0% found this document useful (0 votes)
51 views13 pages

Strategi Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pertanian Jeruk Pamelo Di Desa Tambakmas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan

This document summarizes a study on developing the institutional strategy of a pamelo orange farmer cooperative in Tambakmas Village, Magetan Regency, Indonesia. The study finds that pamelo orange farming currently faces weak bargaining position for farmers and low productivity/quality issues. To address this, the study uses a SWOT analysis of 150 farmers to develop a strategy. The results show the cooperative's development is in the growth cell. The appropriate strategy is to form a pamelo orange cooperative, develop agro-tourism, provide capital to farmer groups, and develop pamelo orange marketing. The study aims to strengthen the farmer group institution to an economic cooperative to improve farmer welfare.

Uploaded by

doel
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
51 views13 pages

Strategi Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pertanian Jeruk Pamelo Di Desa Tambakmas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan

This document summarizes a study on developing the institutional strategy of a pamelo orange farmer cooperative in Tambakmas Village, Magetan Regency, Indonesia. The study finds that pamelo orange farming currently faces weak bargaining position for farmers and low productivity/quality issues. To address this, the study uses a SWOT analysis of 150 farmers to develop a strategy. The results show the cooperative's development is in the growth cell. The appropriate strategy is to form a pamelo orange cooperative, develop agro-tourism, provide capital to farmer groups, and develop pamelo orange marketing. The study aims to strengthen the farmer group institution to an economic cooperative to improve farmer welfare.

Uploaded by

doel
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 13

Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.

2, Desember 2019

ISSN 2301 – 8607


Vol 8 No. 2

STRATEGI PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN KOPERASI


PERTANIAN JERUK PAMELO DI DESA TAMBAKMAS, KECAMATAN
SUKOMORO, KABUPATEN MAGETAN

Institutional Development Strategy For Cooperation


Pamelo Orange Agriculture In Village Tambakmas, Sukomoro District,
Magetan Regency

Riko Setya Wijaya1), Sri Wiyatiningsih2), Wiwik Sri Harijani2), Wahyu Santoso3),
1
Program Studi Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPN “Veteran” Jawa Timur
2
Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur
3
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, UPN “Veteran” Jawa Timur
email korespondensi: rikosetyawijaya.80@gmail.com

ABSTRACT
The success of the integrated agribusiness system of a commodity must be followed by an
increase in farmers' bargaining position, as well as common problems encountered in
Tambakmas Village, Sukomoro District, Magetan Regency as the Jeruk Pamelo
production center. The development of the Pamelo orange plant has several problems,
namely having a weak position and not being able to improve the bargaining position of
farmers because it is still in the form of a social institution (ie a farmer group), and has
not yet become a socioeconomic institution (cooperative). In many countries, farmer
cooperatives not only increase production, productivity and product quality, but also
lead to an increase in the welfare and quality of life of their members. This study
specifically aims to develop the Jeruk Pamelo farmer cooperative in Tambakmas Village,
Sukomoro District, Magetan Regency. This study uses a SWOT analysis used to
formulate a strategy, followed by a mapping of strategies to develop a Pamelo orange
farmer cooperative in accordance with its character. This method is because the
population to be studied is quite large, namely 150 people. The number of samples used
in this study was 30 people. The results showed that based on the overall SWOT Analysis,
Gapoktan institutional development was in Cell / Quadrant I. In that position the
appropriate strategy was Growth Strategy, then the Grand Strategy could be formulated
as follows: Formation of Pamelo Orange Cooperative, Pamelo orange agro-tourism
development, Capital development farmer groups, and FOBIO development of Pamelo
oranges..

Keywords : agribusiness, orange pamelo, farmer groups, farmer cooperatives, Magetan

INTISARI
Keberhasilan sistem agribisnis terpadu dari suatu komoditas harus diikuti oleh
peningkatan posisi tawar petani, begitupula permasalahan umum dijumpai pada Desa
Tambakmas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan sebagai daerah sentra produksi
Jeruk pamelo. Pengembangan tanaman jeruk pamelo memiliki beberapa masalah yaitu
mempunyai posisi lemah dan tidak dapat meningkatkan posisi tawar petani karena masih
dalam bentuk lembaga sosial (yaitu kelompok tani), dan belum menjadi lembaga sosial
ekonomi (koperasi). Di banyak negara, koperasi petani tidak hanya meningkatkan
produksi, produktivitas, dan kualitas produk, tetapi juga mengarah pada peningkatan
kesejahteraan dan kualitas hidup anggotanya. Penelitian ini secara khusus bertujuan
untuk mengembangkan koperasi petani Jeruk Pamelo di Desa Tambakmas, Kecamatan

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 159
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

Sukomoro, Kabupaten Magetan. Penelitian ini menggunakan Analisis SWOT digunakan


untuk merumuskan strategi, diikuti oleh pemetaan strategi untuk mengembangkan
koperasi petani jeruk pamelo yang sesuai dengan karakternya. Metode ini dikarenakan
populasi yang akan diteliti cukup besar, yaitu 150 orang. Jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan
Analisis SWOT secara keseluruhan, pengembangan kelembagaan Gapoktan berada pada
Sel/ Kuadran I. Pada posisi tersebut strategi yang sesuai adalah Strategi Pertumbuhan,
selanjutnya dapat dirumusan Grand Strategy sebagai berikut : Pembentukan Koperasi
Jeruk Pamelo, Pengembangan agrowisata jeruk pamelo, Pengembangan permodalan
kelompok tani, dan Pengembangan FOBIO jeruk pamelo.

Kata kunci : agribisnis, jeruk pamelo, kelompok tani, koperasi tani, Magetan

LATAR BELAKANG
Luas wilayah Desa Tambak Mas sebesar 250,12 ha, yang terbagi menjadi tanah
sawah seluas 151,43 Ha, bukan sawah seluas 63,16 Ha dan penggunaan tanah lainnya
seluas 35,53 Ha (BPS. Kab. Magetan, 2018) perlu disepakati bahwa keberlanjutan sistem
pertanian desa harus dipertahankan. Penduduk merupakan potensi sumber daya manusia
suatu daerah, dalam kaitannya dengan faktor tenaga kerja. Komposisi penduduk
berdasarkan umur di Desa Tambak Mas sebagian besar tergolong dalam usia produktif
(15-59 tahun) yaitu sebanyak 1236 orang. Penduduk yang tergolong dalam usia non
produktif (0-14 tahun dan > 60 tahun) adalah sebesar 365 orang dan 321 orang. Menurut
Mantra (2009), penduduk umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk
belum produktif, kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok produktif dan
kelompok umur 65 tahun ke atas sebagai kelompok penduduk yang tidak lagi produktif.
Kelembagaan petani memiliki titik strategis (entry point) dalam menggerakkan
sistem agribisnis di pedesaan. Untuk itu segala sumberdaya yang ada di pedesaan perlu
diarahkan/diprioritaskan dalam rangka peningkatan profesionalisme. Saat ini potret
petani dan khususnya kelembagaan petani di Indonesia diakui masih belum sebagaimana
yang diharapkan, Mencermati lebih jauh desa-desa berstatus berkembang tetapi
dihandalkan untuk sektor pertaniannya terkendala pada kelembagaan efisiensi usaha,
permodalan, produktivitas pertanian sampai dengan konservasi. Begitu pula
permasalahan umum dijumpai pada Desa Tambakmas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten
Magetan sebagai daerah sentra produksi Jeruk pamelo diwarnai dengan beberapa masalah
diantaranya antara lain rendahnya tingkat produktivitas dan kualitas buah, jalur
pemasaran dikuasai pengepul permodalan. Terjadinya rendahnya tingkat produktivitas
dan kualitas buah hal ini disebabkan sebagian besar budidaya jeruk pamelo masih
dilakukan secara konvensional dan bersifat alternate bearing yaitu berbuah banyak pada
satu musim dan berbuah sedikit pada musim berikutnya. Charina, Rani dan Yosini (2018)

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 160
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

mengungkapkan rendahnya produksi lebih disebabkan pada cara budidaya yang kurang
maksimal. Bibit yang bermutu dan berkualitas merupakan langkah pertama yang penting
dalam keberhasilan budidaya. Sedangkan masalah pada kualitas buah, dimana terjadi
kerusakan yang disebabkan adanya serangan hama dan penyakit seperti lalat buah dan
penyakit bintil-bintil pada lapisan kulit jeruk dan untuk meminimalkan kerugian petani
melakukan panen dini buah. Adapun identifikasi dilapang menunjukkan bahwa serangan
hama dan penyakit terdiri dari Lalat buah, Puru buah, dan Diplodia atau Blendok. Hingga
saat ini pun, pemasaran pamelo masih dilakukan oleh pedagang pengepul lokal secara
perorangan. Biasanya buah jeruk yang sudah siap panen langsung dibeli dengan harga
yang disepakati kedua oleh pihak atau disebut dengan sistem 'tebasan' dan bahkan jeruk
pamelo dijual sejak masih berbentuk bunga sehingga harga jual jeruk di tingkat petani
jauh lebih murah dibanding harga jual di tingkat konsumen. Permodalan juga menjadi
permasalahan yang acapkali dihadapi mengingat tidak semua petani mampu mengakses
pembiayaan dari lembaga layanan keuangan untuk menutup kekurangan modal.
Agar peran kelembagaan petani Jeruk Pamelo tersebut dapat optimal harus berbasis
pada pemanfaatan potensi sumberdaya manusia lokal, sumberdaya institusi lokal,
sumberdaya fisik lokal, dan sumberdaya alam yang dimiliki daerah (Subiyono, 2014: 94).
Dengan demikian penguatan kelembagaan akan berkontribusi dalam mendorong
kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan petani Jeruk Pamelo. Kesejahteraan di sini
berkaitan erat dengan kebutuhan dasar individu atau keluarga berupa kecukupan dan
mutu pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, lapangan pekerjaan, dan kebutuhan
dasar lainnya (Badan Pusat Statistik, 2008). Berdasarkan permasalahan di atas, kajian ini
bertujuan untuk merumuskan strategi yang efektif dalam upaya memperkuat kinerja
kelompok tani ke arah pengembangan koperasi pertanian berbasis komoditas unggulan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis
matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat). Adapun alat pengukuran
yang digunakan berupa kuesioner dengan cara mengedarkannya yang diikuti dengan
wawancara terstruktur dan pengamatan secara langsung. Menurut Sugiyono (2006) dalam
Indah Listiana (2010), penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), dan peneliti
melakukan perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedar kuesioner,
wawancara terstruktur dan pengamatan secara langsung. Sumber data yang akan

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 161
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

diperoleh dalam penelitian ini ada dua, yaitu: Data primer, meliputi hasil observasi lapang
dilokasi penelitian, hasil wawancara dan kuesioner pada gakpoktan Desa Tambakmas,
Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan.
Selanjutnya demografi desa, peluang, ancaman dan tantangan potensi sumber daya
desa (didapat program pengabdian PPMUPT adalah melalui diskusi mendalam dengan
mitra program observasi Tim PPMUPT). Metode pemilihan responden pada penelitian ini
menggunakan Metode survey dengan teknik pengambilan data purposive sampling,
pengamatan dan wawancara langsung kepada pengurus dan anggota Gapoktan dan karang
taruna. Alasan penggunaaan metoda ini dikarenakan populasi yang akan diteliti cukup
besar, yaitu 150 orang. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30
orang. Metode Analisis Data : Pengembangan kelembagaan Gapoktan di Desa Desa
Tambakmas, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan dilakukan dengan menggunakan
analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat). Analisis ini dilakukan
dengan menerapkan kretiria kesesuian dengan data kuantitatif dan deskripsi kondisi
kelembagaan Gapoktan (faktor internal dan eksternal) yang diperoleh dengan wawancara
secara langsung dan mendalam. Pembobotan dan scoring dalam analisis SWOT ini
dilakukan berdasarkan hasil wawancara tersebut yang kemudian dijustifikasi dalam
bentuk bobot dan skor. Menurut Rangkuti (2004) dalam M. Ichsan Budianto (2008).
Variabel dalam penelitian ini meliputi internal, eksternal. Variabel internal
meliputi: karakteristik kelembagaan, partisipasi, elemen pendukung kelembagaan,
keberhasilan program. Untuk menghindari perbedaan pemahaman tentang defenisi
variabel penelitian tersebut, maka akan dijelaskan variabel operasional sebagai berikut:
Variabel internal Umur responden Tingkat pendidikan, Tingkat pendapatan, Lamanya
berusaha tani, Tingkat Kosmopolit, Sikap responden terhadap pola kelembagaan.
Variabel Eksternal meliputi: Dukungan Fasilitas, Dukungan Teknologi, Dukungan Aparat
Desa, Dukungan Lembaga Masyarakat, Karakteristik Kelembagaan, Partisipasi, Semua
variabel dilakukan dalam skor 1-4 dari tingaktan rendah sampai tinggi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Analisis IFAS dan EFAS Alternatif strategi yang sesuai untuk penguatan
kelembagaan Gapoktan, dilakukan analisis SWOT meliputi analisis IFAS dan analisis
EFAS. Analisis IFAS yang menggambarkan kekuatan dan kelemahan yang diperoleh dari
jumlah skoring jawaban pertanyaan kepada responden. Analisis EFAS yang
menggambarkan peluang dan ancaman yang diperoleh dari jumlah skoring jawaban
pertanyaan kepada responden. Selanjutnya hasil identifikasi tersebut dilakukan : (a)

