Perbedaan Respon Seleksi, Kemajuan Seleksi, Dan Jumlah Segregan Transgresif Hasil Persilangan Tomat Suka Naungan Dengan Tomat Peka Naungan
Perbedaan Respon Seleksi, Kemajuan Seleksi, Dan Jumlah Segregan Transgresif Hasil Persilangan Tomat Suka Naungan Dengan Tomat Peka Naungan
Arya Widura Ritonga1, Muhamad Syukur1*, Muhammad Achmad Chozin1, Awang Maharijaya1, Sobir1
1
Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Jl. Meranti Kampus IPB Darmaga, Bogor, Indonesia
2
Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Baranangsiang
Jl. Raya Pajajaran Bogor, Indonesia
ABSTRACT
Response selection and genetic advance informations are important genetic parameters for crop improvement program.
SSH3 tomato genotype (shade-loving genotype), 4974 (shade-sensitive genotype), F2 and F3 population derived from “SSH3
and 4974” were evaluated to estimate the transgressive segregant and the genetic advance on quantitative characters from
crossed between shade-loving tomato with shade sensitive tomato at Pasir Kuda Station, Bogor Agriculture University, West
Java, Indonesia from July 2016 until November 2017. The results showed that fruit set have high selection response (26.68%)
and genetic advance (22.99%), fruit number and fruit weigth per plant had high selection response (68.81-71.36%) and
lower genetic advance (17.22-25.77%), while fruit and vegetative characters had low selection (0-6.02%) response and
genetic advance (0-2.22%).There were 10 transgressive segregants (76.7%) resulted based on fruit set character, there were
3 transgressive segregants resulted based on fruit number an fruit weight per plant character, and there was not transgressive
segregant resulted based on vegetative and fruit characters(23.08%).
ABSTRAK
Informasi tentang respon dan kemajuan seleksi merupakan informasi yang penting bagi kegiatan pemuliaan tanaman.
Genotipe tomat SSH3 (suka naungan), 4979 (peka naungan), populasi F2 dan F3 hasil persilangan SSH3 dan 4979 dievaluasi
untuk menduga segregan transgresif dan kemajuan seleksi beberapa karakter kuantitatif hasil persilangan tomat suka naungan
dan tomat peka naungan di Kebun Percobaan IPB Pasir Kuda pada Juli tahun 2016 sampai dengan November 2017. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa karakter fruit set menghasilkan nilai persentase respon seleksi (26.68%) dan kemajuan seleksi
(22.99%) yang sama-sama tinggi, karakter jumlah buah dan bobot buah per tanaman tomat menghasilkan nilai persentase
respon seleksi (68.81-71.36%) yang tinggi dan kemajuan seleksi (17.22-25.77%) yang lebih rendah,sedangkan karakter
vegetatif dan karakter buah tomat menghasilkan persentase respon seleksi (0-6.02%) dan kemajuan seleksi (0-2.22%) yang
sama-sama rendah. Terdapat 10 segregan transgresif (76.7%) yang dihasilkan berdasarkan fruit set, 3 segregan transgresif
(23.08%) berdasarkan karakter jumlah dan buah per tanaman dan tidak dihasilkan segregan transgresif berdasarkan karakter
vegetatif dan buah tomat.
32 Februari 2019
Ritonga et al. / Comm. Horticulturae Journal 3(1):32-38
Penelitian tentang mekanisme toleransi naungan dan Pindah tanam tomat dilakukan pada 3 minggu setelah
pendugaan beberapa parameter genetik terkait toleransi semai (MSS). Penanaman dilakukan pada bedengan
naungan pada tanaman tomat sudah pernah dilakukan. berukuran 5 m x 1 m dengan jarak tanam 0.5 m x 0.5 m
Naungan paranet 50% dapat menurunkan pecah buah di bawah naungan paranet plastik hitam 50% dengan
(cracking) (Ilic et al., 2007), meningkatkan kekerasan menggunakan rancangan augmented yang dimodifikasi.
buah (Ferre et al., 2009), serta menurunkan hasil sampai Genotipe tetua (SSH3 dan 4979) ditanam dalam 4 blok
dengan 50% (genotipe peka naungan) pada tanaman tomat (ulangan) sebanyak 10 tanaman per blok, sementara populasi
(Baharuddin et al. 2014). Sulistyowati et al., (2016b) F2 sebanyak 220 tanaman ditanam menyebar pada ke empat
menjelaskan bahwa salah satu mekanisme toleransi naungan blok (tanpa ulangan). Pemupukan dilakukan setiap minggu
pada tanaman tomat adalah meningkatkan kandungan gula dengan pupuk NPK 16-16-16 dengan konsentrasi 5 – 15
daun. Ritonga et al., (2018) melaporkan bahwa jumlah gL-1 dan dosis 250 ml per lubang tanam. Pengendalian hama
buah per tanaman dan bobot per buah memiliki pengaruh dan penyakit dilakukan dengan pemberian insektisida 1–2
langsung yang kuat dan positif terhadap karakter hasil tomat ml L-1 serta fungisida dan bakterisida 1-2 g L-1. Kegiatan
pada naungan, sedangkan fruit set memiliki pengaruh tidak pemeliharaan lainnya yang dilakukan adalah pengikatan,
langsung yang tinggi dan kuat terhadap karakter hasil tomat pewiwilan dan penyiangan.
di bawah naungan melalui jumlah buah per tanaman. Karakter yang diamati pada percobaan pertama terdiri
Informasi tentang seleksi kemajuan seleksi tanaman atas tinggi tanaman (cm), diameter batang (mm), panjang
tomat toleran naungan yang berdaya hasil tinggi belum internode (cm), panjang buah (mm), diameter buah (mm),
banyak ditemukan. Informasi ini penting untuk diketahui bobot per buah (g), fruit set (%), jumlah buah per tanaman
agar pemuliaan tanaman tomat toleran naungan yang dan bobot buah per tanaman (g). Fruit set dihitung dengan
berdaya hasil tinggi dapat lebih efektif dan efisien. Penelitian membandingkan jumlah buah dengan jumlah bunga pada 4
ini bertujuan untuk mengevaluasi respon seleksi, kemajuan -5 tandan bunga pertama. Selain pengamatan, juga dilakukan
seleksi dan segregan trangresif keturunan hasil persilangan seleksi terhadap tanaman yang diduga sebagai segregagan
tomat suka naungan dengan tomat peka naungan pada transgresif. Kegiatan seleksi dilakukan dengan memilihi
kondisi naungan paranet 50%. tanaman yang memiliki bobot buah per tanaman yang lebih
baik dibandingkan kedua tetuanya.
BAHAN DAN METODE Nilai heritabilitas arti luas, diferensial seleksi dan
respon seleksi dihitung pada percobaan pertama. Nilai
Penelitian ini terdiri atas 2 percobaan. Percobaan diferensial seleksi dihitung dengan rumus :
pertama dilaksanakan pada Juli – Oktober 2016 dan
percobaan kedua dilaksanakan pada Agustus – November 𝐺=𝑋�𝑠 − 𝑋
�𝟎
2017. Percobaan pertama bertujuan untuk menseleksi
segregan transgresif dan menduga respon seleksi tomat keterangan :
yang toleran naungan dan berdaya hasil tinggi, sedangkan G = diferensial seleksi,
𝐺 = 𝑋�𝑠 − =
� 𝟎nilai tengah populasi F2 setelah seleksi dan
𝑋
percobaan kedua bertujuan untuk memverifikasi segregan
𝐺 = �𝑠 − 𝑋
𝑋 � 𝟎 = nilai tengah populasi F2.
transgresif hasil percobaan pertama dan menduga nilai
kemajuan seleksinya.
Nilai respon seleksi dihitung dengan rumus :
Percobaan Pertama
S’= Hbs x G,
Genotipe tomat SSH3 (suka naungan), 4979 (peka
naungan) dan populasi F2 hasil persilangan SSH3 dan 4979 keterangan :
ditanam di Kebun Percobaan IPB, Pasir Kuda, Ciomas, S’ = respon seleksi
Bogor pada percobaan pertama. Genotipe tomat suka Hbs (%) = heritabilitas arti luas.
naungan adalah genotipe tomat yang mampu menghasilkan
produktivitas yang lebih tinggi pada kondisi naungan 50% Nilai Hbs dihitung dengan rumus :
dibandingkan pada kondisi tanpa naungan. Genotipe tomat
peka naungan merupakan genotipe tomat yang mengalami Hbs = (σ2g/ σ2p) x 100% = ((σ2P1+ σ2P2)/2) / σ2p x 100%
penurunan produktivitas lebih dari 50% pada kondisi
naungan 50% dibandingkan pada kondisi tanpa naungan keterangan :
(Baharuddin et al. 2014). σ2g = ragam genetik,
Penanaman diawali dengan persemaian di dalam rumah σ2p = σ2F2 = ragam fenotipe,
plastik, menggunakan tray plastik dengan media semai σ2P1 = ragam populasi genotipe SSH3
tanah halus:arang sekam:pupuk kandang 1:1:1 sebanyak 1 σ2P2 = ragam populasi genotipe 4979.
benih per lubang tray dan disiram setiap hari. Pemupukan Kategori respon seleksi mengacu pada Rosyidah et
dilakukan 1 minggu sekali dengan menggunakan NPK 16- al., (2016), yaitu rendah (0 < S’ < 3.3%), agak rendah (3.3
16-16 konsentrasi 5 g L-1. Pengolahan lahan dan pemberian ≤ S’ < 6.6%), cukup tinggi (6.6 ≤ S’ < 10%) dan tinggi
pupuk kandang dan kapur pertanian sebanyak 2 ton ha-1. ( 10% ≤ S’ ).
Februari 2019 33
Ritonga et al. / Comm. Horticulturae Journal 3(1):32-38
Tabel 1. Nilai tengah beberapa karakter tomat populasi F2 dan F2 terseleksi, diferensial seleksi dan dugaan kemajuan
seleksi populasi F3 pada kondisi naungan paranet 50%
Nilai tengah
No G Hbs (%)* S’* %S’* Kategori F3’
F2 F2’
TT 94.14 101.09 6.95 86.73 6.02 6.40 Cukup tinggi 100.17
INT 4.77 4.80 0.03 25.4 0.02 0.12 Rendah 4.79
DBAT 7.50 7.76 0.26 -11.68 -0.03 -0.40 Rendah 7.47
PB 33.25 34.56 1.31 32.29 0.67 2.02 Rendah 33.92
DB 33.85 34.93 1.08 58.69 0.68 2.01 Rendah 34.53
BB 22.02 24.95 2.93 11.02 0.32 1.47 Rendah 22.34
FS 48.24 66.92 18.67 68.92 12.87 26.68 Tinggi 61.11
JBT 33.62 67.10 33.48 69.09 23.13 68.81 Tinggi 56.75
BBT 758.38 1640.48 882.10 61.35 541.15 71.36 Tinggi 1299.52
Keterangan : TT = Tinggi tanaman (cm), INT = Panjang internode (cm), DBAT = Diameter batang (mm), PB = Panjang buah (cm), DB =
Diameter buah, BB = Bobot per buah, FS = Fruit set (%), JBT = Jumlah buah per tanaman, BBT = Bobot buah per tanaman
(g), F2’ = Populasi F2 hasil seleksi, G = Diferensial seleksi, Hbs = Heritabilitas arti luas, S’ = Dugaan kemajuan seleksi, F3’
= Dugaan nilai tengah populasi F3, *= jika bernilai negatif (-) maka dianggap nol (0)
34 Februari 2019
Ritonga et al. / Comm. Horticulturae Journal 3(1):32-38
rendah pada beberapa karakter lainnya disebabkan oleh (2009) memaparkan bahwa besarnya efektivitas seleksi
rendahnya keragaman genetik pada karakter-karakter sangat dipengaruhi oleh besarnya keragaman dan nilai
tersebut pada populasi F2 yang digunakan. Sa’diyah et al., heritabilitas suatu karakter.
Tabel 2. Rata-rata beberapa karakter tomat populasi F2 dan F3 beserta nilai kemajuan seleksi dan heritabilitas arti sempitnya
di bawah naungan pada musim 2
Tabel 3. Nilai tengah dan ragam tinggi tanaman, panjang internode dan diameter batang segregan transgresif putatif tomat di
bawah naungan dan pembandingnya
Februari 2019 35
Ritonga et al. / Comm. Horticulturae Journal 3(1):32-38
Karakter jumlah dan bobot buah per tanaman memiliki diameter batang dan panjang buah tomat. Hal ini diduga
persentase kemajuan seleksi yang jauh lebih rendah karena rendahnya keragaman genetik pada karakter-
dibandingkan persentase respon seleksinya, sementara karakter tersebut pada populasi yang digunakan. Selain itu
karakter fruit set memiliki persentase kemajan seleksi juga karena rendahnya pengaruh langsung dari karakter-
yang lebih tinggi dibandingkan respon seleksinya. Hal ini karakter tersebut terhadap karakter bobot buah per tanaman
mengindikasikan bahwa karakter jumlah dan bobot buah per (sebagai karakter seleksi) pada kondisi naungan (Ritonga et
tanaman lebih banyak dipengaruhi oleh gen-gen non aditif al., 2017)
sedangkan karakter fruit set lebih banyak dikendalikan oleh Segregan transgresif berhasil diperoleh berdasarkan
gen-gen aditif. Hal ini dibuktikan dengan nilai rasio Hns/ karakter fruit set, jumlah buah dan bobot buah per tanaman.
Hbs karakter jumlah dan bobot buah per tanaman tomat Sebanyak 76% segregan terverifikasi sebagai segregan
yang < 0.5 sementara nilai rasio Hns/Hbs pada fruit set yang transgresif berdasarkan karakter fruit set, sedangkan
0.5 > dan hampir mendekati satu. Yunandra et al. (2016) berdasarkan karakter jumlah buah atau bobot buah
memaparkan bahwa kemajuan seleksi yang baik pada pertanaman terdapat 23% segregan yang terverifikasi
tanaman tanaman cabai jika dilakukan pada karakter dengan sebagai segregan transgresif (Tabel 5). Nurhidayah et al.,
nilai heritabilitas arti sempit yang tinggi atau pada karakter- (2017) melaporkan bahwa berdasarkan seleksi dengan
karakter yang lebih banyak dikendalikan oleh gen aditif. karakter seleksi jumlah polong total, hanya dihasilkan 27%
segregan transgresif dari 22 segregan yang diuji. Nurhidayah
Verifikasi Segregan Transgresif et al., (2017) juga melaporkan bahwa karakter hasil pada
tanaman kacang tanah dikendalikan oleh banyak gen dan
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tidak terdapat dikendalikan oleh aksi gen dominan.Hal ini menguatkan
segregan transgresif berdasarkan karakter tinggi tanaman, indikasi bahwa karakter hasil jumlah buah dan bobot buah
panjang internode, diameter batang, panjang buah, diameter per tanaman tomat lebih banyak dipengaruhi oleh gen-gen
buah dan bobot per buah tomat pada kondisi naungan (Tabel dominan pada kondisi naungan, sementara karakter fruit set
3 dan 4). Namun demikian, terdapat 5-7 segregan yang lebih banyak dipengaruhi oleh gen-gen aditif.
memiliki nilai ragam yang lebih kecil atau mendekati ragam
tetua pada karakter tinggi tanaman, panjang internode,
Tabel 4. Rata-rata dan ragam bobot per buah, panjang buah dan diameter buah segregan transgresif putatif tomat di bawah
naungan dan pembandingnya
BB PB DB
Genotipe
Rata-rata Ragam Rata-rata Ragam Rata-rata Ragam
P1 17.70 1.30 3.55 0.07 30.57 0.48
P2 15.00 1.90 2.96 0.08 27.76 0.95
TORA 39.64 48.34 5.01 0.16 40.81 5.64
F2 16.14 4.05 3.16 0.07 28.39 1.76
F3 15.72 7.06 3.09 0.11 28.47 4.35
G40 14.81 5.51 2.72 0.05 29.87 2.87
G384 16.47 11.18 3.35 0.20 29.64 8.97
G326 20.37 44.66 3.62 0.28 29.75 7.11
G80 12.20 2.62 2.58 0.01 27.66 1.60
G345 17.62 6.11 3.28 0.10 31.07 14.16
G374 13.42 9.45 2.98 0.06 23.50 3.10
G373 15.49 15.85 2.83 0.07 29.58 5.59
G380 20.82 50.51 3.62 0.27 25.41 61.84
G363 15.12 7.58 3.31 0.08 28.27 3.97
G370 14.85 12.73 3.2 0.09 29.37 4.98
G367 15.22 14.67 2.92 0.08 29.81 7.78
G381 15.82 7.62 2.94 0.13 29.02 4.27
G208 12.12 4.05 2.86 0.07 27.20 1.76
36 Februari 2019
Ritonga et al. / Comm. Horticulturae Journal 3(1):32-38
Tabel 5. Rata-rata dan ragam fruit set, jumlah buah per tanaman dan bobot buah per tanaman segregan transgresif putatif
tomat di bawah naungan dan pembandingnya
Fruit set (%) Jumlah buah per tanaman Bobot buah per tanaman (g)
Genotipe
Rata-rata Ragam Rata-rata Ragam Rata-rata Ragam
P1 52.86 222.58 44.33 42.33 784.70 11236.88
P2 45.42 13.69 40.76 172.81 646.27 58306.92
TORA 58.10 266.27 18.36 13.45 722.57 25097.45
F2 54.03 183.36 41.84 69.89 664.04 32934.27
F3 66.46 179.62 50.47 184.73 783.26 34738.82
G40 74.85 317.30 37.43 79.33 557.56 29950.01
G384 82.85 120.69 48.92 128.99 800.94 51372.25
G326 70.32 179.45 41.18 300.76 774.65 52098.81
G80 63.02 165.83 50.00 578.80 596.52 67058.98
G345 95.24 187.93 47.62 329.33 858.13 38807.76
G374 67.56 265.14 61.67 195.07 836.45 105090.12
G373 56.56 36.84 59.14 286.48 946.49 197528.79
G380 63.35 69.53 43.00 454.50 894.44 271542.40
G363 48.50 99.47 35.67 187.47 540.48 47964.01
G370 49.12 436.06 43.6 578.30 702.82 330969.08
G367 56.30 69.47 37.00 64.80 579.84 62796.52
G381 75.88 14.67 74.69 14.22 1183.57 56918.60
G208 60.38 77.63 76.14 123.41 910.49 13747.24
Februari 2019 37
Ritonga et al. / Comm. Horticulturae Journal 3(1):32-38
Nilawati, D.W. Ganefianti, D. Suryati. 2017. Variabilitas Sulistyowati, D., M.A. Chozin, M. Syukur, M. Melati, D.
genetik dan heritabilitas pertumbuhan dan hasil 26 Guntoro. 2016b. Karakter fotosintesis genotipe tomat
genotipe tomat. Akta Agrosia 20(1):25-34. senang naungan padaa intensitas cahaya rendah. J.
Hort. 26(2):181-188.
Nurhidayah, S., Y. Wahyu, W.B. Suwarno. 2017. Parameter
genetik dan deteksi segregan transgresif pada populasi Suwanda, M.H., M. Noor. 2014. Kebijakan pemanfaatan
kacang tanah (Arachis hypogaea L.) generasi F3. J. lahan rawa pasang surut untuk mendukung kedaulatan
Agron. Indonesia 45(2):162-168. pangan nasional. Jurnal Sumberdaya Lahan 8:31-40.
Ritonga, A.W., M. Syukur, M.A. Chozin, A. Maharijaya, Wassel-Beaver, L., J. W. Scott. 1992. Genetic heritability of
Sobir. Genetic variability, heritability, correlation, fruit set, fruit weight and yield in tomato population
and path analysis in tomato (Solanum lycopersicum) grown in two high-temperature environments. J.
under shading condition. Biodiversitas 19(4):1527- Amer. Soc. Hort. Sci. 117(5):867-870.
1531.
Wulandari, J. E., I. Yulianah, D. Saptadi. 2016. Heritabilitas
Rosyidah, N. N., Damanhuri, Respatijarti. 2016. Seleksi dan kemajuan genetik harapan empat populasi F2
populasi F3 pada tanaman tomat (Lycopersicon tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) pada budidaya
esculentum Mill.). Jurnal Produksi Tanaman organik. Jurnal Produksi Tanaman 4(5):361-369.
4(3):231-239.
Yunandra, M. Syukur, A. Maharijaya. 2017. Seleksi dan
Sa’diyah, N., T.R. Basoeki, A.E. Putri, D. Maretha, S.D. kemajuan seleksi karakter komponen hasil pada
Utomo. 2009. Korelasi, keragaman genetik, dan persilangan cabai keriting dan cabai besar. J. Agron.
heritabilitas karakter agronomi kacang panjang Indonesia 45(2):169-174.
populasi F3 keturunan persilangan testa hitam x
lurik. J. Agrotropika 14:37-41.
38 Februari 2019