0% found this document useful (0 votes)
56 views10 pages

Planning (MRP) Dalam Perencanaan Kebutuhan Firebrick PT Semen Padang

This document discusses applying the Material Requirements Planning (MRP) method to plan firebrick requirements at PT Semen Padang cement plant. Firebrick is an essential spare part used to protect and insulate kiln shells. The summary proposes purchasing schedules for various firebrick items to meet needs from 2017 to 2018 based on MRP analysis, with purchases occurring in the 4th, 8th and 9th months. Key firebrick item 422 would be purchased in two phases totaling 37,620 pieces.

Uploaded by

Muhammad Iqbal
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
56 views10 pages

Planning (MRP) Dalam Perencanaan Kebutuhan Firebrick PT Semen Padang

This document discusses applying the Material Requirements Planning (MRP) method to plan firebrick requirements at PT Semen Padang cement plant. Firebrick is an essential spare part used to protect and insulate kiln shells. The summary proposes purchasing schedules for various firebrick items to meet needs from 2017 to 2018 based on MRP analysis, with purchases occurring in the 4th, 8th and 9th months. Key firebrick item 422 would be purchased in two phases totaling 37,620 pieces.

Uploaded by

Muhammad Iqbal
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Crossref

ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

USULAN APLIKASI METODE MATERIAL REQUIREMENT


PLANNING (MRP) DALAM PERENCANAAN KEBUTUHAN
FIREBRICK PT SEMEN PADANG
Fajar Aristiyanto, Nilda Tri Putri, Alexie Herryandie Bronto Adi
Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas

Email : fajar.aristiyanto@gmail.com

Abstract
The purpose of this article is to describe the results of research models firebrick requirements
planning in PT Semen Padang with MRP method. Firebrick is one of the spare parts and essential in
the production of operational PT Semen Padang as protective and insulating of shell kiln. This article
describes the firebrick requirements planning at all kiln Indarung II / III, IV and V to meet the needs
of 2017 up to 2018. One type of firebrick most widely used in PT Semen Padang is spinal firebrick.
Spinal firebrick highly susceptible to hydration and moisture as the main component is MgO
compound that is hygroscopic so susceptible to damage in the form of cracks firebrick. Based on the
research that has been done, get MRP application design that can be used in planning the needs of
firebrick PT Semen Padang to come. Plans need firebrick for compliance in 2017 to 2018 : (a) item
422 purchased through two phases in the 4th month of 12.711 pcs and in the 9th month of 24.909
pcs (b) item 622 purchased through two phases in the 4th month of 21.185 pcs and in the 9th month
of 41.515 pcs (c) item P22 purchased through two phases in the 4 th month of 446 pcs and in the 9th
month of 874 pcs (d) item P + 22 purchased through two phases in the 4 th month of 446 pcs and in
the 9th month of 874 pcs (e) item 425 purchased in the 8 th month of 14.626 pcs (f) item 825
purchased in the 8th month of 20.600 pcs (g) P25 item purchased in the 8th month of 412 pcs (h) P
+ 25 items purchased in the 8th month of 412 pcs.
Keywords: firebrick, material requirement planning, requirement planning

Abstrak
Tujuan penulisan artikel ini untuk mendeskripsikan hasil penelitian model perencanaan kebutuhan
firebrick di PT Semen Padang dengan metode MRP. Firebrick merupakan salah satu spare part (suku
cadang) penting dan utama dalam kelangsungan operasional produksi PT Semen Padang sebagai
pelindung dan isolator shell kiln. Artikel ini menjelaskan perencanaan kebutuhan firebrick pada
semua kiln pabrik Indarung II/III, IV dan V untuk pemenuhan kebutuhan tahun 2017 sampai dengan
2018. Salah satu jenis firebrick yang paling banyak digunakan di PT Semen Padang adalah firebrick
jenis spinal. Firebrick jenis spinal ini sangat rentan terhadap hidrasi dan kelembaban karena
komponen utamanya adalah senyawa MgO yang bersifat higroskopis sehingga rentan terjadi
kerusakan pada firebrick yaitu berupa keretakan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan rancangan aplikasi MRP yang dapat digunakan dalam perencanaan kebutuhan firebrick
PT Semen Padang yang akan datang. Rencana kebutuhan firebrick untuk pemenuhan tahun 2017
sampai dengan 2018 yaitu : (a) item 422 dibeli melalui dua tahap yaitu pada bulan ke-4 sejumlah
12.711 pcs dan pada bulan ke-9 sejumlah 24.909 pcs (b) item 622 dibeli melalui dua tahap yaitu
pada bulan ke-4 sejumlah 21.185 pcs dan pada bulan ke-9 sejumlah 41.515 pcs (c) item P22 dibeli
melalui dua tahap yaitu pada bulan ke-4 sejumlah 446 pcs dan pada bulan ke-9 sejumlah 874 pcs
(d) item P+22 dibeli melalui dua tahap yaitu pada bulan ke-4 sejumlah 446 pcs dan pada bulan ke-
9 sejumlah 874 pcs (e) item 425 dibeli pada bulan ke-8 sejumlah 14.626 pcs (f) item 825 dibeli pada
bulan ke-8 sejumlah 20.600 pcs (g) item P25 dibeli pada bulan ke-8 sejumlah 412 pcs (h) item P+25
dibeli pada bulan ke-8 sejumlah 412 pcs.
Kata kunci: firebrick, material requirement planning, perencanaan kebutuhan

1. PENDAHULUAN temperature tinggi 1400-1500oC untuk proses


klinkerisasi atau pembentukan klinker. Proses
Salah satu peralatan utama proses produksi
pembakaran atau pembentukan klinker
semen PT Semen Padang adalah kiln. Dalam
(komponen utama semen) merupakan tahapan
kiln terjadi proses pembakaran dengan

Usulan Aplikasi Metode....(F. Aristiyanto, et al.) 217


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

proses yang sangat vital, sehingga kiln sering 2. TINJAUAN PUSTAKA


diistilahkan sebagai jantung pabrik semen.
2.1. Pengertian Persediaan
Firebrick merupakan salah satu spare part
(suku cadang) penting dan utama dalam Persediaan merupakan hal yang mutlak
kelangsungan operasional produksi PT Semen dibutuhkan oleh sebuah perusahaan dalam
Padang. Firebrick digunakan di semua kiln melakukan proses produksi. Menurut Assauri
pabrik Indarung II/III, IV dan V sebagai [1], “Persediaan merupakan sejumlah bahan-
pelindung dan isolator shell kiln. Saat ini bahan, parts, yang disediakan dan bahan-
firebrick diimpor dari beberapa negara di bahan dalam proses yang terdapat dalam
antaranya Austria, Spanyol, China, Thailand perusahaan untuk proses produksi, serta
dan India. Keberadaan atau stock firebrick barang-barang jadi/produk yang disediakan
menjadi faktor penting karena begitu vitalnya untuk memenuhi permintaan dari komponen
fungsi spare part tersebut dan saat ini belum atau langganan setiap waktu”.
tergantikan oleh material lain. Pertimbangan Senada dengan pendapat tesebut, menurut
material yang harus diimpor tersebut menjadi Rangkuti [2], “Persediaan merupakan salah
faktor penting dalam merencanakan satu unsur paling aktif dalam operasi
kebutuhan pembelian dan penyimpanan yang perusahaan yang secara kontinyu diperoleh,
mana dalam merencanakan pembelian diubah, kemudian dijual kembali”. Persediaan
membutuhkan waktu 5 bulan sampai merupakan unsur kotinyu dalam sebuah
kedatangan material. Sementara itu, di sisi perusahaan yang menyangkut pemerolehan,
lainnya, sifat kimia dan fisika firebrick pengolahan, dan penjualan.
membatasi perusahaan untuk melakukan Secara lebih detail, persediaan didefinisikan
penyimpanan dalam jumlah yang terlalu sebagai barang yang disimpan untuk
banyak karena faktor expired/ lifetime material digunakan atau dijual pada periode mendatang
tersebut. Dalam hal ini perusahaan [3]. Persediaan dapat berbentuk bahan baku
membutuhkan kecukupan stock saat yang disimpan untuk diproses, komponen yang
dibutuhkan tetapi juga dituntut untuk diproses, barang dalam proses pada proses
menyediakan stock secukupnya saja (just in manufaktur, dan barang jadi yang disimpan
time) karena jika berlebih akan terimbas untuk dijual.
expired date yang akan mempengaruhi Berdasarkan beberapa pengertian di atas,
kualitas dan bentuk fisik material yang mana persediaan dapat didefinisikan sebagai barang
pada kondisi tersebut material tersebut tidak yang berupa bahan baku, barang setengah
bisa digunakan. jadi, barang jadi, atau parts yang disimpan
Salah satu jenis firebrick yang paling untuk kontinyuitas proses produksi dalam
banyak digunakan di PT Semen Padang adalah memenuhi kebutuhan pelanggan. Oleh karena
firebrick jenis spinal. Firebrick spinal itu, persediaan merupakan salah datu hal yang
merupakan firebrick dengan tingkat ketahanan sangat penting dalam keberhasilan suatu
temperatur yang tinggi (1400-1500 oC). perusahaan.
Firebrick jenis spinal ini sangat rentan terhadap
hidrasi karena komponen utamanya adalah
senyawa MgO yang bersifat higroskopis. Selain 2.2. Alasan Memiliki Persediaan
pengaruh komposisi kimia, tingkat kelembaban Tujuan memiliki persediaan salah satunya
juga turut mempengaruhi umur simpan dapat mendukung tujuan kinerja, keandalan,
firebrick. Efek reaksi hidrasi pada firebrick fleksibilitas kecepatan, dan biaya. Brown et al
spinal akan menyebabkan kerusakan firebrick [4] menyatakan bahwa tujuan pengadaan
yaitu berupa keretakan-keratakan dan firebrick persediaan adalah dengan cara berikut:
tersebut tidak dapat dipakai. Produsen firebrick 1. Perlindungan terhadap masalah kualitas.
tidak menyatakan secara tertulis terkait umur Memiliki persediaan dapat mengkompensasi
simpan firebrick, namun berdasarkan history, masalah dengan kualitas di input ke proses
umur simpan firebrick di PT Semen Padang produksi, atau produk jadi.
untuk firebrick spinal adalah maksimum 12 2. Keandalan. Memiliki persediaan dapat
bulan. Umur simpan bisa berbeda-beda untuk membantu operasi memastikan pengiriman
setiap negara, dikarenakan tingkat humidity yang dapat diandalkan untuk pelanggan,
(kelembaban) yang berbeda-beda. Oleh apapun yang terjadi.
karena itu, perencanaan pengadaan firebrick 3. Perlindungan terhadap gangguan pasokan.
harus mempertimbangkan umur simpan Salah satu alasan utama untuk memegang
maksimum untuk menghindari kerusakan persediaan adalah untuk memisahkan
firebrick, serta ketersediaan firebrick ketika operasi dari perubahan lingkungan. Hal ini
dibutuhkan (just in time). dapat disebabkan oleh penyebab fisik,
seperti gempa bumi, kebakaran atau banjir.
Hal ini juga dapat disebabkan perbuatan

218 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 15 No. 2, Oktober 2016:217-226


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

manusia seperti pemogokan, rendahnya 2.3. Material Requirement Planning


produksi oleh pemasok, atau pemasok (MRP)
keluar dari bisnis proses.
Rangkuti [2] menjelaskan bahwa Material
4. Melancarkan arus produksi. Ketika
Requirement Planning (MRP) adalah salah satu
permintaan bervariasi, menempatkan
perencanaan dengan penjadwalan kebutuhan
barang jadi ke dalam persediaan
material untuk proses produksi yang
memungkinkan organisasi untuk
memerlukan beberapa tahapan proses, dengan
mempertahankan tingkat sumber daya
kata lain adalah suatu rencana produksi untuk
masukan yang lebih konstan, terutama
sejumlah produk yang diterjemahkan ke dalam
pemanfaatan teknologi dan tenaga kerja.
bahan mentah yang dibutuhkan dengan
5. Memenuhi permintaan yang lebih tinggi dari
menggunakan waktu tenggang sehingga dapat
yang diharapkan. Persediaan pengaman
ditentukan kapan dan berapa banyak bahan
(safety stock) adalah persediaan yang
yang diperlukan untuk masing-masing
disediakan lebih dari tingkat permintaan
komponen suatu produk yang dibuat.
yang diharapkan untuk melindungi dari
Menurut Purnomo [5], secara umum
kehabisan persediaan, kondisi yang dikenal
Material Requirement Planning (MRP)
sebagai stock out.
mempunyai tujuan di antaranya adalah:
6. Meningkatkan kecepatan pengiriman.
1. Meminimalkan persediaan. MRP
Organisasi terus memiliki persediaan
menentukan berapa banyak dan kapan
sehingga mereka segera dapat mengirim
suatu komponen diperlukan disesuaikan
barang kepada pelanggan. Operasi ritel
dengan jadwal induk produksi.
mencoba untuk mengantisipasi tingkat
2. Mengurangi risiko karena keterlambatan
permintaan pelanggan dan menjaga
produksi atau pengiriman. MRP
persediaan yang cukup untuk memenuhi
mengidentifikasi banyaknya bahan dan
kebutuhan tersebut.
komponen yang diperlukan baik dari segi
7. Fleksibilitas. Ada tiga perencanaan utama
jumlah dan waktunya.
dan strategi pengendalian untuk
3. Menentukan pelaksanaan rencana
menghadapi fluktuasi permintaan:
pemesanan. Jadwal produksi diharapkan
resource-to-order, make-to-order dan
dapat dipenuhi sesuai dengan rencana,
make-to-stock. Strategi-strategi ini berbeda
sehingga komitmen terhadap pengiriman
sesuai dengan jumlah pekerjaan yang
barang dapat dilakukan secara lebih tepat.
dilakukan sebelum penerimaan pesanan
4. Menentukan penjadwalan ulang. Karena
pelanggan. Dalam resourceto- order,
jumlah persediaan, waktu produksi, dan
operasi menunggu penerimaan pesanan
waktu pengiriman barang dapat
pelanggan sebelum memperoleh sumber
direncanakan, penjadwalan lebih baik
daya atau mulai bekerja. Sebuah contoh
sesuai dengan jadwal induk produksi. Jika
dari operasi resource-to-order adalah
terdapat kekurangan komponen tertentu
katering, di mana organisasi akan
atau keterbatasan kapasitas, dapat
menunggu untuk menerima pesanan
dilakukan penjadwalan ulang terhadap
pelanggan sebelum memesan stok
rencana produksi dengan lebih tepat.
makanan, contoh lainnya adalah teknik
skala besar dan proyek-proyek konstruksi.
Strategi ini meminimalkan kebutuhan untuk 2.4. Input MRP
menahan sumber daya yang tidak mungkin
dikonsumsi, namun memaksimalkan waktu Agar MRP dapat dibuat dengan baik, MRP
yang telah berlalu antara penerimaan memerlukan beberapa input utama yang harus
pesanan pelanggan dan pengiriman produk terpenuhi. Rangkuti [2] berpendapat bahwa
atau jasa. input utama itu merupakan komponen dasar
8. Mengurangi biaya input. Biaya perolehan MRP yang terdiri atas:
input sering dikurangi dengan cara membeli 1. Master Production Scheduled (MPS)
dalam jumlah yang lebih besar. Pertama, MPS merupakan suatu pernyataan definitif
organisasi dapat menyebar biaya perolehan tentang produk akhir (end item) apa yang
barang melalui sejumlah besar unit input. direncanakan perusahaan untuk diproduksi,
Kedua, organisasi mungkin dapat berapa kuantitas yang dibutuhkan, pada
mengambil keuntungan dari diskon waktu kapan dibutuhkan, dan bilamana
kuantitas yang pemasok mungkin tawarkan. produk itu akan diproduksi. MPS disusun
Ketiga, organisasi mungkin perlu untuk berkaitan dengan pemasaran, rencana
membeli input sebelum kenaikan harga. distribusi, perencanaan produksi, dan
perencanaan kapasitas. MPS berupa
ramalan permintaan atau order dari bagian
penjualan, data alokasi sumberdaya

Usulan Aplikasi Metode....(F. Aristiyanto, et al.) 219


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

produksi dari bagian PPIC, dan laporan lain menggabungkan saat awal tersedianya lot
terkait kondisi atau status mesin/ fasilitas size yang diinginkan dengan besarnya
produksi. waktu ancang. Waktu ancang ini sama
2. Bill of Material (BOM) dengan besarnya waktu saat barang mulai
BOM meliputi daftar barang atau material dipesan atau diproduksi sampai barang
yang diperlukan bagi perakitan, tersebut siap untuk dipakai.
pencampuran, dan pembuatan produk 4. Explosion
akhir. BOM (Bill of Material) dibuat untuk Explosion yaitu proses perhitungan
menentukan barang mana yang harus dibeli kebutuhan kotor untuk tingkat yang lebih
dan barang mana yang harus dibuat. bawah didasarkan atas rencana pesanan.
3. Struktur Produk
Struktur produk merupakan gambaran 2.6. Firebrick
tentang langkah-langkah atau proses
pembuatan produk, mulai dari bahan baku Firebrick merupakan salah satu jenis dari
hingga produk akhir. refractory. Refractory adalah material
4. Catatan Persediaan nonmetal yang tahan terhadap panas dan
Sistem MRP harus memiliki dan menjaga berbagai tingkat tekanan mekanik dan panas,
suatu data persediaan yang up to date korosi dan erosi oleh padatan, cairan maupun
untuk setiap komponen barang. Dalam data gas serta abrasi mekanis dan ketahanan
ini harus disediakan informasi yang akurat terhadap berbagai temperatur [7]. Berbagai
tentang ketersediaan komponen dan jenis refractory didesain dan diproduksi
seluruh transaksi persediaan, baik yang sedemikian rupa sehingga mempunyai sifat
sudah terjadi maupun yang sedang kimia dan fisika yang cocok untuk aplikasi
direncanakan. tertentu.
Secara umum refractory dibagi menjadi 2
jenis: shaped dan unshaped. Shaped
2.5. Langkah-langkah MRP refractory adalah refractory yang telah
Sistem MRP memiliki empat langkah utama dibentuk melalui cetakan dan berukuran
yang selanjutnya keempat langkah ini harus tertentu, contohnya firebrick.
ditetapkan satu per satu pada periode
perencanaan dan pada setiap item. 2.7. Penggunaan Firebrick di PT Semen
Baroto [6] menjelaskan langkah-langkah Padang
MRP tersebut adalah sebagai berikut:
1. Netting (Kebutuhan Bersih) Salah satu jenis firebrick yang paling
Netting merupakan suatu proses banyak digunakan di PT Semen Padang adalah
perhitungan kebutuhan bersih yang firebrick jenis spinal. Firebrick jenis spinal ini
biasanya merupakan selisih antara sangat rentan terhadap hidrasi dan
kebutuhan kotor (gross requirement) kelembaban karena komponen utamanya
dengan persediaan di tangan (on-hand) dan adalah senyawa MgO yang bersifat higroskopis
yang sedang diproses (dipesan). Data yang sehingga rentan terjadi kerusakan pada
diperlukan untuk menentukan kebutuhan firebrick yaitu berupa keretakan. Berdasarkan
bersih yaitu: (1) kebutuhan kotor setiap history, umur simpan firebrick di PT Semen
periode, (2) persediaan on-hand, (3) Padang untuk firebrick spinal adalah
rencana penerimaan. maksimum 12 bulan.
2. Lotting (Kuantitas Pesanan) Kiln Indarung II/III dan IV menggunakan item
Lotting merupakan suatu proses untuk firebrick yang sama dengan tinggi 22 cm
menentukan besarnya jumlah pesanan sedangkan kiln Indarung V menggunakan firebrick
optimal untuk setiap item secara individual dengan tinggi 25 cm. Komposisi item dalam 1 ring
berdasarkan pada hasil perhitungan untuk kiln Indarung II/III, IV dan V dijelaskan
kebutuhan bersih yang telah dilakukan. sesuai Gambar 1 dan Gambar 2.
Beberapa teknik diarahkan untuk
menyeimbangkan ongkos set up dan ongkos
1 Ring Ind 234
simpan. Ada juga teknik yang sederhana
yang memakai jumlah pemesanan tetap
atau periode pemesanan tetap.
3. Off Setting (Rencana Pemesanan)
Off Setting merupakan salah satu langkah
422 622 P22 P+22
pada MRP untuk menentukan saat yang 57 95 2 2
tepat untuk rencana pemesanan dalam
memenuhi kebutuhan bersih. Rencana Gambar 1. BOM produk ring untuk firebrick spinal
pemesanan didapat dengan cara pabrik Indarung II, III dan IV

220 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 15 No. 2, Oktober 2016:217-226


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

3.6. Melakukan Perhitungan Stock Akhir


1 Ring Ind 5 per Bulan
Setelah dilakukan perhitungan penetapan
pembelian dengan kedua metode baik saat ini
maupun MRP, maka selanjutnya dilakukan
425 825 P25 P+25 perhitungan stock akhir firebrick per bulan.
71 100 2 2 Stock akhir firebrick per bulan akan
menggambarkan atau mendefinisikan
kesesuaian antara stock akhir per bulan
Gambar 2. BOM produk ring untuk firebrick spinal
dengan kebutuhan di bulan selanjutnya.
pabrik Indarung V

3.7. Melakukan Perhitungan Stock


Expired
3. METODOLOGI PENELITIAN
Selanjutnya ditentukan stock brick expired
3.1. Studi Pendahuluan (melebihi umur simpan). Jumlah stock firebrick
Tahap ini dilakukan untuk mempelajari expired kedua metode tersebut dibandingkan.
sistem pengadaam, persediaan, penyimpanan
dan pemakaian firebrick di lokasi penelitian dan
mempelajari hal-hal penting dalam strategi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
pengadaan firebrick di PT Semen Padang.
4.1. Metode Perencanaan Pengadaan
Saat Ini
3.2. Studi Literatur
Metode perencanaan pengadaan firebrick
Tahap ini dilakukan untuk mempelajari saat ini dilakukan melalui beberapa tahap yaitu
konsep-konsep manajemen persediaan dengan penetapan kebutuhan firebrick, penetapan
menggunakan metode MRP yang didasarkan stock minimum dan perhitungan pembelian.
pada berbagai literature diantaranya mengenai
persediaan, konsep MRP, input MRP, langkah-
Tabel 1. Rekap kebutuhan firebrick untuk Kiln
langkah MRP, firebrick, dan umur simpan
indarung II, III dan IV metode saat
firebrick.
ini (set)

3.3. Pengumpulan Data Ind II Ind III Ind IV Total Safety Stock On- Lebih/ Rencana
Jenis PO I PO II
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi
SM I SM II SM I SM II SM I SM II Butuh Stock Hand Kurang Beli
Firebrick
beberapa data yang diperlukan untuk (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set)
penelitian ini. Data diperoleh dari PT Semen Spinal 0.5 0.5 0.5 0.5 0.6 1.2 3.8 1.0 2.8 -2.0 2.5 2.5
Padang. Data yang diperlukan diantaranya
adalah data kebutuhan firebrick, data on-hand
inventory, data rencana penerimaan, data Tabel 2. Rekap kebutuhan firebrick untuk
proses pemesanan, data jenis dan item Indarung II, III dan IV metode saat
firebrick serta data-data terkait lainnya. (meter)

Ind II Ind III Ind IV Total Safety Stock On- Lebih/ Rencana PO I PO II
3.4. Melakukan Evaluasi Jenis
Pengadaan
Firebrick Saat Ini SM I SM II SM I SM II SM I SM II Butuh Stock Hand Kurang Beli
Firebrick
Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr)
terhadap metode perencanaan pengadaan Spinal 17.2 17.2 17.2 17.2 20.6 41.3 130.7 34.4 96.3 -68.8 86.0 86.0
firebrick saat ini. Beberapa langkah
perencanaan pengadaan firebrick saat ini yaitu
Tabel 3. Rekap kebutuhan firebrick untuk Kiln
penetapan kebutuhan, penetapan stock,
Indarung V metode saat ini (set)
penetapan stock minimum dan perhitungan
pembelian. Ind V Total Safety Stock On- Lebih/ Rencana
Jenis PO I PO II
3.5. Melakukan Perencanaan Pengadaan Firebrick
SM I SM II Butuh Stock Hand Kurang Beli
Firebrick dengan MRP (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set) (set)
Tahap ini dilakukan untuk melakukan Spinal 1.0 0.2 1.2 1.0 1.4 -0.8 1.0 1.0
perencanaan pengadaan firebrick dengan MRP
dengan langkah-langkah MRP.

Usulan Aplikasi Metode....(F. Aristiyanto, et al.) 221


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 4. Rekap kebutuhan firebrick untuk Kiln (115 ring) untuk kiln Indarung II/III dan IV,
Indarung V metode saat ini (meter) dan 14.5 meter (72.5 ring) untuk kiln Indarung
V. Nilai kebutuhan firebrick dinyatakan dalam
Ind V Total Safety Stock On- Lebih/ Rencana PO I PO II meter dan selanjutnya dikonversi menjadi
Jenis
SM I SM II Butuh Stock Hand Kurang Beli satuan ring berdasarkan BOM sebagaimana
Firebrick dijelaskan pada Gambar 1 dan Gambar 2.
(mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr) (mtr)
Kebutuhan firebrick untuk masing-masing
Spinal 50.0 10.0 60.0 50.0 70.0 -40.0 50.0 50.0 pabrik dijelaskan sebagaimana Tabel 5.
Selanjutnya kebutuhan tersebut dikonversi
Tabel 5. Rekap kebutuhan firebrick untuk menjadi kebutuhan dalam satuan ring dengan
masing-masing pabrik (meter) mengkalikan kebutuhan (satuan meter)
dengan 5 (1 meter terdiri dari 5 ring) serta
2017 2018
Pabrik diturunkan dalam masing-masing item
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun
sehingga dapat dilihat sebagaimana Tabel 6.
Ind II 37.8 5.8 37.8 Untuk mengakomodasi kebutuhan safety
Ind III 38 5.8 38 stock, maka nilai gross requirement dapat
Ind IV 50 14 50 dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.
Ind V 50 15 50 Data lainnya yaitu schedule receipt untuk
firebrick spinal Indarung V sejumlah 75 ring.
Dari Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4 Sedangkan On-hand Inventory, tersedia 835
tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat total ring untuk pabrik Indarung II,III dan IV dan
kebutuhan, stock minimum dan stock on-hand 360 ring untuk pabrik Indarung V.
sehingga dapat dihitung kekurangan atau
kelebihannya sebagaimana terlihat pada kolom Tabel 6. Kebutuhan firebrick untuk masing-
“Lebih/Kurang”. Sedangkan rencana masing pabrik per item (ring)
pembelian dapat dilihat pada kolom “Rencana 2017 2018
Beli”. Pada kolom “Rencana Beli” terlihat Item
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun
bahwa terjadi pembulatan angka dari 2.0 set 422
menjadi 2.5 set, artinya terjadi kelebihan 622
189 248 189 29 70 29 189 248 189
pembelian sebanyak 0.5 set (17.2 meter). Hal P22

yang sama juga terjadi pada “Rencana Beli” P+22

untuk firebrick kiln Indarung V, dimana terjadi 425


825
pembulatan dari 0.8 set menjadi 1 set, artinya P25
248 72.5 248

terjadi kelebihan pembelian sebanyak 0.2 set P+25


(10 meter).
Selain itu, pada pembelian firebrick untuk Tabel 7. Kebutuhan firebrick untuk masing-
kiln Indarung II/III dan IV, pembelian masing pabrik per item dengan
sebanyak 2.5 set (86 meter) didatangkan pada safety stock (ring)
saat yang sama yaitu pada kedatangan I.
Begitu juga pembelian firebrick untuk kiln Item
2017 2018
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun
Indarung V, di mana sebanyak 1 set (50 meter)
422
juga didatangkan pada saat yang sama yaitu 622
pada kedatangan I. P22
189+115 248 189 29 70 29 189 248 189

Kedua hal tersebut di atas menyebabkan P+22


terjadinya kelebihan stock firebrick, umur 425

simpan firebrick melebihi 12 bulan sehingga 825


248+72.5 72.5 248
firebrick tidak dapat dipakai. P25
P+25

4.2. Aplikasi MRP dalam Perencanaan Tabel 8. Kebutuhan firebrick untuk masing-
Pengadaan Firebrick masing pabrik per item dengan
safety stock (ring)
Sebelum memasuki tahapan MRP, maka
dilakukan penetapan kebutuhan firebrick Item
2017 2018

masing-masing pabrik untuk setiap periode Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

(bulan). Nilai gross requirement yang 422

digunakan adalah total antara kebutuhan 622


304 248 189 29 70 29 189 248 189
P22
firebrick masing-masing pabrik ditambah P+22
dengan nilai safety stock. Safety stock 425
digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan 825
321 72.5 248
firebrick yang tidak terduga (tidak terencana). P25

Nilai safety stock ditentukan yaitu 23 meter P+25

222 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 15 No. 2, Oktober 2016:217-226


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

4.2.1. Penentuan Net Requirement 1. Daerah pembelian : firebrick dibeli dari


(Netting) Austria, China, Thailand sehingga
membutuhkan proses pengiriman yang
Dengan menggunakan data-data Gross
cukup lama mencapai 5 bulan
Requirement, On-hand Inventory dan
2. Biaya pesan dan simpan relatif kecil
Scheduled Receipt sebagaimana telah dibahas
di atas, maka selanjutnya dapat ditentukan 3. Jaminan ketersediaan stock
kebutuhan bersih (net requirement) 4. Efektifitas pengangkutan kapal
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 9 dan 5. Efektifitas pengurusan dokumen di
Tabel 10. pelabuhan
6. Umur simpan firebrick (umur simpan
maksimal 12 bulan)
4.2.2. Penentuan Jumlah Pesanan
(Lotting) dan Rencana Pemesanan
(Offsetting) Tabel 11. Proses Netting, Lotting dan
Offsetting untuk firebrick spinal
Metode lotting yang digunakan adalah lot Indarung II,III dan IV
for lot (LfL) dengan pertimbangan
perbandingan nilai biaya pesan yang sangat
kecil yaitu sebesar 0.003% dari nilai inventory
barang. Lead time perakitan ring adalah 1
bulan. Maka selanjutnya dapat dilakukan
penentuan jumlah dan waktu pemesanan
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 9 dan
Tabel 10.

Tabel 9. Proses Netting, Lotting dan Offsetting Maka pemesanan item untuk firebrick kiln
untuk firebrick spinal Indarung II/III Indarung II/III dan IV dilakukan melalui dua
dan IV tahap.
Pembelian item 422, 622, P22 dan P+22
untuk memenuhi produk ring kiln Indarung
II/III dan IV dilakukan melalui dua tahap
dimana terjadi penggabungan pemesanan
untuk pemenuhan 223 ring (5+29+189 ring)
pada bulan 9, 11 dan 12 sebagaimana dapat
dilihat pada Tabel 11.
Penjabaran pembelian item 422, 622, P22
Tabel 10. Proses Netting, Lotting dan
dan P+22 dapat dilihat pada Tabel 12, Tabel
Offsetting untuk firebrick spina
13, Tabel 14 dan Tabel 15.
Indarung V
Pembelian item 425, 825, P25 dan P+25
untuk memenuhi produk ring kiln Indarung V
dilakukan melalui satu tahap tahap dimana
pembelian dilakukan untuk pemenuhan 206
ring pada bulan 13.
Penjabaran pembelian item 425, 825, P25
dan P+25 dapat dilihat pada Tabel 17, Tabel
18, Tabel 19 dan Tabel 20.
Jumlah yang harus dibeli untuk masing-
4.2.3. Penjabaran Kebutuhan Item
masing item berdasarkan Bill of Material
(Explosion)
masing-masing produk ring.
Berdasarkan rencana pesanan produksi
(planned order release) yang telah dibuat, Tabel 12. Proses penentuan kuantitas pesanan
langkah selanjutnya adalah dilakukan dan waktu pemesanan item 422
penjabaran kebutuhan item untuk rencana
2017 2018
pembelian barang. Explosion dilakukan Bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
berdasarkan struktur produk, waktu yang
Gross Requirement 12711 24909
dibutuhkan untuk pemesanan (lead time) serta
Scheduled Receipt
jumlah rencana pesanan produksi
On Hand Inventory
sebagaimana dibahas di atas. Waktu yang
dibutuhkan untuk pemesanan barang adalah 5 Net Requirement 12711 24909
bulan. Planned Order Releases 12711 24909
Mempertimbangkan beberapa faktor
berikut:

Usulan Aplikasi Metode....(F. Aristiyanto, et al.) 223


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Tabel 13. Proses penentuan kuantitas Tabel 18. Proses penentuan kuantitas
pesanan dan waktu pemesanan pesanan dan waktu pemesanan
item 622 item 825
2017 2018 2017 2018
Bulan Bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Gross Requirement 21185 41515 Gross Requirement 20600
Scheduled Receipt Scheduled Receipt
On Hand Inventory On Hand Inventory
Net Requirement 21185 41515 Net Requirement 20600
Planned Order Releases 21185 41515 Planned Order Releases 20600

Tabel 14. Proses penentuan kuantitas Tabel 19. Proses penentuan kuantitas
pesanan dan waktu pemesanan pesanan dan waktu pemesanan
item P22 item P25

2017 2018 2017 2018


Bulan Bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Gross Requirement 446 874 Gross Requirement 412
Scheduled Receipt Scheduled Receipt
On Hand Inventory On Hand Inventory
Net Requirement 446 874 Net Requirement 412
Planned Order Releases 446 874 Planned Order Releases 412

Tabel 15. Proses penentuan kuantitas Tabel 20. Proses penentuan kuantitas
pesanan dan waktu pemesanan pesanan dan waktu pemesanan
item P+22 item P+25

2017 2018 2017 2018


Bulan Bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Gross Requirement 446 874 Gross Requirement 412
Scheduled Receipt Scheduled Receipt
On Hand Inventory On Hand Inventory
Net Requirement 446 874 Net Requirement 412
Planned Order Releases 412
Planned Order Releases 446 874

Tabel 16. Proses Netting, Lotting dan 4.3. Analisa Perbandingan Umur Simpan
Offsetting untuk firebrick spinal Metode Perencanaan Saat ini
Indarung II, III dan IV dengan Metode MRP
2017 2018 Perbandingan dilakukan dengan format
Bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 yang sama di mana format yang digunakan
Gross Requirement 0 320.5 0 0 0 0 0 0 72.5 0 0 0 0 248 0 0 0 0 adalah table MRP yang berisi Gross
Scheduled Receipt 75 Requirement, Scheduled Receipt, On-Hand
On Hand Inventory 360 435 114.5 115 115 115 115 115 115 42 42 42 42 42 0 0 0 0 0 Inventory, dan Planned Order Release.
Net Requirement 206
Planned Order Releases 206 Tabel 21. Penentuan umur firebrick spinal kiln
Indarung II, III dan IV dengan
Tabel 17. Proses penentuan kuantitas metode saat ini
pesanan dan waktu pemesanan Bulan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
item 425 Gross Requirement 86 86 103 86 86 207 86 86
Scheduled Receipt
2017 2018 On Hand Inventory 482 396 396 740 740 637 637 637 551 551 465 465 258 172 172 86 86
Bulan Net Requirement
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Planned Order Releases 430
Gross Requirement 14626
Jumlah Firebrick Gen.1 482 396 396 309.5 310 207 207 207 121 121 35 35
Scheduled Receipt
Umur Firebrick Gen.1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
On Hand Inventory Jumlah Firebrick Gen.2 430 430 430 430 430 430 430 430 430 430 258 172 172 86 86 86
Net Requirement 14626 Umur Firebrick Gen.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
422 24510 24510 24482 24482 24482 24482 24482 24482 24482 14706 9804 9804 4902 4902 4902
Planned Order Releases 14626 622 40850 40850 40803 40803 40803 40803 40803 40803 40803 24510 16340 16340 8170 8170 8170
P22 860 860 859 859 859 859 859 859 859 516 344 344 172 172 172
P+22 860 860 859 859 859 859 859 859 859 516 344 344 172 172 172

Firebrick Expired

224 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 15 No. 2, Oktober 2016:217-226


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

Firebrick spinal untuk Kiln Indarung II, III 23 bahwa firebrick generasi 1 mempunyai
dan IV didatangkan pada Kedatangan I yaitu umur maksimal 4 bulan yaitu sejumlah 175
Bulan ke-2 sebanyak 430 ring (86 meter). ring dan terpakai habis. Firebrick generasi 2
Maka dapat disimulasikan umur dan jumlah sebanyak 81 ring mempunyai umur maksimal
firebrick per bulan. Sebagaimana dapat dilihat 12 bulan dan terpakai habis. Firebrick generasi
pada Tabel 21 bahwa firebrick generasi 1 3 sebanyak 115 ring mempunyai umur
mempunyai umur maksimal 12 bulan yaitu maksimal 5 bulan dan terpakai habis. Firebrick
sejumlah 35 ring dan terpakai habis. generasi 4 sebanyak 115 ring mempunyai
Sedangkan firebrick generasi 2 sebanyak 86 umur 4 bulan dan firebrick ini akan terpakai
ring mempunyai umur > 12 bulan (expired). pada bulan ke-21 sesuai siklus kebutuhan dan
pada bulan tersebut firebrick ini masih
Tabel 22. Penentuan umur firebrick spinal kiln mempunyai umur 7 bulan. Tidak ada firebrick
Indarung V dengan metode saat ini expired dengan metode MRP ini.

Bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Tabel 24. Penentuan umur firebrick spinal
Gross Requirement 250 50 250 kiln Indarung V dengan metode
Scheduled Receipt MRP
On Hand Inventory 350 350 100 100 350 350 350 350 350 300 300 300 300 300 50 50 50
2016 2017
Net Requirement Bulan
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Planned Order Releases 250 Gross Requirement 248 72.5 248
Scheduled Receipt 75
Jumlah Firebrick Gen.1 350 350 100 100 100 100 100 100 100 50 50 50 50 50 On Hand Inventory 360 435 187 187 187 187 187 187 187 115 115 115 115 115 72.5 72.5 72.5 72.5 72.5
Net Requirement 206
Umur Firebrick Gen.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Planned Order Releases 206
Jumlah Firebrick Gen.2 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250 250
Umur Firebrick Gen.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah Firebrick Gen.1 237 237
425 7100 7100 7100 7100 7100 3550 3550 3550 3550 3550 Umur Firebrick Gen.1 7 8
Jumlah Firebrick Gen.2 123 123 112 112 112 112 112 112 112 39.5 39.5 39.5 39.5 39.5
825 10000 10000 10000 10000 10000 5000 5000 5000 5000 5000
Umur Firebrick Gen.2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
P25 200 200 200 200 200 100 100 100 100 100 Jumlah Firebrick Gen.3 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75 75
P+25 200 200 200 200 200 100 100 100 100 100 Umur Firebrick Gen.3 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jumlah Firebrick Gen.4 206 72.5 72.5 72.5 72.5 72.5
Umur Firebrick Gen.4 0 1 2 3 4 5
Firebrick spinal untuk Kiln Indarung V
Firebrick Expired
425 8733 8733 7952 7952 7952 7952 7952 7952 7952 2805 2805 2805 2805 2805
didatangkan pada Kedatangan I yaitu Bulan ke- 825
P25
12300 12300 11200
246 246 224
11200
224
11200
224
11200
224
11200
224
11200
224
11200
224
3950
79
3950
79
3950
79
3950
79
3950
79
3 sebanyak 250 ring (50 meter). Maka dapat P+25 246 246 224 224 224 224 224 224 224 79 79 79 79 79

disimulasikan umur dan jumlah firebrick per


bulan. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel Firebrick spinal untuk Kiln Indarung V
22 bahwa firebrick generasi 1 mempunyai didatangkan pada bulan ke-13 (sebanyak 206
umur maksimal > 12 bulan yaitu sejumlah 50 ring). Maka dapat disimulasikan umur dan
ring ataus 10 meter (expired). Sedangkan jumlah firebrick per bulan. Sebagaimana dapat
firebrick generasi 2 sebanyak 250 ring dilihat pada Tabel 24 bahwa firebrick generasi
mempunyai umur maksimal 10 bulan. 1 mempunyai umur maksimal 8 bulan yaitu
sejumlah 237 ring dan terpakai habis. Firebrick
Tabel 23. Penentuan umur firebrick spinal generasi 2 sebanyak 39.5 ring mempunyai
kiln Indarung II, III dam IV umur >12 bulan (expired). Hal ini disebabkan
dengan metode MRP oleh tingginya stock awal yaitu 360 ring,
Bulan
2016 2017 sementara pemakaian selama 12 bulan
Gross Requirement
0 1
189
2
0
3
248
4
0
5
189
6
0
7
0
8
29
9
0
10
70
11
0
12 13 14 15 16 17 18
29 189 0 248 0 189 0
selanjutnya kurang dari 360 ring. Tingginya
Scheduled Receipt stock ini karena pengadaan material tidak atur
sedemikian rupa sehingga umur firebrick tidak
On Hand Inventory 835 646 646 398 398 209 209 209 180 180 333 333 304 115 115 304 304 115 115
Net Requirement
Planned Order Releases 223 437 melebihi umur simpan. Firebrick generasi 3
223 437
Jumlah Firebrick Gen.1 175 sebanyak 75 ring mempunyai umur maksimal
Umur Firebrick Gen.1 4
Jumlah Firebrick Gen.2 646 646 646 398 398 209 209 209 180 180 110 110 81
12 bulan dan terpakai habis. Firebrick generasi
Umur Firebrick Gen.2 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 4 sebanyak 72.5 ring mempunyai umur 5 bulan
dan firebrick ini akan terpakai pada bulan ke-
Jumlah Firebrick Gen.3 223 223 223 115 115
Umur Firebrick Gen.3 1 2 3 4 5
Jumlah Firebrick Gen.4 304 304 115 115 21 sesuai siklus kebutuhan dan pada bulan
Umur Firebrick Gen.4 1 2 3 4
422 36822 36822 36822 22686 22686 11913 11913 11913 10260 10260 6270 6270 4617 tersebut firebrick ini masih mempunyai umur 8
622
P22
61370 61370 61370 37810
1292 1292 1292 796
37810
796
19855
418
19855
418
19855
418
17100
360
17100
360
10450
220
10450
220
7695
162
bulan.
P+22 1292 1292 1292 796 796 418 418 418 360 360 220 220 162

4.4. Analisa Perbandingan Jumlah


Firebrick spinal untuk Kiln Indarung II, III Firebrick Expired antara Metode
dan IV didatangkan melalui 2 tahap yaitu pada Perencanaan Saat ini dengan
bulan ke-9 (sebanyak 223 ring) dan bulan ke- Metode MRP
14 (sebanyak 437 ring). Maka dapat
disimulasikan umur dan jumlah firebrick per Berdasarkan beberapa penjelasan di atas,
bulan. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel maka dapat direkap perbandingan jumlah

Usulan Aplikasi Metode....(F. Aristiyanto, et al.) 225


ISSN 2088-4842 / 2442-8795 OPTIMASI SISTEM INDUSTRI

firebrick expired antara metode perencanaan perencanaan pengadaan firebrick PT Semen


saat ini dengan metode MRP. Padang pada masa yang akan datang
2. Rencana kebutuhan firebrick untuk
Tabel 25. Perbandingan jumlah firebrick pemenuhan tahun 2017 sampai dengan
expired antara Metode 2018 yaitu : (a) item 422 dibeli melalui dua
Perencanaan Saat Ini dengan
tahap yaitu pada bulan ke-4 sejumlah
Metode MRP (dalam ring)
12.711 pcs dan pada bulan ke-9 sejumlah
Umur Spinal Ind 2,3 dan 4 (Ring) Spinal Ind 5 (Ring) 24.909 pcs (b) item 622 dibeli melalui dua
(bulan) Metode Saat Ini Metode MRP Metode Saat Ini Metode MRP tahap yaitu pada bulan ke-4 sejumlah
1 430 646 350 123 21.185 pcs dan pada bulan ke-9 sejumlah
2 430 646 350 123 41.515 pcs (c) item P22 dibeli melalui dua
3 430 398 350 112 tahap yaitu pada bulan ke-4 sejumlah 446
4 430 398 100 112 pcs dan pada bulan ke-9 sejumlah 874 pcs
5 430 209 100 112 (d) item P+22 dibeli melalui dua tahap yaitu
6 430 209 100 112 pada bulan ke-4 sejumlah 446 pcs dan pada
7 430 209 100 112 bulan ke-9 sejumlah 874 pcs (e) item 425
8 430 180 100 112 dibeli pada bulan ke-8 sejumlah 14.626 pcs
9 430 180 100 112 (f) item 825 dibeli pada bulan ke-8 sejumlah
10 258 110 100 39.5 20.600 pcs (g) item P25 dibeli pada bulan
11 172 110 50 39.5 ke-8 sejumlah 412 pcs (h) item P+25 dibeli
12 172 81 50 39.5 pada bulan ke-8 sejumlah 412 pcs.
13 86 0 50 39.5
14 86 0 50 39.5 Adapun saran yang dapat diajukan dari hasil
15 86 0 50 39.5 pembahasan pada penulisan ini adalah untuk
16 86 0 50 39.5 perbaikan perencanaan pengadaan firebrick,
17 86 0 50 39.5 MRP hasil rancangan perlu dilengkapi dengan
18 86 0 50 39.5 Standard Operating Procedure (SOP).

Tabel 26. Perbandingan jumlah firebrick


expired antara Metode DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan Saat Ini dengan [1] Assauri, S. (2008). Manajemen Produksi
Metode MRP (dalam pcs) dan Operasi. Edisi 4. Jakarta: Lembaga
Jumlah Firebrick Expired (pcs) Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Item Keterangan
Metode Saat Ini Metode MRP Indonesia.
422 4902 0 [2] Rangkuti, F. (2007). Manajemen
622 8170 0 Persediaan: Aplikasi di Bidang Bisnis.
P22 172 0 Terjadi Edisi 2. Jakarta: PT. Raja Grafindo
P+22 172 0 penurunan Persada.
425 3550 2805 firebrick yang [3] Kusuma, H. (2009). Manajemen
825 5000 3950 expired Produksi: Perencanaan dan
P25 100 79 Pengendalian Produksi. Edisi 4.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
P+25 100 79
[4] Brown, S., Blackmon, K., Cousins, P.,
dan Maylor, H. (2001). Operations
Berdasarkan Tabel 25 dan Tabel 26 di atas,
Management: Policy, Practice and
maka dapat disampaikan bahwa dengan
Performance Improvement. Oxford: A
menggunakan metode MRP terjadi penurunan
division of Reed Educational and
jumlah firebrick yang expired.
Professional Publishing Ltd.
[5] Purnomo, H. (2004). Pengantar Teknik
Industri. Edisi 2. Yogyakarta: Graha
5. KESIMPULAN DAN SARAN Ilmu.
[6] Baroto, T. (2002). Perencanaan dan
Berdasarkan pembahasan yang telah
Pengendalian Produksi. Jakarta : Ghalia
dilakukan, dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu: Indonesia
1. Penelitian ini telah mendapatkan rancangan [7] Schacht, C. (2004). Refractories
aplikasi MRP yang dapat digunakan dalam Handbook. USA

226 Jurnal Optimasi Sistem Industri, Vol. 15 No. 2, Oktober 2016:217-226

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy