Studi Komparasi Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Antara Jakarta Dan Singapura
Studi Komparasi Perencanaan Ruang Terbuka Hijau Perkotaan Antara Jakarta Dan Singapura
54-62
lurah setempat untuk membahas desain yang diinginkan keterampilan politik masyarakat (Abe, 2005). Selain itu,
oleh warga sekitar dan dilakukan selama tiga kali dengan Penyediaan RTH di perkotaan memerlukan kebijakan dari
masyarakat sehingga desain yang terbentuk disesuaikan pemerintah dengan melibatkan masyarakat yang memiliki
dengan aspirasi masyarakat. Komunitas berkewajiban lahan kosong (Noviandi et al. 2017; Triana et al. 2019).
menjaga kualitas area yang direncanakan pada setiap
individu (Manan, 2016). Partisipasi warga dan pemangku
kepentingan lainnya sebagai elemen vital untuk
keberhasilan pengelolaan dan perlindungan ruang
terbuka (Bengston et al. 2004).
pada Gambar 9. Masterplan RTH pertama di Singapura Konsep perencanaan RTH dan ruang biru dibuat secara
dibuat pada tahun 1980an dengan target sebesar 0,8 ha kesatuan. Sepanjang pesisir menjadi zonasi Ruang
parkland untuk 1000 populasi penduduk (CUGE, 2011). Terbuka Biru (RTB) dan sepanjang jalur jalan dibuat jalur
Pada 1980an ditanam berbagai Bougainvillea dan Hibiscus hijau yang tidak terputus. Target tersebut masih
di seluruh pulau agar Kota Singapura lebih berwarna yang digunakan sampai tahun 2009 oleh Pemerintah Singapura
dapat dilihat pada Gambar 10. dalam pengembangan pembangunan RTH. Pada tahun
1991, Concept Plan tersebut direvisi dan menghasilkan
Green and Blue Planning (CUGE, 2011) yang dapat dilihat
pada Gambar 11. Pada tahun 1991 dicanangkan Program
Park Connector Network (PCN). Kategori park di Singapura
terbagi atas 3, yaitu regional, neighbourhood, dan Park
Connector Network (PCN). PCN di Singapura dibuat di
sepanjang drainase, pesisir, jalur sungai, rel kereta, dan di
sekeliling pemukiman public housing. PCN direncanakan
memiliki lebar 6 m yang terdiri dari 4 m jalur jogging track
dan 2 m untuk area penanaman pohon.
Kesuksesan Singapura dalam penghijauan Selain adanya Masterplan, Jakarta memerlukan kebijakan
dilatarbelakangi oleh politik yang kuat, kepemimpinan politik yang kuat dalam pengelolaan RTH sehingga dapat
yang visioner, arah kebijakan yang jelas, dan kolaborasi didukung dan diimplementasikan oleh seluruh stakeholder.
kemitraan antara pemerintah dengan publik-swasta. (Tan, Kolaborasi yang dimulai oleh Pemerintah Provinsi DKI
2012). Kejelasan Concept Plan dan Masterplan yang dimulai Jakarta dengan masyarakat dalam kegiatan perencanaan
pada tahun 1971 dimanifestasikan dalam berbagai TMB merupakan langkah awal yang baik dalam hal
program berbagai lembaga pemerintah seperti Program meningkatkan kemitraan dengan publik dan sektor
PUB ABC Waters, Streetscape Greenery Masterplan dari swasta.
National Parks.
SIMPULAN
Pemerintah Singapura telah berupaya secara aktif
menanamkan kesadaran lingkungan, nilai-nilai Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa
komunitarian, dan tanggung jawab sosial atas kegiatan perencanaan RTH di Jakarta berdasarkan zonasi hijau
penghijauan (Savage dan Kong, 1993). Keterlibatan publik Jakarta menurun semenjak tahun 1965 dikarenakan alih
dilakukan pada upaya peningkatan kesadaran, partisipasi, fungsi lahan menjadi lahan terbangun. Jakarta belum
dan konsultasi (Leitman, 2000). Kampanye tersebut menerbitkan peraturan secara legal mengenai Masterplan
memiliki tujuan tambahan untuk menciptakan RTH yang menjadi panduan para stakeholder dalam upaya
kepemilikan atas proyek pemerintah (Leitman, 2000). pencapaian target luasan RTH. Selain itu, baseline luasan
Beberapa contoh kampanye yang berhasil dilakukan RTH belum secara resmi dikeluarkan oleh Pemerintah
meliputi Pekan Clean and Green, Hari Penghargaan Park Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan data penelitian terkait
Connector, dan Hari Penanaman Pohon Tahunan. Program perhitungan luasan RTH di Jakarta, luasan RTH
Community in Bloom oleh National Parks bertujuan untuk berkurang setiap tahunnya walaupun Pemerintah
mempromosikan budaya berkebun sebagai salah satu Provinsi DKI Jakarta melakukan kegiatan pembebasan
strategi penghijauan (Tan dan Neo, 2009). lahan dan pembangunan RTH.
Semenjak adanya Masterplan RTH dan RTB serta program- Kondisi penurunan RTH di Jakarta tersebut berbeda
program dari pemerintah, Singapura dapat meningkatkan dengan keberadaan RTH di Singapura. Semenjak tahun
persentase capaian RTH setiap tahunnya. Pada tahun 1986 1960an, Singapura berhasil meningkatkan luasan RTH
capaian RTH di Singapura sebesar 36% dan meningkat sebesar 47% tahun 2011 yang menjadikannya yang
menjadi 47% pada tahun 2007. Berdasarkan best pratice terbesar di dunia. Singapura memiliki visi penghijauan
tersebut disimpulkan bahwa peningkatan pencapaian dan kebijakan politik yang kuat serta didukung para
RTH dapat dilakukan melalui penyusunan Masterplan. stakeholder. Visi Singapura sebagai Garden City yang
dituangkan secara jelas dalam Masterplan diaplikasikan
Lesson Learned
dalam program-program pemerintah. Kerjasama antara
Keberhasilan Pemerintah Singapura dalam meningkatkan para stakeholder di Singapura telah berjalan sehingga
capaian luasan RTH dilatarbelakangi oleh adanya kesadaran publik terhadap penghijauan berhasil.
perencanaan RTH yang jelas dan kebijakan politik kuat
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dapat mendorong
oleh pemimpin negaranya. Perencanaan RTH Singapura
diterbitkannya Masterplan RTH dengan Konsep Green Blue
telah dituangkan dalam Masterplan yang disusun
seperti yang ada di Singapura. Belum adanya Masterplan
semenjak tahun 1972 dan dievaluasi sampai dengan saat
tersebut menyebabkan Jakarta belum memiliki strategi
ini. Gerakan masyarakat dalam Kampanye Penanaman
dan program-program yang jelas dalam peningkatan
Pohon dicontohkan oleh pemimpinnya dan
RTH. Selain itu, perlu ditingkatkan kolaborasi dan
diimplementasikan mengacu Masterplan RTH yang ada.
partisipasi publik dan swasta dalam perencanaan RTH.
Konsep Green Blue dalam Masterplan RTH Singapura telah
dibuat semenjak tahun 1991 yang menggabungkan
penghijauan di daratan dan badan air menjadi satu DAFTAR PUSTAKA
kesatuan. Strategi peningkatan luasan RTH di Singapura Abe, A. 2005. Perencanaan Daerah Partisipatif. Yogyakarta:
terimplementasi dengan baik dan meningkat setiap Pustaka Yogya Mandiri.
tahunnya dan menjadikannya Negara dengan persentase
luasan RTH terbesar di dunia. Albrechts, L. 2004. Strategic (Spatial) Planning Reexamined.
Environment and Planning B: Planning and Design,
Pentingnya Masterplan di suatu wilayah diperlukan 31(5), 743–758.
sebagai strategi dalam dalam peningkatan luasan RTH.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mendorong Benedict, M.A., McMahon, E.T. 2002. Green infrastructure:
penyusunan Masterplan RTH untuk dapat segera smart conservation for the 21st century. Renewable
diterbitkan mengacu pada Perda RDTR dan PZ. Resour. J. 20(3), 12–17.
Masterplan RTH Singapura dengan menggabungkan Bengston, D.N., Fletcher, J.O., Nelson, K.C. 2004. Public
Konsep Green Blue juga dapat diterapkan di Jakarta agar Policies for Managing Urban Growth and Protecting
pembangunan RTH tidak hanya dilakukan oleh Dinas Open Space: Policy Instruments and Lesson Learned in
Pertamanan dan Hutan Kota tetapi menjadi satu kesatuan the United States. Landscape and Urban Planning, 69,
dengan Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Bina Marga. 271-286.
Capain luasan RTH 30% berdasarkan Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 cukup sulit dicapai oleh Jakarta BPS Provinsi DKI Jakarta. 2018. Jakarta dalam Angka
karena zonasi hijau yang ditetapkan hanya sebesar 11,5%. Tahun 2018.
Luasan zonasi hijau tersebut disarankan perlu Brown, G., Schebella, M.F., Weber, D. 2014. Using
ditingkatkan persentasenya oleh Pemerintah Provinsi DKI participatory GIS to measure physical activity and urban
Jakarta. park benefits. Landsc. Urban Plan, 121, 34–44.
Budiman, A., Sulistyantara, B., Zain, A.F.M. 2014. Deteksi River as Supporting Water Sensitive Cities Program with
Perubahan RTH pada 5 Kota Besar di Pulau Jawa.Jurnal Priority of Productive Landscape. IOP Conf Ser Earth
Lanskap Indonesia, 1(6):1. Environ Sci 91:12033.
Byrne, J., Sipe, N. 2010. Green and Open Space Planning for Pafi, M., Siragusa, A., Ferri, S., Halkia, M. 2016. Measuring
Urban Consolidation – A Review of the Literature and the Accessibility of Urban Green Areas. Luxembourg:
Best Practice. Urban Research Program Issues Paper JRC Science Hub. Europe Union.
11. Griffith University.
[PEMPROVDKIJAKARTA] Pemerintah Provinsi DKI
Chang, T.C., Huang, S. 2010. Reclaiming the City. Urban Jakarta. 1984. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun
Studies. 48(10), 2085-20100. 1984 tentang Rencana Umum Tata Ruang Jakarta
1985-2005.
Chiang, K. 2009. Vertical Greenery for the Tropic. NUS.
Singapore. Npark. [PEMPROVDKIJAKARTA] Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta. 1999. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun
Chiesura, A. 2004. The Role of Urban Parks for the Sustainable
1999 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI
City. Landscape and Urban Planning, 68: 129–138.
Jakarta 2010.
CUGE. 2011. Park and Greenery Planning in Singapore
[PEMPROVDKIJAKARTA] Pemerintah Provinsi DKI
[Unpublished]. Singapore: National Parks.
Jakarta. 2008. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
Czembrowski, P., Kronenberg, J. 2016. Hedonic Pricing and 2008 tentang RPJMD Tahun 2007-2012.
Different Urban Green Space Types and Sizes: Insights
[PEMPROVDKIJAKARTA] Pemerintah Provinsi DKI
into the Discussion on Valuing Ecosystem Services.
Jakarta. 2012. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
Landscape and Urban Planning, 146, 11-19.
2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Jakarta
Hadi, A. 2011. Public Participation on Open Spaces’ 2030.
Inspection. Jurnal Lanskap Indonesia. 3(2).
[PEMPROVDKIJAKARTA] Pemerintah Provinsi DKI
Haq, S.A. 2011. Urban Green Spaces and an Integrative Jakarta. 2014. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun
Approach to Sustainable Environment. Journal of 2014 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan
Environmental Protection, 2:601-608 Peraturan Zonasi.
Hollis, L.E., Fulton, W. 2002. Open Space Protection: Priharyaningsih, D., Hasibuan, H.S., Koestoer, R.H. 2019.
Conservation Meets Growth Management. Washington: Ecological Value of Cemetery in Jakarta. Jurnal
Center on Urban and Metropolitan Policy. Lanskap Indonesia. 11(2), 55-58.
Jun, W.X. 2009. Analysis of Problems in Urban Green Space Rogers, P.P., Jalal, K.F., Boyd, J.A. 2008. An Introduction to
System Planning in China. Journal of Forestry Sustainable Development. UK: Glen Educational
Research, 20(1): 79-82. Foundation.
Leitman, J. 2000. Integrating the Environment in Urban Rowe, P.G., Hee, L. 2019. A City in Blue and Green (The
Development Singapore as A Model of Good Practice. Singapore Story). Springer.
Washington DC: World Bank.
Savage, V.R., Kong, L. 1993. Urban Constraints, Political
Lindfield, M., Steinberg, F. 2012. Green Cities Urban Imperatives: Environmental 'Design' in Singapore.
Development Series. Manila: Asian Development Landscape and Urban Planning, 25, 37-52.
Bank.
Setiowati, R., Hasibuan, H.S., Koestoer, R.H. 2018. Green
[KEMENPU] Kementerian Perkerjaan Umum. 2007. Open Space Master-Plan at Jakarta Capital City,
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Indonesia for Climate Change Mitigation. IOP Conf.
Penataan Ruang. Series: Earth and Environmental Science, 200,
012042.
Manan, R.H. 2016. Policy Analysis of Urban Green Open
Space Management in Jakarta City, Indonesia. Setiowati, R., Hasibuan, H.S., Koestoer, R.H., Harmain, R.
International Journal of Engineering Research and 2019. Planning for Urban Green Area and Its Importance
Technology (IJERT), 5(4). for Sustainability: The Case of Jakarta. IOP Conf. Series:
Earth and Environmental Science, 328, 012027.
McMahon, E.T. 1999. Looking Around Smart Growth Trends.
Planning Commissioners Journal, 33. Sitorus, R.P., Aurelia, W., Panuju, D.R. 2011. Analisis
Perubahan Luas Ruang Terbuka Hijau dan Faktor-Faktor
Miller, R.W. 1988. Urban Forestry: Planning and Managing yang mempengaruhinya di Jakarta Selatan. Jurnal
Urban Green Spaces. New Jersey. USA: Prentice-Hall Lanskap Indonesia, 2(1).
NJ.
Tan, L.H., Neo, H. 2009. Community in Bloom: Local
Miller, G.T., Spoolman, S. 2012. Environmental Science
Participation of Community Gardens in Urban
(15thed). Boston. USA: Cengage Learning.
Singapore. Local Environment, 14(6), 536-537.
Mungkasa, O.A. 2019. Rapat Koordinasi Penyusunan Desain
Besar KSPN DKI Jakarta [Tidak dipublikasikan]. Teal, M., Huang, C.S., Rodiek, J. 1998. Open Space Planning
Jakarta: Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan for Travis Country, Austin, Texas: A Collaborative
Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta. Design. Landscape Urban Plan, 42, 259-268.
Noviandi, T.U.Z, Kaswanto, R.L., Arifin, H.S. 2017 Riparian Triana, D., Aspar, Jumarni. 2019. Strategi Peningkatan
Landscape Management in the Midstream of Ciliwung Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Ruang