0% found this document useful (0 votes)
49 views6 pages

Jurnal SO11

This document summarizes a study that compared the effectiveness of two media types - bioball and pumice stone - in treating wastewater from an airline catering company using a trickling filter system. Raw wastewater parameters of BOD5 434.5 mg/L and COD 1,904.4 mg/L did not meet regulatory standards. Two laboratory-scale trickling filter reactors were used, one filled with bioballs and one with pumice stone. The study found that the pumice stone media achieved higher removal efficiencies of 82.1% for BOD5 and 89.8% for COD, compared to 81.1% and 65.8% respectively for

Uploaded by

Choco Pasta
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
49 views6 pages

Jurnal SO11

This document summarizes a study that compared the effectiveness of two media types - bioball and pumice stone - in treating wastewater from an airline catering company using a trickling filter system. Raw wastewater parameters of BOD5 434.5 mg/L and COD 1,904.4 mg/L did not meet regulatory standards. Two laboratory-scale trickling filter reactors were used, one filled with bioballs and one with pumice stone. The study found that the pumice stone media achieved higher removal efficiencies of 82.1% for BOD5 and 89.8% for COD, compared to 81.1% and 65.8% respectively for

Uploaded by

Choco Pasta
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

KINERJA TRICKLING FILTER UNTUK MENGOLAH LIMBAH

CAIR KATERING DENGAN VARIASI MEDIA BIOBALL DAN


BATU APUNG DITINJAU DARI PARAMETER BOD5 DAN COD
Desi Fatimatur Rizkiyanti, Taty Alfiah
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya
e-mail: desi.rizkiyanti@gmail.com, taty09@itats.ac.id

ABSTRACT
Aerofood Indonesia Ltd (Surabaya Unit) is one of food service providers for flights in Indonesia.
As an international food and beverage service provider, Aerofood Indonesia prioritizes food health and
safety. Raw wastewater contained parameters of BOD5 434.5 mg/L and COD 1.904.4 mg/L have not met
the quality standard of Governor Regulation of East Java No.72 in 2013 yet. This research aimed at
managing waste of Aerofood Indonesia Ltd (Surabaya Unit) by Trickling Filter method with media
variation. The research on Trickling Filter was in laboratory scale conducted at Environmental
Engineering laboratory at ITATS. There were two reactors with 24 cm in diameter and 23 cm in height
filled by media with 15 cm in height. Trickling Filter Reactor 1 was filled by Bioball medium, while
Trickling Filter Reactor 2 was filed by pumice stone. Wastewater was trickled on thesurface media through
rotating distribution perforated pipe with velocity 50 rpm. The research conclusion that catering
wastewater treatment using pumice stone trickling filter media has higher eficiency than bioball trickling
filter media with 82,1% BOD5 and 89,8% COD.

Keywords: Trickling Filter, catering wastewater, BOD5, COD

ABSTRAK
PT. Aerofood Indonesia Unit Surabaya merupakan perusahaan penyedia layanan katering
makanan untuk penerbangan terbesar di Indonesia, yang menjunjung tinggi kesehatan dan keamanan
pangan. Karakteristik awal limbah untuk parameter BOD 434,5 mg/L dan COD 1.904,4 mg/L belum
memenuhi baku mutu Peraturan Gubernur Jawa Timur No.72 Tahun 2013. Penelitian bertujuan untuk
mengolah limbah cair katering menggunakan metode Trickling Filter dengan variasi media. Penelitian
Trickling Filter berskala laboratorium dan dilaksanakan di laboratorium Teknik Lingkungan ITATS.
Reaktor penelitian berjumlah 2 unit dengan ukuran diameter 24 cm, tinggi 23 cm, diisi dengan media
setinggi 15 cm. Reaktor Trickling Filter 1 diisi media Bioball, reaktor Trickling Filter 2 diisi media Batu
Apung. Limbah cair dipercikkan diatas media menggunakan pipa distribusi berlubang yang berputar dengan
kecepatan 50 rpm. Kesimpulan penelitian pengolahan limbah cair katering menggunakan Trickling
Filter dengan media batu apung memiliki efisiensi lebih tinggi daripada Trickling Filter dengan
media bioball, yaitu sebesar 82,1% untuk BOD5 dan 89,8% untuk COD.

