning result of sconomics at SMA Negeri 1 Palu. PBL model
gave significant impact towards the learning result of economics at SMA Negeri 1 Palu.
Keywords: Problem Based Learning Model, Conventional Model, and Learning Result
Dinamika dan perubahan kurikulum yang ekonomi tetap merupakan salah satu mata
sering mewarnai perjalanan kurikulum di pelajaran yang diberikan kepada siswa pada
Indonesia, seperti saat ini terjadi perubahan dari jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Mata
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pelajaran ekonomi dikategorikan mata pelajaran
ke Kurikulum 2013, tampaknya tidak mengubah kepeminatan sehingga mata pelajaran ekonomi
satu hal, yakni ekonomi tetap eksis sebagai mata hanya diberikan kepada siswa yang memilih
pelajaran yang mandiri dan berdiri sendiri. kepeminatan Ilmu-Ilmu Sosial mulai dari kelas
Dalam konteks implementasi Kurikulum 2013 X, kelas XI sampai kelas XII.
yang sampai saat ini masih diberlakukan secara Dibandingkan dengan KTSP, pada
terbatas dan akan diberlakukan secara Kurikulum 2013, posisi mata pelajaran ekonomi
menyeluruh paling lambat tahun 2019, ternyata sedikit melemah dalam pengertian bahwa pada
9
10 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 9-20 ISSN: 2302-2019
saat KTSP diberlakukan, semua siswa kelas X pencapain hasil UN, mata pelajaran ekonomi
wajib menerima mata pelajaran ekonomi karena termasuk rendah.
dalam KTSP belum mengenal pembagian Permasalahan ini semakin
jurusan di kelas X. Penjurusan diterapkan memprihatinkan jika dikaitkan dengan hasil
setelah siswa berada di kelas XI dan bagi siswa pengamatan proses pembelajaran. Kebanyakan
yang memilih Jurusan Ilmu Sosial wajib siswa yang tersebar di berbagai kelas belum
mempelajari mata pelajaran ekonomi sedangkan menunjukkan motivasi belajar yang tinggi.
siswa yang memilih jurusan lain, seperti Jurusan Belum adanya motivasi belajar siswa terlihat
Bahasa dan Jurusan Ilmu Alam tidak menerima dari beberapa indikator, seperti; 1) siswa sering
mata pelajaran ekonomi. Pada Kurikulum 2013, ke luar masuk pada saat pembelajaran; 2) siswa
kepeminatan mulai diberlakukan di kelas X tidak aktif bertanya; 3) siswa tidak aktif
sehingga mata pelajaran ekonomi hanya wajib menjawab pertanyaan verbal yang diajukan
untuk siswa yang memilih Kepeminatan Ilmu- guru; 4) siswa tidak melakukan fied back dalam
Ilmu sosial (IIS). Adapun kepeminatan lain, proses pembelajaran dan cenderung menerima
seperti; Kepeminatan Bahasa dan Kepeminatan apa saja yang disampaikan guru tanpa
Matematika dan Ilmu Alam tidak menerima mengembangkan pemikiran kritis; 5) tidak
mata pelajaran ekonomi kecuali siswa tertentu mencatat hal-hal penting ketika guru
yang memilih lintas minat mata pelajaran menjelaskan materi; dan 6) tidak mengumpul
ekonomi. tugas tepat waktu.
Kurikulum apapun yang diterapkan tetap Masalah rendahnya hasil belajar siswa
tidak dapat mengabaikan mata pelajaran dapat diatasi dengan berbagai cara di antaranya
ekonomi karena mata pelajaran ini sangat urgen. mengubah paradigma pembelajaran guru dari
Ekonomi adalah mata pelajaran yang pola pembelajaran yang bersifat teacher
mempelajari perilaku dan tindakan manusia centered menjadi student centered. Untuk
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang mengubah paradigma dari teacher centered ke
bervariasi dan tidak terbatas serta berkembang student centered dapat dilakukan dengan cara
dengan sumber daya yang terbatas melalui menerapkan berbagai model pembelajaran yang
pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, berbasis kooperatif dan konstruktivistik karena
dan distribusi. Pembelajaran ekonomi berpotensi menjadikan siswa sebagai poros
diharapkan mampu mengantar siswa untuk pembelajaran. Menurut Chauhan (Wahab, 2007:
mencapai hasil belajar maksimal atau mencapai 52), adalah³PRGHO RI WHDFKLQJ FDQ EH defined as
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Harapan an introduction design which describes the
agar siswa mampu mencapai hasil belajar yang process of specifying and producing
telah ditetapkan pemerintah yakni 75 untuk environmental situations which cause the
KTSP dan 2,66 untuk Kurikulum 2013, bukan students to interact in such a way that a specific
pekerjaan yang mudah. Realitas yang terjadi FKDQJH RFFXUV LQ WKHLUV EHKDYLRUV ´ Suprijono
dalam pembelajaran ekonomi masih bermasalah (2009: 45-46) bahwa ³PRGHO SHPEHODMDUDQ
\DNQL ³VHPXD NHODV ; dan XI di SMA Negeri 1 merupakan landasan praktik pembelajaran hasil
Palu, setelah diberikan ulangan harian pertama penurunan teori psikologis pendidikan dan teori
ternyata tidak ada satu kelas yang berhasil belajar yang dirancang berdasarkan analisis
PHQFDSDL NHWXQWDVDQ ´ 'RNXPHQ *XUX terhadap implementasi kurikulum dan
Ekonomi yang melaksanakan pembelajaran di LPSOLNDVLQ\D SDGD WLQJNDW RSHUDVLRQDO GL NHODV ´
kelas X dan kelas XI SMA Negeri 1 Palu ± Sedangkan Aunurrahman (2009: 146)
2014). Kecenderungan rendahnya hasil belajar PHQ\DWDNDQ ³Podel pembelajaran dapat
siswa, tidak hanya terjadi pada saat ini diartikan sebagai kerangka konseptual yang
melainkan sudah berlangsung lama yakni sejak melukiskan prosedur yang sistematis dalam
KTSP masih diberlakukan. Ditinjau dari mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
Anna Sylvia. E. Ibrahim, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar ««««««««11
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi inquiry, memandirikan siswa, dan
sebagai pedoman bagi para perancang PHQLQJNDWNDQ NHSHUFD\DDQ GLUL VLVZD ´
pembelajaran dan para guru untuk Model PBL dinilai sangat potensial untuk
merencanakan dan melaksanakan aktivitas meningkatkan hasil belajar siswa karena
pembelajaran ´ $GDSXQ Joyce (2004: 4) menurut Putra (2013: 82) PBL memiliki
menyatakan ³models of teaching are really NHOHELKDQ DQWDUD ODLQ ³VLVZD OHELK PHPDKami
models of learning. As we help students acquire konsep yang diajarkan lantaran Ia yang
information, ideas, skills, values,, ways of menemukan konsep tersebut dan pengetahuan
thinking, and means of expressing themselves, tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki
ZH DUH DOVR WHDFKLQJ WKHP KRZ WR OHDUQ ´ VLVZD VHKLQJJD SHPEHODMDUDQ OHELK EHUPDNQD ´
Banyak model pembelajaran berbasis Kelebihan lain dikemukakan Hamdani (2010:
kooperatif dan bernuansa kontruktivistik yang 88) bahwa ³ VLVZD GLOLEDWNDQ SDGD NHJLDtan
dapat menjadi pilihan guru ekonomi untuk belajar sehingga pengetahuannya benar-benar
diterapkan, seperti; jigsaw, two stay two tray, diserap dengan baik; 2) siswa dilatih untuk
inquiry, make a match, pembelajaran berbasis dapat bekerjasama dengan siswa lain; dan 3)
proyek, discovery learning, group investigation siswa dapat memperoleh pemecahan dari
dan problem based learning. Problem based berbagai sumber.´ Sementara itu, Warsono dan
learning (PBL) menjadi fokus penelitian karena Hariyanto (2013: 149) menyatakan bahwa
termasuk salah satu model yang sangat ³problem based learning (pembelajaran
dianjurkan untuk diterapkan. Model ini, selain berbasis masalah) atau sering disebut PBI
berbasis kooperatif ± konstruktivistik juga (problem based instruction) merupakan suatu
sangat relevan dengan pendekatan saintifik. tipe pengelolaan kelas yang diperlukan untuk
Pendekatan saintifik merupakan pendekatan mendukung pendekatan konstruktivisme dalam
pembelajaran yang digunakan semua guru pengajaran dan EHODMDU ´ Selanjutnya, Sugiyanto
dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah (2009:156) mengemukakan tujuan PBL adalah
tanpa memandang kelas, jurusan, dan mata ³PHPEDQWX SHQFDSDLDQ WXMXDQ-tujuan seperti
pelajaran yang diampu ketika meningkatkan keterampilan intelektual dan
mengimplementasikan Kurikulum 2013. investigasi, memahami peran orang dewasa, dan
Kurikulum apapun yang diterapkan relevan membantu siswa untuk menjadi pelajar yang
dengan pendekatan saintifik termasuk model PDQGLUL ´
PBL. +RVQDQ PHQ\DWDNDQ ³3%/ Betapapun hebatnya model PBL, pada
adalah model pembelajaran dengan pendekatan akhirnya tergantung pada guru yang
pembelajaran siswa pada masalah autentik melaksanakan pembelajaran. Karena itu, yang
sehingga siswa dapat menyusun pertama harus dikuasai guru ekonomi adalah
pengetahuannya sendiri, menumbuh memahami dan mampu menerapkan tahapan
kembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan atau sintaks model PBL sebagai berikut:
12 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 9-20 ISSN: 2302-2019
Berdasarkan uraian di atas maka yang tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
menjadi permasalahan dalam penelitian ini pengaruh model PBL terhadap hasil belajar
adalah Apakah ada perbedaan model PBL mata pelajaran ekonomi pada siswa SMA
dengan Pendekatan konvensional terhadap hasil Negeri 1 Palu.
belajar mata pelajaran ekonomi pada siswa
SMA Negeri 1 Palu.? Karena itu yang menjadi
Anna Sylvia. E. Ibrahim, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar ««««««««13
Tabel 2. diperlihatkan bahwa hasil pre test yang signifikan karena mean kelas eksperimen
kelas eksperimen yang menggunakan model 52.00 hanya berselisih 3.45 dengan mean kelas
PBL dan kelas kontrol yang menggunakan kontrol yang mencapai 48.55.
model konvensional tidak terdapat perbedaan
14 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 9-20 ISSN: 2302-2019
Berdasarkan Tabel 3. ditunjukkan bahwa statistik ini perlu dilakukan karena jika hasil uji
mean kelas eksperimen yang menggunakan menunjukkan data bersifat normal dan
model PBL 79.10 sedangkan mean kelas kontrol homogen, maka terpenuhi syarat untuk
yang menggunakan model konvensional 58.93. melakukan uji statistik dengan teknik analisis t
Dengan demikian terdapat selisih yang cukup test.
signifikan yakni mencapai 20.12. a. Uji Normalitas Data
Dalam uji persyaratan normalitas data
1. Pengujian Persyaratan Statistik menggunakan SPSS versi 19.00. Hasilnya dapat
Uji persyaratan statistik meliputi; uji dilihat pada tabel berikut.
normalitas dan homogenitas. Uji persyaratan
Berdasarkan Tabel 4. diperlihatkan bahwa normal. Demikian pula halnya hasil pre
data skor pre test untuk model PBL pada kelas test untuk kelas kontrol atau kelas yang
eksperimen sesuai uji Kolmogorov-Smirnov menggunakan model konvensional memperoleh
memperoleh nilai sig 0.062. Karena nilai sig nilai sig atau p 0.200 yang berarti berada di atas
atau p lebih besar dari 0.05 maka dapat 0.05 sehingga disimpulkan pula tidak ada
ditegaskan tidak terdapat perbedaan yang perbedaan antara data yang akan diuji dengan
signifikan antara data yang diuji dengan data data normal baku atau normal.
normal baku sehingga disimpulkan data yang uji
Tabel 5 dijelaskan bahwa data skor post Karena itu, disimpulkan pula tidak ada
test untuk model PBL pada kelas eksperimen perbedaan antara data yang akan diuji dengan
sesuai uji Kolmogorov-Smirnov memperoleh data normal baku atau disimpulkan normal.
nilai sig 0.117 lebih besar dari 0.05 maka dapat
dinyatakan secara tegas tidak terdapat b. Uji Homogenitas Data
perbedaan yang signifikan antara data yang Berdasarkan data hasil penelitian yang
akan diuji dengan data normal baku sehingga diolah dengan menggunakan bantuan SPSS,
disimpulkan data yang uji normal. Hasil post maka hasil uji homogenitas dapat dilihat dan
test untuk kelas kontrol atau kelas yang dicermati pada rangkuman data yang disajikan
menggunakan model konvensional memperoleh pada tabel berikut.
nilai p 0.200 yang berarti berada di atas 0.05.
Berdasarkan Tabel 6 ditunjukkan bahwa homogen karena perolehan nilai sig 0.212 lebih
populasi dalam penelitian ini berasal dari besar dibanding nilai probabilitas 0.05.
sampel yang sama. Populasi dimaksud baik
kelas eksperimen yang menggunakan model 2. Pengujian Hipotesis
PBL maupun kelas kontrol yang menggunakan Untuk menguji hipotesis, maka digunakan
model konvensional. Hasil analisis levene analisis t test. Analisis t test diarahkan pada
statistic untuk pre test memperoleh nilai sig hasil belajar pre test dan hasil belajar post test.
0.105 yang berarti lebih besar dari probabilitas Karena itu, maka hasil uji t test pre test dan post
0.05 sehingga disimpulkan homogen. test perlu ditampillkan sebelum menarik suatu
Bagaimana dengan data post test.? Ternyata kesimpulan tentang pengaruh model PBL
tidak berbeda dengan hasil pengujian terhadap hasil belajar mata pelajaran ekonomi
homogenitas pre test kelas eksperimen dan pada siswa SMA Negeri 1 Palu.
kelas kontrol, juga memperlihatkan hasil yang
Tabel 7. Hasil Belajar Pre Test Mata Pelajaran Ekonomi dengan Uji t test
Independent Samples Test
Levene's Test for t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
F Sig. t Df Sig. (2- Mean Std. Error 95% Confidence
tailed) Diffe Diffe Interval of the
rence rence Difference
Lower Upper
Equal variances
2,693 ,105 1,709 78 ,091 3,450 2,019 -,569 7,469
Hasil Belajar assumed
Pree Test Equal variances
1,709 71,518 ,092 3,450 2,019 -,575 7,475
not assumed
16 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 9-20 ISSN: 2302-2019
Berdasarkan Tabel 7 ditunjukkan bahwa ditinjau dari aspek hasil pre test mata pelajaran
berdasarkan nilai Sig (2-tailed) 0,091> 12 . = ekonomi antara kelas eksperimen yang
1 dibelajarkan dengan model PBL dan kelas
2 (0,05) = 0,025, maka dapat dikatakan bahwa
kontrol yang dibelajarkan dengan model
Ho ditolak artinya kedua kelompok memiliki konvensional tidak memiliki perbedaan.
rata-rata hasil belajar pre test yang sama. Jadi,
Tabel 8. Hasil Belajar Post Test Mata Pelajaran Ekonomi dengan Uji t test
Independent Samples Test
Levene's Test for t-test for Equality of Means
Equality of
Variances
F Sig. t Df Sig. (2- Mean Diffe Std. Error 95% Confidence
tailed) rence Diffe rence Interval of the
Difference
Lower Upper
Equal
Hasil variances 1,585 ,212 11,300 78 ,000 20,175 1,785 16,621 23,729
Belajar assumed
Post Equal
Test variances not 11,300 76,971 ,000 20,175 1,785 16,620 23,730
assumed
Mencermati Tabel 4.13, maka tegas diperkuat dengan data perolehan mean masing-
dikatakan bahwa berdasarkan LeYHQH¶V 7HVW masing kelompok. Pembelajaran pada kelas
kedua kelompok memiliki variansi yang sama eksperimen yang menggunakan model PBL
karena nilai sig 0.212 > . (0.05). Sementara itu, memperoleh mean 79.10 sedangkan mean yang
berdasarkan t test diperoleh nilai sig 0.000 atau diperoleh pada pembelajaran model
(2-tailed) 0,000< 12 . = 12 (0,05) = 0,025 sehingga konvensional di kelas kontrol adalah 58.93. Dari
Ho diterima. Artinya kedua kelompok yakni analisis tersebut terlihat rata-rata hasil belajar
kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan model PBL lebih tinggi dari hasil belajar pada
model PBL dan kelas kontrol yang dibelajarkan kelompok siswa yang menggunakan model
dengan model konvensional tidak memiliki rata- konvensional dengan selisih sangat signifikan
rata hasil belajar post test mata pelajaran yakni 20.17.
ekonomi yang sama atau dengan perkataan lain Perbedaan signifikan antara kelompok
hasil belajar post test mata pelajaran ekonomi siswa yang belajar dengan model PBL dan
kedua kelompok yakni kelas eksperimen dan kelompok siswa yang belajar dengan model
kelas kontrol adalah berbeda nyata. konvensional menunjukkan hasil belajar
dipengaruhi oleh model pembelajaran. Temuan
Pembahasan ini membuktikan kebenaran kajian teoretis
Berdasarkan hasil pengujian statistik t test, terdahulu bahwa model pembelajaran
nilai F hitung sebesar 1,585 dengan nilai p berpengaruh terhadap hasil belajar. Secara
0,000 lebih kecil dari nilai alpha 0,05 yang spesifik Aunurrahman (2009: 143) menjelaskan
berarti hipotesis nol ditolak dan hipotesis EDKZD ³Senggunaan model pembelajaran yang
alternatif diterima yang menyatakan ada tepat « dapat memberikan kemudahan bagi
perbedaan hasil belajar antara kelompok siswa siswa untuk memahami pelajaran sehingga
yang dibelajarkan menggunakan model PBL memungkinkan siswa mencapai hasil belajar
dibandingkan dengan kelompok siswa yang yang lebih baik ´
dibelajarkan model konvensional. Perbedaan ini Hal ini bermakna bahwa pembelajaran
ekonomi dengan model PBL dapat
Anna Sylvia. E. Ibrahim, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar ««««««««17
menghadirkan pembelajaran yang aktif dan merupakan suatu tipe pengelolaan kelas yang
kreatif. Kosasih (2014: 89) menyatakan bahwa diperlukan untuk mendukung pendekatan
³PBL mampu mengembangkan kemampuan NRQVWUXNWLYLVPH GDODP SHQJDMDUDQ GDQ EHODMDU ´
berpikir kritis dan kemampuan pemecahan Hal ini tentu saja berbeda dengan pendekatan
masalah serta sekaligus mengembangkan pembelajaran konvensional. Menurut Ula (2013:
kemampuan mereka untuk secara aktif 30) baKZD ³pola pembelajaran konvensional
membangun pengetahuan mereka.´ dapat merangkul peserta didik yang memiliki
Temuan penelitian ini juga sejalan dengan NHFHQGHUXQJDQ EHODMDU DXGLWRUL «SROD
Sanjaya (2008: 220) yang antara lain pembelajaran konvensional tak mampu
menyatakan: ³pembelajaran berbasis masalah merangkul semua karakter peserta didik dalam
merupakan teknik yang bagus untuk lebih proses belajar. Peserta didik dengan tipologi
memahami isi pelajaran; memberikan kepuasan belajar linguistik maupun kinestetik akan
untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa; merasa kesulitan dalam proses pembelajaran
dan meningkatkan aktivitas pembelajaran konvensional ´
siswa ´ 7LJD XQVXU LQL sangat penting dalam Model konvensional hanya mampu
meningkatkan hasil belajar siswa, yakni; 1) memberdayakan siswa dengan potensi auditori.
siswa yang memahami isi pelajaran berarti Djamarah (2008: 56) menyatakan ³metode
menguasai materi yang diberikan. Penguasaan pembelajaran konvensional sejak dulu
terhadap materi mengindikasikan bahwa siswa dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan
mampun menjawab pertanyaan; 2) siswa puas antara guru dengan anak didik dalam proses
karena menemukan pengetahuan baru juga belajar dan pembelajaUDQ ´ Dari perspektif
berimplikasi pada resapan pengetahuan yang teoretis ini dapat dipahami jika kemudian
lebih dalam dan retensi lebih lama; dan 3) temuan penelitian ini membuktikan adanya
meningkatkan aktivitas berarti siswa aktif perbedaan hasil belajar ekonomi yang
mencari dan menemukan pengetahuan sehingga menggunakan model PBL dengan model
pembelajaran memberikan efek yang positif konvensional karena secara praktis, model
terhadap hasil belajar. konvensional hanya mengandalkan satu potensi
Secara konseptual sesungguhnya model belajar yakni auditori.
PBL tidak hanya berbasis pada pendekatan Berdasarkan pembahasan yang telah
kooperatif melainkan juga pada pendekatan diuraikan di atas, secara tegas dapat dinyatakan
konstruktivistik (siswa sendiri menemukan bahwa temuan yang diperoleh dari hasil
pengetahuan melalui pemecahan masalah) penelitian sejalan dengan kajian teoretis para
sebagaimana disinyalir di atas. Berbasis ahli yang juga telah dipaparkan terdahulu.
kooperatif karena dalam praktiknya, Untuk lebih meyakinkan, maka dikemukakan
pembelajaran PBL mengakomodir pembentukan pemikiran lain. Dalam hal ini, Sugiyanto
kelompok untuk memudahkan siswa (2009:156) menegaskan 3%/ ³PHPEDQWu
bekerjasama dalam mempelajari suatu materi. pencapaian tujuan-tujuan seperti meningkatkan
Hosnan (2014: 300) mengidentifikasi beberapa keterampilan intelektual dan investigasi,
ciri PBL, salah satu diantaranya adalah bersifat memahami peran orang dewasa, dan membantu
NRODERUDVL ´ Di sisi lain model PBL juga VLVZD XQWXN PHQMDGL SHODMDU \DQJ PDQGLUL ´ Jika
berbasis konstruktivistik karena melalui model terjadi peningkatkan intelektual maka di
ini siswa membangun atau mengkonstruk dalamnya termasuk peningkatan hasil belajar
sendiri pengetahuannya. karena tidak mungkin siswa dapat menjawab
Warsono dan Hariyanto (2013: 149) pertanyaan dalam tes jika tidak memiliki
PHQ\DWDNDQ ³problem based learning kemampuan intelektual. Sementara itu,
(pembelajaran berbasis masalah) atau sering Hamdani (2010: 88) PHQLODL ³PHODOXL PBL
disebut PBI (problem based instruction) siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga
18 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 9-20 ISSN: 2302-2019
pengetahuannya benar-benar diserap dengan melainkan di jenjang pendidikan dasar pun juga
EDLN´ $UWLQ\D MLND SHQJHWDKXDQ WHUVHUDS GHQJDQ efektif. Hal ini dibuktikan oleh penelitian
baik, maka pengetahuan tersebut akan tersimpan Febriani. (2013: 79) yang menyimpulkan bahwa
lama dan pada saatnya jika dibutuhkan ketika hasil penghitungan data hasil belajar
mengikuti tes dengan mudah direproduksi atau menunjukkan perolehan nilai signifikansi yang
dimunculkan kembali dalam bentuk jawaban diperoleh sebesar 2,286, sehingga Ho ditolak
terhadap tes. karena t hitung > t tabel, yaitu 2,286 > 2,013.
Keseluruhan pembahasan yang telah Jadi terdapat perbedaan hasil belajar antara
dikemukakan memberikan keyakinan empiric siswa yang belajar menggunakan model
yang memperkuat keyakinan teoretis bahwa Problem Based Learning dengan siswa yang
model PBL yang diberlakukan pada kelas EHODMDU PHQJJXQDNDQ PRGHO NRQYHQVLRQDO ´
eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar Keseluruhan pembahasan yang telah
siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA dikemukakan memberikan keyakinan empiric
Negeri 1 Palu lebih tinggi dibandingkan model yang memperkuat keyakinan teoretis bahwa
konvensional yang diberlakukan pada kelas model PBL yang diberlakukan pada kelas
kontrol. Temuan penelitian ini tidak hanya eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar
memperkuat argumentasi teoretis, akan tetapi siswa pada mata pelajaran ekonomi di SMA
sekaligus relevan dengan penelitian terdahulu, Negeri 1 Palu lebih tinggi dibandingkan model
seperti: penelitian Arista menyimpulkan bahwa konvensional yang diberlakukan pada kelas
³nilai rata-rata post test setelah menggunakan kontrol. Temuan penelitian ini memperkuat
model pembelajaran berdasarkan masalah hasil ± hasil penelitian terdahulu sekaligus
(Problem Based Learning) 79,66 dengan SD mendukung pandangan teoretis yang secara
9,91. Sedangkan nilai rata-rata post test setelah substansi meyakini model PBL memiliki
menggunakan metode pembelajaran pengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa
konvensional 65,67 dengan SD 11,65. pada mata pelajaran ekonomi.
(http://digilib.unimed.ac.id/.html. Diakses pada
5 Nopember 2015. Pukul 21.00 Wita). KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Penelitian lain dilakukan oleh Prianto
\DQJ PHQ\LPSXONDQ EDKZD ³Hasil penelitian Kesimpulan penelitian ini adapat
menunjukan bahwa model pembelajaran diuraiakan bahwa sesuai hasil post test
Problem Based Learning berpengaruh terhadap menunjukkan model PBL dan model
hasil belajar ekonomi siswa di SMAN 29 konvensional berbeda secara signifikan dalam
Jakarta. Hal ini ditunjukan oleh hasil uji t pencapaian hasil belajar ekonomi. Berdasarkan
sebesar 2,46 sehingga Ho ditolak dan Ha hasil pengujian statistik t test, nilai F hitung
diterima. Artinya terdapat pengaruh model sebesar 1,585 dengan nilai p 0,000 lebih kecil
pembelajaran Problem Based Learning terhadap dari nilai alpha 0,05 yang berarti hipotesis nol
hasil belajar ekonomi siswa. Nilai ini diperkuat ditolak yang menyatakan tidak ada perbedaan
dengan rata-rata post test hasil belajar kelas hasil belajar model PBL dengan model
eksperimen (73,78) lebih tinggi dari kelas konvensional. Penolakan hipotesis nol
kontrol (61.42) sehingga menunjukan kelas berimplikasi pada diterimanya hipotesis
eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. alternatif yang menyatakan ada perbedaan hasil
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle. belajar antara kelompok siswa yang
diakses pada tanggal 15 Nopember 2015 Pukul dibelajarkan menggunakan model PBL pada
21.00). kelas eksperimen dibandingkan dengan
Lebih menarik lagi adalah model PBL kelompok siswa yang dibelajarkan dengan
tidak hanya mampu meningkatkan hasil belajar model konvensional pada kelas kontrol. Hasil
siswa mata pelajaran ekonomi di SMA belajar kelompok siswa yang dibelajarkan
Anna Sylvia. E. Ibrahim, dkk. Pengaruh Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar ««««««««19
dengan model PBL lebih baik dibandingkan dan 5) Pengawas pembina juga memiliki peran
hasil belajar kelompok siswa yang dibelajarkan penting sebagai mitra guru untuk meningkatkan
dengan model konvensional. Perbedaan ini kompetensi guru dan profesionalisme. Karena
diperkuat dengan perolehan mean masing- itu, pengawas pembina juga direkomendasikan
masing kelompok. Pembelajaran pada kelas agar berkenan secara rutin membimbing dan
eksperimen yang menggunakan model PBL mensupervisi guru mata pelajaran ekonomi baik
memperoleh mean 79.10 sedangkan mean yang supervisi administrasi pembelajaran maupun
diperoleh pada kelas kontrol yang menggunakan proses pembelajaran.
model konvensional adalah 58.93. Dari analisis
tersebut terlihat rata-rata hasil belajar kelompok UCAPAN TERIMA KASIH
siswa yang dibelajarkan dengan model PBL
lebih tinggi dari hasil belajar pada kelompok Syukur alhamdullillah penulis panjatkan
siswa yang dibelajarkan dengan model ke hadirat Allah swt, atas rahmat dan karunia
konvensional dengan selisih sangat signifikan yang dilimpahkan-Nya sehingga artikel ini
yakni 20.17. Berdasarkan fakta tersebut secara dapat diselesaikan. Artikel ini merupakan
tegas disimpulkan bahwa ada pengaruh model reduksi dari tesis karena itu, pada bagian akhir
PBL terhadap hasil belajar ekonomi di SMA artikel ini patut penulis menyampaikan ucapan
Negeri 1 Palu. Model PBL memberikan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan
pengaruh signifikan terhadap hasil belajar setinggi-tingginya kepada semua pihak yang
ekonomi di SMA Negeri 1 Palu. telah memberikan bantuan baik secara langsung
Berdasarkan kesempulan tersebut maka maupun tidak langsung, baik secara materil
direkomendasikan: 1) guru ekonomi baik di maupun secara moril, terutama kepada: 1) Dr.
SMA Negeri 1 Palu maupun guru ekonomi di Suyuti, M.Pd, sebagai pembimbing utama
SMA lain untuk mempertimbangkan dalam penulisan tesis ini dan penyusunan artikel
mengimplementasikan model PBL secara ini dan 2) Dr. H. Lukman Nadjamuddin,
proporsional; 2) guru ekonomi yang ingin M.Hum, selaku Dekan FKIP Universitas
menerapkan model PBL hendaknya menguasai Tadulako Palu sekaligus sebagai pembimbing
dengan baik tahapan pelaksanaan model PBL anggota dalam penulis tesis dan penyusunan
agar pembelajaran ekonomi dengan model PBL artikel ini.
berjalan efektif dan efisien; 3) Ciri masalah
dalam model PBL adalah masalah yang faktual DAFTAR RUJUKAN
dan tidak dibuat-buat karena itu
Arista. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran
direkomendasikan kepada guru ekonomi
hendaknya memanfaatkan MGMP Mata Berdasarkan Masalah (Problem Based
Pelajaran Ekonomi untuk mendesain masalah Learning) terhadap Hasil Belajar
yang perlu dijadikan sebagai titik sentral dalam Ekonomi Siswa Kelas X SMA Negeri 8
pembelajaran ekonomi dengan model PBL. Medan (http://digilib.unimed.ac.id/.html.
Desain ini dapat dikembangkan untuk beberapa Diakses pada 5 Nopember 2015. Pukul
kali pertemuan sesuai kebutuhan guru ekonomi 21.00 WITA)
di sekolah masing-masing; 4) Efektivitas guru
Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran.
ekonomi dalam menerapkan model PBL tidak
Bandung: Alfabeta
hanya ditentukan oleh kompetensi guru
Febriani. R. 2013. Keefektifan Problem Based
ekonomi itu sendiri. Peran supervisi sangat
Learning terhadap Aktivitas dan Hasil
strategis. Karena itu, kepala sekolah
Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
direkomendasikan untuk melakukan supervisi
Negeri 1 Dagan Kabupaten Purbalingga
kepada guru terutama yang melaksanakan
Pada Materi Globalisasi. Semarang:
model-model pembelajaran seperti model PBL;
PGSD ± Unversitas Negeri Semarang
20 e Jurnal Katalogis, Volume 5 Nomor 4, April 2017 hlm 9-20 ISSN: 2302-2019