Chronic Kidney Disease Stage V: (Laporan Kasus)
Chronic Kidney Disease Stage V: (Laporan Kasus)
Abstract
Chronic kidney diseases (CKD) are a global health problem with increasing incidence, prevalence, and mortality rate. There is no
single cause and the damage is usually irreversible and can lead to poor prognosis. A 62 years old man, came with a chief
complaint of swelling on his feets since 2 weeks ago, this condition accompanied with weak, pale, nauseous, and vomiting
approximately 5 times a day after eating. The intensity of urinate is deacreasing during 6 months. He had hypertension since 2002
and diabetes since 2004. From physical examination, blood pressure is 190/110 mmHg, conjuncitiva looks pale, epigastric pain, and
pitting oedem in inferior extrimity. Laboratory examination show hemoglobin 5,2 g/dl, ureum 70 mg/dl, creatinin 7,2 mg/dl, and
at time blood glucose 168 mg/dl, with GFR 7,9 ml/mnt/1,73m 2. The patient is diagnosed with CKD Stage V. Treated with furosemid
1 x 40 mg, captopril 3 x 12,5 mg, bicarnat 3 x 1, folat acid 3 x 1, CaCO 3 3 x 1, and transfusion 800cc of packed red cell.
Nonfarmacotherapy was bedrest, diet with high calory, low protein, low phosphate, low salt, and water balance. [J Agromed Unila
2014;1(2):109-113]
Abstrak
Chronic kidney disease (CKD) merupakan masalah kesehatan global dengan insidensi, prevalensi dan angka mortalitas yang terus
meningkat. Penyebabnya tidak hanya dikarenakan satu hal dan kerusakan umumnya ireversibel dan mengarah ke perburukan.
Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang dengan keluhan utama bengkak kedua tungkai disertai lemas, pucat serta mual dan
muntah sebanyak kurang lebih dari 5 kali perhari setelah makan. Intensitas berkemih juga dirasakan berkurang selama 6 bulan
terakhir. Riwayat hipertensi sejak tahun 2002 dan diabetes sejak tahun 2004. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
190/110 mmHg, konjungtiva pucat, nyeri epigastrium, dan pitting oedem pada ekstrimitas inferior. Pada pemeriksaan
laboratorium didapatkan hemoglobin 5,2 g/dl, ureum 70 mg/dl, kreatinin 7,2 mg/dl, dan gula darah sewaktu 168 mg/dl, dengan
GFR 7,9 ml/mnt/1,73m2. Pasien didiagnosa dengan Chronic Kidney Disease Stage V. Tatalaksana farmakoterapi diberikan
Furosemid 1x 40 mg, captopril 3x12,5 mg, bicnat 3x1, asam folat 3x1, CaCO3 3x1 dan transfusi darah 800cc. Tatalaksana
nonfarmakoterapi antara lain tirah baring, diet tinggi kalori, rendah protein, rendah fosfat, rendah garam, dan keseimbangan
cairan. [J Agromed Unila 2014;1(2):109-113]
Pendahuluan
Chronic Kidney Disease (CKD) adalah tidak adanya mosifikasi pola hidup pada pasien
kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 dengan CKD.1,2,6-9,11
bulan, berdasarkan kelainan patologis atau
petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. 1-6 Kasus
Berbagai faktor yang mempengaruhi kecepatan Seorang laki-laki, Tn. H, 62 tahun
kerusakan serta penurunan fungsi ginjal dapat datang dengan keluhan kedua tungkai bengkak
berasal dari genetik, perilaku, lingkungan sejak 2 minggu sebelumnya. Selain itu, pasien
maupun proses degeneratif.1,2,5,7,8 juga merasa badannya terasa lemas seperti tidak
Diperkirakan 1 dari 3 orang dewasa di ada tenaga sejak kurang lebih 1 bulan terakhir.
Amerika Serikat menderita hipertensi tanpa Sejak 3 hari yang lalu, pasien mengeluh mual
disertai CKD sebesar 23,3%, hipertensi disertai dan muntah. Mual muntah dirasakan kurang
CKD stage I sebesar 35,8%, hipertensi disertai lebih 5 kali dalam satu hari terutama setelah
CKD stage 2 48,1%, hipertensi disertai CKD makan. Muntah berwarna kekuningan disertai
stage 3 59,9%, dan hipertensi disertai CKD stage makanan yang baru ia cerna sebanyak
4-5 84,1%.9 Walaupun prevalensi CKD tinggi dan seperempat gelas belimbing di setiap muntah.
tersedianya medikasi yang efektif, hanya Sejak saat itu, ulu hatinya menjadi terasa sakit
sebagian kecil pasien mencapai target dan terasa tidak nyaman. Pasien mengaku
pengobatan yang diharapkan. Banyak faktor buang air kecil tidak banyak. Ia tidak menyadari
yang menyebabkan hal tersebut, salah satunya keluhan buang air kecil tersebut karena ia
adalah tingkat kepatuhan minum obat serta merasa buang air kecil tidak terasa sakit atau
Agnez Zahrah Fadhilah | Chrinic Kidney Disease Stage V
tidak lancar hanya saja memang intensitas Hipertensi merupakan faktor risiko
berkemih menurun dalam 6 bulan terakhir. utama terjadinya penyakit ginjal. Sebaliknya,
Dalam sehari ia buang air kecil sebanyak 2 kali CKD merupakan penyebab tersering terjadinya
dan berwarna kekuningan. Pasien memiliki hipertensi sekunder.1,6,10 Prevalensi CKD
riwayat hipertensi sejak tahun 2002 serta dikarakteristikan lebih baik sejak National
kencing manis sejak tahun 2004. Ia mengaku Kidney Foundation mengeluarkan klasifikasi
tidak rutin kontrol ke dokter atau di Puskesmas standar berdasarkan tingkat Glomerular
terdekat karena alasan biaya. Filtration Rate (GFR) dan ada atau tidaknya bukti
Dari pemeriksaan fisik didapatkan renal injury.2,5,13,14,16 Pasien dengan stage 1 dan
tanda vital tekanan darah 190/110 mmHg, nadi: 2 memerlukan bukti adanya kerusakan ginjal
82 x menit, pernafasan 22x/menit, dan suhu: (e.g., proteinuria), dan GFR masing-masing ≥ 90
36,4 °C. Konjungtiva pucat, terdapat nyeri tekan dan 60–89 mL/menit. Stage 3, 4, dan 5 dengan
di epigastrium, dan pitting oedem pada GFR masing-masing 30–59, 15–29, dan <15
ekstrimitas inferior. Dari pemeriksaan mL/menit tanpa memerhatikan adanya bukti
laboratorium didapatkan Hb 5,2 g/dl, leukosit kerusakan ginjal.
294.400/ul, ureum 70 mg/dl, kreatinin 7,2 Risiko lebih besar pada penderita
mg/dl, dan GDS 168 mg/dl. Dengan dengan tekanan darah sistolik berkepanjangan
penghitungan GFR 7,9 ml/ mnt/1,73m2. >200 mmHg.13,14 Risiko mortalitas dan
Pasien dirawat di ruang rawat inap dan insufisiensi renal berkorelasi dengan tingkat
diberikan terapi berupa tatalaksana keparahan lesi arteriosclerotic renal.18,20 Risiko
nonmedikamentosa dan medikamentosa. mortalitas juga berkorelasi dengan tingkat
Nonmedikamentosa berupa istirahat (tirah keparahan perubahan mikrovaskuler di retina,
baring), diet tinggi kalori, rendah protein rendah dengan kelangsungan hidup untuk grade 3
fosfat, dan rendah garam, asupan cairan dan (cotton wool exudates/ hemorrhages) dan grade
elektrolit yang seimbang. Medikamentosa 4 (papilledema) hanya 0% sampai 20% dalam 5
berupa transfusi 800 cc, cairan infus ringer laktat tahun.14 Dengan demikian jelas berdasarkan
gtt XX/menit, furosemid 1 x 40 mg, captopril 3 x literatur banyak penderita hipertensi yang tidak
12,5 mg, CaCO3 3 x 1 tab, bicnat 3 x 1 tab, dan diobati berkembang menjadi insufisiensi renal.
asam folat 3 x 1 tab. Diabetes juga merupakan keadaan
utama yang dapat menyebabkan CKD. 1,2,6,9,17-19
Pembahasan Ciri klinis CKD pada diabetic microvascular
Chronic kidney diseases adalah disease of the kidney adalah adanya proteinuria;
kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih dari 3 sekali hal tersebut ditemukan, maka nefropati
bulan, berdasarkan kelainan patologis atau diabetik jelas dipertimbangkan. Istilah
petanda kerusakan ginjal seperti proteinuria. "nefropati" secara klasik dikaitkan dengan urin
Jika tidak ada tanda kerusakan ginjal, diagnosis berbusa, hipertensi, dan terbentuknya edema
penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju disebabkan retensi natrium akibat gangguan
filtrasi glomerulus kurang dari 60 ml/ fungsi ginjal dan hiperglikemia.17,18,20,21 Bahkan
menit/1,73m².2,3,11-13 Pada kasus ini pasien pada kenyataannya, trias diagnosis pro-teinuria,
didiagnosa Chronic Kidney Disease Stage V tekanan darah tinggi, dan edema sebenarnya
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan menunjukkan bahwa "the horse was out of the
pemeriksaan penunjang. barn"; dimana penyakit ginjal diabetes sudah
Pasien juga memiliki riwayat diabetes hadir dan kemungkinan telah terjadi selama
sejak 10 tahun dan riwayat hipertensi sejak 12 beberapa tahun sebelum disadari. Sangat
tahun. Kedua keadaan tersebut merupakan penting, ketika mikroalbuminuria,
faktor risiko utama terjadinya penyakit ginjal makroalbuminuria, atau intermediate levels
kronik pada pasien. Penelitian mencatat bahwa ekskresi protein terdeteksi, GFR biasanya telah
35% hingga 65% dari penderita hipertensi melewati tahap hiperfiltrasi.10,13-15,20
esensial berkembang menjadi proteinuria, DKD memiliki karakteristik penting yang
dengan satu pertiganya berkembang menjadi membedakannya dari bentuk CKD yang lain.
insufisiensi ginjal dan 6 hingga 10% meninggal Pasien seringkali lebih anemia pada DKD
akibat uremia.13,14 Diabetic Kidney Disease daripada CKD nondiabetik.13-15,18,21,22 Hal tersebut
(DKD) akan terjadi pada 30-40% penderita dapat terlihat pada pasien dalam case report ini,
diabetes, dan sepertiga dari penderita tersebut dimana Hb pasien awal adalah 5,2 g/dl, dimana
akan berkembang menjadi gagal ginjal.13-15 kurang dari setengah nilai normal.
Lesi kompartemen interstitial mungkin