Kata kunci: Trickling Filter, limbah cair katering, BOD5, COD

PENDAHULUAN
PT. Aerofood Indonesia (Unit Surabaya) merupakan salah satu penyedia jasa layanan
makanan dan minuman untuk penerbangan terbesar di Indonesia. Karakteristik limbahnya hampir
serupa dengan limbah dapur rumah tangga, hanya saja perbedaan yang cukup spesifik yaitu
berasal dari konsentrasi minyak dan lemak yang tinggi. Air buangan dari bahan makanan
termasuk buangan organik yang dapat tergedrasi oleh mikroorganisme dan akan terurai menjadi
senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk. Agar limbah tersebut tidak dibuang begitu saja
ke badan sungai, maka diperlukan pengolahan untuk mencegah dampak negatif yang dapat
mengganggu keseimbangan lingkungan dan kesehatan manusia.

- 297 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI 2018
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Penelitian ini menggunakan pengolahan biologi yaitu Trickilng Filter, yang merupakan
pengolahan biologi aerob terlekat. Proses pengolahan limbah pada Trickling Filter dengan cara
memercikkan (trickle) air limbah pada permukaan suatu tumpukan atau unggun media, sehingga
pada permukaan media akan tumbuh lapisan biologis seperti lendir (biofilm). Lapisan biofilm
merupakan koloni mikroorganisme yang akan kontak dengan air limbah, serta berfungsi
menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah

TINJAUAN PUSTAKA
Pengolahan air limbah dengan proses Trickling Filter adalah proses pengolahan dengan
cara menyebarkan air limbah ke dalam suatu tumpukan atau unggun media yang terdiri dari
bahan batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa tanur (slag), medium dari bahan plastik atau
lainnya [1]. Dengan cara demikian maka pada permukaan medium akan tumbuh lapisan biologis
(biofilm) seperti lendir, dan lapisan biologis tersebut akan kontak dengan air limbah dan akan
menguraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah. Proses pengolahan air limbah
dengan sistem Trickling Filter pada dasarnya hampir sama dengan sistem lumpur aktif, dimana
mikroorganisme berkembangbiak dan menempel pada permukaan media penyangga.Gambar
berikut menunjukkan suatu sistem biofilm yang yang terdiri dari medium penyangga, lapisan
biofilm yang melekat pada medium, lapisan alir limbah dan lapisan udara yang terletak diluar.
Senyawa polutan yang ada di dalam air limbah akan terdifusi ke dalam lapisan atau film biologis
yang melekat pada permukaan medium. Bahan organik dalam air limbah akan diuraikan oleh
miroorganisme yang menempel pada permukaan media trickling filter menjadi air, gas dan sel-
sel mikroorganisme baru. Adapun komponen biofilm adalah : bakteri, protozoa dan fungi
[2],[3]

METODE
Penelitian Trickling Filter ini berskala laboratorium dan dilaksanakan di laboratorium
Teknik Lingkungan ITATS. Reaktor penelitian berjumlah 2 unit dengan diameter 24 cm dan
tinggi 23 cm. Reaktor I menggunakan media bioball dan reaktor II menggunakan media batu
apung. Gambar 1 menunjukkan reaktor Trickling Filter skala laboratorium :

Gambar 1 Reaktor Trickling Filter untuk penelitian skala laboratorium

Limbah yang digunakan merupakan limbah cair industri PT. Aerofood Indonesia (Unit
Surabaya) yang langsung diambil dari unit sumur pengumpul. Penelitian melalui tahapan
- 298 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI 2018
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

penumbuhan biofilm selama 3 minggu kemudian running selama 8 hari. Bibit mikroorganisme
digunakan untuk proses penumbuhan biofilm, diteteskan pada permukaan media melalui pipa
distributor yang berputar dengan kecepatan 50 rpm. Pertumbuhan biofilm dilihat dari perubahan
warna pada permukaan media trickling filter yang terbentuk lapisan lendir. Setelah biofilm
tumbuh, maka dilanjutkan dengan mengalirkan air limbah katering pada permukaan media
trickling filter (running). Pengambilan sampel efluen trikling filter dilakukan pada jangka waktu
running 8 jam, 24 jam, 72 jam, dan 168 jam, dengan parameter analisa BOD5 (Biochemical
Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Limbah Cair Katering
Limbah cair katering memiliki mengikuti baku mutu limbah cair domestik, karena karakteristik
limbah cair katering menyerupai limbah cair rumah tangga. Nilai parameter BOD5 dan COD
limbah cair katering sebelum diolah, tidak memenuhi baku mutu limbah cair domestik [4]

Tabel 1. Nilai BOD5 dan COD limbah cair katering dibandingkan Baku Mutu Limbah Cair
Karakterristik awal Limbah cair
Baku
NO. Parameter Satuan Katering pada pengukuran ke-
Mutu*)
1 2 3 Rata-rata
1 BOD5 mg/L 504 231 568 435 30
2 COD mg/L 1.952 1.551 2.210 1.904 50
Keterangan : *Keterangan : PerGub Jatim No.72 Tahun 2013
Sumber : data penelitian 2018

Limbah cair Katering PerGub Jatim No.72 tahun 2013


1.904

435

30 50

BOD5 COD

Gambar 2. Nilai BOD5 dan COD limbah cair katering sebelum diolah menggunakan Trickling
Filter. Sumber : data penelitian 2018

Berdasarkan gambar 1 diatas, nilai BOD5 limbah cair katering 14 kali lebih besar dari baku mutu
limbah sedangkan nilai COD lebih besar 38 kali daripada baku mutu limbah cair [3]. Oleh karena
itu limbah cair perusahaan katering Aerofood harus diolah sebelum dialirkan ke saluran umum,
agar tidak mencemari perairan.[4],[5].

Nilai Parameter BOD5 efluen Trickling Filter


Hasil pengolahan limbah cair katering Aerofood menggunakan trickling filter dengan media
bioball dan batu apung yang diukur dari nilai BOD5 dinyatakan dalam tabel dan grafik berikut
ini:

- 299 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI 2018
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Tabel 2. Nilai BOD5 hasil pengolahan limbah cair katering menggunakan Trickling Filter dengan
media bioball dan batu apung
Waktu Pengamatan Media Bioball Media Batu Apung
(Jam) BOD5 (mg/L) Efisiensi (%) BOD5 (mg/L) Efisiensi (%)
0 434,5 0,0 434,5 0,0
8 166,0 61,8 149,7 65,5
24 164,6 62,1 134,3 69,1
72 148,4 65,8 117,6 72,9
168 82,0 81,1 77,8 82,1
Sumber : data penelitian 2018

500
450 Media Bioball
400
Media Batu Apung
350
BOD5 (mg/L)

300
250
200
150
100
50
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170
Waktu Pengamatan (jam)

Gambar 3. Perbandingan nilai BOD5 hasil pengolahan limbah cair katering menggunakan
Trickling Filter dengan media bioball dan batu apung. (Sumber : data penelitian 2018)

100
90
80
70
BOD5 (mg/L)

60
50
40
Media Bioball
30
Media Batu Apung
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130140 150160 170
Waktu Pengamatan (jam)

Gambar 4. Perbandingan efisiensi penyisihan BOD5 pada pengolahan limbah cair katering
menggunakan Trickling Filter dengan media bioball dan batu apung. (Sumber : data
penelitian 2018)
Parameter BOD5 menyatakan banyaknya materi organik dari limbah cair yang mampu diuraikan
oleh mikroorganisme, namun parameter BOD5 memiliki keterbatasan karena masih belum
menyatakan keseluruhan dari konsentrasi materi organik dalam limbah cair. Berdasarkan grafik 3
diatas, penurunan BOD5 efektif hingga 72 jam, setelah itu penurunan relatif datar. Efisiensi
penyisihan BOD5 pada trickling filter dengan media batu apung lebih tinggi daripada media
bioball, kemungkinan karena batu apung memiliki pori yang lebih banyak daripada batu apung
sehingga tersedia luasan permukaan bagi pertumbuhan lebih besar.

Nilai Parameter COD efluen Trickling Filter


Hasil pengolahan limbah cair katering Aerofood menggunakan trickling filter dengan media
bioball dan batu apung yang diukur dari nilai COD dinyatakan dalam tabel dan grafik berikut ini:

- 300 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI 2018
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Tabel 3. Nilai COD hasil pengolahan limbah cair katering menggunakan Trickling Filter dengan
media bioball dan batu apung
Waktu Pengamatan Media Bioball Media Batu Apung
(Jam) COD (mg/L) Efisiensi (%) COD (mg/L) Efisiensi (%)
0 1.904,40 0,0 1.904,40 0,0
8 814,03 57,3 763,01 59,9
24 685,97 64,0 580,87 69,5
72 334,44 82,4 319,13 83,2
168 214,54 88,7 194,13 89,8
Sumber : data penelitian 2018

2000
1800 Media Bioball
1600
Media Batu Apung
1400
COD (mg/L)

1200
1000
800
600
400
200
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110120 130 140 150 160 170
Waktu Pengamatan (jam)

Gambar 5. Perbandingan nilai COD hasil pengolahan limbah cair katering menggunakan
Trickling Filter dengan media bioball dan batu apung. (Sumber : data penelitian 2018)
Berdasarkan gambar 5, penurunan COD setelah 72 jam menunjukkan nilai yang sama, baik pada
trickling filter dengan media bioball maupun media batu apung.

100
90
80
70
COD (mg/L)

60
50
40 Media Bioball
30
Media Batu Apung
20
10
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110120 130140 150160 170
Waktu Pengamatan (jam)

Gambar 6. Perbandingan efisiensi penyisihan COD pada pengolahan limbah cair katering
menggunakan Trickling Filter dengan media bioball dan batu apung. (Sumber : data
penelitian 2018)

Berdasarkan tabel 3 dan gambar 6, nilai efisiensi penyisihan COD limbah cair katering PT
Aerofood, hampir sama pada trickling filter yang menggunakan media bioball maupun batu
apung.
Sedangkan bila dibandingkan dengan efisiensi penyisihan BOD5, penyisihan trickling
filter yang diukur menggunakan COD menunjukkan nilai yang lebih besar. Hal ini disebabkan
oleh karena COD mampu mengukur bahan organik yang mudah terurai maupun yang lebih sulit
- 301 -
Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan VI 2018
Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

terurai oleh mikroorganisme. Sebagaimana kita tahu limbah cair katering banyak mengandung
minyak dan lemah yang lebih sulit terurai oleh mikroorganisme [5].
Berdasarkan hasil penelitian dan analisa dapat disimpulkan bahwa efisiensi removal
parameter BOD5 dan COD pada Trickling Filter media batu apung dari pada media bioball, hal
ini disebabkan karena batu apung memiliki luas permukaan yang besar sehingga biofilm yang
tumbuh lebih banyak dibandingkan media bioball [2,3,6,7,8]. Jika dibandingkan dengan
Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang baku mutu limbah domestik (Rumah
Makan/Restoran), hasil analisa effluent belum memenuhi baku mutu. Namun, berdasarkan
kriteria desain Trickling Filter, penyisihan parameter BOD5 sudah memenuhi kriteria yaitu
sebesar 60-90 % removal.

KESIMPULAN
Kesimpulan penelitian pengolahan limbah cair katering menggunakan Trickling Filter
dengan media batu apung memiliki efisiensi lebih tinggi daripada Trickling Filter dengan media
bioball, yaitu sebesar 82,1% untuk BOD5 dan 89,8% untuk COD.

DAFTAR PUSTAKA
[1.] Agustina, Arik., Eka, Iryanti Suprihatin., Sibarani, James. 2016. Pengaruh Biofilm
Terhadap Efektivitas Penurunan BOD, COD, TSS, Minyak dan Lemak dari Limbah
Pengolahan Ikan Menggunakan Trickling Filter. Jurnal Cakra Kimia. Volume 4, Nomor 2.
Bali.
[2.] Alfiah, Taty; 2015, Perbandingan Kinerja Lumpur Aktif dan Trickling Filter untuk
Mengolah Limbah Cair Rumah Pemotongan Unggas, Jurnal Iptek, Volume 19 nomor 1,
Mei 2015, ISSN 1411-7010, ITATS
[3.] Mulyani,Tri, Fifa Ayu Mustika, Pengolahan air limbah tahu menggunakan teknologi
bioreaktor trickling filter, Envirosan : Vol.1 Nomor 1, Juni 201816, Universitas
Kebangsaan
[4.] Anonim, 2013, Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu
Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Usaha Lainnya.
[5.] Winursita, Hutari., Mangkoedihardjo, Sarwoko.2013. Penurunan BOD COD pada Limbah
Katering Menggunakan Pengolahan Fisik dan Konstruksi Subsurface-flow Wetland dengan
Tumbuhan Kana (Canna indica). Jurnal Sains dan Seni Pomits. Volume 2, No. 1. Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Surabaya
[6.] Agustina, Arik, Iryanti Eka Suprihatin, James Sibarani, Pengaruh biofilm terhadap
efektivitas penurunan BOD, COD, TSS, minyak dan lemak dari limbah pengolahan ikan ,
Cakra Kimia (Indonesian E-Journal of Applied Chemistry, Volume 4, Nomor 2, Oktober
2016, ISSN 2302-7274.
[7.] Nurulita, Ulfa., Mifbakhuddin. 2010. Manipulasi Waktu Tinggal dan Tebal Media Filter
Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan TSS
(Total Suspended Solid) Air Limbah Rumah Tangga. Jurnal Seminar Nasional UNIMUS.
ISBN:978.979.704.883.9. Semarang
[8.] Habte Lemji, Haimanot and Ecktädt, Hartmut, Performance of a trickling filter for nitrogen
and phosphorous removal with synthetic brewery wastewater in trickling filter biofilm,
International Journal Applied Microbiology Biotechnology Research, IJAMBR 2 (2014)
30-42 ISSN 2053-1818

- 302 -

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy