Uji Daya Hambat Larutan Daun Sukun (Artocarpus Altilis) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
Uji Daya Hambat Larutan Daun Sukun (Artocarpus Altilis) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI
OLEH
YULYAWATI
By
ABSTRACT
One of the plant (Artocarpusaltilis)is a plant that can be used as a drug and has
many benefits, one of which is antibacterial to the disease Motile Aeromonad Septicemia
(MAS). This research was conducted from February to August 2018 at the Laboratory for
Fighting Pests and Diseases of Fish, Department of Aquaculture, Faculty of Fisheries and
Marine, University of Riau. The purpose of the study was to determine the inhibitory
potency of the breadfruit leaf solution in inhibiting the growth of Aeromonas hydrophila
bacteria, the MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dose and the toxicity of the solution
of breadfruit leaves to immersion. The research method used is the experimental method
using the KIRBY-BAUER disc method to reduce the level of error then repeated 3 times.
Determination of treatment was PO control (Oxytetracyclin), P1 (100%), P2 (90%), P3
(80%), P4 (70%), P5 (60%), P6 (50%), P7 (40%) , P8 (30%), P9 (20%), P10 (10%), P11
(9%). The doses used in this study were 9% (900 ppm), 10% (1000 ppm), 20% (2000 ppm),
30% (3000 ppm) and controls . The results of this study indicate that the breadfruit leaf
solution (Artocarpusaltilis) is able to inhibit the growth of A. hydrohila by presenting a
100% inhibition dose with an average of 10.56 mm and a minimum inhibition of 9%, giving
an average inhibition of 6.46 mm. It can be said that the dose of MIC (minimum inhibitory
concentration) of breadfruit leaf solution, at a dose of 10% with an average number of
bacterial colonies of 268 Sel / mL, is the minimum dose capable of inhibiting the growth of
A. hydrophila bacteria. The results of the LD50 toxicity tests of the breadfruit leaf solution
on Siam ham (P.hypophthalmus) were immersed for 24 hours at a concentration of 1177
ppm.
Oleh
Daun sukun (Artocarpus altilis) adalah tanaman yang dapat dijadikan obat dan
mempunyai banyak manfaat, salah satunya sebagai antibakteri terhadap penyakit Motile
Aeromonad Septicemia (MAS). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai
Agustus 2018 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan Jurusan Budidaya Perairan
Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui daya hambat larutan daun sukun dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Aeromonas hydrophila, dosis MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan daya toksisitas
larutan daun sukun terhadap ikan jambal siam (Pangasius hypoptalmus) dengan cara
perendaman. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
menggunakan metode cakram KIRBY-BAUER untuk mengurangi tingkat kekeliruan maka
dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Penetapan perlakuan adalah PO kontrol (Oxytetracyclin),
P1 (100%), P2 ( 90%), P3 (80%), P4 (70%), P5 (60%), P6 (50%), P7 (40%), P8 (30%), P9
(20%), P10( 10%), P11 (9%). Dosis yang didapatkan untuk uji MIC dan LD50 dalam
penelitian ini adalah 9% (900 ppm),10% (1000 ppm), 20% (2000 ppm), 30% (3000 ppm)
dan kontrol. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa larutan daun sukun (Artocarpus
altilis) mampu menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrohila dengan ditunjukkan pada
dosis 100% daya hambat dengan rata-rata sebesar 10,56 mm dan daya hambat terkecil pada
dosis 9%, dimana menghasilkan rata-rata daya hambat sebesar 6,46 mm. Dosis MIC
(Minimum Inhibatory Concentration) larutan daun sukun, yaitu pada dosis 10% dengan rata
–rata jumlah koloni bakteri sebesar 268 sel/mL, dapat dikatakan dosis minimum yang
mampu menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila. Hasil uji toksisitas LD50 larutan
daun sukun terhadap ikan jambal siam (P.hypophthalmus) secara perendaman selama 24
jam pada konsentrasi 1177 ppm.
1)
. Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
2)
. Dosen Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau
1
P7 : Pemberian larutan daun sukun 40% pada suhu 28o-30oC. Koloni bakteri yang
P8: Pemberian larutan daun sukun 30% tumbuh mengalami perubahan warna merah
P9: Pemberian larutan daun sukun 20% menjadi kuning, selanjutnya koloni bakteri yang
P10: Pemberian larutan daun sukun 10% tumbuh dilakukan pemurnian pada media TSA,
kemudian dikultur ke media TSB dan diinkubasi
Dosis yang didapatkan pada uji dalam inkubator selama 24 jam, media siap
sensitivitas untuk uji MIC dan LD50 yang digunakan untuk uji sensitifitas.
digunakan dalam penelitian ini adalah 9% (900 Uji daya hambat Larutan Daun Sukun
ppm),10% (1000 ppm), 20% (2000 ppm), 30% (A.altilis) terhadap Bakteri A.hydrophila
(3000 ppm) dan kontrol. Tahap awal, bakteri A.hydrophila yang
ditumbuhkan dari media TSB dengan kepadatan
Prosedur Penelitian bakteri 108 sel/ml diambil sebanyak 50 μL
Sterilisasi Alat ditumbuhkan pada media TSA dengan
Alat-alat yang digunakan terlebih menggunakan mikropipet secara aseptik.
dahulu dicuci dan dikeringkan, kemudian Kemudian disebarkan merata dengan
dibungkus dengan kertas. Sedangkan yang menggunakan spreader glass hingga rata.
berupa tabung, bagian mulut tabung ditutupi Selanjutnya, disk blank diberi larutan daun
dengan kapas atau kain kasa (seperti tabung sukun sebanyak 50 μL menggunakan mikropipet
reaksi). Kemudian alat-alat tersebut disterilkan sesuai dengan dosis yang telah ditentukan,
dengan cara memasukkan ke dalam Autoclave didiamkan selama ± 2 menit agar seluruh
dipanaskan dengan suhu 121oC dan tekanan 2 permukaan disk blank menyerap larutan daun
atm selama 15 menit. sukun. Kemudian masing-masing disk blank
Pembuatan Media Tumbuh Bakteri yang sudah diberi larutan daun sukun ditanam
Isolat bakteri A.hydrophila didapatkan pada media TSA yang telah diberi inokulan A.
dengan menggunakan media selektif yaitu hydrophila, dilakukan secara aseptik di laminar
media GSP (Glutamate Starch Phenol) dengan flow. Disk blank yang sudah ditanam di TSA
perbandingan yang telah ditentukan yaitu, 45 diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 28o-
g/L, kemudian untuk memurnikan bakteri 30oC selama 18-24 jam. Setelah 24 jam masa
A.hydrophila digunakan media TSA (Triptic Soy inkubasi maka dilakukan pengamat.
Agar) dengan perbandingan yang telah
ditentukan, yaitu 40 g/L dan media cair TSB UJI MIC (Minimum Inhibatory
(Triptic Soy Broth) dengan perbandingan yang Concentration)
telah ditentukan, yaitu 30 g/L yang masing- Uji MIC bertujuan untuk mencari dosis
masing media dilarutkan dalam 1 L akuades. terendah bahan antibakteri yang dapat
Pembuatan Larutan Daun Sukun (Artocarpus menghambat pertumbuhan bakteri. Metode yang
altilis) digunakan adalah uji pengenceran. Setiap dosis
Daun sukun yang dipilih, dicuci dengan diisi ke dalam tabung reaksi sebanyak 9 ml
air mengalir lalu dikering anginkan selama ±30 kemudian ditambahkan 1 ml suspensi bakteri
menit, lalu ditimbang sebanyak 100 gram, dan A.hydrophila dari stok 108sel/ ml, dan divortex
dihaluskan, diperas sarinya. Larutan dipanaskan agar homogen. Selanjutnya diinkubasi di dalam
selama 30 menit sampai suhu larutan daun sukun inkubator selama 24 jam pada suhu 28-31°C.
mencapai 60oC. Uji Toksisitas LD50 Larutan Daun Sukun (A.
Penyediaan Isolat Bakteri Aeromonas
altilis) terhadap Ikan Jambal Siam
hydrophila
Bakteri A. hydrophila yang digunakan (Pangasius hypopthalmus)
dalam penelitian ini berasal dari Laboratorium Uji toksisitas dilakukan dengan
Parasit dan Penyakit Ikan Fakultas Perikanan mempersiapkan ikan uji, yaitu ikan jambal siam
dan Kelautan Universitas Riau. Isolat A. (P.hypophthalmus) berukuran 8-10 cm sebanyak
hydrophila kemudian dikultur pada media GSP 10 ekor per wadah dengan 3 kali ulangan tiap
dan inkubasi dalam inkubator selama 18-24 jam dosisnya. Wadah yang digunakan untuk
3
pemeliharaan Uji Toksisitas LD50 adalah 70%, 60%, 50%, 40%, 30%, 20%, 10%, terlihat
menggunakan akuarium dengan kapasitas 60x masih mampu menghambat pertumbuhan
60x 40 cm3 dan diisi dengan air bersih sebanyak bakteri A.hydrophila dengan terlihat adanya
10 L kemudian dimasukkan larutan daun sukun daya hambat yang berbeda dari dosis 100%
sesuai dengan dosis MIC yang didapatkan. sampai 9%. Hal ini dikarenakan jika dosis yang
Setelah campuran air dan larutan daun sukun digunakan semakin tinggi maka akan semakin
tersebut dihomogenkan menggunakan aerasi, besar daya hambat yang terbentuk, dan semakin
kemudian ikan di uji dimasukkan kedalamnya rendah dosis yang digunakan akan semakin kecil
untuk dipelihara dan diamati selama 24 jam. daya hambat yang terbentuk, karena masih
Pengamatan yang dilakukan adalah mengamati terdapat adanya zona hambatan maka dilakukan
tingkah laku dan kematian ikan yang mencapai uji sensitivitas, hingga tidak terbentuk daya
50% setiap 6 jam sekali. hambatan, seperti dosis 9% masih terlihat daya
hambat yang terbentuk dari pada dosis 8%.
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk lebih jelasnya daya hambat larutan daun
sukun yang terbentuk disajikan pada Tabel 1.
Hasil penelitian uji daya hambat larutan
daun sukun dengan dosis 100%, 90%, 80%,
Tabel 1. Hasil pengamatan daya hambat larutan daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap
pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila
Perlakuan Dosis (%) Zona Hambat (mm) pada setiap ulangan Rata-rata Zona
I II III Hambat (mm)
P0 Oxytetracylin 18,00 18,00 18,00 18,00
P1 100% 10,35 11,00 10,35 10,56
P2 90% 10,20 10,40 10,20 10,26
P3 80% 10,15 10,00 10,05 10,06
P4 70% 9,75 8,20 8,15 8,70
P5 60% 9,20 8,25 9,00 8,81
P6 50% 8,75 8,65 8,75 8,71
P7 40% 8,30 8,25 8,25 8,26
P8 30% 8,10 8,00 8,00 8,03
P9 20% 7,30 7,25 7,25 7,26
P10 10% 7,00 6,90 6,90 6,93
Keterangan: D1.100%.D2. 90%. D3. 80%. D4.70%. D5. 60%. D6. 50%.
D7.40%.D8.30%.D9.10%. D10. 9% D11. 8 %. dan K . Oxytetracylin
(Dokumentasi pribadi)
Zona hambat yang terbentuk disekitar terhadap antibiotik dibaca berdasarkan ketentuan
disk blank tergantung dari dosis bahan obat yang National committee for Clinical Laboratory
digunakan, bila bahan obat mengandung besar Standart (NCCLS). Uji kepekaan terhadap
dosis antibiotik maka pertumbuhan bakteri akan antibiotik digolongkan ke dalam tiga kreteria
terhenti dan disekitar disk cakram akan terlihat sesuai dengan NCCLS yaitu resistance (R), bila
bening (Dwijoseputro, 2010 dalam besar zona hambatan 0-10 mm, intermediate (I),
Lukistyowati, 2012). Terhambatnya bila besar zona hambatan 11-19 mm, dan
pertumbuhan bakteri dapat disebabkan sensitive (S), bila besar zona hambatan di atas
perusakan dinding sel, perubahan permiabilitas 20 mm (Jawetz et al., 2005).
sel, perubahan molekul protein, asam nukleat Uji MIC pada media cair dilakukan
penghambatan kerja enzim dan penghambatan untuk melihat apakah daun sukun mampu
sintesis asam nukleat dan protein (Sari, 2012). membunuh bakteri A.hydrophila dengan cara
Kontrol antibiotik Oxytetracylin melihat tingkat kekeruhan. tingkat kekeruhan
memiliki daya hambat rata – rata 18,00 mm, hal yang terbentuk pada setiap dosisnya akan
ini menunjukkan antibiotik Oxytetracylin berbeda – beda. Lebih jelas dapat dilihat pada
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan Gambar 2.
bakteri A.hydrophila. Hasil uji kepekaan
5
Saponin
A B C D E
Keterangan: A (800 ppm), B (900ppm), C (1000 ppm), D (2000 ppm), E (3000 ppm)
Uji MIC berdasarkan Gambar 2 dapat dilihat pertumbuhan bakteri. Sebaliknya bakteri yang
secara visual bahwa tabung konsentrasi 8% (800 bersifat bakterisidal jika kejernihan
ppm), 9% (900 ppm), 10% (1000 ppm), 20% meningkatkan pada masa inkubasi berikutnya,
(2000 ppm), dan 30% (3000 ppm) masih telihat hal ini dikarenakan senyawa tersebut mampu
keruh setelah ditambahkan larutan daun sukun membunuh dan menghentikan aktivitas
Artocarpus altilis. Heryudi et al. (2015), fisiologis dari bakteri meskipun pemberian
menyatakan bahwa suatu antibakteri bersifat senyawa tersebut dihentikan. Untuk melihat
bakterostatik jika senyawa antibakteri tersebut jumlah koloni bakteri Aeromonas hydrophila
hanya mampu menghambat pertumbuhan bakteri Setelah diberi Larutan Daun Sukun Artocarpus
ketika pemberian senyawa terus dilakukan altilis dapat dilihat pada tabel 2.
namun jika dihentikan atau habis, maka
pertumbuhan dari bakteri akan kembali
meningkat yang ditandai dengan masih adanya
Tabel 2. Hasil perhitungan jumlah koloni Bakteri Aeromonas hydrophila Setelah diberi Larutan
Daun Sukun Artocarpus altilis
Jumlah Koloni (100 uL) Rata –rata Jumlah
Dosis (ppm)
I II III (sel/mL)
3000 75 80 75 76,6
2000 90 86 87 87
1000 246 274 286 268
900 345 320 351 338,66
800 ∞ ∞ ∞ ∞
Keterangan : ∞ : tidak terhingga (speader) minimum yang mampu menghambat
pertumbuhan bakteri A.hydrophila. Menurut
Berdasarkan Tabel 2 diketahui rata –rata
Harmita dan Radji dalam Fitria (2015),
jumlah koloni bakteri pada dosis 800 ppm masih
menyatakan bahwa perhitungan jumlah koloni
tak terhingga, dosis 900 ppm sebanyak 338,66
bakteri dilakukan dengan cara menghitung
sel/mL, dosis 1000 ppm sebanyak 268 sel/mL,
jumlah koloni bakteri yang tumbuh dimedia
dosis 2000 ppm sebanyak 87sel/mL, dosis 3000
tumbuh pada cawan petri yang pertumbuhannya
ppm sebanyak 76,6 sel/mL. Pada dosis 1000
berkisar antara 30-300 koloni per cawan petri.
ppm (10%) dapat dikatakan sebagai dosis
6
Perhitungan LD50 menurut Reed and lebih dari 1177 ppm. Semakin tinggi dosis
Muench menunjukan nilai LD50 selama 24 jam pemberian larutan daun sukun maka semakin
adalah 1177 ppm. Hal ini menunjukkan bahwa meningkat mortalitas pada ikan uji. Lebih jelas
larutan daun sukun dapat bersifat racun bila dapat dilihat pada Gambar 3.
LD50
Gambar 3. Uji LD50 larutan daun sukun terhadap ikan jambal siam
Gambar 3 menunjukkan semakin tinggi yaitu pada dosis 10% dengan kepadatan bakteri
dosis larutan daun sukun yang digunakan maka sebesar 268 sel/mL. Hasil uji toksisitas LD50
semakin tinggi juga persentase kematian ikan larutan daun sukun terhadap ikan jambal siam
jambal siam. Hal ini dikarenakan senyawa toksik (Pangasius hypophthalmus) dengan cara
yang terdapat dalam larutan daun sukun semakin perendaman selama 24. Jika lebih dari
meningkat. Daun sukun mengandung senyawa konsentrasi 1177 ppm LD50 tercapai ikan
yang juga dapat berbahaya bagi ikan. Salah mengalami kematian.
satunya adalah saponin yang pada dosis 10%
(1000 ppm) terlihat 43,75% kematian ikan. SARAN
Menurut Lukistyowati (2012), saponin Berdasarkan hasil penelitian dapat
merupakan golongan senyawa glikosida yang disarankan untuk pengaplikasian larutan daun
dapat menimbulkan busa bila dikocok di dalam sukun Artocarpus altilis dalam pencegahan
air dan menyebabkan hemolisis eritrosit, serta penyakit ikan bakteri A.hydophila secara
dapat bersifat racun pada hewan akuatik/ikan. rendaman tidak melebih dari konsentrasi 1177
Saponin masuk ke dalam peredaran darah ppm.
melalui insang, ketika mengambil oksigen dari
air, saponin masuk ke dalam tubuh ikan dan DAFTAR PUSTAKA
mengikat hemoglobin sehingga menyebabkan
ikan kekurangan darah dan dapat menyebabkan Bempa, SLP., Fatimawati., dan Parengkuan,
kematian. WU. 2016. Uji Daya Hambat Ekstrak
Daun Sukun (Artocarpus altilis)
KESIMPULAN terhadap Pertumbuhan Bakteri
Larutan daun sukun (Artocarpus altilis) Streptococcus mutans. Jurnal Ilmiah
mampu menghambat pertumbuhan Farmasi Pharmacon (5) 4 : 1-9
A.hydrophila. ditunjukkan pada dosis 100% Fitria, D. 2015. Sensitivitas Kulit Buah Manggis
menghasilkan daya hambat dengan diameter (Garcinia mangostana L.) terhadap
rata-rata sebesar 10,56 mm dan dosis terendah Bakteri Aeromonas hydrophila.
yakni 9% masih dapat menghasilkan daya [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu
hambat sebesar 6,46 mm. Dosis MIC (Minimum Kelautan. Universitas Riau.
Inhibatory Concentration) larutan daun sukun, Pekanbaru. 65 hlm
7
Heryudi, J.J., J. Billy, dan V. Krisna. Uji (Artocarpus altilis) terhadap Larva
Minimum Inhibatory Concentration Artemia Salina Leach dengan Metode
(MIC) Ekstrak Rumput Laut Brine Shrimp Lethality Test (BST).
(Eucheuma cottonii) sebagai [Skripsi]. Fakultas Kedokteran.
Antibakteri terhadap streptoccus Universitas Diponegoro. Semarang. 37
mutans. Jurnal e–Gigi (2):374-379. hlm
Jawetz, E., Melnick, GE., dan C.A. Adelberg. Sari, N.W., I. Lukistyowaty dan N. Aryani.
2005. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 2012. Pengaruh Pemberian
I. Jakarta: Salemba. Medika. Temulawak (Curcuma xantrhorriza
Roxb) Terhadap Kelulusanhidupan
Lukistyowati I. 2012. Studi Efektivitas
Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) Setelah
Sambiloto (Andrographis paniculata
Di Infeksi Aeromonas hydrophila.
Ness) untuk Mencegah Penyakit
Jurnal Perikanan dan Kelautan 17
Edwardsiellosis pada Ikan Patin
(2):43-59.
(Pangasius hypopthalmus). Berkala
Perikanan Terubuk 40(2) : 56-74 Simatupang, N., dan D. Anggraini. 2013
.Potensi Tanaman Herbal Sebagai
Priyanto, RA. 2012. Aktivitas Antioksidan dan
Antimikrobial pada Ikan Lele
Komponen Bioaktif pada Buah Bakau
Sangkuriang (Clarias sp.). Jurnal
(Rhizophora mucronata Lamk)
Akuakultur Rawa Indonesia.10 hlm
[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Una, M. 2010. Daun Ajaib TumpasPenyakit.
Bogor.71 hlm Jakarta : Penebar Swadaya.26 hlm
Ramadhani, AN. 2009. Uji Toksisitas Akut
Ekstrak Etanol Daun Sukun