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 162
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

penilaian skala prioritas masing-masing faktor; (b) skala prioritas masing-masing


komponen; (c) interaksi komponen SWOT dan (d) alternatif kebijakan. Faktor internal
terdiri dari komponen kekuatan (strengths) dan komponen kelemahan (weakness).
Komponen kekuatan terdiri dari : sikap terhadap kelembagaan; saling menghargai;
kejelasan program; saling ketergantungan; keberhasilan secara teknis; keberhasilan
dibidang ekonomi; keberhasilan dibidang sosial; kesesuaian tujuan dan kegiatan;
transfaransi informasi kelembagaan; dan keberhasilan lingkungan fisik. Komponen
kelemahan terdiri dari : umur anggota Gapoktan; tingkat pendidikan; tingkat pendapatan
responden; lamanya berusaha tani; tingkat kosmopolit ; efektivitas pembinaan dan
lingkup keterlibatan dalam kelembagaan. Faktor Eksternal terdiri dari komponen peluang
(Opportunities) dan komponen ancaman (Threats). Komponen peluang terdiri dari
Bentuk kontribusi; dukungan aparat desa; dukungan kelembagaan masyarakat; dan
kualitas fasilitator. Komponen ancaman terdiri dari dukungan fasilitas ketersediaan sarana
dan prasarana kelembagaan dalam upaya menunjang keberhasilan pertanian dan
dukungan teknologi.

Skala Prioritas Masing-masing Komponen IFAS dan EFAS


Berdasarkan pendapat responden terkait dengan faktor internal Gapoktan yang
terdiri dari komponen kekuatan dan komponen kelemahan. Komponen kekuatan yang
diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan responden mengenai kelebihan-
kelebihan (segi positifnya) yang dimiliki Gapoktan. Komponen kelemahan yang
diperoleh dari hasil wawancara secara langsung dengan responden mengenai kekurangan-
kekurangan (segi negatifnya) yang dimiliki Gapoktan. Sebelum membuat matrik faktor
strategi internal, terlebih dahulu perlu mengetahui faktor strategi internal (IFAS). Berikut
ini adalah cara-cara menentukan faktor strategi internal (IFAS) :
1. Menyusun kolom a berdasarkan nomor urut prosentase (%) terbesar
2. Menyusun kolom b berdasarkan hasil kuesioner penilaian responden
3. Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom c, mulai dari 1,0 (sangat
setuju) sampai 0,0 (sangat tidak setuju) berdasarkan tingkat urgensi /kepentingan
pada anggota tersebut. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor
total 1,00.
4. Menghitung rating dalam kolom d untuk masing-masing faktor, dengan
memberikan skala mulai
5. dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan kesepakatan. Katagori
variabel dan indikator yang bersifat positif, semua variabe l yang masuk katagori

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 163
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

kekuatan diberi nilai + 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan + 4 (sangat setuju).
Kategori kelemahan memberikan skala kebalikannya.
6. Untuk memperoleh faktor skor dalam kolom e, kalikan bobot pada kolom c dengan
rating pada kolom d.
7. Gunakan kolom f untuk memberikan prioritas, berdasarkan angka terbesar.
Tabel 1. Matriks Internal Strategic Factor Anysis Summary (IFAS):
Kategori Variabel Bobot Rating Skor
No Prioritas
dan Indikator (0,1-1) (1-4) (c x d)
a b c d e f
KEKUATAN (Strengths = S )
1 Motivasi petani tinggi 0,25 4 1,00 1
2 Hasil jeruk pamelo bagus 0,21 4 0,84 2
3 Kelompok tani aktif 0,20 4 0,80 3
4 Pendapatan petani meningkat 0,20 3 0,60 4
5 Kandungan gizi jeruk baik 0,14 3 0,42 5
Total S 1 3,66
KELEMAHAN (Weaknesses = W)
1 Sumber air kurang 0,21 4 0,84 1
2 Posisi rebut tawar petani lemah 0,17 3 0,51 2
3 Permodalan petani lemah 0,15 2 0,30 3
4 Petani awam koperasi 0,15 2 0,30 4
5 Produktivitas kurang bagus 0,14 2 0,28 5
6 Biaya usaha tani meningkat 0,13 2 0,26 6
7 Sarana/prasarana di sentra produksi 0,05 2 0.1 7
belum memadai
Total W 1 2,59
Selisih Antara Kekuatan & Kelemahan ( S - W)
Dari perhitungan variabel dan indikator pada matriks IFAS, diketahui bahwa
selisih antara kekuatan dan kelemahan sebesar + 1,07. Hal ini menunjukkan bahwa pada
kelembagaan Gapoktan memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding kelemahannya.
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal terlebih dahulu perlu mengetahui
faktor stategi ekstnal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi
eksternal (EFAS):
1. Menyusun kolom a berdasarkan nomor urut prosentase (%) terbesar;
2. Menyusun kolom b berdasarkan hasil kuesioner penilaian responden;
3. Memberi bobot masing-masing faktor dalam kolom c, mulai dari 1,0 (sangat setuju)
sampai 0,0 (sangat tidak setuju) berdasarkan tingkat urgensi/kepentingan pada anggota
tersebut. Semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00.
4. Menghitung rating dalam kolom d untuk masing-masing faktor, dengan memberikan
skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan kesepakatan.
Katagori variabel dan indikator yang bersifat positif, semua variabel yang masuk
katagori peluang diberi nilai + 1 (sangat tidak setuju) sampai dengan + 4 (sangat
setuju). Kategori ancaman memberikan skala kebalikannya.

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 164
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

5. Untuk memperoleh faktor skor dalam kolom e, kalikan bobot pada kolom c dengan
rating pada kolom d.
6. Gunakan kolom f untuk memberikan prioritas, berdasarkan angka terbesar
Tabel 2. Matriks Eksternal Strategic Factor Anysis Summary (EFAS)
No Kategori Variabel Bobot Rating Skor
Prioritas
dan Indikator (0,1-1) (1-4) (c x d)
a b c d e f
PELUANG (Opportunities = O )
1 Besarnya permintaan akan jeruk pamelo dan 0,30 4 1,20 1
produk turunannya
2 Banyak bentuk bantuan untuk petani 0,15 4 0,60 2
3 Potensi wilayah mendukung 0,15 3 0,60 3
4 Kebijakan Gapoktan menjadi koperasi 0,15 4 0,60 4
5 Banyak lembaga dan program lain yang 0,15 3 0,45 5
mendukung
6 Perbaikan infrastruktur 0,10 3 0,30 6
Total O 1 3,75
Ancaman (Threats = T)
1 Rentenir 0,35 3 1,05 1
2 Iklim yang berubah-ubah 0,20 3 0,60 2
3 Ketidak siapan gerakan koperasi 0,15 2 0,30 3
4 Kinerja buruk koperasi pertanian 0,15 2 0,30 4
5 Struktur pasar oligopsoni 0,10 3 0,30 5
6 Mekanisme penyaluran bantuan petani 0,05 2 0,10 6
Total T 1 2,65
Selisih Antara Kekuatan & Kelemahan (O - T)

Peluang dan ancaman sebesar 1,10. Hal ini Dari perhitungan variabel dan indikator
menunjukan bahwa pada kelembagaan matriks EFAS, diketahui bahwa selisih antara
Gapoktan memiliki kekuatan yang lebih besar dibanding kelemahannya. Dari hasil
penelitian tersebut dengan menggunakan IFAS dan EFAS, maka nilai yang dihasilkan
dihitung dan diketahui posisinya dalam kuadran SWOT:
x = Kekuatan + Kelemahan
= 3,66 + (-2.59) = 1.07
y = Peluang + Ancaman
= 3,75 + (-2,65) = 1.10
Berdasarkan hasil IFAS dan EFAS yang telah dilakukan terhadap penguatan
Gapotan, dapat digambarkan diagram Cartesius SWOT. Dari dagram tersebut dapat
diketahui kekuatan; kelemahan; peluang dan ancaman untuk selanjutnya dapat
menentukan strategi yang sesuai. Dilihat dari kedudukannya dalam kuadran terletak pada
kuadran I ruang A, artinya Kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan,
Ruang A merupakan Rapid Growth strategy yaitu strategi pertumbuhan cepat atau
mendukung kebijakan agresif artinya mengembangkan potensi yang ada untuk
menangkap peluang. Dari matriks SWOT diatas maka ditentukan secara tepat letak ruang

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 165
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

kekuatan kelembagaan Gapoktan dalam kuadran. Karena strateginya adalah


mengembangkan potensi yang ada untuk menangkap peluang, maka hasil interaksinya
berupa strategi SO. Kelembagaan Gapoktan mempunyai kekuatan antara lain: Pendapatan
petani meningkat, Motivasi petani tinggi, Kelompok tani aktif, Kenaikan produksi
signifikan, Hasil jeruk pamelo bagus.

Y
(Posisi Ekternal)
Kuadran II Stability Kuadran I Growth
Stable
Agresive Growth
Maintenance Strategy
Strategy

Rapid
Selective Growth
Maintenance Strategy
Strategy

X
(Posisi Internal)

Conglomerat
Turn Around
e Strategy
Strategy

Guirelle Concentric
Strategy Strategy

Kuadran III Survival Kuadran IV Diversification

Gambar 1.Diagram Cartesius Analisis SWOT pada analisis SWOT pada kekuatan;
kelemahan; peluang dan ancaman di Gapoktan Mulya Jaya

Rumusan Strategi
Berdasarkan hasil analisis SWOT yang telah dilakukan untuk penguatan
kelembagaan Gapoktan di Desa Tambak Mas Kecamatan Sukomoro, dapat dirumuskan
strategi yang sesuai dengan memanfaatkan kekuatan dan peluang, serta mengurangi
kelemahan dan ancaman. Terdapat 4 strategi SO. WO, ST dan WT, yang disusun pada:

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 166
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

Tabel 3. Rumusan Strategi Pengembangan Pengembangan Lembaga Keuangan Pada


Gapoktan berdasarkan Matriks SWOT
IFAS Kekuatan / Strengths : Kelemahan / Weakness
1. Motivasi petani tinggi 1. Sumber air kurang
2. Hasil jeruk pamelo bagus 2. Posisi rebut tawar petani
3. Kelompok tani aktif lemah
4. Pendapatan petani 3. Permodalan petani lemah
meningkat 4. Petani awam koperasi
5. Kandungan gizi jeruk baik 5. Produktivitas kurang
EFAS bagus
6. Biaya usaha tani
meningkat
7. Sarana/prasarana di sentra
produksi belum memadai
Peluang / Opportunities: Strategi SO: Strategi WO:
1. Besarnya permintaan 1. Pembentukan Koperasi Jeruk 1. Pelatihan perkoperasian
akan jeruk pamelo dan Pamelo bagi pengurus kelompok
produk turunannya 2. Pengembangan agrowisata tani
2. Banyak bentuk bantuan jeruk pamelo 2. Pengembangan Koperasi
untuk petani 3. Pengembangan permodalan Jeruk pamelo
3. Potensi wilayah kelompok tani 3. Pengembangan Unit
mendukung 4. Pengembangan FOBIO jeruk Pemasaran jeruk pamelo
4. Kebijakan Gapoktan pamelo
menjadi koperasi
5. Banyak lembaga dan
program lain yang
mendukung
6. Perbaikan infrastruktur
Ancaman (Threats): Strategi ST: Strategi WT:
1. Rentenir (Diversification Strategies) (Defensive Strategies)
2. Iklim yang berubah- 1. Pengembangan Unit Simpan 1. Penyuluhan koperasi bagi
ubah Pinjam oleh kelompok tani anggota kelompok tani
3. Ketidak siapan gerakan 2. Pasca panen dan pemasaran 2. Pelatihan Wirakoperasi
koperasi bersama oleh kelompok tani
4. Kinerja buruk koperasi 3. Pelatihan pengembangan
pertanian organisasi kelompok tani
5. Struktur pasar 4. Networking antara kelompok
oligopsoni tani
6. Mekanisme penyaluran 5. Pembentukan Koperasi
bantuan petani Sekunder jeruk pamelo

Strategi SO (Aggressive Strategies)


Aggressive Strategies merupakan strategi yang bernuansa pengembangan atau
ekspansif. Berdasarkan empat kekuatan yang dimiliki dan disertai enam peluang yang
ada, maka dapat dirumuskan paling empat strategi yang bersifat ekspansifkata lain
pengembangan koperasi jeruk pamelo ini menggunakan strategi pendekatan fokus, yaitu
pendekatan yang sesuai terkait dengan permasalahan spesifik yang dihadapi para petani,
dengan mempertimbangkan kondisi relatif terbatasnya kualitas sumberdaya manusia dan
sumbedaya lain yang dimiliki koperasi.

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 167
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

1. Pembentukan koperasi jeruk pamelo ini diupayakan dengan pendekatan campuran,


yaitu adanya stimulan dari top-down untuk mendirikan koperasi namun dengan
memperhatikan kekuatan soliditas anggota sebagai basis koperasi yang tumbuh dari
bawah (bottom-up).
2. Pengembangan Agrowisata Jeruk pamelo
Pengembangan agrowisata jeruk pamelo tidak saja akan meningkatkan pendapatan
para petani, namun juga memberikan manfaat yang besar pada perekonomian
wilayah, di mana akan terjadi penyerapan tenaga kerja dari berbagai aktivitas
agrowisata yang dikembangkan. Pengembangan agrowisata ini ini dapat dikelola
oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani atau koperasi.
3. Pengembangan Permodalan Kelompok tani
Dengan adanya berbagai bantuan yang diterima petani melalui kelompoktani ini
dapat menjadi modal dasar untuk pengembangan permodalan kelompoktani
selanjutnya.
4. Pengembangan Fobio Jeruk pamelo dalam Kelompok tani
Pengembangan FOBIO merupakan alternatif dari intensifikasi usaha tani yang
menggunakan FOBIO. Salah satu terobosan yang sudah mulai diperkenalkan dalam
hal penggunaan sebagai alternatif pupuk organik nampaknya memiliki prospek yang
baik untuk terus dikembangkan.

Strategi WO (Turn-Around Strate-gies)


Turn-Around Strategies merupakan strategi yang berusaha memanfaatkan peluang
guna mengurangi kelemahan yang dimiliki. Berdasarkan tujuh jenis kelemahan dan enam
peluang, dapat dikembangkan tiga jenis strategi ini.
1. Pelatihan perkoperasian bagi pengurus kelompok tani untuk menambah wawasan
dan pengetahuan tentang kelembagaan koperasi.
2. Pengembangan Koperasi Jeruk Pamelo Unit simpan pinjam pada lembaga koperasi
merupakan suatu unit yang sangat penting untuk dikembangkan pada awal
berdirinya koperasi. Di samping itu, keberadaan USP ini sekaligus mendidik anggota
koperasi untuk tidak bersifat konsumtif pada saat kelebihan uang di musim panen
jeruk pamelo.
3. Pengembangan Unit Pemasaran Jeruk pamelo Strategi ini bertujuan untuk dapat
memanfaatkan berbagai peluang pasar yang besar akan komoditas jeruk pamelo ini.
Dengan berkembangnya unit pemasaran jeruk pamelo ini diharapkan tingkat harga
yang diterima petani akan semakin baik lagi.

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 168
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

Strategi ST (Diversification Strategies)


Diversification Strategies merupakan strategi yang bernuansa pengembangan
alternatif tindakan yang didasarkan pada upaya memanfaatkan secara optimal berbagai
kekuatan yang dimiliki untuk menekan berbagai ancaman yang dihadapi. Terdapat lima
strategi yang dikembangkan berdasar pada lima kekuatan dan enam ancaman.
1. Pengembangan Unit Simpan Pinjam oleh Kelompok tani Unit simpan pinjam yang
dikelola oleh kelompok tani merupakan strategi untuk meminimalisir ancaman para
rentenir. Pengembangan USP ini juga merupakan proses pembelajaran bagi pengurus
dan anggota kelompok tani dalam mengembangkan mekanisme simpan pinjam yang
sesuai bagi mereka.
2. Panen, Pasca Panen dan Pemasaran Bersama oleh Kelompok tani Kegiatan pasca
panen bersama menjadi proses pembelajaran bagi pengurus dan anggota kelompok
tani yang mengarah pada terciptanya berbagai potensi agrowisata yang mungkin
dikembangkan oleh kelompok tani atau oleh koperasi. Sementara kegiatan
pemasaran bersama juga merupakan pembelajaran bagi anggota kelompok tani untuk
meminimumkan pengaruh pasar oligopsonistik.
3. Penyuluhan Kelembagaan Kelompok tani Strategi ini sangat penting dikarenakan
masalah keorganisasian kelompok tani saat ini masih dijalankan terbatas pada
mekanisme pengelolaan sebuah kelompok sosial dan relatif kurang profesional.
Sementara untuk melakukan transformasi kelompok tani menjadi koperasi pertanian
dibutuhkan adanya unit usaha bersama yang dimiliki dan dikelola bersama oleh para
anggota serta bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.
4. Network antar Kelompok tani Membangun network antara kelompok tani
merupakan langkah strategis untuk mengatasi masalah lingkungan bisnis yang tidak
kondusif bagi peningkatan kesejahteraan petani sekaligus akan mempermudah
terbentuknya Gabungan Kelompoktani.
5. Pembentukan Koperasi jeruk pamelo diperlukan mengingat banyak permasalahan
yang tidak mungkin diselesaikan di level pedesaan atau bahkan di kabupaten,
misalnya terkait dengan aspek kebijakan pemerintah yang kurang mendukung upaya
meningkatkan posisi rebut tawar para petani.

Strategi WT (Defensive Strategies)


Defensive Strategies merupakan strategi yang bernuansa bertahan terhadap
serangan pihak luar sekaligus menutupi kelemahan yang dimiliki. Terdapat hanya dua
strategi defensif ini yang didasarkan pada tujuh kelemahan dan enam ancaman.

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 169
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

1. Penyuluhan Koperasi Bagi Anggota Kelompok tani Penyuluhan ini bertujuan untuk
membuka wawasan petani tentang mekanisme koperasi sekaligus memberikan
gambaran keampuhannya dalam memajukan sektor pertanian di beberapa negara
maju maupun berkembang.
2. Pendidikan dan Latihan Wirakoperasi
Wirakoperasi adalah orang-orang yang mampu membaca atau menemukan peluang
koperasi yaitu berupa efek koperasi, kemudian melakukan upaya persuasif
meyakinkan para petani untuk bersama-sama mengembangkan koperasi. Efek
koperasi merupakan hal apapun yang menjadikan sesuatu menjadi lebih mudah,
lebih murah, lebih menguntungkan jika dilakukan bersama-bersama dibandingkan
jika dilakukan secara sendiri-sendiri.

KESIMPULAN
Faktor IFAS dan EFAS dalam diagram Cartesius SWOT dapat diketahui terletak
pada kuadran I ruang A, artinya Kuadran I merupakan situasi yang sangat
menguntungkan, Ruang A merupakan Rapid Growth strategy yaitu strategi pertumbuhan
cepat atau mendukung kebijakan agresif artinya mengembangkan potensi yang ada untuk
menangkap peluang.
Strateginya adalah mengembangkan potensi yang ada untuk menangkap peluang,
maka hasil interaksinya berupa strategi SO, dimana Kelembagaan Gapoktan mempunyai
kekuatan antara lain : Pendapatan petani meningkat, Motivasi petani tinggi, Kelompok
tani aktif, Kenaikan produksi signifikan, Hasil jeruk pamelo bagus

DAFTAR PUSTAKA
BPS Kab. Magetan. 2018. Kecamatan Sukomoro dalam Angka, Kabupaten Magetan.

Charina, Anne, Rani Andriani, Yosini Deliana., 2018. Dampak Penerapan Program Desa
Organik Terhadap Petani di Desa Cibodas Kabupaten Bandung Barat. Jurnal
Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis. 2018. 4(1): 1-11.

David, F. R. 2004. Manajemen Strategi : Konsep – konsep, Edisi Kesembilan. PT.


Naragita Dinamika. Jakarta.

Departemen Pertanian. 2008. Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan


Tanaman Terpadu (SL-PTT).

Lukman M Baga., 2009. Strategi Pengembangan Kelembagaan Koperasi Pertanian


Berbasis Jagung Di Provinsi Gorontalo

Murdani, Asep Koswara., Analisis Pengembangan Kelembagaan Gapoktan Mulyajaya


(Studi Kasus Di Desa Lumbangsari Kecamatan Bululawang Kabupaten Malang –
Jawa Timur). Jurnal Pendidikan Nonformal Volume 13, No. 1, Maret 2018

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 170
Berkala Ilmiah Agribisnis AGRIDEVINA : Vol. 8 No.2, Desember 2019

Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT Gramedia


Pustaka Utama. Jakarta.

Syahyuti. 2003. Bedah Konsep Kelembagaan : Strategi Pengembangan dan


Penerapannya dalam Penelitian Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian.

Pujiharto, 2007. Kebijakan Pengembangan Pabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai


Kelembagaan Ekonomi di Perdesaa. Jurnal Analisis Kebijakan Pertanian.
Volumen 5 No.1, Maret 2007 : 15-35

Riko Setya Wijaya, Sri Wiyatiningsih, Wiwik Sri Harijani dan Wahyu Santoso, Strategi … 171

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy