Ajaran Bhatara Siwa Dalam Lontar Andha: Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Ajaran Bhatara Siwa Dalam Lontar Andha: Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Abstract
Bhatara Shiva's teachings comprise various moral, ethical, and susila values. This value is
exceptionally well practised and implemented in daily life. This value is included in Balinese
Hindu religious texts, notably lontar texts. From ancient times to the present, the existence
of lontar manuscripts to be studied and researched proceeds to expand to reveal character
education values. One of the teachings of Hinduism is conveyed through stories. Character
education is conveyed so that humankind is presented descriptions of knowledge, between
good and bad; thus, they can choose one of those options. Both good and bad deeds have
their respective consequences, which of course all religions expect that humans frequently
do good things. Lontar Andha Bhuwana carries out stories regarding the teachings of
Bhatara Shiva which need to be observed because they contain conversations between
parents as a father (Bhatara Siwa), as a mother (Bhatara Giri Putri), and as a child (Bhatara
Gana / Ganesha). This story is highly relevant as a reflection of education, primarily
character education and has meaning in forming household harmony. Obligations as
children devoted to their parents, be grateful for life, self-purification (pangruatan), and
harmonise nature.
Keywords: Lord Shiva's Teachings, Andha Bhuwana, Character Education.
mana yang buruk. Kedua perbuatan baik dan sekolah, masa-masa muda sangat menentukan
buruk membawa konsekuensi masing- kualitas hidup seseorang, 102endi orang tua
masing, yang tentunya semua Agama perhatian terhadap anaknya niscaya anaknya
mengharapkan agar manusia selalu berbuat akan tunduk hormat kepada orang tua, begitu
kebaikan. sebaliknya.
Pendidikan Karakter dalam Agama Lontar Andha Bhuwana yang memuat
Hindu di Bali disampaikan dalam bentuk tentang ajaran Bhatara Siwa perlu dicermati
cerita-cerita yang banyak tertuang dalam karena berisi percakapan orang tua sebagai
lontar-lontar. Pendidikan Karakter dalam ayah (Bhatara Siwa), sebagai ibu (Bhatara
lontar Andha Bhuwana di sampaikan oleh Giri Putri), dan sebagai anak (Bhatara
Bhatara Siwa kepada anak dan kepada Gana/Ganesa), cerita ini sangat relevan
istrinya. Anak, istri dalam konsep Dewa-dewa sebagai cerminan dalam mendidik
dalam Ajaran Agama Hindu hanya sebagai 102endidikan karakter. Diceritakan pada
simbul saja, dimana tujuannya agar mudah waktu pertemuan beliau Sang Hyang
dipahami oleh umat manusia dan tujuannya Paramestiguru (Sang Hyang Siwa) dengan
agar lebih 102endidi dimasyarakat. Bhatari Giriputri pada waktu ngidam, beliau
Disamping itu juga cerita masih sangat mengidamkan air susu lembu yang selalu
digemari oleh kalangan anak-anak, remaja, menjadi keinginannya untuk diminum.
maupun dewasa. Cerita-cerita tersebut sudah Kemudian Bhatara Siwa menyuruh Bhatari
dipercayai secara turun-temurun disegala Giriputri berangkat mendatangi desa-desa,
aspek keberagamaan masyarakat Hindu Bali. hutan, dan juga pertapaan yang ada di
Dengan adanya cerita tersebut sangat gunung. Tujuannya adalah menemukan orang
diperlukan oleh Bangsa Indonesia untuk yang memelihara lembu, dan berusaha
membangun Karakter Bangsa. mendapatkan air susu lembu pada sang
Lontar-lontar atau sumber referensi pengembala lembu dengan cara membeli
Agama Hindu di Bali masih tersimpan di dengan emas, perak, uang dan intan.
masyarakat maupun di Pusat Dokumentasi Perjalanan Bhatari Giriputri mencari susu
Provinsi Bali, di Gedong Kertia Singaraja lembu mendapatkan hasil, tetapi dengan
maupun ditempat-tempat penting lainnya, melanggar perintah Bhatara Siwa. Bhatari
dalam hal ini peneliti terus menelusuri lontar- Giri Putri mendapatkan air susu lembu
lontar maupun referensi lainnya dalam dengan jalan bersenggama dengan pemilik
hubungannya dengan Pendidikan Karakter lembu. Kemudian Bhatara Gana mengetahui
yang nantinya bisa berguna bagi anak, bahkan prilaku ibunya tersebut sehingga Bhatari
sampai orang tua. Perkembangan atau Giriputri mendapat kutukan. Oleh karena
kemajuan teknologi ajaran-ajaran Agama itulah perlu diungkapkan lebih lanjut tentang
sangat diperlukan untuk menangkal hal-hal adanya ajaran Bhatar Siwa dalam Lontar
yang bersifat 102endidik, apalagi generasi Andha Bhuwana Kajian pendidikan Karakter.
muda banyak yang masih labil.
Perkembangan teknologi harus disikapi II. PEMBAHASAN
102endidi baik orang tua, masyarakat maupun 1. Karakter jujur
pemerintah, orang tua sangat berperan dalam
menanamkan 102endidikan karakter karena Jujur merupakan hal yang paling
anak-anak lebih banyak 102endidi orang tua utama harus ditanamkan pada setiap anak
di rumah dibandingkan di sekolah, masa-masa didik. Jujur memiliki pengertian lurus hati,
tidak curang (KBBI, 2009: 394). Karakter
102
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR
segala akibat dari perbuatan atau tindakan antanya lawan ibunta, yan tuhu, yan tan tuhu
yang telah dilakukan. Hal ini dapat dilihat ri ulah pasanggama lawan kami. Tan len
pada kutipan berikut. anaku ngitungi juga ibunta caritakena
…., “Uduh anak ira bapa, Si Gana, iki pawarah bapanta, kewala carita ring tenung
rengwakenajar hulun lawan kita anaku, agya wariga temen, mangkana uncarakena, aywa
ri lampah ira ibun ta Hyang Giriputri, duke carita saking pawarah tang hulun.
lungha angulati we susu lembu, nda tan hana Terjemahan:
manusa adrewe lembu ring manusapada. Sekarang dengarkanlah sabda ayahmu
Terjemahan: ya anakku, tiada lain sekarang anakku
…., “Ya anakku Bhatara Gana, hendaknya bertanya kepada ibumu, apakah benar, atau
didengarkan sabda ayahndamu ini, ya anakku, berbohong tentang perbuatannya
jemputlah kedatangan ibumu Bhatari bersenggama dengan ayahmu, tidak lain
Giriputri, dating dari mencari air susu lembu, anakku sekarang menguji ibumu, ceritakanlah
tetapi tidak ada manusia yang mempunyai sabda ayahandamu ini, tetapi ceritakan
lembu di dunia. menurut kitab wariga tenung, itu hendaknya
Berdasarkan kutipan di atas dibacakan, jangan kau ceritakan bahwa itu
menunjukkan bahwa Bhatara Siwa merasa dari sabda ayahandamu.
bertanggung jawab atas keinginan dari Berdasarkan kutipan di atas
Bhatari Giriputri mendapatkan air susu lembu digambarkan adanya komunikasi yang baik
di dunia. Karena mengetahui bahwa tidak ada antara Bhatara Siwa dengan Bhatara Gana
yang mengembala lembu maka Bhatara Siwa maka Bhatari Giriputri pada akhirnya
menjelma menjadi pengangon lembu supaya mengakui semua perbuatan salah yang
Bhatari Giriputri mendapatkan air susu lembu dilakukan. Secara komunikatif dan tidak
yang di idamkannya. Namun dalam hal ini langsung menuduh pada akhirnya
akhirnya menjadi pembelajaran untuk kebohongan yang dilakukan akhirnya diakui.
menguji kesetiaan dan kejujuran Bhatari Walaupun pada akhirnya Bhatari Giriputri
Giriputri. Akhirnya Bhatara Gana menguji mendapatkan kutukan dari Bhatara Gana
dan menanyakan bagaimana Bhatari Giriputri akibat membakar tenung wariga tetapi
mendapatkan air susu lembu tersebut. hubungan baik antara keluarga tetap terjaga.
Karakter tanggung jawab yang ditekankan Sebagai seorang anak harus taat dan berbakti
dalam hal ini adalah berani berbuat tidak baik kepada orang tua dan orang tua harus menjadi
maka hasilnya harus dipertanggung jawabkan contoh yang baik untuk anak-anaknya.
sendiri. 5. Karakter Peduli Sosial
4. Karakter bersahabat/komunikatif
Karakter peduli sosial merupakan sikap
Karakter bersahabat atau komunikatif dan tindakan yang selalu memberikan kepada
merupakan tindakan yang menunjukkan orang lain atau masyarakat yang
bahwa seseorang harus senang bergaul, membutuhkan. Dalam hal ini anak didik harus
berbicara dan bersahabat dengan yang diberikan atau diajarkan peduli terhadap
lainnya. Dengan adanya komunikasi yang lingkungan dan sosial dimanapun
baik maka akan berdampak pada hal-hal yang berada.dalam cerita Andha Bhuwana
baik. Hal ini dapat dilihat pada kutipan dikisahkan kepedulian sosial berkaiatan
berikut. dengan memberikan kepada orang lain
Nihan rengakena ujar kami lawan sesuatu yang diinginkan dengan cara yang
anaku, tan len anaku ri mangke, anaku
104
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR
baik. Hal ini dapat dilihat pada kutipan diceritakan bahwa Bhatara Gana Berhasil
berikut. menyalin kembali wariga tenung yang dibakar
Saksana kadulu de Bhatàrì Girìputri, oleh Bhatari Giriputri. Hal ini dapat dilihat
garjita hyun ira Bhatàrì, sigra ataña ring pada kutipan berikut.
wwang angangon lêmbu, ”Ih kita pangangon Ri wus mangkana, sigra Hyang
lêmbu, yan kita tuhu tumulus asih lawan Bhatàra Gana manurat manurun Hyang Aji
minara, kaki hana pamidi nira kaki, manira Saraswatì, mandadi waluya malih
arêpa atuku olih mas, pirak, rajata, wintên linggaksara dibya. Awune ika katurun de
sakêpêl, kadyang apa kaki ?”. Mangkana ling Bhatàra Gana, saksana waluya jati malingga
Bhatàrì. aksara kadi lagi.
Terjemahan: Terjemahan:
Segera dilihat oleh Bhatari Giriputri, Setelah demikian, dengan sigapnya
sangat gembira perasaannya, segera bertanya Bhatara Gana menulis kembali Sanghyang Aji
kepada pengembala lembu. Hai pengembala Saraswati, menjadi sediakala lagi berwujud
lembu, akalu benar-benar ikhlas kasihan aksara utama. Abunya itu disalin oleh Bhatara
denganku, ada permintanku padamu, aku Gana, seketika kembali lagi seperti wujudnya
berkeinginan membeli air susu lembumu aksara seperti sediakala.
dengan emas, perak, permata, intan Berdasarkan kutipan di atas, dengan kesaktian
segenggam, bagaimana pengembala lembu? dan pengetahuan yang dimiliki Bhatara Gana,
Demikianlah sabda Bhatari Giriputri. ia menyalin kembali tenung wariga yang di
bakar. Keberhasilannya itu sebagai sebuah
Berdasarkan kutipan di atas, seperti bentuk prestasi yang pada nantinya akan
halnya ketika Bhatari Giriputri berkeinginan menjadi tuntunan bagi masyarakat dalam
mendapatkan air susu lembu beliau harus melaksanakan kehidupan. Prestasi sebagai
membeli dengan uang, emas dan permata. Hal sebuah usaha yang berhasil ditunjukkan
itu sudah dilakukan dan ditawarkan kepada Bhatara Gana ketika mampu menunjukkan
pengembala lembu.Tetapi akhirnya karena kebenaran dari perbuatan Bhatari Giriputri
sangat menginginkan air susu tersebut yang mendapat air susu lembu dengan cara
menuruti keinginan pengembala lembu yang tidak benar. Selain itu kutukan yang
supaya bersenggama. Kepedulian sosial yang diberikan kepada Bhatari Giriputri dapat
seharusnya diterapkan adalah ketika menjadikan kehidupan di dunia menjadi lebih
seseorang membutuhkan sesuatu seharusnya baik, hal ini berarti bahwa setiap manusia
diberikan secara ikhlas. Lebih-lebih pada saat yang berbuat tidak baik maka mendapatkan
orang sedang ngidam, seharusnya apa yang karma yang sesuai.
kita miliki berikan secara ikhlas dan tanpa 7. Karakter Kerja Keras
pamrih untuk diberikan, bukan sesuatu yang
memaksa dan merugikan orang lain. Karakter kerja keras adalah bersikap
6. Karakter Menghargai Prestasi tidak mudah menyerah dan sungguh-sungguh
melakukan sesuatu. Karakter kerja keras
Karakter menghargai prestasi adalah ditujukkan oleh semua tokoh dalam cerita
sikap meghargai prestasi yang ditunjukkan Andha Bhuwana. Hal ini dapat dilihat dalam
dengan menghormati keberhasilan orang. cerita yang menggambarkan bahwa tokoh
Prestasi yang di dapat bisa berupa pujian atau pengembala lembu adalah sosok yang
hadiah. Dalam cerita Andha Bhuwana memiliki keinginan keras mendapatkan apa
105
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR
yang diingikan dengan tidak mudah tergoda diberikan ayahnya dan mengungkapakan
materi. Apalagi selama ini pengembala lembu semua kebenaran.
telah bekerja keras memberikan makan dan Beberapa hal yang berkaitan dalam
memelihara lembunya dengan baik. Hal ini pendidikan karakter yang terdapat dalam
dapat dilihat pada kutipan berikut. cerita Andha Bhuwana seperti karakter jujur,
Dadi sumahur I pangangon lembu: religius, tanggung jawab,
singgih ta sira bhatari, yen sira makon atuku bersahabat/komunikatif, peduli sosial,
we susuning lembu, hulun nora angadol we menghargai prestasi, dan kerja keras
susu lembu olih mas pirak rajata winten. memberikan ajaran kepada setiap orang
Mangkana atur I pangangon lembu. terutama dalam hal pendidikan dapat
Terjemahan: mendidik anak menjadi memiliki kualitas dan
Berkata sang pengembala lembu: kompetensi yang berani bersaing dalam
Mohon hampun ya paduka Bhatàrì, kalau segala bidang.
paduka ingin membeli air susunya lembu
hamba, hamba tidak menjual air susu lembu Makna Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar
hamba dengan emas, perak, permata maupun Andha Bhuwana Kaitannya dengan
intan”. Demikian katanya si pengembala Pendidikan Karakter
lembu”. Karakter dalam Agama Hindu identik
dengan Budhi Pekerti yaitu sebagai ilmu yang
Eh ta sira kaki, apan kaki pangangon mempelajari tata nilai, tentang baik dan
lembu, masasira manusa, apan kaparikedeh buruknya suatu perbuatan apa yang harus
karep ta, nghing hulun pasung lawan ta, iki dikerjakan atau dihindari, sehingga tercipta
watek sukun hulun jamah ta. hubungan yang baik diantara sesama manusia.
Terjemahan: Salah satu aspek dalam ilmu Budi Pekerti
adalah membahas aspek moral dan arti dari
Ya engkau pengembala, sebab engkau apa yang dikatakan baik dan tidak baik. Budi
sebagai pengembala lembu, berupa manusia, Pekerti adalah rasa cinta, rasa kasih sayang
sebab sangat teguh pendiriamu, nah sekarang dimana seseorang yang menerima Budi
aku memberikan padamu pada bagian kakiku Pekerti itu adalah karena ia mencintai dirinya
engkau boleh menjamahnya”. sendiri dan menghargai orang lain.
Jadi dalam Agama Hindu Budi Pekerti
Berdasarkan kutipan di atas, dinamakan tata susila yang artinya sebagai
penegmbala lembu yang merupakan peraturan tingkah laku baik dan mulia yang
perwujudan Bhatara Siwa sudah bekerja harus dijadikan pedoman hidup oleh manusia.
merawat dengan baik lembu yang Tujuannya adalah untuk memelihara
digembalakan. Bahkan tidak dengan mudah hubungan baik yang selaras dan serasi
diberikan begitu saja susu lembu yang diantara sesama manusia, sehingga
dimiliki. Bhatara Siwa dalam menjaga tercapailah kehidupan masyarakat yang aman
keseimbangan dunia juga berusaha keras dan sentosa. Tata susila membina watak
dengan merubah wujud beliau menjadi orang manusia untuk bisa menjadi anggota keluarga
lain supaya tetap menjaga keseimbangan dan anggota masyarakat yang baik, menjadi
dunia. Bhatara Gana sebagai anak juga putra Bangsa yang berpribadi mulia
berusaha keras melaksanakan perintah yang (Suhardana, 2006:20).
106
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR
pengetahuan tersebut dimuat dalam Lontar …., berdirilah beliau Bhatara Siwa, kemudian
Andha Bhuwana disebut wariga tenung. bersabda kepada putra beliau Bhatara Gana;
Wariga tenung tersebut mengetahui semua “Ya anakku Bhatara Gana, hendaknya
kejadian baik yang sekarang, terdahulu didengarkan sabda ayahndamu ini, ya anakku,
maupun yang akan datang. Wariga tenung ini jemputlah kedatangan ibumu Bhatari
dapat ditemukan dalam Lontar Andha Giriputri, dating dari mencari air susu lembu,
Bhuwana yang dikuasai oleh Bhatara Gana. tetapi tidak ada manusia yang mempunyai
Bentuk kewajiban seorang anak yang berbakti lembu di dunia. Itulah sebabnya ayahndamu
kepada orang tua dapat dilihat pada kutipan berwujud manusia mengembalakan lembu.
berikut. Berjumpalah ayahndamu dengan ibumu di
gunung Ekalaya. Pada waktu itu ada
….,madêg ta sira Hyang Gurureka, raris permintaan ibumu dengan ayahndamu, ibumu
ngandika ri puturan ira ring sira Hyang berkeinginan untuk membeli membeli atau
Bhatàra Gana :”Uduh anak ira bapa, Si menukar dengan emas, perak, permata, intan
Gana, iki rêngwakênajar hulun lawan kita dan manikam, tetapi ayahmu menolaknya.
anaku, agya ri lampah ira ibun ta Hyang Tetapi ada permintaan ayahmu terhadap
Girìputri, duke lungha angulati we susu ibumu, kalau ibumu mau bersenggama
lêmbu, nda tan nana mànusa adrêwe lêmbu dengan Ku, tetapi ada permintaan ibumu
ring mànusapada. Matangyan bapa mawesa kepada ayah, ayahndamu disuruh
mànusa angangon lêmbu, têmun ira ibun ira bersenggama di bagian kakinya. Seketika itu
ring Gunung Ekalaya. Sahika amajar babun ayahndamu bersenggama di bagian kaki
ta lawan bapa, cittane babun ta manuku olih ibumu. Pada waktu itu keluarlah beraneka
mas pirak rajata wintên manik, nghing hulun macam kumatap-kumitip, kumangkang-
tan tinarima. Nghing hana pamidin ta aku kumingking, kumedap-kumedip. Demikianlah
lawan ibun ta, yen mahyun ibunya perihalnya, supaya anakku mengetahuinya.
masanggama lawan mami, nghing hana Sekarang dengarkanlah sabda ayah mu
pamidin ibun ta lawan bapan ta, kinon bapan anakku, tiada lain sekarang anakku bertanya
ta pasanggama watek ing suku nira, sigra pada ibumu, apakah benar, atau berbohong
tang hulun pasanggama ring watêk sukunya, tentang perbuatannya bersenggama dengan
saksana mêtu sarwa kumatap-kumitip, ayahmu. Tiada lain anakku sekarang menguji
kumangkana-kumingking, kumêdap-kumêdip. ibumu, ceritakanlah sabda ayahmu ini, tetapi
Mangkana kalinganya, apang anaku wruh. ceritakan menurut kitab Wariga Tenung, itu
Nihan rêngakêna ujar kami lawan hendaknya dibacakan, janganlah kau
anaku, tan len anaku ri mangke, anaku ceritakan bahwa hal itu dari sabda ayahmu.
atanya-tanya lawan ibun ta, yan tuhu, yan tan Demikian sabda Bhatara Siwa.
tuhu ri ulah pasanggama lawan kami. Tan len Berdasarkan kutipan di atas, wujud
anaku ngitungi juga ibun ta, caritakêna bhakti seorang anak ditunjukkan oleh Bhatara
pawarah bapan ta, kewala carita ring tênung Gana ketika disuruh oleh Bhatara Siwa
wariga têmên, mangka uncarakêna, aywa menanyakan perihal bagaimana cara Bhatari
carita saking pawarah tang hulun. Mangka Giriputri mendapatkan air susu lembu.
ling Bhatàra Gurureka”. Bhatara Siwa menyampaikan bahwa lewat
Wariga Tenung, semua perbuatan yang
Terjemahan: dilakukan oleh Bhatari Giriputri akan
diketahui. Bhatara Gana menguji kejujuran
108
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR
109
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR
4.4.4 Makna Ajaran Siwa Sebagai Bentuk Ajaran Bhatara Siwa yang terdapat
Penyucian diri (Pangruatan) dan dalam lontar Andha Bhuwana berkaitan
Harmonisasi Alam dengan Pendidikan Karater adalah: karakter
Makna pangruatan sebagai jujur, religius, tanggung jawab,
penghilang sifat-sifat buruk pada diri manusia bersahabat/komunikatif, peduli sosial,
mempunyai dua makna yaitu penyucian menghargai prestasi, dan kerja keras. Semua
lahiriah dan batiniah. Upacara yang hal tersebut memberikan ajaran kepada setiap
melambangkan penyucian lahiriah dilengkapi orang terutama dalam hal pendidikan supaya
dengan upacara penyucian batiniah dengan dapat mendidik anak menjadi memiliki
menggunakan upakara atau banten kualitas dan kompetensi yang berani bersaing
Prayascitta (Wiana, 2002: 167). Pelaksanaan dalam segala bidang. Makna ajaran Bhatara
pangruatan sebagai bentuk upacara Siwa dalam lontar Andha Bhuwana yaitu: 1).
penyucian merupakan bentuk penghilangan Sebagai bentuk keharmonisan dalam
sifat-sifat buruk pada diri manusia. Pelaksaan perkawinan/berumah tangga, 2). Kewajiban
pangruatan sebagai penghilang sifat-sifat sebagai anak berbhakti kepada orang tua, 3).
buruk pada diri manusia Mensyukuri kehidupan, 4). Penyucian diri
Selain itu Kekotoran alam dalam hal (pangruatan) dan harmonisasi alam.
ini berkaitan dengan adanya wabah penyakit
yang terjadi di bumi. Alam yang kotor akibat
wabah penyakit, apabila tidak dinetralisir DAFTAR PUSTAKA
akan berdampak kepada semua makhluk yang Adi Armini. 2015. Peranan Anak Menurut
ada di dalamnya. Pelaksanaan upacara Susastra Hindu (Mewujudkan Jati
penyucian alam sangat penting dilakukan Diri Anak Hindu Sadhu-Madhuwa)
untuk mengharmoniskan kembali alam Guna Widya Jurnal Pendidikan Hindu.
110
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar
GUNA WIDYA : JURNAL PENDIDIKAN HINDU VOLUME 8 NOMOR 1 MARET 2021
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISSN : 2355-5696 (CETAK)
FAKULTAS DHARMA ACARYA ISSN : 2655-0156 (ONLINE)
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/GW
SUGRIWA DENPASAR
111
Ajaran Bhatara Siwa dalam Lontar Andha Bhuwana Kajian Pendidikan Karakter
Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa I Wayan Artayasa
Denpasar