Jurnal Wacana Kinerja Volume 19 Edisi 1 Juni 2016
Jurnal Wacana Kinerja Volume 19 Edisi 1 Juni 2016
Asep Mulyana
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Jl. Latuharhary No. 4 B Menteng Jakarta Pusat 10310
Telp. (021)3925230, Fax. (021) 3925227
Email : asepmulyana02@gmail.com
Abstract
The leaders of ASEAN countries set to establish the ASEAN Economic Community (AEC) as one of
the three pillars set out in the Declaration of ASEAN Concord II (Bali Concord II). Two other pillars
are the ASEAN Political-Security Community and the ASEAN Socio-Cultural Community.
Formation of MEA is intended to establish a single market and production base in ASEAN. Thus,
obstacles to the flow of capital, goods, services, investment and skilled workers will see cuts. The entire
design of the building rests on the MEA old neoliberal economic paradigm that believes that the free
market will produce efficiency and the balance in a way that can jump-start economic growth,
removing unemployment, and eradicate poverty. But instead of generating economic growth that is
equitable, MEA projected to deepen the economic and social inequality and expand the negative impact
on Human Rights. On the other hand, the policy of the Government of Indonesia in the face of MEA
too focused on economic issues. While the scheme is still very mnim protection of human rights in
policy regarding the MEA. In addition, ASEAN countries have not completely free from human rights
violations. Migrant workers, indigenous peoples, workers, refugees and asylum seekers, as well as
business and human rights still an crucial issues of human rights for ASEAN countries. Although
ASEAN has had a framework and regional human rights mechanisms, such as the ASEAN Charter,
ASEAN Human Rights Declaration, and the AICHR, but the issue of human rights abuses in this
area should be assumed can not be completed, due to weak mandate and institutional capacity AICHR.
Therefore, strengthening the mandate and institutional AICHR on the one hand and to integrate
human rights into the whole scheme of the national policy on MEA is key to the protection of human
rights for people who are vulnerable to the risks of the market.
Keyword: ASEAN, ASEAN Economic Community, Human Rights, AICHR, Better for people of
ASEAN Community
Abstrak
Para pemimpin negara-negara ASEAN menetapkan untuk membangun Masyarakat
Ekonomi ASEAN (AEC) sebagai salah satu dari tiga pilar yang ditetapkan dalam Deklarasi
ASEAN Concord II (Bali Concord II). Dua pilar lainnya adalah Komunitas Politik-Keamanan
ASEAN dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN. Pembentukan MEA dimaksudkan untuk
membangun pasar dan basis produksi tunggal di ASEAN. Dengan demikian, hambatan
terhadap aliran modal, barang, jasa, investasi dan pekerja terampil akan terpotong. Seluruh
desain bangunan terletak pada MEA tua paradigma ekonomi neoliberal yang percaya bahwa
pasar bebas akan menghasilkan efisiensi dan keseimbangan dengan cara yang dapat
melejitkan pertumbuhan ekonomi, menghapus pengangguran, dan kemiskinan. Tapi
bukannya menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang merata, MEA diproyeksikan untuk
memperdalam kesenjangan ekonomi dan sosial dan memperluas dampak negatif tentang
59 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 1 ▪ Juni 2016
Hak Asasi Manusia. Di sisi lain, kebijakan Pemerintah Indonesia dalam menghadapi MEA
terlalu fokus pada isu-isu ekonomi. Sementara, skema perlindungan hak asasi manusia
masih sangat minim dalam MEA. Selain itu, negara-negara ASEAN belum sepenuhnya
bebas dari pelanggaran hak asasi manusia. pekerja migran, masyarakat adat, buruh,
pengungsi dan pencari suaka, serta bisnis dan hak asasi manusia masih isu-isu penting dari
hak asasi manusia bagi negara-negara ASEAN. Meskipun ASEAN telah memiliki kerangka
dan mekanisme HAM regional, seperti Piagam ASEAN, Deklarasi HAM ASEAN, dan
AICHR, tapi masalah pelanggaran hak asasi manusia di daerah ini harus diasumsikan tidak
dapat diselesaikan, karena mandat yang lemah dan kapasitas kelembagaan AICHR. Oleh
karena itu, memperkuat mandat dan AICHR kelembagaan di satu sisi dan untuk
mengintegrasikan hak asasi manusia ke dalam skema seluruh kebijakan nasional tentang
MEA adalah kunci untuk perlindungan hak asasi manusia bagi orang-orang yang rentan
terhadap risiko pasar.
Kata kunci: ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN, Hak Asasi Manusia, Human Rights,
Perbaikan untuk masyarakat ASEAN.
Publik di Indonesia. Yogyakarta: Institute for impact of ASEAN economic integration on labour
Research and Empowerment (IRE). markets. ILO Asia-Pacific Working Paper Series.
63 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 1 ▪ Juni 2016
Di dalam Cetak Biru MEA karet, tekstil dan pakaian, produk berbasis
dinyatakan bahwa tahun 2015 merupakan kayu, perjalanan udara, e-ASEAN,
tonggak kunci bagi agenda integrasi kesehatan, pariwisata, dan logistik. 10
ASEAN. Wilayah ASEAN merupakan Semua langkah itu ditujukan
kawasan yang memperoleh capaian untukmengurangi biaya transaksi dan
signifikan dalam kemajuan dan peningkatan keuntungan dagang, yang
kesejahteraan. Dalam Cetak Biru bermuara pada penciptakan kawasan
dinyatakan sebagai berikut:8 ekonomi yang kompetitif, mencetak
pertumbuhan ekonomi yang merata, dan
GDP has nearly doubled since 2007 (when the sepenuhnya terintegrasi ke ekonomi
AEC Blueprint was first adopted) to the global.11
present, with a combined GDP of over US$2.5 Dalam skema MEA memang
trillion, while average GDP per capita grew by masih terbuka keleluasaan, pengecualian,
almost 80% to over US$4,000. Over the same dan hambatan-hambatan, khususnya
period, ASEAN has also become more dalam aliran uang dan modal. Para
influential, with widening markets regionally anggota ASEAN yang belum siap untuk
and globally. By 2014, it is Asia’s 3rd largest, meliberalisasi sektor jasa mereka dapat
the world’s 7th largest, and among the most memilih untuk menunda pembukaan
advanced integrated markets. With a combined sektor tersebut melalui Formula ASEAN
population of over 622 million, ASEAN has a minus X. Namun semua itu tetap dalam
vast consumer base, behind only China and kerangka tujuan strategis dan
India globally. Over 50% of ASEAN’s komitmennya pada penghapusan semua
population is under the age of 30, making up a
hambatan. Hal ini berarti bahwa, Jika
large portion of both the current and future
MEA diberlakukan, maka negara anggota
workforce.
ASEAN harus memperlakukan semua
barang dan jasa secara setara dengan
MEA dibentuk untuk
barang (produk) nasional mereka.12
membentuk sebuah pasar tunggal dan
Dalam Dokumen Visi
basis produksi di ASEAN sebelum 2015.
Komunitas ASEAN 2025 dinyatakan
Hambatan atas aliran modal, barang, jasa,
bahwa pada 2025 MEA akan terintegrasi
investasi, dan buruh terampil dipangkas.
dan sangat kohesif, kompetitif, inovatif,
Dalam proses liberalisasi yang cukup
dan dinamis, kerjasama sektoral dan
berani, para pemimpin negara-negara
konektifitas yang tinggi, lebih tahan,
ASEAN menetapkan beberapa wilayah
inklusi, berorientasi rakyat, komunitas
khusus sebagai prioritas, yaitu pangan,
yang berpusat pada rakyat, dan
pertanian dan kehutanan.9Dalam rangka
terintegrasi ke ekonomi global. Melalui
menyukseskan MEA, para pemimpin
rute semacam ini, MEA yang baru berlaku
ASEAN juga menerapkan sebanyak 12
mulai 1 Januari 201 ini bertujuan untuk
sektor integrasi prioritas, yaitu: produk-
produk berbasis pertanian, otomotif,
elektronik, perikanan, produk berbasis
10LuchieMaranan. 2015. Indigenous Peoples and
Bangkok: ILO Regional Office for Asia and the ASEAN Integration. Chiang Mai: Asia Indigenous
Pacific Peoples Pact (AIPP) Foundation10
8ASEAN Secretariat. 2015. A Blueprint for Growth 11Ratna ShofiInayati. 2010.Op.cit.
ASEAN Economic Community 2015: Progress and 12 Asian Farmers, Memahami Piagam ASEAN dan
Key Achievements. Jakarta: ASEAN Secretariat Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN,
9Ratna ShofiInayati. 2010. Piagam ASEAN, http://asianfarmers.org/wp-
Perkembangan Isu Demokrasi dan Hak Azasi Manusia content/uploads/2008/07/indonesia-bahasa.pdf,
(HAM): Studi Kasus Indonesia, Filipina, dan Thailand. diakses pada 1 Maret, jam 09.10 WIB
Jakarta: LIPI
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 1 ▪ Juni 2016 64
mencapai beberapa kondisi , yakni:13 pembangunan dan kerjasama Usaha
1. Ekonomi kawasan yang kohesif dan Kecil, Mikro, dan Menengah
terintegrasi yang mendukung (UMKM)yang maju untuk
pertumbuhan ekonomi yang tinggi mempersempit kesenjangan
dan berkelanjutan malalui peningkatan pembangunan; dan sebuah komuniyas
perdagangan, investasi, dan dengan pelibatan para pemangku
penciptaan lapangan kerja, kepentingan dan bisnis yang efektif,
peningkatan kapasitas reguional untuk kerjasama dan proyek pembangunan
menanggapi tantangan dan tren global, subregional, dan peluang ekonomi
memajukan agenda pasar tunggal yang lebih besar untuk mendukung
melalui peningkatan komitmen dalam pemberantasan kemiskinan.
perdagangan barang, dan melalui 5. ASEAN yang lebih sistematik dengan
resolusi efejtif hambatan tarif,; pendekatan yang koheren menuju
integrasi yang mendalam dalam relasi ekonomi eksternal; menjadi
perdagangan jasa, dan gerakan yang pusat, fasilitator, dan pengendali
lebih bebas dari investasi, pekerja integrasi ekonomi regional di Asia
terampil, pebisnis dan modal; Timur; ASEAN bersatu dengan suara
2. Sebuah komunitas yang kompetitif, dan peran yang terus meningkat
inovatif, dan dinamis yang dalam ekonomi global dan
mempekuat capaian pertumbuhan penanganan masalah-masalah
produktivitas, termasuk penciptaan ekonomi internasional.
dan aplikasi praktis ilmu pengerahuan,
kebijakan yang mendukung inovasi, Namun demikian, secara
pendekatan berbasis ilmu pengetahuan konseptual, MEA sendiri tak lepas dari
menuju pembangunan dan teknologi serangan kritik. Selain dianggap hanya
yang berbasis ―hijau‖melalui melindungi konsumen dan tidak
penekanan pada teknologi digital; memperhatikan pentingnya jaminan atas
promosi tata kelola pemerintahan yang keberlanjutan kehidupan dan lingkungan,
baik, regulasi yang responsif dan kritik atas MEA diarahkan pada fokus
transparan, resolusi konflik yang MEA yang dianggap berlebihan pada
efektif, dan sebuah pandangan yang liberalisasi perdagangan, investasi, dan
menekankan partisipasi dalam rantai keuangan.14
nilai global;
3. Peningkatan konektivitas dan 3. Paradigma Ekonomi Neoliberal
kerjasama sektoral dengan perbaikan Dalam debat mengenai
kerangka kerja regional, termasuk globalisasi dan dampak intervensi
kebijakan sektoral yang strategis International Monetary Fund (IMF),
menuju pelaksanaan MEA yang reformasi menuju pasar bebas dan
efektif; akibatnya bagi HAM merupakan debat
4. Komunitas yang berpusat pada rakyat, yang panas. Para pengritik pasar bebas
inklusif, dan tangguh (resilient), yang mengutarakan reformasi menuju pasar
melahirkan pembangunan dan bebas merupakan aspirasi orang-orang
pertumbuhan yang inklusif dan layak; kaya dan pasar yang terbuka hanya
komunitas dengan kebijakan mengakibatkan pelanggaran HAM.
Sebaliknya, kaum liberal memandang
Neoliberalisme: Menelusuri Langkah Indonesia 18Asep Mulyana. 2011. ―Eksplanasi Teoritik untuk
Menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Bekasi: Kebijakan Pro-Kesejahteraan di Indonesia‖. Jurnal
MantraPress HAM Vol VII, 2011
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 1 ▪ Juni 2016 66
negara merupakan sumber korupsi dan bab dalam UUD 1945, yaitu Bab XA. Oleh
inefisiensi, sehingga privatisasi, karena itu, HAM merupakan hak
penghapusan intervensi negara dalam konstitusional warga negara yang
harga, fleksibilitas pasar buruh,serta mempersyaratkan pemenuhannya oleh
liberalisasi perdagangan, keuangan, dan negara.
modal adalah kunci. Sementara kelompok Selain itu, HAM diatur lebih
ketiga menggeser fokus analisis dari detil dalam UU tersendiri, yaitu UU No.
penekanan neoklasik pada kompetisi dan 39/1999 tentang HAM. Di dalam UU ini
pasar menuju setting kelembagaan dinyatakan bahwa definisi HAM meliputi:
aktivitas ekonomi, signifikansi
ketidaksempurnaan pasar, dan dampak ―Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan
keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
potensial perbedaan atau perubahan
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
dalam lembaga. Kelompok ini memberi wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi
perhatian pada pembuatan kebijakan oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang
yang membuat pasar bekerja dengan baik. demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia‖
Kelompok ini juga mengintegrasikan
dimensi sosial dalam kebijakan ekonomi
Di dalam Pasal 8 UU ini juga
melalui kebijakan pro-rakyat miskin yang
menginklusi kaum miskin, sehingga dapat ditegaskan bahwa pemerintah menjadi
pemangku kewajiban dalam hal
berpartisipasi dalam mekanisme pasar.19
Jika menilik pada ketentuan pemajuan, perlindungan, penegakan dan
pemenuhan HAM.
pada UUD 1945, khususnya Pasal 33 dan
Pasal 34, jelas bahwa beberapa kondisi Jika mengikuti perdebatan
tidak sesuai dengan situasi yang dituju HAM di level internasional, HAM
diartikan sebagai hak-hak yang dimiliki
oleh Konstitusi RI, yaitu bahwa
―perekonomian nasional diselenggarakan manusia semata-mata karena ia manusia,
dan bukan karena diberikan oleh
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi masyarakat atau hukum positif.20
Batasan HAM seperti ini dibangun
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan melalui proses perdebatan teoritik yang
panjang, mengikuti perkembangan teori,
menjaga keseimbangan kemajuan dan
kesatuan ekonomi nasional‖. Paradigma konsep, dan konteks yang hidup dan
neoliberal percaya pada supremasi pasar berkembang. Dalam perkembangannya,
beberapa isu besar yang sebelumnya
dalam menjalankan tata kelola
ekonominya. Peran negara yang besar dipandang terpisah dari HAM, misalnya
bisnis, pembangunan, dan globalisasi,
dalam menjamin kemakmuran rakyat
sebagaimana disebutkan dalam Pasal 33 mulai diperhitungkan sebagai fenomena
yang tak terpisahkan dengan HAM.
UUD 1945 tidak sesuai dengan filosofi
paham ekonomi neoliberal yang meyakini
a. Bisnis dan HAM.
bahwa negara merupakan sumber korupsi
dan inefisiensi. Wacana tentang bisnis dan HAM
muncul setelah maraknya pelanggaran
4.
HAM HAM yang diakibatkan oleh operasi
HAM merupakan nilai-nilai perusahaan transnasional, utamanya
yang telah diakui dan dihormati oleh perusahaan yang bekerja di sektor
Bangsa Indonesia. Hal ini tampak dari
dimasukkannya HAM sebagai salah satu 20Donnely dalam Knut D Asplund. 2008. Hukum
Hak Asasi Manusia. 2008. Jogjakarta: Pusham UII
19Ibid. dan University of Oslo
67 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 1 ▪ Juni 2016
ekstraktif.Kasus yang penting dicatat c. Globalisasi dan HAM. Wacana
adalah eksekusi terhadap kelompok tentang globalisasi ekonomi sangat dekat
lingkungan di Nigeria pada 1995 yang dengan pemikiran ekonomi neoliberal
melibatkan Royal Dutch Shell. Kasus ini yang mengandaikan pentingnya
menyingkap sisi gelap operasi perusahaan kemurnian pasar dan penolaknnya
transnasional yang terlibat dalam terhadap watak negara yang
berbagai bentuk pelanggaran HAM. Pada intervensionis. Pandangan semacam ini
Maret 2011, Perwakilan Khusus PBB dianggap melemahkan rejim HAM
untuk Bisnis dan HAM, John Ruggie, internasional yang mensyaratkan peran
mempublikasikan Kerangka Kerja aktif negara dalam pemenuhan hak-hak
Perlindungan, Penghormatan, dan ekonomi, sosial, dan budaya ekosob. 23
Pemulihan HAM oleh Perusahaan ke
Dewan HAM PBB yang diterima secara Selama ini ada semacam
bulat. Kerangka kerja tersebut berbasis ketegangan antara HAM dan ekonomi.
pada 3 pilar, yaitu: tanggung jawab Ketika pendekatan ekonomi neoliberal
negara untuk melindungi HAM, lebih meyakini pasar sebagai aktor utama
tanggung jawab perusahaan untuk dalam perekonomian, rejim HAM justru
menghormati HAM, dan akses yang luas meletakkan rakyat yang merupakan
bagi warga korban pelanggaran HAM pemangku HAM sebagai pusat dari segala
untuk memperoleh skema pemulihan tujuan pembangunan ekonomi. Nilai-nilai
efektif.21 HAM dipandang kontributif bagi
pembangunan ekonomi karena
b. Pembangunan dan HAM. penekannya pada kesetaraan,
Pembangunan yang hanya mengejar nondiskriminasi, pemberdayaan, dan
pertumbuhan ekonomi tidak selalu sejalan perlindungan sosial terhadap kelompok-
dengan penghormatan HAM. Pengalaman kelompok rentan. Perlakuan yang buruk
Singapura, misalnya, menunjukkan terhadap aspirasi kelompok dalam
bahwa capaian pembangunan ekonomi masyarakat dapat berakibat konflik dan
bisa saja mengorbankan hak-hak dasar perampasan hak-hak orang lain yang
dan kebebasan politik. Pendekatan merugikan pencapaian pembangunan itu
pembangunan berbasis hak (rights-based sendiri.24
approach to development) menyeruak
sebagai pendekatan alternatif yang D. METODE PENELITIAN
berbasis pada prinsip-prinsip HAM, Tulisan ini merupakan abstraksi
menghormati isi normatif HAM, dan dari kajian literatur atas dokumen-
sejalan dengan sifat dan level kewajiban dokumen penting mengenai MEA.
HAM yang dipikul oleh negara.Prinsip- Dokumen-dokumen dalam berbagai
prinsip HAM yang mendasari pendekatan bentuk diperoleh secara tidak langsung
pembangunan berbasis HAM, antara lain dari sumbernya. Data yang bersifat
akuntabilitas, transparansi, partisipasi,
independensi lembaga peradilan,
nondiskriminasi, pemberdayaan, dan 23MichaelFreeman. 2002. Human Righs. Cambridge:
perhatian pada kelompok rentan. 22 Polity Press
24Nordic Trust Fund/World Bank, Human Rights
Sumber: ASEAN Secretariat (2008) dalam Inayati, Ratna Shofi. 2010. Piagam ASEAN, Perkembangan Isu
Demokrasi dan Hak Azasi Manusia (HAM): Studi Kasus Indonesia, Filipina, dan Thailand. Jakarta: LIPI
ASEAN: Concerns for Women Migrant Worker. ASEAN Integration. Chiang Mai: Asia Indigenous
Bangkok UN Women Peoples Pact (AIPP) Foundation
75 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 1 ▪ Juni 2016
pemindahan komunitas masyarakat adat internasional, namun klaim dan status
yang bersifat massif. Akibat lebih jauhnya mereka sebagai pengungsi belum mereka
adalah hilangnya sumber-sumber dapatkan dari otoritas internasional, yaitu
kehidupan bagi masyarakat adat, United Nations High Commissioner for
termasuk identitas dan budaya. 39 Refugees (UNHCR). Pada awalnya
pergerakan massal (eksodus) pengungsi
c. Pekerja dan pencari suaka dari negeri asalnya
Isu HAM yang juga tidak cukup dipicu oleh Perang Dunia I dan II.41
menjadi perhatian kebijakan pemerintah Pada masa kini, ketika eskalasi
dalam menghadapi MEA adalah isu konflik meningkat di beberapa belahan
pekerja. Isu ini terkait dengan jaminan atas dunia—utamanya di negara-negara Timur
pemenuhan hak-hak normatif pekerja, Tengah, Asia Tengah, Asia Barat, dan Asia
seperti upah yang layak serta kebebasan Selatan—jumlah pengungsi dan pencari
berorganisasi, berserikat, dan berkumpul. suaka pun melonjak. Negara tujuan utama
Dalam spirit integrasi yang kuat melalui para pengungsi dan pencari suaka tersebut
penciptaan pasar tunggal dan basis adalah Australia. Dalam konteks ASEAN,
produksi, MEA diproyeksikan akan lebih persoalan pengungsi dan pencari suaka ini
berpihak pada kerangka kerja pasar buruh terkait dengan terjadinya gelombang
fleksibel yang kurang memberikan pengungsi dan pencari suaka dari negeri-
jaminan atas hak-hak dasar para pekerja.40 negeri Asia Tengah dan Timur Tengah
Hak-hak pekerja dalam konteks yang tengah berkonflik serta pengungsi
hak asasi manusia mencakup hak untuk Rohingya.
memilih pekerjaan, kondisi kerja yang Rohingya adalah kelompok etno-
sehat, aman, dan adil, perlindungan dari religius minoritas dari ailayah Rakhine
pengangguran, perlindungan dari upah yang merupakan perbatasan Myanmar
yang adil dan setara, pengurangan dan Bangladesh. Saat ini sekitar 1,4 jua
diskriminasi, dan kebebasan berkumpul suku Rohingya di negara bagian Rakhine.
dan membentuk serikat pekerja. Dalam mayoritas suku Rohingya di Myanmar
kasus-kasus pekerja di negara-negara tidak memiliki kewarganegaan.
ASEAN, mayoritas perusahaan tidak Diskriminasi sitematik, eksklusi,
membayar pekerja dengan ipah yang pelanggaran dan penyalahgunaan atas
penuh dan pekerja diminta untuk bekerja klaim nasionalitas Rohingya in Myanmar.
melebihi jam kerja tanpa tambahan upah. Saat ini, Rohingya secara luas diakui
sebagai salah satu dari kaum minoritas
d. Pengungsi dan Pencari Suaka yang dipersekusi di dunia.
Pengungsi dan pencari suaka
adalah setiap orang yang meninggalkan e. Bisnis dan HAM
negerinya karena ―ketakutan yang Pada awal 1950-an, negara-
beralasan‖ akan ancaman pengusiran dan negara anggota ASEAN bebas dari
pengejaran (persecution). Adapun istilah penjajahan. Negara di kawasan ini
pengungsi dapat dipertukarkan dengan memiliki peran yang kuat dalam
istilah pencari suaka dengan makna yang membentuk ekonomi negara dan
berimpitan. Para pencari suaka adalah menentukan arah pembangunan. Beberapa
orang yang mencari perlindungan negara ASEAN merupakan negara
otoriter. Pada era pascapenjajahan, negara
39Ibid.
40AbuMufakir. ―MEA, Integrasi dan Ekspansi
Kapital dan Dampaknya Bagi Buruh‖ dalam 41Asep Mulyana, Membaca Fenomena Pengungsi
Mugiyanto, dkk. 2015. Catatan INFID atas Kinerja dan Pencari Suaka, Harapan Rakyat, 23 Desember
ASEAN. Jakarta: INFID 2011.
Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 1 ▪ Juni 2016 76
memainkan peran yang signifikan dalam Dalam beberapa kasus bisnis dan
mengelola SDA, termasuk mengatur HAM, beberapa situasi seperti
tanah, perikanan, mineral. dicerminkan dalam pola sebagai berikut: 44
Sejak akhir 1970-an, seiring a. Praktik bisnis mengakibatkan polusi
dengan percepatan proses globalisasi, Asia yang serius terhadap air sungai,
Tenggara menjadi jaringan yang danau, dan pasokan air. Polusi
terkoneksi dalam jaringan produksi global iniseringkali berdampak pada
seperti pemerintah mengadopsi kebijakan sumber-sumber air menjadi buruk.
neoliberal, meskipun tidak semua negara Dalam kasus pertambangan Buyat di
pada posisi yang sama. Negeri-negeri di Sulawesi, Indonesia,PT Newmont
belahan Dunia Selatan menghadapi Minahasa Raya meninggalkan desa
tumpukan hutang, yang diobati dengan tanpa sumber air karena level
kebijakan neoliberal yang menargetkan kontaminasi yang sangat berat;
pertumbuhan ekonomi dengan cara b. Polusi air dan kimia tanah yang
menarik investasi langsung dan promosi disebabkan oleh operasi bisnis yang
ekspor. kemudian dapat menimbulkan resiko
Di Asia Tenggara, masalah yang kesehatan yang sangat serius. Dalam
terkait dengan bisnis dan HAM yang kasus Bousra di Mondulkiri,
paling menonjol adalah akuisisi tanah Kamboja, polusi air dari Khaou Chuly
untuk pembangunan dan kegiatan Group (KCD) dan perkebunan karet
ekstraktif perusahaan, seperti industri Socfinasiamengandung pestisida
ekstraktif, perkayuan, dan perusahaan real yang menyebabkan penduduk di desa
estate, yang meningkatkan kekerasan, jatuh sakit;
pemindahan orang secara paksa.42 c. Polusi air dari hasil bisnis
Konflik hak atas tanah menurunkan kualitas air dan
merupakan dampak yang umum terjadi penduduk lokal yang tergantung
atas tindakan privatisation. Secara khusus pada makanan dan kehidupan di
kasus semacam ini terjadi di Kamboja, sana. Water Dalam beberapa kasus,
Laos dan Myanmar. Di ketiga negara seperti the Lao-Indochina Group
tersebut, masalah tanah masih menjadi Public Company, proyek perkebunan
pekerjaan besar yang melahirkan sejumlah singkong di Distrik Sangthong dan
sengketa dan kekerasan dan memberi Distrik Pakxan District, para
peluang bagi penyerobotan lahan dan penduduk setempat melaporkan
pelanggaran HAM lainnya. sejumlah ikan mati dalam jumlah
Pada level paling dasar, hak besar. Hal ini berdampak pada
ekonomi, sosial, dan budaya terhubung ke pasokan makanan mereka;
hak untuk mendapatkan kebutuhan dasar, d. Dalam banyak operasi perusahaan,
termasuk tapi tidak terbatas pada air, tanah-tanah hutan dibersihkan dan
pangan, pakaian, rumah, asuransi dihancurkan. Bukan itu saja,
kesehatan, dan perlakuan sosial medis. binatang, tanaman lokal dan juga
Hak-hak mencakup keamanan individu habitat mereka ikut dimusnahkan.
jika mereka menjadi pengangguran, sakit,
janda, tua, dan situasi buruk lainnya yang 3. Kerangka dan Mekanisme HAM di
berada di luar kontrol.43 ASEAN
Berbagai isu HAM di atas telah
42ChristineKaufmann. 2013. Dalam Business and
Human Rights inASEAN: A Baseline
StudyIntroduction: Situating the Debate. Rights-Based Approach. Bangkok: Asian Forum for
43Carl Middletondan Ashley Pritchard. 2013. Human Rights and Development (FORUM-ASIA)
Corporate Accountability in ASEAN: A Human 44Ibid.
Thailand, Vietnam
Thailand, Vietnam
ICESCR-OP - - -
Thailand, Vietnam
ICCPR-OP2 Filipina - - -
Singapura, Thailand
Thailand
Singapura, Thailand
Singapura, Vietnam
Vietnam
OP-CRPD - - Kamboja
Sumber: Wahyudi Djafar dkk. 2014. Memperkuat Perlindungan Hak Asasi Manusia di
ASEAN. Jakarta: Infid & ICCO
46 LuchieMaranan. 2015. Indigenous Peoples and 47 Sriprapha Petcharamesree. 2013. ―The ASEAN
ASEAN Integration. Chiang Mai: Asia Indigenous Human Rights Architecture:
Peoples Pact (AIPP) Foundation Its Development and Challenges‖. The Equal
Rights Review, Vol. Eleven (2013)
81 Jurnal Wacana Kinerja ▪ Volume 19 ▪ Edisi 1 ▪ Juni 2016
HAM ASEAN yang kedua melalui migran melawan eksploitasi, diskriminasi,
Program Aksi Vientiane pada 2004. dan kekerasan;
Lembaga ini merupakan badan konsultatif 2. Memperkuat perlindungan dan
antar-pemerintah ASEAN di bawah Cetak promosi hak-hak buruh migran melalui
Biru Komunitas Sosial-Budaya ASEAN peningkatan tata kelola migrasi buruh di
dan melaporkan Pertemuan Tingkat negara-negara ASEAN;
Menteri tentang Kesejahteraan Sosial dan 3. Kerjasama Regional untuk melaan
Pembangunan (ASEAN perdagangan orang;
MinisterialMeeting on Social Welfare and 4. Mengembangkan sebuah
Development—AMMSWD). instrumen ASEAN mengenai
Badan ini dibentuk untuk perlindungan dan promosi hak-hak buruh
promosi, perlindungan, penghormatan, migran.
dan pemenuhan hak-hak dasar HAM dan
kebebasan perempuan dan anak, dan e. ASEAN Intergovernmental
pelarangan tindakan diskriminasi. Komite Commission on Human Rights
ini dibentuk pada 2010. Sejak seluruh (AICHR)
anggota ASEAN menandatangani Pembentukan Komisi HAM antar-
CEDAW dan CRC, maka seluruh negara pemerintah ASEAN (ASEAN
ASEAN menyetujui untuk membentuk IntergovernmentalCommission on
ACWC sebagai komisi antar-pemerintah Human Rights—AICHR) patut dicatat
dengan dua wakil dari masing-masing sebagai tonggak baru bagi perlindungan
negara, seorang wakil mewakili dan promosi HAM di ASEAN. AICHR
perempuan dan seorang lagi mewakili merupakan badan yang dibentuk
anak-anak dan remaja. berdasarkan Pasal 14 Piagam ASEAN.
AICHR juga menjadi payung dari dua
d. The ASEAN Committee on the
badan HAM ASEAN sebelumnya,
Implementation of the ASEAN
Declarationon the Protection and
yakni the ASEAN Commissionon the
Promotion of the Rights of Promotion and Protection of the
Migrant Workers (ACMW) Rights ofWomen and Children
ACMW diadopsi ASEAN pada (ACWC) and the ASEANCommittee
KTT ASEAN ke-12 di Cebu, Filipina. on the Promotion and Protectionof the
ACMW yang dibentuk pada 30 Juni 2007 Rights of Migrant Workers (ACMW).
ini memiliki tujuan-tujuan berikut: AICHR merupakan badan konsultatif
1. Memastikan pelaksanaan yang memiliki 10 anggota yang
komitmen sebagaimana disebutkan dalam
mewakili masing-masing negara
Deklarasi secara efektif
anggota ASEAN. AICHR diluncurkan
2. Memfasilitasi pembangunan
pada sela-sela KTT ASEAN di Thailand
instrumen perlindungan dan promosi
pada 2009. AICHR dilekati 14 mandat
hak-hak buruh migran
utama, antara lain:
3. Komite ini diisi oleh satu orang
1. mengembangkan strategi
perwakilan dari masing-masing negara
promosidan perlindungan kebebasan dan
anggota ASEAN dan wakil sekretariat
HAM warga ASEAN
ASEAN.
2. mengembangkankonsep
Ada empat area kerja utama dari
Deklarasi HAM ASEAN dan kerja sama
ACMW, yakni:
regional di bidang HAM;
1. Mengambil langkah-langkah
3. mendorong penerapan instrument
perlindungan dan promosi hak-hak buruh
ASEAN yang terkait dengan HAM;