Sni 03-2847-2013 - Structural Walls
Sni 03-2847-2013 - Structural Walls
diaphragm
wall
6
Assumptions
1. Structural walls will be assumed to posses adequate foundations that
can transmit actions from the superstructure into the ground without
allowing the walls to rock.
2. The foundation of one of several interacting structural walls does not
affect its own stiffness relative to the other walls.
3. Inertia forces at each floor are introduced to structural walls by
diaphragm action of the floor system and by adequate connection to
the diaphragm. Floor systems are assumed to remain elastic at all times.
4. The entire lateral force is resisted by structural walls.
5. Walls considered here are generally deemed to offer resistance
independently with respect to the two major axes of the section only.
7
Structural Wall System
1. Strategies in the Location of Structural Walls
12
1. Strategies in the Location of Structural Walls – Cont’.
CR CR
CR
13
1. Strategies in the Location of Structural Walls – Cont’.
CR CR
CR
15
1. Strategies in the Location of Structural Walls – Cont’.
In choosing suitable locations for lateral-force-resisting
structural walls, three additional aspects should be
considered:
1. For the best torsional resistance, as many of the walls
as possible should be located at the periphery of the
building.
2. The more gravity load can be routed to the
foundation via a structural wall, the less will be the
demand for flexural reinforcement in that wall and the
more ready can foundations be provided to absorb the
overturning moments generated in that wall.
3. A concentration of the total lateral force resistance in
only one or two structural walls is likely to introduce
very large forces to the foundation structure, so that
special enlarged foundations may be required 16
Structural Wall System
2. Sectional Shapes
hw
23
Geometric Modeling
25
w
M
After cracking, resulting elongation .
This deformation may affect accuracy,
particularly when the dynamic response
is evaluated
Reference axis
The position of neutral axis will have to
change with the height of the wall due to
moment variations, as well as with the
direction of lateral force, which in turn
might control the sense of the axial
force on the wall.
26
FAILURE MODES
Displacement ductility 4.
• Pasal 14.2.
– Geser harus sesuai 11.9
– Dinding yang dibebani aksial, harus didesain
sesuai 14.2, 14.3, dan salah satu dari 14.4, 14.5,
atau 14.8
32
Pasal 11.9. Geser (Vc rumus sederhana,
jika tidak dihitung dengan rumus teliti)
Vc 0.17 f c' hd dinding dengan aksial tekan
0.29 Nu
Vc 0.17 f c' bw d 1 dinding dengan aksial tarik
Ag
dimana =faktor koreksi jenis agregat
f c' =kuat tekan beton
h =tebal dinding = t w bw
d =0.8lw
lw panjang segmen dinding
Nu gaya normal terfaktor (negatif untuk tarik)
Ag luas penampang bruto dinding
Nu
dalam satuan MPa
Ag
33
Pasal 11.9. Geser (Vc rumus teliti)
Vc diambil yang terkecil diantara dua rumus di bawah ini:
Nu d
Vc 0.27 f c' hd
4lw
Nu
lw 0.1 f c' 0.2
lw h
Vc 0.05 f c' hd
Mu lw
Vu 2
dimana Vu gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau
Mu momen lentur terfaktor pada penampang y.d.
Mu lw
note : jika bertanda negatif, persamaan ke-2 tidak berlaku
Vu 2
34
Pasal 11.9. Geser
Av Vs
= (lihat Desain Struktur Beton 1, jika 0.5 Vc <Vu Vn max )
s f yd
Av
= t min tw ( jika Vu 0.5 Vc )
s
tulangan horizontal
t min 0.0025 (rasio luas tulangan hz terhadap penampang beton vertikal)
lw
st max min ; 3h;atau 450mm
5
tulangan vertikal
hw
l min max 0.0025 0.5 2.5 t 0.0025 ; atau 0.0025 t
lw
lw
slmax min;3h;atau 450mm
3
dimana: hw adalah tinggi dinding keseluruhan
35
Pasal 14.3. Tulangan minimum
Dinding
• Kecuali dibutuhkan lebih sesuai pasal 11.9, tulangan
minimum dinding harus memenuhi berikut ini:
tulangan vertikal, l min adalah:
(1) 0.0012 untuk tulangan ulir dengan diameter D16 dengan f y 420MPa
(2) 0.0015 untuk tulangan ulir lainnya
(3) 0.0012 untuk tulangan kawat las 16 atau D16
36
Pasal 14.3. Tulangan minimum
Dinding
• Untuk dinding dengan tebal > 250mm (kecuali
besmen):
– Tulangan pada setiap arah harus 2 lapis
– Sisi eksterior: tulangan > 50% total tetapi < 2/3
total, ditempatkan > 50mm tetapi <2/3 tebal
dinding dari sisi eksterior
– Sisi interior: tulangan adalah sisa dari total-
eksterior, ditempatkan >20mm tetapi <1/3 tebal
dinding dari sisi interior
37
Pasal 14.3. Tulangan minimum
Dinding
• Smax untuk semua arah, adalah yang terkecil dari:
– 3x tebal dinding
– 450mm
38
Pasal 14.4. Dinding sebagai
komponen struktur tekan
• Kecuali seperti diatur pada 14.5, dinding yang
menerima beban aksial, atau kombinasi lentur-aksial,
harus didesain sesuai pasal 10 (lihat kuliah kolom
Desain Struktur Beton 1)
39
Pasal 14.5. Metode Empiris
• Pasal 14.5 bisa digunakan jika pasal 14.2 dan 14.3 dipenuhi,
dan resultan beban berada di dalam 1/3 tengah tebal dinding.
• Kekuatan aksial desain adalah sbb : (kecuali dihitung lebih
teliti dengan pasal 10)
2
klc
Pn 0.55 Ag 1
32h
dimana: =faktor reduksi penampang terkendali tekan
k=faktor panjang efektif
=2.0 untuk dinding yang tidak ditahan thd translasi lateral
=0.8 u/ dinding ditahan thd translasi lateral dan
minimal salah satu ujungnya terjepit
=1.0 u/ dinding ditahan thd translasi lateral dan
kedua ujung tidak terjepit
40
Pasal 14.5. Metode Empiris
• Tebal minimum dinding agar pasal 14.5 boleh dipakai, adalah
terbesar dari :
-1/25 x min{hw; atau lw}
-100mm
41
Pasal 14.8. Desain Alternatif
Dinding Langsing
• Baca sendiri (lengthy) berisi cara menghitung Momen
nominal penampang, dll.
42
SNI 21.9 Dinding Struktural Khusus dan Balok
kopel
hw
lw
lw
1. Ketentuan tentang Penulangan
• Rasio penulangan dalam arah vertikal maupun normal thd dinding
l dan t minimal 0.0025
• Kecuali Vu < 0.083 Acv√fc’ Tulangan minimum sesuai ps. 14.3.
• smax < 450 mm (dalam ke-2 arah)
• Tulangan geser harus menerus dan tersebar dalam bidang geser.
• Jika Vu > 0.17 Acv√fc’ dinding harus diberi 2 lapis tulangan.
• Syarat penyaluran tulangan dinding pasal 21.9.2.3.
43
2. Ketentuan tentang Gaya Rencana
• Vu harus diperoleh dari analisis beban lateral sesuai
dengan kombinasi beban terfaktor
• Rasio hw / lw untuk
segmen dinding harus diambil Segmen
Dinding
nilai terbesar dari rasio
vertikal
untuk dinding keseluruhan
Segmen
dan rasio segmen dinding itu
dinding
untuk menghitung Vnmax horizontal
segmen tersebut.
44
• Dinding harus mempunyai tulangan geser tersebar dalam
arah ortogonal dinding. Apabila rasio (hw/lw) <= 2.0
l t
Acv t wlw
Alongitudinal
v
s Acv
hw
tw
lw
lw
45
• Kuat geser nominal sistem dinding struktural tidak boleh
melebihi:
Acv Acwi
Vn sistem dinding (2 / 3) Acv fc ' Acw1 Acw2
Vn (5 / 6) Acw fc '
46
3. Perencanaan Lentur dan Aksial
• Dinding direncanakan terhadap lentur + aksial kolom
(ps.10).
4. Komponen Batas (21.9.6), kebutuhan dapat dianalisa berdasar
21.9.6.2 (displacement based method-more accurate),
atau 21.9.6.3 (more simplified & conservative method)
• Ps.21.9.6.2. Untuk dinding yang menerus dari dasar hingga puncak
dan direncanakan memiliki satu penampang kritis untuk lentur dan
gaya aksial:
47
• Dengan Pu sesuai combo,
analisalah penampang wall,
cari garis netral c yang
memenuhi keseimbangan
gaya Pu = total gaya internal
(Cc , Csi dan Tsi).
• Momen yang dihasilkan dari
keseimbangan gaya ini,
merupakan momen nominal
penampang, Mn (>= Mu/ ).
• Ambilah c terbesar dari
semua combo, untuk
pemeriksaan pada pasal
21.9.6.2.
48
• Jika Boundary Element tidak disyaratkan sesuai 21.9.6.2 21.9.6.3
49
• Tinggi daerah special
boundary element (s.b.e)
• >= max[lw atau Mu/(4Vu)]
jika memakai pasal
21.9.6.2
• >= potongan dimana
extreme compression fiber
tegangannya < 0.15 fc’
• ld sesuai 21.9.2.3
51
• Jika komponen batas tidak disyaratkan 21.9.6.2 atau 21.9.6.3,
maka harus memenuhi 21.9.6.5.
(a) Jika l di wall boundary > 2.8/fy, tulangan transversal di wall boundary
ini harus memenuhi 21.6.4.2 & 21.9.6.4 (a). Dan svmax = 200mm. (daerah
non s.b.e).
(b) Kecuali Vu major dinding < 0.083 Acv (fc’)0.5, tul.horizontal yang
berhenti di tepi dinding tanpa boundary element (daerah di atas non
s.b.e) harus memakai kait standar yang memegang tulangan longitudinal
tepi. Atau tulangan longitudinal tepi harus dilingkupi sengkang U yang
mempunyai Av/s = tulang horizontal, dan disambung lewatkan.
l pada gambar
52
CONTOH
Diketahui:
Beban ultimit:
Pu = 7000 kN; Mu = 20000 kNm; Vu = 4000 kN
Dimensi dinding:
tw = 400 mm; lw = 7000 mm; hw = 25 m
Vu Mutu beton fc’ = 25 MPa; fy = 400 MPa
Mu
Pu
53
Sesuai ps. 21.9.2, tulangan longitudinal harus l > 0.0025
Diestimasi menggunakan 2 layer D16 dengan spasi 175 mm l =
0.0057
Tulangan ini direncanakan disebar secara merata pada penampang
dinding, sehingga tidak ada tulangan yang terkonsentrasi pada ujung-
ujung dinding (Ts2 = 0).
c ≈ 0.17lw
55
Dari hasil analisa struktur, diperoleh simpangan struktur adalah
0.008hw.
c lw / [600 x (δu/hw)]
0.17lw < 0.208lw
Berarti elemen pembatas khusus tidak diperlukan.
Note:
Untuk final design tulangan lentur dinding dan elemen pembatas
khusus, harus dilakukan analisa yang lebih teliti (bisa
menggunakan software) untuk menghitung tinggi garis netral
dan momen nominal dinding berdasarkan tulangan terpasang.
Selain itu, juga harus diperhitungkan setiap kombinasi beban-
beban terfaktor dan kombinasi pembebanan dalam dua arah
ortogonal.
56
ϕo = M n / M u
= 1.874
Vu’ = ϕo x Vu
= 1.874 x 4000
= 7496 kN
57
Sesuai ps. 21.9.2, tulangan transversal harus t > 0.0025
Diestimasi menggunakan 2 layer D16 dengan spasi 125 mm t
= 0.0080
Tulangan ini direncanakan disebar secara merata pada dinding.
58