0% found this document useful (0 votes)
94 views10 pages

Activity Di Sekolah Dasar Lebah Putih Salatiga

This document discusses the application of Islamic religious education learning at SD Lebah Putih Salatiga using the zone-based activity inquiry-based learning method. The study used a qualitative descriptive method with taxonomic analysis to collect data through observation, interviews, and documentation. The results showed that learning is classified based on students' abilities, such as reading the Quran, memorizing short letters, and understanding Quran teachings in daily life. This classification prioritizes understanding over just class levels. At SD Lebah Putih, this learning is called Zone Activity. The implementation of zone-based PAI learning involves lesson planning, implementation, and evaluation.

Uploaded by

zada
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
94 views10 pages

Activity Di Sekolah Dasar Lebah Putih Salatiga

This document discusses the application of Islamic religious education learning at SD Lebah Putih Salatiga using the zone-based activity inquiry-based learning method. The study used a qualitative descriptive method with taxonomic analysis to collect data through observation, interviews, and documentation. The results showed that learning is classified based on students' abilities, such as reading the Quran, memorizing short letters, and understanding Quran teachings in daily life. This classification prioritizes understanding over just class levels. At SD Lebah Putih, this learning is called Zone Activity. The implementation of zone-based PAI learning involves lesson planning, implementation, and evaluation.

Uploaded by

zada
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

Aplikasi Pembelajaran PAI...

(Wahyu Budi Utomo)

APLIKASI PEMBELAJARAN PAI (PENDIDIKAN AGAMA ISLAM)


METODE IBL (INQUIRY BASED LEARNING) BERBASIS ZONE
ACTIVITY DI SEKOLAH DASAR LEBAH PUTIH SALATIGA

Wahyu Budi Utomo


IAIN Salatiga
E-Mail: wahyubudiutomo699@gmail.com

Abstract: The purpose of this study is to describe the application of Islamic religious
education learning with zone based activity inquiry based learning methods implemented
at SD Lebah Putih Salatiga. This research is a field research. The method used by
researchers in compiling this research is a descriptive qualitative method, with a taxonomic
analysis (classification) model based on focus on one domain, and only one characteristic
in common. Data collected through observation, interviews, and documentation. The
results of this study are applications of Islamic religious education learning with zone
based activity inquiry based learning methods applied at SD Lebah Putih Salatiga,
namely by making learning classified according to the abilities of each student, such as:
the ability to read and write the Koran, the ability memorize short letters and the ability to
understand the context of the teachings of the Koran in daily life (according to age level).
Classification of abilities in understanding religion is prioritized not just in class level
classification, as most schools present Islamic religious education normally. At SD Lebah
Putih the learning is called Zone Activity which is a development of Morning Activity.
The implementation of zone activity-based PAI learning is carried out with the following
steps, such as: designing lesson plans, implementing and evaluating.

Keywords: Inquiry Based Learning, Zone Activity

Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan Aplikasi pembelajaran


pendidikan agama Islam dengan metode inquiry based learning berbasis zone activity
yang diterapkan di SD Lebah Putih Salatiga. Penelitian ini adalah penelitian lapangan.
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam menyusun penelitian ini adalah metode
kualitatif deskriptif, dengan model analisis taksonomi (klasifikasi) yang didasarkan fokus
terhadap salah satu domain, dan hanya satu karakteristik yang sama. Data dikumpulkan
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini adalah aplikasi
pembelajaran pendidikan agama Islam dengan metode inquiry based learning berbasis
zone activity yang diterapkan di SD Lebah Putih Salatiga, yaitu dengan membuat
pembelajarannya terklasifikasikan menurut kemampuannya masing-masing anak didik,
seperti: kemampuan baca tulis al-Qur’an, kemampuan menghafal surat-surat pendek
serta kemampuan memahami konteks ajaran al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari
(sesuai tingkatan umurnya). Klasifikasi kemampuan dalam pemahaman agama lebih
diprioritaskan bukan pada klasifikasi tingkat kelas saja, seperti kebanyakan sekoalah
menyajikan pendidikan agama Islam biasanya. Di SD Lebah Putih pembelajaran tersebut
dinamakan Zone Activity yang merupakan pengembangan dari Morning Activity.
Pelaksanaan dalam pembelajaran PAI berbasis zone activity tersebut dilakukan dengan
beberapa langkah berikut, seperti: perancangan RPP, pelaksanaan dan evaluasi.

Kata Kunci: Inquiry Based Learning, Zone Activity

99
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.21, No. 1, Special Issue 2020: 99-108

PENDAHULUAN Inovasi dalam dunia pembelajaran


Pendidikan merupakan suatu proses menjadi kebutuhan yang tidak bisa
dimana suatu bangsa mempersiapkan dielakkan, karena pembelajaran yang
generasi mudanya untuk menjalankan dilakukan di sekolah selama ini cenderung
kehidupan dan untuk memenuhi tujuan memakai metode konvensional. Metode
hidup secara efektif dan efisien. Pendidikan pembelajaran konvensional adalah
juga adalah suatu proses dimana suatu metode pembelajaran tradisional atau
bangsa atau negara membina dan disebut juga dengan metode ceramah,
mengembangkan kesadaran diri diantara karena sejak dulu metode ini telah
individu-individu.1 dipergunakan sebagai alat komunikasi
Pendidikan yang dilaksanakan lisan antara guru dengan anak didik
pada prinsipnya semua sama, yaitu dalam proses belajar dan pembelajaran.
memberi bimbingan agar dapat hidup Dalam pembelajaran apapun, metode
mandiri sehingga dapat meneruskan konvensional ditandai dengan ceramah
dan melestarikan tradisi yang hidup di yang diiringi dengan penjelasan, serta
masyarakat.2 Melalui pendidikan yang pembagian tugas dan latihan.5
terprogram dan terkelola dengan baik dan Filsafat yang mendasari pembelajaran
intensif, titik optimum usaha pendidikan konvensional adalah behaviorisme dalam
akan terwujud. Pendidikan dikatakan penganutnya objectivism. Pemikiran
berhasil apabila mampu mengubah filsafat ini memandang bahwa belajar
tingkah laku manusia ke arah yang sebagai usaha mengajarkan berbagai
positif.3 disiplin ilmu pengetahuan terpilih
Terobosan baru dalam pendidikan sebagai pembimbing pengetahuan
menjadi upaya bagi sebagian guru yang terbaik. Sedangkan mengajar adalah
mempunyai keinginan besar dalam memindahkan pengetahuan kepada
memajukan khazanah ilmu pengetahuan orang yang belajar. Siswa sendiri
di lingkup dunia pendidikan. Munculnya diharapkan memiliki pemahaman yang
beberapa metode pembelajaran adalah sama dengan guru terhadap pengetahuan
bukti antusias para pakar pendidikan yang dipelajarinya. Tentunya dengan
untuk memajukan ilmu pengetahuan. metode tersebut akan membuat titik
Indonesia sendiri sedang marak jenuh yang tinggi dalam pembelajaran,
tentang pendidikan berbasis karakter untuk merubah dinamika tersebut, maka
yang dipadukan dengan pendidikan pembelajaran harus melibatkan siswa
agama Islam. Filsuf Yunani Aristoteles aktif dan menjadi subjek pembelajaran,
mendefinisikan karakter yang baik dalam bukan hanya sekedar objek yang
kehidupan yaitu perilaku yang benar cenderung pasif.
dalam berhubungan dengan orang lain Pembaharuan metode pembelajaran
dan dalam kaitannya dengan diri sendiri.4 dalam dunia pendidikan di Indonesia
semakin hari mengalami perubahan yang
1 Badrus Zaman. Urgensi Pendidikan Karakter yang lebih baik, demi memenuhi kebutuhan
sesuai dengan Falsafah Bangsa Indonesia. (Jurnal Al zaman yang semakin kompetitif dalam
Ghazali Vol. 2 No. 1 STAINU Purworejo: 2019) hlm.
19-20 mengembangkan sumber daya manusia.
2 Badrus Zaman. Pendidikan Akhlak pada Anak Jalanan Guru dituntunt untuk selalu update
di Surakarta. (Jurnal Inspirasi Vol. 2 No. 2 Undaris terhadap informasi seputar dunia
Ungaran: 2018) hlm. 130
3 Nur Apriliya Rochimah & Badrus Zaman. 2018. 5 Eka Nella Kresma, “Perbandingan Pembelajaran
Pendidikan Moral Anak Jalanan. (Yogyakarta: Konvensional dan Pembelajaran Berbasis Masalah
Trussmedia Grafika: 2018) hlm. 31 Terhadap Titik Jenuh Siswa Maupun Hasil Belajar
4 Thomas Licona, Educating for Character, (New York: Siswa dalam Pembelajaran Matematika”, (Jurnal
Bantam Books, 1991) hlm 50. Educatio Vitae, Vol. No. 1 2014), hlm. 155.

100
Aplikasi Pembelajaran PAI...(Wahyu Budi Utomo)

pendidikan, agar bisa membuat suasana pengetahuan dan keterampilan yang


pembelajaran tidak stagnan dan lebih bermakna bagi mereka dari pada
bervariasi, selain itu guru juga dituntut mengingat seperangkat fakta yang
untuk mengembangkan instrumen diberikan guru.9
pembelajaran. Karena setiap sekolah Praktik pembelajaran metode inkuiri
mempunyai rumusan silabus yang sendiri pada dasarnya menggunakan
berbeda-beda, tergantung dengan ciri pendekatan konstruktivistik. Di mana
khas masing-masing.6 setiap anak didik menjadi subjek belajar,
Pendidikan menjadi sulit diterima di dan mereka dibebaskan untuk mencari
beberapa dekade terakhir ini jika seorang dan menciptakan makna serta membuat
guru hanya mengandalkan kecerdasan pengertian baru berdasarkan pengalaman
kognitif dalam materi pembelajaran yang telah dimiliki dan dipercayai dengan
saja, pasalnya pendidikan hari ini jauh ide-ide atau informasi baru yang sedang
berbeda dengan zaman dulu. Pendidikan dipelajari. Dengan demikian siswa dengan
zaman sekarang selalu mengintegrasikan segala pengalaman yang sudah dimiliki
hal-hal penting dari setiah tahap dan dipercayainya, harus memodifikasi
pembelajarannya, dan cenderung tidak dan membuat konstruksi baru atau
bisa mementingkan satu sisi saja, seperti menguatkan konstruksi pengalamannya
mementingkan materi dari pada metode, dengan ilmu baru yang sedang dipelajari.
atau sebaliknya. Salah satu pembelajaran Sekolah yang menggunakan dan
yang mengintegrasikan beberapa elemen menekuni metode pembelajaran Inquiry
pendidikan adalah metode Inquiry Based Based Learning adalah SD Lebah Putih
Learning (IBL). yang terletak di kota Salatiga. Walaupun
Inkuiri adalah rangkaian kegiatan sekolah tersebut masih bertaraf sekolah
pembelajaran yang menekankan dasar, tetapi guru-guru yang mengajar di
pada proses berpikir secara kritis dan sekolah tersebut memanajemen metode
analitis untuk mencari dan menemukan pembelajaran tersebut agar sesuai
sendiri jawaban dari suatu masalah dengan tingkat sekolah dasar. SD Lebah
yang dipertanyakan.7 Metode inkuiri Putih memang terkenal dengan aktivitas
merupakan metode yang mempersiapkan yang padat dalam pembelajarannya,
peserta didik pada situasi untuk melakukan bahkan saking aktifnya, hari libur juga
eksperimen sendiri secara luas agar ada kegiatan yang edukatif. Dalam
melihat apa yang terjadi, ingin melakukan aktivitas yang sangat padat, bukan berarti
sesuatu, mengajukan pertanyaan- membosankan atau membuat siswanya
pertanyaan, dan mencari jawabannya tertekan dengan waktu pembelajaran
sendiri, serta menghubungkan penemuan yang memforsir waktu bermain atau yang
yang satu dengan penemuan yang lain, lainnya.
membandingkan apa yang ditemukannya SD Lebah Putih mempunyai beberapa
dengan yang ditemukan peserta didik model pembelajaran dalam metode
lain.8 Dengan demikian kegiatan inkuiri pembelajaran Inquiry Based Learning, salah
ini dapat melatih siswa untuk belajar satunya adalah model pembelajaran Zone
mandiri, sehingga akan menghasilkan Activity. Model pembelajaran tersebut
6 Siti Farikhah, Manajemen Lembaga Pendidikan, juga dilakukan dalam mengajarkan
(Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015) hlm 68
7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi pendidikan agama Islam (PAI). Dalam
Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008) pembelajaran PAI di SD Lebah Putih cara
hlm194.
8 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional: Menciptakan 9 Badrus Zaman, Aplikasi Pendekatan Kontekstual pada
Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Proses Pembelajaran Rumpun PAI, (Jurnal Profetika,
PT Remaja Rosdakarya, 2005) hlm 108. Pascasarjana UMS: 2019) hlm 139

101
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.21, No. 1, Special Issue 2020: 99-108

tersendiri agar jenjang pembelajarannya HASIL DAN PEMBAHASAN


jelas. Seperti yang sering terjadi dalam Kebijakan Menggunakan Metode
pendidikan agama Islam, khususnya Inquiry Based Learning dalam
dalam pemahaman membaca al-Quran Pembelajaran di School of Life Lebah
dan kandungannya, siswa di atas Putih
kualitasnya lebih rendah dari pada Sekolah merupakan tempat tumbuh
yang di kelas bawahnya. Di SD Lebah kembang anak yang paling ideal menurut
Putih untuk pembelajaran agama Islam para pakar pendidikan di zaman sekarang.
diklasifikasikan sesuai kelas dan juga ada Dalam sekolah disediakan beberapa
pembelajaran sesuai kemampuan, seperti instrumen yang kiranya bisa membuat
pembelajaran al-Qur’an dengan model lingkungan yang bersifat edukatif. Akan
Jari Qur’an. tetapi lain anak lain kemampuan, lain
bakat dan lain minat. Banyak dari anak-
METODE PENELITIAN anak diusia sekolah yang tidak mau
Penelitian yang digunakan ini mengikuti pembelajaran di sekolah
menggunakan field research (penelitian walapun dia termasuk anak yang mampu
lapangan) dengan pendekatan metode secara finansial, mampu secara akademis
kualitatif. Dalam metode deskriptif dan mampu untuk bergaul, akan tetapi
kualitatif tersebut, untuk mencari dia tidak mempunyai kemauan untuk
pemahaman bagaimana manusia berkembang sesuai bingkai peraturan
mengkonstruksi substansi dan sekolah yang ada. Salah satu anak yang
gambaran-gambaran penting, dalam terbilang dari golongan diskrisi tersebut
rangka intersubjektivitas.10 Metode ini adalah Ernes, anak dari pendiri Sekolah
dipakai sebagai sarana penelitian untuk Alam (School of Live) Lebah Putih di
mendeskripsikan aplikasi metode Inquiry Salatiga.
Based Learning dalam pembelajaran Pendiri sekolah alam tersebut
pendidikan agama Islam berbasis zone membuat lingkungan pendidikan sesuai
activity di SD Lebah Putih. konsep pertumbuhan anak secara alami,
Metode yang digunakan oleh peneliti karena semua anak terlahir sesuai
dalam menyusun penelitian ini adalah fitrahnya masing-masing. Anak terlahir
metode kualitatif, dengan model analisis dengan kecerdasan masing-masing,
taksonomi (klasifikasi) yang didasarkan mereka mempunyai kecerdasan utama,
fokus terhadap salah satu domain, dan dan beberapa kecerdasan yang lainnya.
hanya satu karakteristik yang sama.11 Melihat dari macam kecerdasan seseorang
Model ini untuk menganalisis data yang sesuai pendapatnya Howard Gardner,
bersumber dari wawancara oleh peneliti ada sembilan kecerdasan yang berbeda,
terhadap informan secara langsung, yang mana setiap orang pasti mempunyai
seperti pihak yayasan, kepala sekolah, salah satu dari semua kecerdasan tersebut,
guru, dan wali murid. Selain itu juga untuk bahkan banyak yang lebih.
melakukan reduksi data yang memang Pemenuhan kebutuhan pendidikan
dianggap objektif dan menunjang di masyarakat tentunya berbeda-beda
validitas penelitian yang dihasilkan. sesui kebutuhan dan kemampuannya.
Sekolah di zaman modern yang cenderung
membuat siswa dalam posisi terpojokkan
10 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, oleh beberapa kurikulum yang tidak
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) hlm 15. sesuai keinginan, menyebabkan banyak
11 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, siswa enggan sekolah. Ernes anak pendiri
2015) hlm 356 sekolah alam tidak mau melanjutkan

102
Aplikasi Pembelajaran PAI...(Wahyu Budi Utomo)

sekolahnya karena dirasa terlalu mengikat yang menyenangkan bagi anak didik,
dan membosankan, di sekolah tidak khususnya bagi Ernes yang pada waktu
bebas, dan kadang membatasi tumbuh tersebut dia butuh tempat untuk belajar
kembang siswa. Anak tersebut sebenarnya dan mengembangkan dirinya sesuai
sudah sekolah di SMP Nurul Islam, dan apa yang dia inginkan. Dengan gagasan
pernah juga mengikuti pembelajaran di tersebut maka dibuatlah taman belajar
pondok pesantren Gontor, akan tetapi dia dan bermain untuk Ernes. Kiranya
tidak bisa bertahan sampai akhir jenjang permasalahan yang menjadi kegelisahan
pendidikan sekolah menengah pertama, orang tua dan dunia pendidikan di
dan akhirnya sekolahnya berhenti di zaman modern adalah banyaknya sarana
tengah jalan dalam sistem sekolah formal. bermain yang kurang edukatif dan sering
Menindak lanjuti anaknya yang dirasa menghilangkan sisi kemanusiaan dari
tidak bisa mengikuti pembelajaran seorang anak yaitu permainan yang
sekolah formal, maka Ibu Septi mencoba ada dalam gawai, maka sebisa mungkin
untuk merumuskan pendidikan untuk konsep tempat belajar dan tumbuh
anaknya tersebut yang sebenarnya cukup kembangnya Ernes dibuat jauh dari dunia
cerdas dalam segi keilmuan.12 gawai dan cenderung menonjolkan sisi
Perumusan sistem pembelajaran yang alami kehidupan (back to nature).
dibuat oleh bu Septi tentunya berbeda Konsep pendidikan bertema alam
dengan pembelajaran yang ada di sekolah menjadi prioritas pada waktu tersebut agar
formal yang cenderung kaku dan terlalu Ernes bisa berkembang dan bersahabat
terbebani dengan banyaknya administrasi dengan lingkungan, bukan berkembang
pendidikan yang kadang guru sendiri akan tetapi mengabaikan hakikat-hakikat
belum bisa memahami. Rumusan yang kehidupan yang ada di alam sekitarnya.
dibuat oleh bu Septi sebisa mungkin bisa Maka dibuatlah tempat pembelajaran
membuat anaknya merasa bahagia dengan berbasis alam di lingkungan rumahnya
lingkungan pembelajarannya, maka ibu dengan nama saung pembelajaran lebah
Septi memformulasikan pendidikan yang putih.13
bersifat humanis sesuai dengan teorinya
Abraham Maslow tentang kebutuhan Tujuan Pembelajaran PAI dengan
manusia. Pendidikan yang dirasa paling Metode Inquiry Based Learning di School
humanis adalah pendidikan yang of Life Lebah Putih
membebaskan seseorang untuk tumbuh Tujuan utama dari proses
kembang sesuai dengan keinginannya, pembelajaran ini, yaitu anak memahami
akan tetapi juga masih memasukkan konsep ”Learning How to Learn”, atau
nilai-nilai kebersamaan dan penghargaan belajar bagaimana cara belajar, dan
bagi alam sekitar, yang intinya semua tugas guru sebagai fasilitator yang
kebebasan akan dibatasi dengan mengarahkan siswa kepada sumber
kebebasan orang lain. Jadi kebebasan belajarnya, sehingga tercipta suasana
yang dimaksud adalah bebas dalam belajar yang aktif, interaktif, dimana saja,
mengembangkan diri, bukan bebas dalam kapan saja, dan dengan siapa saja. Ujian
berperlaku. menjadi fase “perayaan” keberhasilan
Gagasan konsep pembelajaran proses belajar mereka (siswa dan guru)
yang humanis memunculkan ide saat belajar di School of Life Lebah Putih.
untuk membuat sistem pembelajaran
13 Muthoifin, Sistem Pendidikan Nasional dan Pendidikan
12 Muthoifin, Pemikiran Pendidikan Multikultural Ki Islam: Studi Kritis Pemikiran Ki Hadjar Dewantara
Hadjar Dewantara, dalam Jurnal Intizar, Vol. 21, No. Perspektif Islam, dalam Jurnal Wahana Akademika,
2: 299 Vol. 2, No. 1: 69-72.

103
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.21, No. 1, Special Issue 2020: 99-108

Guru di School of Life Lebah Putih kemampuan guru dalam menggunakan


adalah fasilitator yang dapat membantu teknik bertanya merupakan syarat utama
para siswa mencari sumber-sumber dalam melakukan inkuiri.
yang tepat untuk memenuhi rasa ingin Tujuan dari penggunaan
tahu anak. Sebutan para guru di School pembelajaran inkuiri adalah
of Life Lebah Putih adalah “Kakak”, yang mengembangkan kemampuan
sangat berpengaruh terhadap proses intelektual sebagai bagian dari proses
pembelajaran. Oleh karena itu program mental, akibatnya dalam pembelajaran
pengembangan guru menjadi prioritas inkuiri peserta didik tidak hanya
utama sekolah. Forum Pelatihan/sharing/ dituntut agar menguasai pelajaran,
diskusi, dan sebagainya menjadi agenda akan tetapi bagaimana peserta didik
program mingguan. dapat menggunakan potensi yang
Kurikulum SD School of Life Lebah dimilikinya.14
Putih meliputi kurikulum sekolah
yang mengacu pada kurikulum 2013. Tahapan Metode Pembelajan Inquiry
Kurikulum ini meliputi muatan wajib, Based Learning Terbimbing
muatan lokal, pengembangan diri, Inisiasi: Guru memulai proses
pendidikan kecakapan hidup, dan penyelidikkan dengan menjelaskan
pendidikan berbasis keunggulan lokal materi yang akan dipelajari dengan cara
dan global. membangun pemikiran peserta didik.
Guru memotivasi peserta didik sebelum
Aplikasi Pembelajaran PAI dengan memulai topik pelajaran dengan harapan
Metode Inquiry Based Learning Berbasis peserta didik tidak merasa ertekan dalam
Zone Activity mempelajari materi.
Karakteristik metode pembelajaran Seleksi: Peserta didik memilih
inkuiri yang digunakan dalam topik secara umum dan menyiapkan
mempermudah proses pembelajaran di pertanyaan tentang materi yang akan
sekolah: dipelajari. Topik-topik tersebut dapat
Inkuiri menekankan kepada dipilih berdasarkan kepentingan
aktivitas peserta didik secara maksimal pribadi, persyaratan tugas informasi
untuk mencari dan menemukan, inkuiri yang tersedia dan waktu yang diberikan.
menempatkan peserta didik sebagai Eksplorasi: Peserta didik mencari
subjek belajar. Peserta didik tidak hanya informasi materi pelajaran dan
berperan sebagai penerima pelajaran mengidentifikasi cara yang mungkin
melalui penjelasan guru secara verbal, dapat dilakukan dari berbagai sumber.
tetapi peserta didik berperan untuk Bagi kebanyakkan peserta didik, ini
menemukan sendiri inti dari materi adalah tahap yang paling sulit dari
pelajaran itu sendiri. proses penelitian.
Seluruh aktivitas yang dilakukan Formulasi: Peserta didik diberikan
peserta didik diarahkan untuk mencari waktu untuk membentuk informasi yang
dan menemukan sendiri dari sesuatu ereka temukan dalam berbagai konsep.
yang dipertanyakan. Pembelajaran Peserta didik perlu mengidentifikasi dan
inkuiri menempatkan guru bukan sebagai mengumpulkan informasi yang di dapat
sumber belajar, akan tetapi sebagai menjadi satu-kesatuan yang terfokus.
fasilitator dan motivator belajar peserta Koleksi: Peserta didik harus dapat
didik. Aktivitas pembelajaran biasanya
14 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi
dilakukan melalui proses tanya jawab Standar Proses Pendidikan, Cet. 5, (Jakarta :Kencana
antara guru dan peserta didik, sehingga Prenada Media Group, 2008) hlm 196-197.

104
Aplikasi Pembelajaran PAI...(Wahyu Budi Utomo)

memperluas materi dalam pengetahuan Penilaian: Tahap ini peserta


atau pemahaman yang baru. Kepercayaan didik dan guru menilai apa yang
diri dapat meningkatkan minat dan telah dipelajari. Tahap ini adalah
mengembangkan keahlian peserta didik. merefleksikan proses penyelidikkan
Presentasi: Tahap ini puncak dari untuk mengevaluasi proses yang
proses penyelidikkan, peserta didik telah dilakukan. Tahap ini merupakan
berbagi informasi yang didapat dengan kesempatan untuk merefleksikan proses
orang lain. Kegiatan ini membentuk secara keseluruhan.15
dasar penyelidikkan untuk menilai 15 Carol C. Kuhlthau, Leslie K. Maniotes, dan Ann K.
Caspari, Guided Inquiry Learning in 21st Century, Cet.
informasi yang salah. 1, (London: Libraries Unlimited, 2007) hlm 4.

Tabel 1. Tahapan dalam Pembelajaran IBL


Tahapan Kegiatan Pembelajaran
Pengajuan pertanyaan Kegiatan dimulai ketika guru memberikan pertanyaan atau permasalahan,
atau permasalahan dan peserta didik diminta untuk merumuskan hipotesis.
Merumuskan hipotesis Peserta didik mengajukan jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi
permasalahan yang dapat diuji dengan data. Hal ini untuk memudahkan
guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengemukakan
hipotesis kemudian membimbing peserta didik untuk memilih salah satu
hipotesis yang relevan dengan permasalahan.
Mengumpulkan data Tahap pengumpulan data ini dapat dilaksanakan dengan melakukan kegiatan
eksperimen, demonstrasi, menyimak simulasi, dsb. Data yang dihasilkan
dapat berupa Tabel, matrik, atau grafik
Analisis data Data yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis untuk menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Bila ternyata hipotesis yang telah
dirumuskan salah atau ditolak, peserta didik dapat menjelaskan sesuai
dengan proses inkuiri yang telah dilakukan.
Membuat kesimpulan Peserta didik membuat kesimpulan sementara berdasarkan data yang
diperoleh dan hasil analisis data yang telah dilakukan.

Kegiatan pembelajaran Agama Islam bisa diterapkan ketika sudah dilakukan


selama ini terkesan monoton dengan inovasi, seperti yang dilakukan di SD
pemahaman yang sudah dimiliki oleh Lebah Putih Salatiga. Di sekolah tersebut
siswa. Pembelajaran dengan metode pembelajaran pendidikan agama Islam
inquiry based learning mengupayakan diajarkan dengan menggunkana metode
agar proses pembelajaran yang ada inquiry based learning agar ada perubahan
dalam lingkup dunia pendidikan tidak dalam konsep pembelajaran yang sudah
stagnan dan cenderung bisa berkembang mulai tidak relevan dengan zaman. Seperti
dengan melibatkan siswa ikut aktif dalam yang sudah berjalan dengan kurun waktu
berkontribusi menyumbang peranan yang sangat lama, pendidikan agama
dalam jalannya pembelajaran. Islam lebih banyak diajarkan dengan
Metode pembelajaran inquiry based ceramah, praktik pengetahuan agama dan
learning memang banyak yang meragukan mulai ada sedikit pengembangan dengan
untuk diterapkan di tingkat sekolah diskusi tentang mata pelajaran agama
dasar, karena metode tersebut lebih Islam akan tetapi tidak sesuai porsi anak
akrab dengan pendidikan di perguruan sekolah dasar.
tinggi. Akan tetapi bukan berarti tidak Konsep pembelajaran pendidikan

105
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.21, No. 1, Special Issue 2020: 99-108

agama Islam dengan metode inquiry Kelompok pembelajaran agama Islam


based learning yang diterapkan di SD dijenjang selanjutnya yaitu Sharing Sasion.
Lebah Putih Salatiga dengan membuat Tigkatan ini diperuntukkan untuk siswa
pembelajarannya diklasifikasikan kelas 4-6 yang mempunyai kecenderungan
menurut kemampuannya masing- mulai bisa berpikir abstrak seperti dalam
masing, bukan dengan klasifikasi tingkat perkembangan kognitifnya Peaget. Siswa
kelas saja, seperti kebanyakan sekoalah kelas 4-6 dengan kemampuan berpikir
menyajikan pendidikan agama Islam yang sudah berkembang beda dengan
biasanya. Di SD Lebah Putih pembelajaran kelas 1-3 diarahkan untuk mengkonstruk
tersebut dinamakan Zone Activity yang pemahaman agama Islam melalui
merupakan pengembangan dari Morning kejadian dalam kehidupan sehari-hari.
Activity. Akan tetapi jika ada siswa kelas 4-6
Pembelajaran pendidikan agama belum bisa membaca al-Qur’an dengan
Islam dengan model zone activity lancar dan belum mempunyai bekal
mengklasifikasikan pembelajaran dengan hafalan beberapa surat pendek, maka
tiga kelompok pembelajaran, yaitu: Jari siswa tersebut kesehariannya dalam
Qur’an, Iman dan Taqwa dan Sharing pembelajaran agama Islam masuk di
sasion. Aktivitas pembelajaran tersebut, kelompok zona jari Qur’an atau zona
semuanya melibatkan keaktivan siswa Iman dan Taqwa, sesuai keinginan siswa
dalam prosesnya. Kontribusi siswa dalam tersebut.
pembelajaran tersebut tentunya sangat Sharing Sasion yang kebanyakan
berbeda dengan bangku perguruan diisi oleh siswa kelas 4-6 mempermudah
tinggi, karena tingkat kemampuan dalam guru untuk mengekplorasi dinamika
memahami dan mengeksplorasi pelajaran kehidupan sehari-hari yang ada dalam
yang diberikan berbeda. lingkungan anak didiknya, khususnya
Dalam pelaksanaan ketiga zona tentang probelematikan dan pemahaman
pembelajaran pendidikan agama keagamaan siswa. Guru dalam Sharing
Islam tersebut di SD Lebah Putih juga Sasion selalu mempertanyakan tentang
diklasifikasikan sesuai kemampuan dan beberapa peristiwa yang terjadi di
kelasnya, seperti zona Jari Qur’an dan sekeliling siswa,hal tersebut dilakukan
Iman dan Taqwa diperuntukkan untuk dalam rangka memberikan stimulus
siswa kelas 1-3 yang masih dalam proses terhadap pemahaman dan respon
belajar membaca al-Qur’an. Akan tetapi siswa terhadap kejadian yang ada di
siswa kelas 1-3 ketika sudah bisa dan lancar sekelilingnya. Dengan cara tersebut guru
dalam membaca al-Qur’an, selain itu juga akan mulai membaca dan memahami
bisa menghafal beberapa surat pendek, perkembangan siswanya, sehingga
maka diperbolehkan untuk mengikuti seorang guru yang mengisi dalam
pembelajaran pendidikan agama zona Sharing Sasion akan mencoba
Islam yang ada di tingkat selanjutnya mengkomparasi pembhaman dan siskap
yang bernama sharing sasion. Dalam siswa dengan materi pembelajaran agama
kesehariannya siswa boleh memilih untuk Islam yang sudah disiapkan.
belajar tentang agama Islam di kelompok Guru dalam melibatkan siswa untuk
jari Qur’an atau di kelompok Iman dan pembelajaran agama Islam di zona Sharing
Taqwa, sesuai keinginan mereka, agar Sasion, bertujuan agar bisa membuat siswa
mereka tidak terlalu jenuh dan cenderung aktif dan resposif dengan permasalahan
lebih ceria dengan keadaan kelas yang yang ada. Pembelajaran yang selalu
berbeda-beda. bertujuan dalam mengembangkan aspek

106
Aplikasi Pembelajaran PAI...(Wahyu Budi Utomo)

kognitif, afektif dan psikomotorik siswa, umurnya). Klasifikasi kemampuan dalam


tentunya lebih mudah dicapai ketika pemahaman agama lebih diprioritaskan
siswa aktif. Seperti itulah mengapa bukan pada klasifikasi tingkat kelas saja,
penerapan metode pembelajaran agama seperti kebanyakan sekoalah menyajikan
Islam di SD Lebah Putih menggunakan pendidikan agama Islam biasanya. Di
metode pembeljaran inquiry based learning SD Lebah Putih pembelajaran tersebut
yang sudah dikontekstualkan dengan dinamakan Zone Activity yang merupakan
kemampuan dan kebutuhan siswa pengembangan dari Morning Activity.
sekolah dasar. Pelaksanaan dalam pembelajaran PAI
berbasis zone activity tersebut dilakukan
PENUTUP dengan beberapa langkah berikut,
Aplikasi pembelajaran pendidikan seperti: perancangan RPP, pelaksanaan
agama Islam dengan metode inquiry dan evaluasi.
based learning berbasis zone activity Aktivitas pembelajaran siswa dalam
yang diterapkan di SD Lebah Putih mata pelajaran PAI antara lain terwujud
Salatiga, yaitu dengan membuat dalam kegiatan-kegiatan aktif, seperti
pembelajarannya terklasifikasikan mengidentifikasi dan menanya, kerja sama
menurut kemampuannya masing-masing antar kelompok belajar, belajar di alam
anak didik, seperti: kemampuan baca terbuka, belajar mandiri sesuai program
tulis al-Qur’an, kemampuan menghafal capaian pribadi, serta pengembangan
surat-surat pendek serta kemampuan kemampuan dalam mengkonstruksi
memahami konteks ajaran al-Qur’an dalam pengalaman belajarnya
kehidupan sehari-hari (sesuai tingkatan

DAFTAR PUSTAKA

Farikhah, Siti, Manajemen Lembaga Pendidikan, Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2015.


Kresma, Eka Nella, “Perbandingan Pembelajaran Konvensional Dan Pembelajaran
Berbasis Masalah Terhadap Titik Jenuh Siswa Maupun Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika”, Educatio Vitae, Vol. No. 1 (2014), 152-164.
Kuhlthau C. Carol Leslie K. Maniotes, dan Ann K. Caspari, 2007. Guided Inquiry Learning
in 21st Century, Cet. 1. London: Libraries Unlimited
Licona, Thomas, Educating for Character, New York: Bantam Books, 1991.
Moleong, Lexy J., Metode Penelitian Kualitaif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.
Muthoifin. 2015. Pemikiran Pendidikan Multikultural Ki Hadjar Dewantara, dalam Jurnal
Intizar, Vol. 21, No. 2: 299.
Muthoifin. 2015. Sistem Pendidikan Nasional dan Pendidikan Islam: Studi Kritis Pemikiran
Ki Hadjar Dewantara Perspektif Islam, dalam Jurnal Wahana Akademika, Vol. 2,
No. 1: 69-72.
Rochimah, Nur Apriliya & Badrus Zaman. 2018. Pendidikan Moral Anak Jalanan.
Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
Sanjaya, Wina, 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2008.

107
PROFETIKA, Jurnal Studi Islam, Vol.21, No. 1, Special Issue 2020: 99-108

Zaman, Badrus. 2018. Pendidikan Akhlak pada Anak Jalanan di Surakarta. Jurnal Inspirasi
Vol. 2 No. 2 Undaris Ungaran.
Zaman, Badrus. 2019. Urgensi Pendidikan Karakter yang sesuai dengan Falsafah Bangsa
Indonesia. Jurnal Al Ghazali Vol. 2 No. 1 STAINU Purworejo.
Zaman, Badrus, 2019. Aplikasi Pendekatan Kontekstual pada Proses Pembelajaran Rumpun
PAI, Jurnal Profetika Vol. 20, No. 2 Pascasarjana UMS.

108

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy