The Effect of Iron (Fe) Tablets To The Anemia Status of Adolescent Women
The Effect of Iron (Fe) Tablets To The Anemia Status of Adolescent Women
Pengaruh Pemberian Tablet Besi (Fe) terhadap Status Anemia Remaja Putri
Abstract
Anemia is a worldwide health problem, according to the World Healt Organization (WHO) globally,
anemia cases affect 1.62 billion people, equivalent to 24.8% of the population. Anemia in adolescents can
cause a decrease in ability and concentration of learning, inhibit physical growth and intelligence of the
brain, increase the risk of infection, reduce endurance so that it can easily get sick, reduce morale,
concentration and learning achievement. This study aims to determine the effect of giving iron tablets with
anemia status of adolescent girls in the Work Area of the Kerumutan Health Center in Pelalawan Regency.
This research is a quantitative research. The study design was cross sectional. The population in this study
were all female high school equivalents with a total of 153 people in the working area of the Kerumutan
Health Center. Samples were taken by 15 respondents. Data collection tools in this study are independent
variables using digital Hb and the dependent is the observation sheet. The analysis of this study used paired
t-test dependent test. The test results are known to give iron tablets affect the anemia status of adolescent,
which indicated the value of Pvalue <α is 0.000 <0.05.
Keywords: blood added tablets, anemia, adolescent women
Abstrak
Anemia merupakan masalah kesehatan seluruh dunia, menurut World Health Organization (WHO)
secara global, kasus anemia mempengaruhi 1,62 miliar orang atau setara dengan 24,8% dari populasi.
Anemia pada remaja dapat menyebabkan menurunkan kemampuan dan konsentrasi belajar, menghambat
pertumbuhan fisik dan kecerdasan otak, meningkatkan risiko infeksi, menurunkan daya tahan tubuh
sehingga mudah sakit, menurunkan semangat, konsentrasi dan prestasi belajar. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian tablet besi (Fe)terhadap status anemia remaja putri di Wilayah Kerja
Puskesmas Kerumutan Kabupaten Pelalawan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Desain
penelitian adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini yakni seluruh siswi SMA Sederajat dengan
jumlah 153 orang di Wilayah Kerja Puskesmas Kerumutan, Sampel yang diambil 15 orang responden. Alat
pengumpulan data dalam penelitian ini berupa variabel independen menggunakan Hb digital dan dependen
adalah lembar observasi. Analisis penelitian ini menggunakan uji paired t test dependent. Hasil uji diketahui
terdapat pengaruh pemberian tablet besi (Fe) terhadap status anemia remaja putri, yang ditunjukkan nilai p
value< α yaitu 0,000 < 0,05.
Kata kunci: tablet besi (Fe), anemia, remaja putri
PENDAHULUAN
Anemia merupakan suatu kondisi di mana jumlah dari eritorsit yang berfungsi membawa
oksigen tidak mencukupi untuk tercapainya kebutuhan normal tubuh, yang tergantung berdasarkan usia,
jenis kelamin, ketinggian, merokok, dan status kehamilan. Rendahnya jumlah eritrosit di dalam tubuh
dianggap sebagai faktor utama terjadinya anemia secara global, walaupun ada faktor lain, seperti asam
folat, vitamin B12 dan defisiensi vitamin A, peradangan kronis, infeksi parasit, dan gangguan bawaan
semuanya dapat menyebabkan anemia. Kejadian anemia yang kronis ditandai dengan mudah lelah, mata
berkunang-kunang, dan mengantuk. Ibu hamil dan anak-anak sangat berisiko terjadinya anemia(WHO,
2011).Penyakit anemia termasuk masalah kesehatan pada individu di seluruh dunia, pendapat dari
The Maternal & Neonatal Health Journal is an open-access journal published by Neolectura, published twice a year. Maternal & Neonatal
Health Journal is a scientific publication media in the form of conceptual papers and field research related to the study of obstetrics,
reproductive health, infants, toddlers, and development. The Maternal & Neonatal Health Journal is expected to be a medium for
researchers and researchers to publish scientific work and become a reference source for developing science and knowledge.
55
The Effect of Iron (Fe) Tablets to the Anemia Status of Adolescent Women
WHO kasus kurang darah (anemia) terjadi 1,62M orang diperoleh persentase 24,8% dari populasi
(Aulia dll, 2017).
WHO memberikan pernyataan bila prevalensi anemia >40%termasuk dalam derajat berat.
Menurut WHO, kejadian anemia global berkisar 40-88% (Kaimudin, Lestari, & Afa, 2017). Sedangkan
kejadian anemia paling tinggi terjadi di Asia Selatan dan Afrika tengah dan barat(WHO, 2014.
Indonesia termasuk negara berkembang, kasus kurang darah (anemia) pada masa remaja putri
meningkat 27% dibanding negara maju kasus kurang darah (anemia) sebesar 6%. Kasus ini meningkat
pada masa anak sekolah dan usia reproduktif terutama pada bumil yang berkisar antara 80-90 persen,
terjadi pada masa anak-anak prasekolah, remaja, bumil dan menyusui (Rusilanti , 2014).
Kadar hemoglobin (Hb) merupakan petunjuk terjadinya anemia pada masa anak-anak dan ibu
hamil < 11 g/L dan untuk ibu tidak hamil < 12 g/L. Sedangkan kejadian anemia berat < 7 g/L untuk
masa anak-anak dan ibu hamil, untuk ibu tidak hamil < 8 g/L (WHO, 2018).
Indonesia merupakan negara dengan pencapaian kejadian anemia yang tinggi sebanyak 72,3%
( Kaimudin, Lestari, & Afa, 2017). Di Indonesia penyebab kejadian anemia beragam, diperkirakan
setengah dari kasus tersebut disebabkan karena kekurangan zat besi. Menurut Riskesdas (2018)
Prevalensi anemia pada remaja sebesar 32%, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Hal tersebut
dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktivitas fisik.
Pengaruh anemia yang ditimbulkan pada siswi terjadi penurunan prestasi dan keinginan belajar,
disebabkan berkurangnya zat besi (Fe) yang menyebabkan gejala seperti pucat, mudah capek,
kurangnya nafsu makan yang disertai gangguan tumbuh dan kembang (Briawan,2014). Selain itu
defisiensi zat besi pada remaja mengakibatkan lemah, mudah letih, sering pusing, sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengaruh besar anemia pada remaja selain mengganggu fungsi fisik
dan mental, bisa menyebabkan terjadinya gangguan reproduksi (Kaimudin, Lestari, & Afa, 2017).
Penyebab anemia zat besi yaitu makanan yang dimakan setiap hari tidak mengandung unsur
besi yang diperlukan oleh tubuh, tubuh akan memerlukan zat besi lebih banyak pada keadaan dimasa
remaja yang mengalami proses haid dan terjadi pengeluaran unsur besi dari tubuh seperti keadaan
disebabkan perdarahan diakibatkan trauma, kehilangan darah yang diakibatkan penyakit malaria,
cacingan dan menstruasi (DinKes Provinsi Jawa Timur, 2010). Selain itu, anemia juga dipengaruhi oleh
tingkat pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, tingkat pengetahuan tentang anemia dari remaja putri,
konsumsi Fe, Vitamin C (Kaimudin, Lestari, & Afa, 2017).
Remaja putri saat sedang menstruasi dengan waktu normal yaitu 2-7 hari setiap bulannya,
merupakan salah satu penyebab meningkatnya kejadian anemia. Hal ini disebabkan selama masa
menstruasi volume darah haid yang dikeluar diperkirakan mencapai 35-50 ml. Selama masa menstruasi
ini seseorang akan kehilangan 30 mg zat besi dalam tubuhnya. Jumlah darah yang hilang pada saat
menstruasi menyebabkan seseorang akan merasakan gejala seperti lemas, letih, lesu hingga mata
berkunang-kunang, hal ini merupakan tanda-tanda dan gejala dari anemia defisiensi zat besi. Keadaan
ini dapat diperparah jika seseorang mengalami siklus menstruasi yang memanjang karena volume darah
yang keluar lebih banyak (WHO, 2018).
Kemenkes telah menyusun strategi untuk 4 tahun ke depan, di mana di dalamnya terdapat
sasaran Program Gizi dan KIA dengan meningkatkan fasilitas dan jangkauan pelayanan kesehatan yang
berkualitas bagi semua masyarakat. Adapun Indikator perbaikan nutrisi pada masyarakat dengan cara
melakukan pemberian tablet besi (Fe) bagi remaja putri dengan cakupan 30% di tahun 2019 (Kemenkes
RI, 2016).
Menurut penelitian Noky (2014) tentang efektivitas pemberian tablet besi terhadap kadar Hb,
hasil dari penelitian ini terdapat adanya perubahan kadar Hb siswi pre dan post pemberian Tablet Besi.
Peneliti menyatakan adanya efektivitas pemberian Tablet Besi terhadap kadar Haemoglobin pada Siswi.
Secara signifikan perbedaan kadar Hb pre dan post yang mengonsumsi tablet besi (Fe) pada mahasiswi
DIII Kebidanan Universitas Pasir Pangaraian juga dapat dilihat dari penelitian Sri Wulandari pada tahun
2017.
Berdasarkan survei awal yang lakukan oleh peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Kerumutan
pada 10 Mei 2020.Peneliti mengambil 20 orang untuk wawancara singkat, ada 17 orang di antaranya
pernah mengalami gejala anemia dan di Wilayah Kerja Puskesmas Kerumutan ini belum pernah ada
yang meneliti tentang anemia pada remaja putri. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti
tertarik meneliti adakah “Pengaruh Pemberian Tablet besi (Fe) terhadap Status Anemia Remaja Putri
Di Wilayah Kerja Puskesmas Kerumutan Tahun 2020”.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian tablet besi (Fe)terhadap
status anemia remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kerumutan Tahun 2020. Pada penelitian ini
terdapat hipotesis di mana jika Ho ditolak, tidak ada pengaruh pemberian ttd dengan status anemia
remaja putri sedangkan Ha diterima, ada pengaruh pemberian ttd dengan status anemia remaja putri.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif dengan pola desain cross sectional. Teknik
pengambilan sampel dilakukan secara acak kelompok atau faktorial (Hidayat, 2019). Populasi pada
penelitian ini adalah siswi SMA Sederajat dengan jumlah 39 orang pada bulan Oktober sampai dengan
Desember 2020 di Wilayah Kerja Puskesmas Kerumutan Tahun 2020. Menurut Hendriyadi (2016)
memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel penelitian eksperimental sederhana dengan
jumlah sampel 10-20 sampel. Adapun sampel pada penelitian ini berjumlah 15 orang. Alat
pengumpulan data check berupa Hb digital. Sedangkan jadwal pemberian tablet besi (Fe) menggunakan
lembar observasi. Adapun analisis data yang digunakan pada penelitian ini yaitu univariat dan bivariat
dengan menggunakan uji statistik parametrik uji paired t test dependent melalui prasyarat uji
normalitas. Apabila uji normalitas tidak memenuhi persyaratan maka dilanjutkan dengan uji non
parametrik dengan uji wilcoxon.
Hasil
Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Status Anemia Remaja Putri Sebelum Pemberian Tablet Besi (Fe)
Dari tabel 1 di atas, didapatkan distribusi frekuensi sebelum diberikan tablet besi (Fe)
mayoritas responden mengalami anemia ringan sekali sebanyak 12 orang (80%) dan
minoritas responden mengalami anemia ringan sebanyak 3 orang (20%).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Status Anemia Remaja Putri Sesudah Pemberian Tablet Besi (Fe)
No Status Anemia Frekuensi Persentase (%)
1. Tidak Anemia (>13gr/dl) 13 86,7
2. Ringan Sekali (10-13gr/dl) 2 13,3
3. Ringan (8-9,9 gr/dl) 0 0
4. Sedang (6-7,9) 0 0
5. Berat (< 6gr/dl) 0 0
Total 15 100
Sumber: Diolah (2020)
Dari tabel 2 di atas, setelah dilakukan pemberian tablet tambah darah didapatkan
mayoritas responden mengalami tidak anemia sebanyak 13 orang (86.7%) dan minoritas
responden mengalami anemia ringan sebanyak 2 orang (13,3%)
Analisis Bivariat
Dari tabel 3 di atas, diperoleh hasil bahwa terdapat perubahan status anemia pada sebagian
besar responden dan sebagian kecil yang tidak mengalami perubahan status anemia. Dengan
menggunakan uji statistik paired t test dependent diperoleh nilai p value yaitu 0,000 < 0,05 artinya
terdapat pengaruh pemberian tablet besi (Fe) terhadap status anemia remaja putri.
Pembahasan
Hasil penelitian yang didapatkan bahwa dari 15 responden sebelum diberikan tablet besi
(Fe)yang mengalami anemia dengan status anemia ringan sekali terdapat 13 orang (86,7%) dan
berstatus anemia ringan 2 orang (13,3%). Kemudian setelah diberikan tablet tambah darah selama 5
hari berturut-turut terjadi perubahan yang signifikan yakni dari 15 sampel yang mengalami kurang darah
(anemia) sebanyak 13 orang (86,7%) mengalami tidak anemia, dan 2 orang (13,3%) mengalami anemia
ringan. Dari hasil uji parametrik t dependen dihasilkan nilai p value < α adalah 0,000 < 0,05 dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian tablet besi (Fe)terhadap status anemia remaja putri di
Wilayah Kerja Puskesmas Kerumutan Tahun 2020.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Wulandari (2017), yang berjudul efektivitas konsumsi
tablet Fe selama menstruasi terhadap peningkatan kadar hemoglobin pada mahasiswi DIII Kebidanan
Universitas Pasir Pangaraian. Didapatkan hasil bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara kadar
Hb pra-test dan post-test dan kadar Hb post-test – pra-test dengan mengonsumsi tablet besi.
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Noky Tri (2014), dengan tema
Efektivitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi SLTPN 1 Donorojo Kec.
Donorojo Kab. Pacitan dengan menggunakan uji paired t test didapatkan nilai p value 0,026 dan α<
0,05 maka dapat disimpulkan terdapat efektivitas pemberian tablet besi (Fe) dalam meningkatkan kadar
Hb. Menurut WHO (2013) kejadian anemia adalah salah satu penyebab masalah kesehatan yang sering
terjadi di seluruh dunia terutama negara berkembang dengan perkiraan 30% dari penduduk dunia
mengalami kejadian anemia. Kejadian Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja
dan ibu hamil. Kejadian Anemia pada remaja putri saat ini masih sangat tinggi.
Pada remaja terjadi pertumbuhan baik perubahan pada fisik, mental, sosial maupun emosional,
oleh karena itu remaja hendaknya memenuhi kebutuhan nutrisi khususnya zat besi agar remaja
dapat mencegah terjadinya anemia. Anemia pada remaja putri disebabkan oleh banyak faktor
antara lain terjadinya rutinitas menstruasi setiap bulan, Asupan nutrisi yang kurang, pola hidup
yang tidak sehat seperti bullimia, kurangnya aktivitas fisik setiap hari.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh pemberian tablet besi (Fe) terhadap status anemia
remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Kerumutan tahun 2020 yang dilakukan dengan analisa
univariat dan bivariat pada status anemia pre dan post pemberian tablet besi maka diperoleh simpulan
bahwa status anemia remaja putri sebelum pemberian tablet besi (Fe) mayoritas 12 orang (80%)
berstatus anemia ringan sekali dan minoritas 3 orang (20%) berstatus anemia ringan sedangkan status
anemia remaja putri setelah pemberian tablet besi (Fe) mayoritas 13 orang (86,7 %) dengan tidak
anemia dan minoritas 2 orang (13,7%) berstatus anemia ringan sekali. Berdasarkan hasil uji paired t
test dependent diperoleh nilai p value yaitu 0,000<α (0,05) artinya bahwa terdapat pengaruh pemberian
tablet besi (Fe) terhadap status anemia remaja putri di Wilayah Kerja Puskesmas Kerumutan Tahun
2020.
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. (2014). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta.
Arisman. (2010). Gizi dalam daur kehidupan . Jakarta.
Badriah,D.L. (2011). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung.
Briawan, Dodik. (2014). Anemia Masalah Gizi Pada Remaja Wanita. Jakarta.
Handayani W. dan Haribowo, A. (2012) Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Hematologi. Jakarta.
Hendriyadi. (2016). Metode Riset Kuantitatif. Prenada Media.
Hidayat, A. (2019). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta.
Kaimudin, N. I., Lestari, H., & Afa, J. R. (2017). Skrining dan Determinan Kejadian Anemia Pada
Remaja Putri SMA Negeri 3 Kendari Tahun 2017. (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan
Masyarakat), 2(6).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan
Anemia pada Remaja dan Wanita Usia Subur. Jakarta
Melorys L.P, dan Galuh N. HIGEIAVOL.1/no.3 (2017). Faktor Kejadian Anemia.
Notoatmodjo, S. (2011). Kesehatan Maasyarakat. Jakarta.
Notoadmojo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan (Rineka). Jakarta.
Nuradhiani, A., Briawan, D., & Dwiriani, C. M. (2017). Dukungan guru meningkatkan kepatuhan
konsumsi tablet tambah darah pada remaja putri di Kota Bogor. Jurnal Gizi dan Pangan, 12(3),
153-160.
Prawirohardjo, S. (2014). Ilmu Kandungan Edisi Ketiga. Jakarta.
Proverawati, A dan Asfuah, S. (2009). Buku Ajar Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta.
Surat Edaran Nomor HK.03.03/V/0595/2016 tentangPemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja
Putri Dan Wanita Usia Subur.
Suyanto dan Salamah. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta.
Rachmadianti, N.T. (2014). Evektifitas Pemberian Tablet Tambah Darah Terhadap Kadar Hb Siswi
SLTPN 1 Donorojo Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan.
Riskesdas. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
Rusilanti dan Istiany. (2014). Gizi Terapan. Bandung.
WHO/NMH/NHD/14.4 Anaemia Policy Brief Tahun 2014.
Wulandari, Sri. (2017). Efektivitas Konsumsi Tablet Fe Selama Menstruasi Terhadap Peningkatan
Kadar Hemoglobin pada Mahasiswi D-III Kebidanan Universitas Pasir Pangaraian