0% found this document useful (0 votes)
66 views11 pages

Ajaran Bhatara Siwa Dalam Lontar Andha: Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter

The document summarizes the teachings of Lord Shiva contained within the lontar (palm leaf manuscript) Andha Bhuwana and how they relate to character education. It discusses how Lord Shiva's teachings to his wife and child are conveyed through stories in Hindu scriptures to teach people about good and bad behaviors and their consequences. Specifically, it examines a story from the Andha Bhuwana lontar where Lord Shiva's wife is cursed after disobeying his command, highlighting the importance of obedience to parents. The document argues that these ancient stories remain highly relevant for developing good character among children, families, and society.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
66 views11 pages

Ajaran Bhatara Siwa Dalam Lontar Andha: Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter

The document summarizes the teachings of Lord Shiva contained within the lontar (palm leaf manuscript) Andha Bhuwana and how they relate to character education. It discusses how Lord Shiva's teachings to his wife and child are conveyed through stories in Hindu scriptures to teach people about good and bad behaviors and their consequences. Specifically, it examines a story from the Andha Bhuwana lontar where Lord Shiva's wife is cursed after disobeying his command, highlighting the importance of obedience to parents. The document argues that these ancient stories remain highly relevant for developing good character among children, families, and society.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)


FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

AJARAN BHATARA SIWA DALAM LONTAR ANDHA


BHUWANA KAJIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Oleh
I Wayan Artayasa
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar
yanarta84@gmail.com

Abstract

Bhatara Shiva's teachings comprise various moral, ethical, and susila values. This value is
exceptionally well practised and implemented in daily life. This value is included in Balinese
Hindu religious texts, notably lontar texts. From ancient times to the present, the existence
of lontar manuscripts to be studied and researched proceeds to expand to reveal character
education values. One of the teachings of Hinduism is conveyed through stories. Character
education is conveyed so that humankind is presented descriptions of knowledge, between
good and bad; thus, they can choose one of those options. Both good and bad deeds have
their respective consequences, which of course all religions expect that humans frequently
do good things. Lontar Andha Bhuwana carries out stories regarding the teachings of
Bhatara Shiva which need to be observed because they contain conversations between
parents as a father (Bhatara Siwa), as a mother (Bhatara Giri Putri), and as a child (Bhatara
Gana / Ganesha). This story is highly relevant as a reflection of education, primarily
character education and has meaning in forming household harmony. Obligations as
children devoted to their parents, be grateful for life, self-purification (pangruatan), and
harmonise nature.
Keywords: Lord Shiva's Teachings, Andha Bhuwana, Character Education.

I. PENDAHULUAN khususnya lontar. Ajaran agama Hindu tidak


lekang oleh waktu selalu eksis dalam
Ajaran Bhatara Siwa yang termuat
perkembangan zaman dan terus berkembang
dalam naskah lontar sangat diyakini oleh
sesuai dengan Desa (tempat), Kala (waktu)
masyarakat Hindu Bali dan dijadikan
Patra (sastra/kitab di sebuah tempat).
pedoman dalam kehidupannya sehari-hari.
Pendidikan Karakter sangat
Masyarakat Hindu Bali percaya 101endidikan
diperlukan oleh umat manusia, baik itu orang
yang diwariskan oleh leluhurnya sehingga
tua, maupun anak. Di dalam ajaran Agama
keberadaan naskah-naskah lontar masih
Hindu salah satunya disampaikan melalui
terawatt dan terjaga sehingga dapat dipelajari
cerita-cerita atau tutur-tutur, percakapan-
dan diteliti lebih lanjut. Ajaran-ajaran Bhatara
percakapan antara Dewa yang satu dengan
Siwa sangat relevan utuk mencegah adanya
Dewa yang lainnya dan disimbulkan sebagai
degradasi moral, etika yang kurang baik,
orang tua dan anak. Pendidikan karakter
tawuran, miras, narkoba dan kegiatan
tersebut disampaikan agar umat manusia
terlarang lainnya. Ajaran yang adiluhung
diberikan gambaran-gambaran pengetahuan,
sangat baik diterapkan dan dilaksanakan,
antara kebaikan dengan ketidakbaikan,
apalagi termuat dalam teks-teks keagamaan
nantinya manusia memilih mana yang baik
101
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

mana yang buruk. Kedua perbuatan baik dan sekolah, masa-masa muda sangat menentukan
buruk membawa konsekuensi masing- kualitas hidup seseorang, 102endi orang tua
masing, yang tentunya semua Agama perhatian terhadap anaknya niscaya anaknya
mengharapkan agar manusia selalu berbuat akan tunduk hormat kepada orang tua, begitu
kebaikan. sebaliknya.
Pendidikan Karakter dalam Agama Lontar Andha Bhuwana yang memuat
Hindu di Bali disampaikan dalam bentuk tentang ajaran Bhatara Siwa perlu dicermati
cerita-cerita yang banyak tertuang dalam karena berisi percakapan orang tua sebagai
lontar-lontar. Pendidikan Karakter dalam ayah (Bhatara Siwa), sebagai ibu (Bhatara
lontar Andha Bhuwana di sampaikan oleh Giri Putri), dan sebagai anak (Bhatara
Bhatara Siwa kepada anak dan kepada Gana/Ganesa), cerita ini sangat relevan
istrinya. Anak, istri dalam konsep Dewa-dewa sebagai cerminan dalam mendidik
dalam Ajaran Agama Hindu hanya sebagai 102endidikan karakter. Diceritakan pada
simbul saja, dimana tujuannya agar mudah waktu pertemuan beliau Sang Hyang
dipahami oleh umat manusia dan tujuannya Paramestiguru (Sang Hyang Siwa) dengan
agar lebih 102endidi dimasyarakat. Bhatari Giriputri pada waktu ngidam, beliau
Disamping itu juga cerita masih sangat mengidamkan air susu lembu yang selalu
digemari oleh kalangan anak-anak, remaja, menjadi keinginannya untuk diminum.
maupun dewasa. Cerita-cerita tersebut sudah Kemudian Bhatara Siwa menyuruh Bhatari
dipercayai secara turun-temurun disegala Giriputri berangkat mendatangi desa-desa,
aspek keberagamaan masyarakat Hindu Bali. hutan, dan juga pertapaan yang ada di
Dengan adanya cerita tersebut sangat gunung. Tujuannya adalah menemukan orang
diperlukan oleh Bangsa Indonesia untuk yang memelihara lembu, dan berusaha
membangun Karakter Bangsa. mendapatkan air susu lembu pada sang
Lontar-lontar atau sumber referensi pengembala lembu dengan cara membeli
Agama Hindu di Bali masih tersimpan di dengan emas, perak, uang dan intan.
masyarakat maupun di Pusat Dokumentasi Perjalanan Bhatari Giriputri mencari susu
Provinsi Bali, di Gedong Kertia Singaraja lembu mendapatkan hasil, tetapi dengan
maupun ditempat-tempat penting lainnya, melanggar perintah Bhatara Siwa. Bhatari
dalam hal ini peneliti terus menelusuri lontar- Giri Putri mendapatkan air susu lembu
lontar maupun referensi lainnya dalam dengan jalan bersenggama dengan pemilik
hubungannya dengan Pendidikan Karakter lembu. Kemudian Bhatara Gana mengetahui
yang nantinya bisa berguna bagi anak, bahkan prilaku ibunya tersebut sehingga Bhatari
sampai orang tua. Perkembangan atau Giriputri mendapat kutukan. Oleh karena
kemajuan teknologi ajaran-ajaran Agama itulah perlu diungkapkan lebih lanjut tentang
sangat diperlukan untuk menangkal hal-hal adanya ajaran Bhatar Siwa dalam Lontar
yang bersifat 102endidik, apalagi generasi Andha Bhuwana Kajian pendidikan Karakter.
muda banyak yang masih labil.
Perkembangan teknologi harus disikapi II. PEMBAHASAN
102endidi baik orang tua, masyarakat maupun 1. Karakter jujur
pemerintah, orang tua sangat berperan dalam
menanamkan 102endidikan karakter karena Jujur merupakan hal yang paling
anak-anak lebih banyak 102endidi orang tua utama harus ditanamkan pada setiap anak
di rumah dibandingkan di sekolah, masa-masa didik. Jujur memiliki pengertian lurus hati,
tidak curang (KBBI, 2009: 394). Karakter
102
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

jujur adalah karakter yang tidak suka Berdasarkan kutipan di atas


berbohong, berbuat curang, berkata apa menunjukkan bahwa awal cerita dalam
adanya dan mengakui kesalahan, rela naskah Andha Bhuwana sudah diceritakan
berkorban untuk kebenaran. Hal ini dapat kejujuran keinginan dari Bhatari Giriputri
dilihat pada kutipan berikut. Untuk meminta air susu lembu. Dalam
….,nihan atur Hyang Bhatari ring sira Hyang perjalanan berikutnya karena apa yang di
Paramestiguru, “uduh ta sira Hyang Bhatara idamkan tersebut susah di dapatkan, maka
Siwa, iki rengwakena ujar hulun atur akena ri akhirnya Bhatari Giriputri berkata bohong
sira de Bhatara, apang ta sira wruh ring menyembunyikan sesungguhnya apa yang di
cittan hulun. Hulun angrempini tan waneh dapat dari pengembala lembu bukan membeli
cittan inghulun. atau menukar dengan uang, emas dan permata
Terjemahan: air susu tersebut. Pada akhirnya mengakui
….,Inilah kata beliau Bhatari Giriputri kepada kesalahan dan memhohon maaf kepada
Bhatara Siwa; Ya Bhatara Siwa, dengarah ini Bhatara Siwa.
permintaan hambamu kepada tuanku, supaya 2. Karakter Religius
tuanku mengetahui pada keinginan hamba.
Sumahur Hyang Bhatari Giriputri, tur Religius berkaitan dengan keagamaan,
awor tangis, eling ring lampahe nguni: dalam hal ini karakter religius juga
“Singgih sira Hyang Bhatara, ri mangka yukti ditanamkan kepada masyarakat melalui
ling Bhatara, wruh tang hulun ri laku nira upacara dan penebusan dosa yang dilakukan
sadokala, aksamakena tang hulun, Hyang untuk mendapatkan kesucian. Hal ini dapat
Bhatara. Apan mamancut de Bhatara dilihat pada kutipan berikut.
Paramasunya, mangke kadyangapa hyun de Nging hana manusa minta agung
Bhatara?” sumahur Hyang Bhatara laluputan, sasampurrayan maruntutan widhi
Gurureka: “Eh, Nini Dewati, yan mangkana widhana muwah segeh agung. Nghing sira
ling ta, becik tumurun wenten ing mrecapada, dewati sampurakena dewa manusa kabeh.
moga ta sira siniwi dening rat kabeh”.(Andha Terjemahan
Bhuwana 9a) Akan tetapi bila ada manusia yang
Terjemahan: memohon ampun, disertai upacara dan segeh
Menjawablah Bhatari Giriputri, agung hendaknya dinda dewi mengampuni
disertai dengan tangis meneteskan air mata, baik pada para dewa maupun manusia.
sebab teringat dengan perbuatannya lalu; “Ya Berdasarkan kutipan di atas
hampun Bhatara, kalau demikian sangat patut menerangkan bahwa upacara yang berkaitan
sabda Bhatara, sebab hamba sudah sadar dengan penebusan dosa yang dilakukan oleh
dengan perilaku hamba salah, ampunilah manusia supaya diberikan pengampunan dan
perbuatan hamba ya Bhatara, sebab hamba upacara persembahannya sesuai dengan
mengotori diri Bhatara, dan kini apakah upakara yang dilaksanakan.
kehendak paduka terhadap diri hamba?”. 3. Karakter Tanggung Jawab
Bersabdalah Bhatara Siwa; “Duhai Nini
Karakter tanggung jawab adalah sikap
Hyang Bhatari, kalu demikian permintaan dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
Bhatari, lebih baik Bhatari turun menetap di
tugas dan kewajibannya. Baik pada diri
dunia, semogalah Bhatari dipuja oleh seluruh sendiri maupun orang lain, menurut Miarta
isi dunia.
(2014: 37) menytakan tanggung jawab adalah
sikap dan perilaku yang berani menanggung
103
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

segala akibat dari perbuatan atau tindakan antanya lawan ibunta, yan tuhu, yan tan tuhu
yang telah dilakukan. Hal ini dapat dilihat ri ulah pasanggama lawan kami. Tan len
pada kutipan berikut. anaku ngitungi juga ibunta caritakena
…., “Uduh anak ira bapa, Si Gana, iki pawarah bapanta, kewala carita ring tenung
rengwakenajar hulun lawan kita anaku, agya wariga temen, mangkana uncarakena, aywa
ri lampah ira ibun ta Hyang Giriputri, duke carita saking pawarah tang hulun.
lungha angulati we susu lembu, nda tan hana Terjemahan:
manusa adrewe lembu ring manusapada. Sekarang dengarkanlah sabda ayahmu
Terjemahan: ya anakku, tiada lain sekarang anakku
…., “Ya anakku Bhatara Gana, hendaknya bertanya kepada ibumu, apakah benar, atau
didengarkan sabda ayahndamu ini, ya anakku, berbohong tentang perbuatannya
jemputlah kedatangan ibumu Bhatari bersenggama dengan ayahmu, tidak lain
Giriputri, dating dari mencari air susu lembu, anakku sekarang menguji ibumu, ceritakanlah
tetapi tidak ada manusia yang mempunyai sabda ayahandamu ini, tetapi ceritakan
lembu di dunia. menurut kitab wariga tenung, itu hendaknya
Berdasarkan kutipan di atas dibacakan, jangan kau ceritakan bahwa itu
menunjukkan bahwa Bhatara Siwa merasa dari sabda ayahandamu.
bertanggung jawab atas keinginan dari Berdasarkan kutipan di atas
Bhatari Giriputri mendapatkan air susu lembu digambarkan adanya komunikasi yang baik
di dunia. Karena mengetahui bahwa tidak ada antara Bhatara Siwa dengan Bhatara Gana
yang mengembala lembu maka Bhatara Siwa maka Bhatari Giriputri pada akhirnya
menjelma menjadi pengangon lembu supaya mengakui semua perbuatan salah yang
Bhatari Giriputri mendapatkan air susu lembu dilakukan. Secara komunikatif dan tidak
yang di idamkannya. Namun dalam hal ini langsung menuduh pada akhirnya
akhirnya menjadi pembelajaran untuk kebohongan yang dilakukan akhirnya diakui.
menguji kesetiaan dan kejujuran Bhatari Walaupun pada akhirnya Bhatari Giriputri
Giriputri. Akhirnya Bhatara Gana menguji mendapatkan kutukan dari Bhatara Gana
dan menanyakan bagaimana Bhatari Giriputri akibat membakar tenung wariga tetapi
mendapatkan air susu lembu tersebut. hubungan baik antara keluarga tetap terjaga.
Karakter tanggung jawab yang ditekankan Sebagai seorang anak harus taat dan berbakti
dalam hal ini adalah berani berbuat tidak baik kepada orang tua dan orang tua harus menjadi
maka hasilnya harus dipertanggung jawabkan contoh yang baik untuk anak-anaknya.
sendiri. 5. Karakter Peduli Sosial
4. Karakter bersahabat/komunikatif
Karakter peduli sosial merupakan sikap
Karakter bersahabat atau komunikatif dan tindakan yang selalu memberikan kepada
merupakan tindakan yang menunjukkan orang lain atau masyarakat yang
bahwa seseorang harus senang bergaul, membutuhkan. Dalam hal ini anak didik harus
berbicara dan bersahabat dengan yang diberikan atau diajarkan peduli terhadap
lainnya. Dengan adanya komunikasi yang lingkungan dan sosial dimanapun
baik maka akan berdampak pada hal-hal yang berada.dalam cerita Andha Bhuwana
baik. Hal ini dapat dilihat pada kutipan dikisahkan kepedulian sosial berkaiatan
berikut. dengan memberikan kepada orang lain
Nihan rengakena ujar kami lawan sesuatu yang diinginkan dengan cara yang
anaku, tan len anaku ri mangke, anaku
104
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

baik. Hal ini dapat dilihat pada kutipan diceritakan bahwa Bhatara Gana Berhasil
berikut. menyalin kembali wariga tenung yang dibakar
Saksana kadulu de Bhatàrì Girìputri, oleh Bhatari Giriputri. Hal ini dapat dilihat
garjita hyun ira Bhatàrì, sigra ataña ring pada kutipan berikut.
wwang angangon lêmbu, ”Ih kita pangangon Ri wus mangkana, sigra Hyang
lêmbu, yan kita tuhu tumulus asih lawan Bhatàra Gana manurat manurun Hyang Aji
minara, kaki hana pamidi nira kaki, manira Saraswatì, mandadi waluya malih
arêpa atuku olih mas, pirak, rajata, wintên linggaksara dibya. Awune ika katurun de
sakêpêl, kadyang apa kaki ?”. Mangkana ling Bhatàra Gana, saksana waluya jati malingga
Bhatàrì. aksara kadi lagi.

Terjemahan: Terjemahan:
Segera dilihat oleh Bhatari Giriputri, Setelah demikian, dengan sigapnya
sangat gembira perasaannya, segera bertanya Bhatara Gana menulis kembali Sanghyang Aji
kepada pengembala lembu. Hai pengembala Saraswati, menjadi sediakala lagi berwujud
lembu, akalu benar-benar ikhlas kasihan aksara utama. Abunya itu disalin oleh Bhatara
denganku, ada permintanku padamu, aku Gana, seketika kembali lagi seperti wujudnya
berkeinginan membeli air susu lembumu aksara seperti sediakala.
dengan emas, perak, permata, intan Berdasarkan kutipan di atas, dengan kesaktian
segenggam, bagaimana pengembala lembu? dan pengetahuan yang dimiliki Bhatara Gana,
Demikianlah sabda Bhatari Giriputri. ia menyalin kembali tenung wariga yang di
bakar. Keberhasilannya itu sebagai sebuah
Berdasarkan kutipan di atas, seperti bentuk prestasi yang pada nantinya akan
halnya ketika Bhatari Giriputri berkeinginan menjadi tuntunan bagi masyarakat dalam
mendapatkan air susu lembu beliau harus melaksanakan kehidupan. Prestasi sebagai
membeli dengan uang, emas dan permata. Hal sebuah usaha yang berhasil ditunjukkan
itu sudah dilakukan dan ditawarkan kepada Bhatara Gana ketika mampu menunjukkan
pengembala lembu.Tetapi akhirnya karena kebenaran dari perbuatan Bhatari Giriputri
sangat menginginkan air susu tersebut yang mendapat air susu lembu dengan cara
menuruti keinginan pengembala lembu yang tidak benar. Selain itu kutukan yang
supaya bersenggama. Kepedulian sosial yang diberikan kepada Bhatari Giriputri dapat
seharusnya diterapkan adalah ketika menjadikan kehidupan di dunia menjadi lebih
seseorang membutuhkan sesuatu seharusnya baik, hal ini berarti bahwa setiap manusia
diberikan secara ikhlas. Lebih-lebih pada saat yang berbuat tidak baik maka mendapatkan
orang sedang ngidam, seharusnya apa yang karma yang sesuai.
kita miliki berikan secara ikhlas dan tanpa 7. Karakter Kerja Keras
pamrih untuk diberikan, bukan sesuatu yang
memaksa dan merugikan orang lain. Karakter kerja keras adalah bersikap
6. Karakter Menghargai Prestasi tidak mudah menyerah dan sungguh-sungguh
melakukan sesuatu. Karakter kerja keras
Karakter menghargai prestasi adalah ditujukkan oleh semua tokoh dalam cerita
sikap meghargai prestasi yang ditunjukkan Andha Bhuwana. Hal ini dapat dilihat dalam
dengan menghormati keberhasilan orang. cerita yang menggambarkan bahwa tokoh
Prestasi yang di dapat bisa berupa pujian atau pengembala lembu adalah sosok yang
hadiah. Dalam cerita Andha Bhuwana memiliki keinginan keras mendapatkan apa
105
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

yang diingikan dengan tidak mudah tergoda diberikan ayahnya dan mengungkapakan
materi. Apalagi selama ini pengembala lembu semua kebenaran.
telah bekerja keras memberikan makan dan Beberapa hal yang berkaitan dalam
memelihara lembunya dengan baik. Hal ini pendidikan karakter yang terdapat dalam
dapat dilihat pada kutipan berikut. cerita Andha Bhuwana seperti karakter jujur,
Dadi sumahur I pangangon lembu: religius, tanggung jawab,
singgih ta sira bhatari, yen sira makon atuku bersahabat/komunikatif, peduli sosial,
we susuning lembu, hulun nora angadol we menghargai prestasi, dan kerja keras
susu lembu olih mas pirak rajata winten. memberikan ajaran kepada setiap orang
Mangkana atur I pangangon lembu. terutama dalam hal pendidikan dapat
Terjemahan: mendidik anak menjadi memiliki kualitas dan
Berkata sang pengembala lembu: kompetensi yang berani bersaing dalam
Mohon hampun ya paduka Bhatàrì, kalau segala bidang.
paduka ingin membeli air susunya lembu
hamba, hamba tidak menjual air susu lembu Makna Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar
hamba dengan emas, perak, permata maupun Andha Bhuwana Kaitannya dengan
intan”. Demikian katanya si pengembala Pendidikan Karakter
lembu”. Karakter dalam Agama Hindu identik
dengan Budhi Pekerti yaitu sebagai ilmu yang
Eh ta sira kaki, apan kaki pangangon mempelajari tata nilai, tentang baik dan
lembu, masasira manusa, apan kaparikedeh buruknya suatu perbuatan apa yang harus
karep ta, nghing hulun pasung lawan ta, iki dikerjakan atau dihindari, sehingga tercipta
watek sukun hulun jamah ta. hubungan yang baik diantara sesama manusia.
Terjemahan: Salah satu aspek dalam ilmu Budi Pekerti
adalah membahas aspek moral dan arti dari
Ya engkau pengembala, sebab engkau apa yang dikatakan baik dan tidak baik. Budi
sebagai pengembala lembu, berupa manusia, Pekerti adalah rasa cinta, rasa kasih sayang
sebab sangat teguh pendiriamu, nah sekarang dimana seseorang yang menerima Budi
aku memberikan padamu pada bagian kakiku Pekerti itu adalah karena ia mencintai dirinya
engkau boleh menjamahnya”. sendiri dan menghargai orang lain.
Jadi dalam Agama Hindu Budi Pekerti
Berdasarkan kutipan di atas, dinamakan tata susila yang artinya sebagai
penegmbala lembu yang merupakan peraturan tingkah laku baik dan mulia yang
perwujudan Bhatara Siwa sudah bekerja harus dijadikan pedoman hidup oleh manusia.
merawat dengan baik lembu yang Tujuannya adalah untuk memelihara
digembalakan. Bahkan tidak dengan mudah hubungan baik yang selaras dan serasi
diberikan begitu saja susu lembu yang diantara sesama manusia, sehingga
dimiliki. Bhatara Siwa dalam menjaga tercapailah kehidupan masyarakat yang aman
keseimbangan dunia juga berusaha keras dan sentosa. Tata susila membina watak
dengan merubah wujud beliau menjadi orang manusia untuk bisa menjadi anggota keluarga
lain supaya tetap menjaga keseimbangan dan anggota masyarakat yang baik, menjadi
dunia. Bhatara Gana sebagai anak juga putra Bangsa yang berpribadi mulia
berusaha keras melaksanakan perintah yang (Suhardana, 2006:20).

106
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

4.4.1 Makna Keharmonisan dalam Berkatalah beliau Bhatàrì Girìputri


Perkawinan/Rumah Tangga kepada Bhatàra Siwa. Inilah kata beliau
Isi dari lontar Andha Bhuwana dalam Bhatàrì Girìputri kepada Bhatàra Siwa ; ”Ya
bentuk cerita hubungan keluarga (rumah tuanku Bhatàra Siwa, dengarlah ini
tangga) yaitu diwujudkan dalam Bhatara Siwa permintaan hambamu kepada tuanku, supaya
(suami), Bhatari Giriputri (istri) begitu juga tuanku mengetahui pada keinginan hamba, ya
sebagai anak yaitu Bhatara Gana sebagai anak tuanku, hamba sedang ngidam, tiada lain
dan sekaligus sebagai murid yang diberikan keinginan hamba, sebentar-sebentar timbul,
pengetahuan oleh ayah atau gurunya yaitu sebentar-sebentar hilang, ya tuanku, ingin
oleh Bhatara Siwa. Pentingnya menjaga sekali hamba minum air susu lêmbu,
keharmonisan dalam perkawinan dapat bagaimana pendapat tuanku ?” demikianlah
dijelaskan dalam kutipan berikut. permohonan Bhatàrì Girìputri.
Dadi matur ta sira Sang Hyang Menjawab beliau Sang Hyang
Darmasiddhi ring sira Sang Hyang Siwa : ”Duhai Hyang Girìputri, kalau
Tattwajñàna, makadi Sang Hyang Mengêt: demikian permintaan andinda, tidak terkabul
”Uduh ta sira Hyang karwa, kadyang apa permintaan-Mu dindaku. Kalau menurut
sangkan ing wwang gêring kacacar ? pendapatkanku, sebaiknya dindaku berangkat
Bhatàra wistarakêna juga apang wruh ring mendatangi desa-desa, dan hutan, juga di
mànusapada, ri nimitanira wwang nampo pertapaan yang ada di gunung, guna
gêring kacacar”. Mangkana pajar ta Sang menemukan orang yang memelihara lembu,
Hyang Darmasiddhi. usahakanlah mendaptkan air susu pada sang
Sumahur ta sira Sang Hyang pengembala lembu dengan jalan membeli
Tattwajñàna : ”Singgih ta Sang Hyang, apa dengan emas, perak, uang dan intan, lebih
ta sira wruh Sang Hyang wruh ring mulaning baik tanda dinda membelinya, jangan
wwang agêring kacacar, duh iki kami, aywa meminta”. Demikianlah sabda Hyang Siwa.
lupa, aywa tan sapada, duk patemun ira Dari percakapan yang disajikan dalam
Hyang Bhatàra Paramesti guru ring Hyang cerita, pentingnya seorang suami istri terbuka
Bhatàrì Girìputri angåmpini, tan len citta nira dalam menginginkan sesuatu, hubungan yang
Bhatàrì, we susu andaka juga karêp ta”. harmonis antar keluarga akan memberikan
dampak yang baik dalam rumah tangga.
Berdasarkan kutipan di atas, Lontar Begitu juga apabila ada hal yang tidak baik
Andha Bhuwana menjelaskan bagaimana asal maka akan berakibat buruk yang akan
mulanya manusia menderita sakit cacar. diterima.
Tujuannya supaya diketahui di seluruh dunia,
tentang sebab musababnya orang menderita 4.4.2 Makna Kewajiban Sebagai anak
sakit cacar”. Demikianlah pertanyaan sang berbakti kepada orang tua
hyang dharmasiddhi. Menjawablah beliau Ajaran Bhtara Siwa dalam Lontar Andha
sang hyang tattwajñàna; ”, jangan dilupakan, Bhuwana terkait dengan pendidikan karakter
jangan tidak waspada. Pada waktu pertemuan yaitu seorang anak sebagai Bhatara Gana yang
beliau Sang Hyang Paramestiguru (Sang sangat hormat berbakti kepada orang tuanya
Hyang Ṥiwa) dengan Bhatàrì Girìputri yaitu Bhatara Siwa. Bhatara Gana disamping
ngidam, tiada lain yang terngiang dalam sebagai anak yang berbakti kepada orang tua
pikiran beliau hanyalah air susu lêmbu yang juga sebagai anak yang pintar, mengusai
selalu menjadi keinginannya”. segala macam ilmu pengetahuan,
107
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

pengetahuan tersebut dimuat dalam Lontar …., berdirilah beliau Bhatara Siwa, kemudian
Andha Bhuwana disebut wariga tenung. bersabda kepada putra beliau Bhatara Gana;
Wariga tenung tersebut mengetahui semua “Ya anakku Bhatara Gana, hendaknya
kejadian baik yang sekarang, terdahulu didengarkan sabda ayahndamu ini, ya anakku,
maupun yang akan datang. Wariga tenung ini jemputlah kedatangan ibumu Bhatari
dapat ditemukan dalam Lontar Andha Giriputri, dating dari mencari air susu lembu,
Bhuwana yang dikuasai oleh Bhatara Gana. tetapi tidak ada manusia yang mempunyai
Bentuk kewajiban seorang anak yang berbakti lembu di dunia. Itulah sebabnya ayahndamu
kepada orang tua dapat dilihat pada kutipan berwujud manusia mengembalakan lembu.
berikut. Berjumpalah ayahndamu dengan ibumu di
gunung Ekalaya. Pada waktu itu ada
….,madêg ta sira Hyang Gurureka, raris permintaan ibumu dengan ayahndamu, ibumu
ngandika ri puturan ira ring sira Hyang berkeinginan untuk membeli membeli atau
Bhatàra Gana :”Uduh anak ira bapa, Si menukar dengan emas, perak, permata, intan
Gana, iki rêngwakênajar hulun lawan kita dan manikam, tetapi ayahmu menolaknya.
anaku, agya ri lampah ira ibun ta Hyang Tetapi ada permintaan ayahmu terhadap
Girìputri, duke lungha angulati we susu ibumu, kalau ibumu mau bersenggama
lêmbu, nda tan nana mànusa adrêwe lêmbu dengan Ku, tetapi ada permintaan ibumu
ring mànusapada. Matangyan bapa mawesa kepada ayah, ayahndamu disuruh
mànusa angangon lêmbu, têmun ira ibun ira bersenggama di bagian kakinya. Seketika itu
ring Gunung Ekalaya. Sahika amajar babun ayahndamu bersenggama di bagian kaki
ta lawan bapa, cittane babun ta manuku olih ibumu. Pada waktu itu keluarlah beraneka
mas pirak rajata wintên manik, nghing hulun macam kumatap-kumitip, kumangkang-
tan tinarima. Nghing hana pamidin ta aku kumingking, kumedap-kumedip. Demikianlah
lawan ibun ta, yen mahyun ibunya perihalnya, supaya anakku mengetahuinya.
masanggama lawan mami, nghing hana Sekarang dengarkanlah sabda ayah mu
pamidin ibun ta lawan bapan ta, kinon bapan anakku, tiada lain sekarang anakku bertanya
ta pasanggama watek ing suku nira, sigra pada ibumu, apakah benar, atau berbohong
tang hulun pasanggama ring watêk sukunya, tentang perbuatannya bersenggama dengan
saksana mêtu sarwa kumatap-kumitip, ayahmu. Tiada lain anakku sekarang menguji
kumangkana-kumingking, kumêdap-kumêdip. ibumu, ceritakanlah sabda ayahmu ini, tetapi
Mangkana kalinganya, apang anaku wruh. ceritakan menurut kitab Wariga Tenung, itu
Nihan rêngakêna ujar kami lawan hendaknya dibacakan, janganlah kau
anaku, tan len anaku ri mangke, anaku ceritakan bahwa hal itu dari sabda ayahmu.
atanya-tanya lawan ibun ta, yan tuhu, yan tan Demikian sabda Bhatara Siwa.
tuhu ri ulah pasanggama lawan kami. Tan len Berdasarkan kutipan di atas, wujud
anaku ngitungi juga ibun ta, caritakêna bhakti seorang anak ditunjukkan oleh Bhatara
pawarah bapan ta, kewala carita ring tênung Gana ketika disuruh oleh Bhatara Siwa
wariga têmên, mangka uncarakêna, aywa menanyakan perihal bagaimana cara Bhatari
carita saking pawarah tang hulun. Mangka Giriputri mendapatkan air susu lembu.
ling Bhatàra Gurureka”. Bhatara Siwa menyampaikan bahwa lewat
Wariga Tenung, semua perbuatan yang
Terjemahan: dilakukan oleh Bhatari Giriputri akan
diketahui. Bhatara Gana menguji kejujuran
108
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

perbuatan yang dilakukan oleh Bhatari Terjemahan:


Giriputri, hal inilah yang penting diajarkan …,Lalu berdatang sembahlah Bhatara
dalam kehidupan. Seharusnya dalam Gana: ya hampun tuanku Bhatara, putramu
mendapatkan sesuatu yang diinginkan harus menuruti seperti sabda akan bertanya kepada
dengan cara kerja keras dan benar. Bukan Bhatari Giriputri. Tiada lama datanglah beliau
dengan cara menghalalkan segala cara untuk Bhatari Giriputri membawa air susu lembu
mendapatkan sesuatu yang diharapkan. ditempatkan pada kundi manik. Segeralah
Berikutnya berkaitan dengan Bhatara Gana bertanya kepada Bhatari
pertanyaan Bhatara Gana Kepada Ibunya Giriputri. Ya ampun ibundaku Bhatari,
yang menanyakan apakah air susu yang bagaimanakah perjalanan Bhatari pergi
didapatkan ibunya dengan cara membeli, mencari air susu lembu, bagaimana dapat atau
meminta atau menukar. Hal ini dilakukan tidak?
untuk menguji tentang perjalanan Bhatari Bersabdalah Bhatari Giriputri, duhai
Giriputri sudah benar atau tidak. Hal ini dapat putraku ibumu berhasil mencari air susu
dilihat pada kutipan berikut. lembu. Demikianlah sabda Bhatari Giriputri.
…., Dadi umatur ta sira Hyang Lagi bertanya Bhatara Gana; ya hampun
Bhatàra Gana: “Singgih pukhulun ta sira bhatari, dimana tempatnya ibunda
Hyang Bhatàra, ranak rahadyan sanghulun mendapatkan air susu lembu itu?
de Bhtàra misingih ling Hyang Bhatàra, Beritahukannlah hamba ya Bhatari, kemudian
umatur ring sira Hyang Bhtàrì Nareswari dijawab oleh Bhatari Giriputri, Ya Putraku di
Tan dumade datêng ta sira Hyang Bhatàrì hutan Gunung Ekalaya ibumu
Girìputri anggawa we susu andaka mendapatkannya, demikian anakku. Lagi
winadahan kundi manik, sigra Hyang Bhatàra Bhatara Gana bertanya, Ya hampun ibunda
Gana umatur ring sira Hyang Bhatàrì Bhatari, bagaimmana caranya ibunda
Girìputri : “Udah ta sira Hyang Bhatàrì, mendapatkannya? Apakah dengan jalan
kadyang apa pamargine sira Hyang Bhatàrì membeli, dengan meminta, atau dengan jalan
lungha angùlati mpêhan lêmbu ?” Kadyang menukar? Itu hendaknya ibu menjelaskannya.
apa olih tan olih?. Demikian pertanyaan Bhatara Gana.
Dadi sumahur Bhatàrì Girìputri : “Eh Berdasarkan kutipan di atas Bhatara
ta kita anak ibu, ri mangko olih manira we Gana sebagai simbul anak dan siswa religius,
susu lêmbu? Mangkana ling Hyang Bhatàrì. jujur, pintar, disiplin, berkarakter baik yang
Manih umatur Hyang Bhatàra patut diteladani oleh semua orang terutama
Gana : ”Singgih ta sira Hyang Bhatàrì, ndi ta dalam hubungannya dengan pendidikan
unggwane molih we susu andaka ?” Age karakter. Sebagai bentuk rasa bhakti anak
warah akêna ring hulun, Bhatàrì!. Manih kepada orang tua Bhatara Gana melkukan
sumahur Hyang Bhatàrì: ”Eh anak ira, kaki perintas dan tugas yang diberikan ayahnya
hana ring gunung alas Ekalaya manira molih, untuk mencari informasi kebenaran ibunya
mangka kaki”. Manih umatur Bhatàra yang dalam memperoleh air susu lembu
Gana: ”Singgih ta sira Hyang Bhatàrì, dengan cara yang tidak benar. Selain itu,
kadyang apa sangkaning molih, sangkan bhatara Gana mengutuk ibunya sebagai
atuku, sangkaning minta, sangkaning bentuk karma dari perbuatan yang tidak baik.
angurupi?” ya tika warahngkwa! Mangkana Oleh karena itulah kepada siapa pun harus
ling Bhatàra Gana. selalu jujur dan berbhakti kepada orang tua.

109
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

beserta segala isinya, termasuk kahyangan


sebagai alam para dewa.
4.4.3 Makna Ajaran Siwa Sebagai Bentuk Keberadaan alam yang kacau dan
Mensyukuri Kehidupan terkena wabah penyakit perlu diupacarai
Dalam cerita Adha Bhuwana adanya supaya kembali menjadi harmonis. Upacara
tingkah laku dan laksana suci yang bertujuan yang dilakukan untuk mengharmoniskan
untuk membebaskan diri dari kekotoran harus kembali alam ini adalah dengan cara macaru.
sesuai dengan ajaran Tri Kaya Parisudha. Caru untuk mengharmoniskan bumi atau
Orang yang mendapatkan sorga adalah alam sekitar dengan lingkungannya disebut
mereka yang telah melaksanakan ajaran dengan “Bhumi Suddha”. Caru Bhumi
dharma. Orang-orang poraka memiliki sifat Suddha dimaksudkan untuk membersihkan
yang jelek atau buruk akan mendapatkan bumi dan lingkungannya dari pengaruh Bhuta
siksaan dan disiksa di kawah Yamadiloka. Kala, dengan cara memberikan korban dan
Hal inilah yang seharusnya dapat dipahami memindahkannya ke tempatnya masing-
bahwa ajaran-ajaran yang sesuai dengan Tri masing yakni di hutan dan lain-lainnya
Kaya Parisudha akan menuntun umat (Wikarman, 1998: 15).
manusia untuk dapat mensyukuri kehidupan
di dunia ini. III. KESIMPULAN

4.4.4 Makna Ajaran Siwa Sebagai Bentuk Ajaran Bhatara Siwa yang terdapat
Penyucian diri (Pangruatan) dan dalam lontar Andha Bhuwana berkaitan
Harmonisasi Alam dengan Pendidikan Karater adalah: karakter
Makna pangruatan sebagai jujur, religius, tanggung jawab,
penghilang sifat-sifat buruk pada diri manusia bersahabat/komunikatif, peduli sosial,
mempunyai dua makna yaitu penyucian menghargai prestasi, dan kerja keras. Semua
lahiriah dan batiniah. Upacara yang hal tersebut memberikan ajaran kepada setiap
melambangkan penyucian lahiriah dilengkapi orang terutama dalam hal pendidikan supaya
dengan upacara penyucian batiniah dengan dapat mendidik anak menjadi memiliki
menggunakan upakara atau banten kualitas dan kompetensi yang berani bersaing
Prayascitta (Wiana, 2002: 167). Pelaksanaan dalam segala bidang. Makna ajaran Bhatara
pangruatan sebagai bentuk upacara Siwa dalam lontar Andha Bhuwana yaitu: 1).
penyucian merupakan bentuk penghilangan Sebagai bentuk keharmonisan dalam
sifat-sifat buruk pada diri manusia. Pelaksaan perkawinan/berumah tangga, 2). Kewajiban
pangruatan sebagai penghilang sifat-sifat sebagai anak berbhakti kepada orang tua, 3).
buruk pada diri manusia Mensyukuri kehidupan, 4). Penyucian diri
Selain itu Kekotoran alam dalam hal (pangruatan) dan harmonisasi alam.
ini berkaitan dengan adanya wabah penyakit
yang terjadi di bumi. Alam yang kotor akibat
wabah penyakit, apabila tidak dinetralisir DAFTAR PUSTAKA
akan berdampak kepada semua makhluk yang Adi Armini. 2015. Peranan Anak Menurut
ada di dalamnya. Pelaksanaan upacara Susastra Hindu (Mewujudkan Jati
penyucian alam sangat penting dilakukan Diri Anak Hindu Sadhu-Madhuwa)
untuk mengharmoniskan kembali alam Guna Widya Jurnal Pendidikan Hindu.

110
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR

Jurnal Volume 2, No 1. Fakultas Zoetmulder, P.J. S.O. Robson. 2011. Kamus


Dharma Acarya IHDN Denpasar Jawa Kuna- Indonesia. Cetakan
Samani. 2011. Konsep Dan Model Pendidikan keenam (Diterjemahkan Oleh
Karakter. Bandung : PT. Remaja Darusuprapta dan Sumarti
Rosdakarya Suprayitna). Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Sariani Binawati. 2015. Kajian Cerita Rakyat
Bali Yang Mengandung Nilai Kearifan
Lokal Sebagai Model Pendidikan
Karakter. Kearifan Lokal Indonesia
Untuk Pembangunan Karakter
Universal. Prosiding Seminar
Nasional Fakultas Dharma Acarya
IHDN Denpasar
Sugiyono.2006. Metode Penelitian
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan R&D). Bandung:
Alfabeta.

Suharsimi, A. 2006. Prosedur Penelitian


Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta :
Rineka Cipta.

Sutryanti. 2013. Perkembangan Dan Karakter


Anak Perspektif Ilmu Dan Agama
Guna Widya Jurnal Ilmiah Ilmu
Pendidikan Agama. Jurnal Volume 5,
No 1. Jurusan Pendidikan Agama
Fakultas Dharma Acarya IHDN
Denpasar

Undang-undang RI No 20 Tahun 2003. Sistem


Pendidikan Nasional
Wiana, I Ketut. 2002. Makna Upacara
Yadnya dalam Agama Hindu.
Surabaya: Paramita.
Wikarman, I Nyoman Singgin. 1998. Bayuh
Oton Ruwatan Menurut Hindu.
Surabaya: Paramita.
Yendra. 2009. Kanda Empat Dewa Manusia
Setengah Dewa Sakti
Manderaguna. Paramita : Surabaya

111
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy