0% found this document useful (0 votes)
58 views12 pages

(Fix) Jurnal Ta Ditaas

Φ0 = (lumen) x d This document analyzes the lighting design of the η production warehouse at PT. Sapta Kartika Luhuring Asta using Dialux Evo 9.2 software. The current lighting intensity of 411.67 lux does not meet the minimum standard of 500 lux. Simulations were run using two different lamp types, with Lamp A achieving intensities of 625.33 lux for gray walls and Lamp B achieving 717.33 lux. Replacing or increasing lights and changing wall colors are recommended to improve lighting and meet standards.

Uploaded by

Alung Guntoro
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
58 views12 pages

(Fix) Jurnal Ta Ditaas

Φ0 = (lumen) x d This document analyzes the lighting design of the η production warehouse at PT. Sapta Kartika Luhuring Asta using Dialux Evo 9.2 software. The current lighting intensity of 411.67 lux does not meet the minimum standard of 500 lux. Simulations were run using two different lamp types, with Lamp A achieving intensities of 625.33 lux for gray walls and Lamp B achieving 717.33 lux. Replacing or increasing lights and changing wall colors are recommended to improve lighting and meet standards.

Uploaded by

Alung Guntoro
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

ANALISIS PENERANGAN GUDANG PRODUKSI PADA WAREHOUSE


DI PT. SAPTA KARTIKA LUHURING ASTA (SKALA) MENGGUNAKAN
PERANGKAT LUNAK DIALUX EVO 9.2
R. Dita Ameliasari1, Ifkar Usrah2, Sutisna3
123 Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi, Indonesia
Email: 17002072@student.unsil.ac.id1

Abstract
The Production Warehouse at the Warehouse at PT. Sapta Kartika Luhuring Asta (SKALA) is a building
that functions as a place for manufacturing and assembling panels for distribution to consumers. Of course,
in terms of lighting, it is very essential to keep safety at work and to increase accuracy when working. The
selection of the lighting system must be effective, comfortable for eyesight, easy to use, and not interfere
with health and safety during work activities. The lighting installed in the Production Warehouse still does
not meet the standards recommended by SNI 03-6575-2001, this statement can be strengthened based
on the results of the Lighting Intensity measurement in the Production Warehouse which has a value of
411.67 Lux where this value does not meet the recommended Lighting Level of 500 Lux which can cause
the room to have a low efficiency value. Therefore, it is necessary to replace and/or increase the number
of lights or change the color of the walls in the room in order to meet the standards. In this study, the design
was carried out using the Dialux Evo 9.2 Software. Where when performing lighting simulations using a
Philips CorePro LEDtube HO 1200mm 18W865T8 AP lamp as Lamp A has an Illumination Intensity value
of 625,33Lux for Gray White Walls, has a Illumination Intensity value of 719 Lux for Pure White Walls and
has a Illumination Intensity value of 697Lux for Cream Walls. Then perform a lighting simulation using a
Philips SP532P PSD L1410 OC LED77S/- NO lamp as Lamp B which has an Illumination Intensity value
of 717,33 Lux for Gray White Walls, has a Illumination Intensity value of 809,3 Lux for Pure White Walls
and has a Illumination Intensity value of 790,67 Lux for Wall Cream.

Keywords: Production Warehouse, Lighting Intensity, Lighting Design, Dialux Evo 9.2.

Abstrak
Gudang Produksi pada Warehouse di PT.Sapta Kartika Luhuring Asta (SKALA) ini merupakan sebuah
bangunan yang berfungsi sebagai tempat pembuatan dan perakitan panel untuk di distribusikan pada
konsumen. Tentunya dalam hal penerangan sangat diperlukan untuk menjaga keselamatan dalam bekerja
serta untuk meningkatkan ketelitian saat bekerja. Pemilihan sistem penerangannya harus yang efektif,
nyaman untuk penglihatan, mudah penggunaannya, dan tidak mengganggu kesehatan serta keselamatan
selama kegiatan kerja berlangsung. Penerangan yang terpasang pada Gudang Produksi masih belum
memenuhi standar yang direkomendasikan oleh SNI 03-6575-2001, pernyataan tersebut dapat diperkuat
berdasarkan hasil pengukuran Intensitas Penerangan di Gudang Produksi yang memiliki nilai 411,67 Lux
dimana nilai tersebut belum memenuhi Tingkat Pencahayaan yang direkomendasikan yaitu 500 Lux yang
dapat mengakibatkan ruangan tersebut memiliki nilai Efisiensi yang rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan
penggantian dan/atau penambahan jumlah lampu atau merubah warna dinding pada ruangan tersebut
agar bisa memenuhi standar. Pada penelitian ini dilakukan desain menggunakan Perangkat Lunak Dialux
Evo 9.2. Dimana pada saat melakukan simulasi penerangan menggunakan lampu jenis Philips CorePro
LEDtube HO 1200mm 18W865T8 AP sebagai Lampu A memiliki nilai Intensitas Penerangan 625,33 Lux
untuk Dinding Abu – Abu (Grey White), memiliki nilai Intensitas Penerangan 719 Lux untuk Dinding Putih
(Pure White) dan memiliki nilai Intensitas Penerangan 697 Lux untuk Dinding Cream. Kemudian melakukan
simulasi penerangan menggunakan lampu jenis Philips SP532P PSD L1410 OC LED77S/- NO sebagai
Lampu B memiliki nilai Intensitas Penerangan 717,3 Lux untuk Dinding Abu – Abu (Grey White), memiliki
nilai Intensitas Penerangan 809,3 Lux untuk Dinding Putih (Pure White) dan memiliki nilai Intensitas
Penerangan 790,67 Lux untuk Dinding Cream.

Kata Kunci: Gudang Produksi, Intensitas Penerangan, Desain Penerangan, Dialux Evo 9.2.

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

I. PENDAHULUAN II. LANDASAN TEORI


2.1. Pencahayaan
Penggunaan energi listrik dan pemanfaatan
Pencahayaan merujuk pada banyaknya atau
energi listrik dalam suatu ruangan harus
kuantitas sejumlah cahaya yang mengenai sebuah
mempunyai intensitas penerangan yang baik
bidang permukaan. Adapun definisi mengenai
supaya bisa menghasilkan pemanfaatan daya
tingkat pencahayaan pada sebuah ruangan ialah
listrik dengan tingkat efisiensi yang tinggi.
derajat atau tingkat pencahayaan rata – rata pada
Indonesia dengan negara yang berada di wilayah
bidang kerja, dimana bidang kerja tersebut
tropis sehingga mempunyai sinar matahari yang
merupakan bidang horizontal imajiner dengan
berlimpah serta menerima sinar matahari
kedudukan ketinggian sebesar 0,75 meter diatas
sepanjang tahunnya. Kondisi tersebut tentu dapat
permukan lantai pada bidang keseluruhan ruangan
menjadi potensi dalam lingkup perencanaan
[4].
bangunan, seperti perkantoran sehingga mampu
menghasilkan segi pencahayaan yang efisien. [1]
2.2. Tingkat Pencahayaan Minimum
Manusia akan mampu melaksanakan suatu
kegiatan atau pekerjaan dengan baik serta Menurut Badan Standardisasi Nasional,
mencapai hasil yang optimal apabila kondisi Standar Nasional Indonesia (SNI)
pekerjaannya dapat mendukung. Salah satu faktor merekomendasikan tingkat pencahayaan dengan
pendukungnya yaitu penerangan yang baik. [2] mengacu pada fungsi kegunaan ruangan. Adapun
PT.Sapta Kartika Luhuring Asta (SKALA) data terkait tingkat pencahayaan minimum
merupakan perusahaan yang berkecimpung pada berdasarkan SNI disajikan pada Tabel 2.1 berikut.
bidang produksi panel listrik yang memiliki Tabel 2. 1 Tingkat Pencahayaan Minimum yang
beberapa ruangan antara lain Gudang Lampu, Direkomendasikan
Gudang Produksi, Ruang Meeting dan Ruang
Kantor. Penelitian ini hanya meliputi Gudang
Produksi pada Warehouse saja sebab penerangan
pada ruang tersebut berperan penting dalam
proses pembuatan serta pengamatan barang hasil
produksi panel sebelum dipasarkan, maka ruangan
tersebut harus memiliki standar penerangan yang
baik berdasarkan aturan Standar Nasional
Indonesia 03-6575-2001 termasuk Pekerja Sedang
yang mempunyai tingkat pencahayaan sebesar
500 Lux.
Untuk menentukan Efisiensi Penerangan perlu
memperhatikan interior bangunan seperti lantai,
dinding serta langit langit dalam sebuah
penerangan di dalam ruangan supaya tidak terjadi
penurunan intensitas penerangan sampai 20%. [3]
Perbaikan yang akan dilakukan pada Gudang
Produksi Warehouse ini yaitu melakukan
perancangan penerangan supaya suatu ruangan
mempunyai sistem penerangan yang sesuai SNI
03-6575-2001 mengenai Tata Cara Perancangan
Sistem Pencahayaan Buatan pada Bangunan
Gedung Menggunakan Perangkat Lunak Dialux Sumber : SNI 03-6575-2001
Evo 9.2. Berdasarkan pengamatan langsung ke
lapangan, terdapat beberapa masalah dimana 2.3. Intensitas Cahaya
piranti instalasi penerangan yang digunakan Intensitas Cahaya atau Candela merupakan
banyak menggunakan barang yang usang pengarah cahaya pada arah tertentu yang dihitung
sehingga mempengaruhi tingkat penerangan per satuan sudut tertentu. Jadi intensitas cahaya
pada sebuah ruangan di Gudang Produksi pada merupakan perumusan dari Fluks cahaya tiap
Warehouse yang belum memenuhi SNI 03-6575- satuan sudut ruang yang dipancarkan ke sebuah
2001 sehingga bisa menghasilkan tingkat arah tertentu.
efisiensi penerangan yang rendah.

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

2.4. Luminasi (Luminance) Sebagian Fluks cahaya akan hilang


Luminasi ialah ukuran penerangan suatu menerangi ruangan atau diserap oleh dinding dan
benda pada sumber cahaya atau pada sebuah langit-langit, maka untuk nilai 𝛷𝑔 yaitu :
permukaan. Luminasi sumber cahaya atau suatu 𝛷𝑔 = E x A (lumen)
permukaan yang memantulkan cahayanya ialah Dari persamaan diatas, maka jumlah 𝛷0 untuk
intensitas cahaya tiap luas semu permukaan keadaan baru diperoleh :
(cd/m2), dimana luas semu permukaan ialah luas 𝐸𝑥𝐴
𝛷0 = (lumen)
proyeksi sumber cahaya pada suatu bidang rata 𝜂
yang tegak lurus terhadap arah pandang, jadi Dan untuk jumlah 𝛷0 dalam keadaan pakai
bukan permukaan seluruhnya. [3] diperoleh dengan mengalikan faktor penyusut (d) :
𝐸𝑥𝐴
𝛷0 = (lumen)
𝜂𝑥𝑑
2.5. Intensitas Penerangan (illuminance)
2.6.1 Efisiensi Armatur (v)
Intensitas Penerangan atau Iluminasi atau
Efisiensi atau Rendemen Armatur adalah
Kuat Penerangan atau dalam BSN disebut Tingkat
perbandingan antara Fluks cahaya yang
Pencahayaan pada suatu bidang ialah Fluks
dipancarkan oleh Armatur dengan Fluks cahaya
cahaya persatuan luas permukaan bidang kerja.
yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Efisiensi
Bidang kerja nya terlektak 75 cm di atas lantai
ini dibagi menjadi dua bagian yaitu fluks cahaya
yang ada pada seluruh ruangan [4]. Semakin
bagian atas dan fluks cahaya bagian bawah di
besar Fluks cahaya, semakin besar pula kekuatan
bidang horizontal. Efisiensi Armatur ditentukan oleh
penerangan pada permukaan tersebut. Satuan
konstruksinya dan bahan yang digunakan juga.
untuk Intensitas Penerangan adalah Lux. Kualitas
Berikut persamaan untuk menentukan Efisiensi
pencahayaan dipengaruhi oleh warna dinding dan
Armatur :
langit-langit. Untuk menghitung Intensitas fluks cahaya yang dipancarkan oleh armatur
Penerangan rata rata digunakan persamaan v=
fluks cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya
sebagai berikut: 2.6.2 Faktor Refleksi (r)
𝛷
𝐸𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = (lux) Pengukuran fluks cahaya yang mengenai
𝐴
Dimana : permukaan (sinar datang) yaitu Lux Meter
𝐸𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 = Intensitas Penerangan (lux) diletakkan pada permukaan objek dan dihadapkan
langsung mengenai cahaya yang datang pada
𝛷 = Fluks cahaya yang dipancarkan oleh semua
objek. Sedangkan pengukuran fluks cahaya yang
sumber cahaya yang ada dalam ruangan (Lumen)
dipantulkan (sinar pantul) diukur dengan jarak 0,75
A = Luas bidang kerja (𝑚2 )
m dari permukaan lantai.
Terdapat Faktor refleksi yang ditentukan
2.6. Efisiensi Penerangan
berdasarkan warna dinding dan langit langit
Efisiensi Penerangan adalah perbandingan
ruangan sebagai berikut [3] :
Fluks cahaya yang mencapai bidang kerja dengan
a. Warna putih = 0,8
Fluks cahaya yang dipancarkan oleh semua
b. Warna sangat muda = 0,7
sumber yang ada pada ruangan. Fluks cahaya
c. Warna muda = 0,5
yang dipancarkan lampu-lampu tidak semua
d. Warna sedang = 0,3
mencapai bidang kerja karena dari Fluks cahaya
e. Warna gelap = 0,1
itu akan dipancarkan sebagian ke dinding, ke
Faktor refleksi semu bidang pengukuran atau
langit-langit dan ke lantai. Untuk menentukan
bidang kerja (rm) ditentukan oleh refleksi lantai dan
Fluks cahaya yang diperlukan harus
refleksi bagian dinding antara bidang kerja dan
diperhitungkan efisiensi atau rendemennya. [3]
lantai. Umumnya untuk nilai rm ini diambil 0,1 [8].
Berikut persamaan rumus untuk menentukan
Langit langit dan dinding berwarna terang akan
Rendemen Fluks cahaya atau Efisiensi
memantulkan sebesar 50%-70% dan yang
Penerangan yaitu sebagai berikut:
berwarna gelap akan memantulkan sebesar 10%-
Φg
η= 20%. [3]
Φ0 Dalam buku IES Lighting Handbook, setiap
Dimana : objek memantulkan sebagian cahaya yang
𝛷𝑔 = Fluks cahaya yang mencapai bidang kerja, mengenainya seperti dinding dan langit langit
langsung atau tidak langsung dipantulkan oleh terang yang dapat menghemat energi serta efisien
langit – langit dan dinding dalam mendistribusikan cahaya secara merata.
𝛷0 = Fluks cahaya yang dipancarkan oleh semua Koefisien pantul dari cahaya disebut dengan
sumber cahaya yang ada dalam ruangan angka refleksi. Semakin tinggi angka refleksi maka
𝜂 = Efisiensi atau Rendemen Fluks Cahaya

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

semakin tinggi pula cahaya yang dipantulkan.[9] dapatkan persamaan untuk jumlah lampu total
Secara matematis dapat dirumuskan sebagai pada suatu ruangan :
berikut : 𝐸𝑥𝐴
Erata−rata sinar pantul 𝑁𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
𝛷1 𝑥 𝜂 𝑥 𝑑
Angka Refleksi (ρ) =
Erata−rata sinar langsung Dimana:
Refleksi total setiap bagian dinding, lantai dan 𝑁𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = Jumlah titik lampu / jumlah armatur
langit-langit didapatkan dengan mencari jumlah E = Intensitas Penerangan rata rata (Lux)
rata-rata refleksi tiap material yang dikali luasnya A = Luas bidang kerja (𝑚2 )
dibagi dengan luas total bidang penjumlahan 𝛷1 = Fluks cahaya satu buah lampu (Lumen)
tersebut. 𝜂 = efisiensi penerangan
∑nk=1 ρk x Lk d = faktor depresiasi
ρtotal = x 100%
∑nk=1 Lk
Dimana : 2.6.6 Tabel – Tabel Penerangan
𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = angka refleksi total bidang yang diukur Tabel tabel penerangan ini dikutip dari buku
𝜌𝑘 = angka refleksi bidang / material “TABELLEN VOOR VERLICHTING” yang
𝐿𝑘 = luasan tiap material atau bidang yang diukur diterbitkan oleh Philips. Penentuan Nilai Efisiensi
2.6.3 Indeks Ruangan (k) Penerangan pada sebuah bangunan dapat dilihat
Indeks ruangan dihitung berdasarkan dimensi dari tabel efisiensi penerangan, dimana harus
ruangan yang akan diberi penerangan cahaya memperhatikan Efisiensi Armaturnya, Faktor
lampu. Nilai indeks ruangan dari hasil perhitungan Penyusutan, Faktor Refleksi serta Indeks
digunakan untuk menentukan nilai efisiensi Ruangannya.
penerangan lampu. Indeks ruangan menyatakan
perbandingan antara ukuran ukuran suatu
ruangan berbentuk bujur sangkar dengan
persamaan :
pxl
k=
h(p + l)
Dimana :
p = panjang ruangan (m)
l = lebar ruangan (m)
h = tinggi sumber cahaya dari bidang kerja (m) Gambar 2. 1 Efisiensi Armatur Penerangan
2.6.4 Faktor Penyusutan (d) Langsung
Faktor penyusutan merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi terhadap efisiensi 2.7. Perangkat Lunak Dialux
penerangan , dimana untuk memperoleh efisiensi Dialux merupakan aplikasi simulasi serta
penerangan dalam keadaan pakai didapatkan perencanaan pencahayaan yang mendukung
efisiensi penerangan dari tabel yang harus kalkulasi dan visualisasi dari pencahayaan alami
dikalikan dengan faktor penyusutannya. Faktor dan pencahayaan buatan. Proses simulasi ini
penyusutan dapat dirumuskan sebagai berikut : ialah proses perencanaan atau mendesain
E dalam keadaan pakai sesuatu yang sudah ada kemudian membuat
d=
E dalam keadaan baru kesimpulan dan membentuk keputusan
Jika tingkat pengotoran tidak diketahui maka berdasarkan hasil dari simulasi tersebut.
digunakan faktor penyusutan sebesar 0.8 [3]. Perangkat lunak ini dikembangkan pula buat
Faktor penyusutan ini dibagi menjadi tiga perencanaan sistem pencahayaan professional
golongan, yaitu: dengan database dari seluruh perusahaan
a. Pengotoran ringan : setelah terpakai 1 tahun manufaktur luminaire. Perangkat lunak dialux ini
b. Pengotoran biasa : setelah terpakai 2 tahun. dirancang oleh perencana buat dapat digunakan
c. Pengotoran berat : setelah terpakai 3 tahun. oleh perencana lain. [1]
2.6.5 Penentuan Jumlah Lampu dan Armatur
Sebagian Fluks cahaya akan hilang III. METODE PENELITIAN
menerangi ruangan atau diserap oleh dinding dan 3.1 Diagram Alur Penelitian
langit-langit. Untuk menentukan jumlah lampu atau Berikut akan dijelaskan bagaimana langkah –
jumlah Armatur yang akan digunakan dalam langkah dalam Metode Penelitian untuk
sebuah perencanaan penerangan, maka di mendapatkan Intensitas Penerangan yang baik

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

sesuai dengan SNI 03-6575-2001 dengan Gudang Lampu. Fungsi dari masing masing
menggunakan perangkat lunak Dialux Evo 9.2. ruangan tersebut yaitu untuk pembuatan serta
pengamatan barang hasil produksi panel sebelum
dipasarkan dan untuk tempat penyimpanan sebuah
lampu baru untuk dipasarkan serta digunakan di
PT.SKALA.
Tabel 4. 1 Data Spesifikasi Ruangan
Faktor
No Karakteristik Data
Koefisien
Depan : Warna Abu
Tembok Putih
Belakang : Warna Abu
Dinding
Tembok Putih
1 Gudang
Kanan : Warna Abu
Produksi
Tembok Putih
Kiri : Warna Abu
Tembok Putih
Panjang 25 m
Dimensi
2 Ruangan Lebar 23 m
Warehouse
Tinggi 10 m
Gudang
460 m2
Luas Produksi
3
Ruangan Gudang
115 m2
Lampu
Untuk menentukan Daya dan Lumen yang
terpakai di ruangan Gudang Produksi pada
Warehouse, maka dilakukan pendataan sebagai
berikut :
Tabel 4. 2 Data Spesifikasi Lampu yang
Gambar 3. 1 Diagram Alur Penelitian Terpasang di Gudang Produksi
Diagram alur (Flowchart) penelitian pada
Gambar 3.1 menjelaskan tentang proses Intensitas
Penerangan yang sesuai dengan SNI 03-6575-
2001 dan Penerangan yang Efisiensi
menggunakan perangkat lunak Dialux Evo 9.2 di
Gudang Produksi pada Warehouse PT.Sapta
Kartika Luhuring Asta (SKALA) yang terbagi
menjadi beberapa tahapan. Tahapan tersebut
diantaranya Studi Literatur, Observasi Lapangan,
Persiapan Pengukuran, Pengukuran dan
Pengambilan Data di Lapangan, Perhitungan
Intensitas Penerangan dan Efisiensi Penerangan
dari Hasil Pengukuran, Penyesuaian hasil
Pengolahan Data Penerangan yang sesuai SNI 03-
6575-2001 atau tidak, Perancangan Sistem
Penerangan serta Menganalisis Hasil Penerangan 4.2 Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan
di Gudang Produksi. Pengukuran Intensitas Penerangan yang
dilakukan di Gudang Produksi pada Warehouse
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PT.Sapta Kartika Luhuring Asta (SKALA) memiliki
4.1 Data Eksisting Warehouse luas bangunan 460 m 2 sehingga untuk pembagian
Pada bangunan Warehouse ini terdiri dari 2 pengukurannya dihitung per 6 m pada titik potong
ruangan yaitu Ruang Gudang Produksi dan Ruang horizontal panjang dan lebar suatu ruangan. Untuk

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

seluruh luas bangunan ini terdapat 20 titik langit serta lantai di Gudang Produksi pada
pengukuran yang ditandai dengan angka 1 sampai Warehouse PT.Sapta Kartika Luhuring Asta
20. Pengukuran ini dilakukan pada pagi hari pukul (SKALA) seperti pada tabel 4.4 dibawah ini. Untuk
09.00 sampai sore hari pukul 16.00 dalam keadaan menentukan angka refleksi, maka dilakukan
semua lampu menyala dan cahaya alami masuk ke pengukuran Sinar Langsung dan pengukuran Sinar
dalam ruangan. Pantul di setiap bidang pengukurannya selama 3
hari.
Tabel 4. 4 Spesifikasi Parameter Bahan

Bidang Luas
No Parameter Warna
Pengukuran (m2)

Gudang Produksi :
Dinding Abu
1 Tembok 70
Depan Putih
Dinding Abu
2 Tembok 70
Belakang Putih
Dinding Abu
3 Tembok 80,5
Kanan Putih
Abu
4 Dinding Kiri Tembok 80,5
Putih
Abu
5 Lantai Beton 460
Abu
Data dari hasil pengukuran Sinar Langsung
Gambar 4. 1 Titik Pengukuran dan hasil pengukuran Sinar Pantul selama 3 hari di
Data dari hasil pengukuran Intensitas Gudang Produksi pada Warehouse PT.Sapta
Penerangan selama 3 hari di Gudang Produksi Kartika Luhuring Asta (SKALA), dapat ditentukan
pada Warehouse PT.Sapta Kartika Luhuring Asta total Sinar Langsung dan Sinar Pantul pada setiap
(SKALA) yang dianalisa ini, dapat dikategorikan bidang pengukurnya sebagai berikut :
sesuai atau tidaknya dengan Standar Nasional Tabel 4. 5 Rata rata Sinar Langsung
Indonesia 03-6575-2001 tentang Tata Cara E rata rata Sinar Langsung Total E
Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan Pada Bidang (Lux) rata-rata
Bangunan Gedung yang disajikan dalam tabel Pengukur Pengukuran Sinar
sebagai berikut : an Langsung
Tabel 4. 3 Perbandingan Hasil Pengukuran Ke-1 Ke-2 Ke-3 (Lux)
Nilai Intensitas Penerangan Rata-rata (Lux) Dinding
134,65 115,04 102,77 117,49
Pengukuran Total E Depan
E
rata Dinding
Ke-1 Ke–2 Ke–3 Standar 153,60 181,83 98,10 144,51
rata Belakang
514,041 417,45 303,53 411,67 500 Dinding
212,08 162,94 145,81 173,61
Hasil perhitungan pengukuran Intensitas Kanan
Penerangan di Gudang Produksi pada Dinding
172,43 169,40 104,58 148,81
Warehouse PT.Sapta Kartika Luhuring Asta Kiri
(SKALA) yang dibagi banyaknya total Lantai 172,43 310,38 185,32 222,71
pengukuran, didapatkan Intensitas Penerangan
rata rata totalnya 411,67 Lux sehingga dapat Tabel 4. 6 Rata rata Sinar Pantul
dikatakan belum memenuhi standar yang E Rata - Rata Sinar Total E
direkomendasikan oleh SNI 03-6575-2001 yang Pantul (Lux) rata-
Bidang
termasuk Pekerja Sedang yaitu tingkat Pengukuran rata
Pengukur
pencahayaannya sebesar 500 Lux. Sinar
an
Ke-1 Ke-2 Ke-3 Pantul
(Lux)
4.3 Pengukuran Angka Refleksi
Dinding
Dari hasil observasi lapangan, terdapat 60,50 50,98 45,15 52,21
Depan
spesifikasi parameter untuk bahan dinding, langit-

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

Dinding Tabel 4. 8 Rekapitulasi Angka Refleksi Total


78,77 73,52 54,17 68,82
Belakang
Dinding Bidang
81,18 65,74 57,42 68,11 Parameter Warna 𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Kanan Pengukuran
Dinding
73,31 65,00 52,29 63,53 Dinding Tembok Abu Putih 0,33
Kiri
Lantai 23,70 24,12 22,65 23,49 Lantai Beton Abu Abu 0,1

4.4 Perhitungan Angka Refleksi


Dilihat dari tabel 4.5 dan 4.6, didapatkan rata 4.5 Penentuan Nilai Efisiensi Penerangan
rata Sinar Langsung maupun rata rata Sinar Pantul Suatu ruangan Gudang Produksi pada
untuk menentukan angka refleksi dengan masing Warehouse memiliki ukuran panjang bangunan 20
masing parameter / bahan penyusunnya. meter, lebar bangunan 23 meter, tinggi bangunan
Menghitung angka refleksi dinding depan (𝜌1) 10 meter dan tinggi lampu penerangan 3,5 meter.
dengan tembok berwarna abu putih : a. Jenis Lampu dan Armatur yang Terpasang
𝐸𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑖𝑛𝑎𝑟 𝑝𝑎𝑛𝑡𝑢𝑙 Lampu yang terpasang yaitu menggunakan
(𝜌1) = x100%
𝐸𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑖𝑛𝑎𝑟 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑠𝑢𝑛𝑔 Lampu Essential LEDtube dengan jenis armatur
52,21
(𝜌1) = x 100% Palung, TMS dan TBS dimana armatur tersebut
117,49
termasuk armatur penerangan langsung. Sehingga
(𝜌1) = 44,43%
dari data yang di dapat di lapangan pada tabel 4.2,
Dilakukan dengan cara yang sama pada bidang
Lumen totalnya sebesar 130.500 Lumen.
pengukur lainnya, maka dapat disajikan pada tabel
4.7 berikut ini. b. Faktor Refleksi
Tabel 4. 7 Angka Refleksi Dari data refleksi yang telah didapat pada
Angka Tabel 4.8 , didapatkan bahwa untuk refleksi dinding
Bidang Luas sebesar 0,33 dan refleksi lantai sebesar 0,1. Untuk
Refleksi
Pengukuran (m2) refleksi langit langit tidak dilakukan pengukuran
(%)
seperti hal nya yang dilakukan pada refleksi dinding
Dinding
70 44,43 dan lantai karena keterbatasan pengukuran.
Depan (𝜌1)
Sehingga jika dilihat berdasarkan warna dinding
Dinding
dan langit langit ruangan yang telah dijelaskan
Belakang 70 47,62 pada Landasan Teori tentang Faktor Refleksi atau
(𝜌2) Pemantulan, ditetapkan bahwa :
Dinding Refleksi langit langit (rp) = warna muda (0,5)
80,5 39,23
Kanan (𝜌3) Refleksi dinding (rw) = warna sedang (0,3)
Dinding Kiri Refleksi bidang ukur/lantai (rm) = warna gelap (0,1)
80,5 42,69
(𝜌4)
c. Indeks Ruangan
Lantai (𝜌5) 460 10,54 Tinggi Bangunan pada Gudang Produksi ini
Angka refleksi total dapat dihitung setelah setinggi 10 meter, karena lampu digantungkan 1,5
memperoleh angka refleksi tiap bidang meter pada kerangka besi dengan ketinggian 5
pengukuran. Kemudian untuk mencari angka meter, maka jarak lampu pada bidang kerjanya
refleksi total pada bidang total dinding yaitu adalah 3,5 meter. Untuk mencari persamaan
∑𝑛
𝑘=1 𝜌𝑘 𝑥 𝐿𝑘
𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑥 100% Indeks Ruangan ini, menggunakan rumus sebagai
∑𝑛
𝑘=1 𝐿𝑘
(𝜌1𝑥𝐿1)+(𝜌2𝑥𝐿2)+(𝜌3𝑥𝐿3)+(𝜌4𝑥𝐿4) berikut :
𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑥 100% pxl
𝐿1+𝐿2+𝐿3+𝐿4 𝑘 =
h(p+l)
20 x 23
𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑘 =
3,5 (20 + 23)
(44,43x70)+(47,62x70)+(39,23x80,5)+(42,69x80,5) 460
𝑥100% 𝑘 =
70+70+80,5+80,5 150,5
𝜌𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 33,04 % 𝑘 = 3,056 ≈ 3
Cara tersebut dilakukan juga pada bidang
lantai dengan cara yang sama. Sehingga d. Efisiensi Penerangan dalam Keadaan Baru
Rekapitulasi angka refleksi total tiap bidang Diketahui bahwa jenis armatur penerangan
pengukuran dapat disajikan dalam tabel 4.8 yang terpasang merupakan armatur penerangan
sebagai berikut :

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

langsung, maka tabel penerangan yang guna untuk mengetahui jumlah lampu yang
digunakan adalah pada Gambar 2.1 . Dari data dibutuhkan, maka yang harus dilakukan yaitu
yang sudah didapat pada Gambar 2.1 dapat menghitung jumlah lumen yang dibutuhkan.
dibaca bahwa : 4.6.1 Menentukan Jumlah Lumen
 Refleksi langit langit (rp) = (0,5) Tabel 4. 9 Data Perhitungan Lumen
 Refleksi dinding (rw) = (0,3) A : Luas ruangan 460 m2
 Refleksi bidang ukur / lantai (rm) = (0,1) 𝜂 : efisiensi penerangan 0,63
 Indeks Ruangan (k) = 3 𝑑 : faktor depresi 0,65
Sehingga untuk nilai Efisiensi Penerangan dalam E : Rata-rata yang 500 lux
keadaan baru yang di dapat dari tabel direkomendasikan
penerangan pada Gambar 2.1 yaitu η = 0,63. Untuk menghitung nilai jumlah Lumen yang
Dalam tabel penerangan pada Gambar 2.1, dibutuhkan untuk Gudang Produksi pada
efisiensi armaturnya sama dengan 72%, karena Warehouse, maka dapat dihitung sebagai berikut :
armatur yang digunakan tidak diketahui nilai 𝐸𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑥 𝐴
𝛷= 𝑘𝑝 𝑥 𝑘𝑑
efisiensi armaturnya maka efisiensi armaturnya
digunakan pada tabel penerangan sebesar 72% 500 𝑥 460
sesuai dengan jenis sifat penerangannya. 𝛷= 0,63 𝑥 0,65
e. Efisiensi Penerangan yang Terpasang 𝛷 = 561.660,561 Lumen
Setelah didapatkan nilai efisiensi penerangan
dalam keadaan baru, untuk memperoleh
efisiensi penerangan dalam keadaan pakai, nilai 4.7 Simulasi Data Eksisting Gudang Produksi
rendemen yang didapat dari tabel masih harus menggunakan Dialux Evo 9.2
dikalikan dengan faktor depresiasinya. Karena Pada Gudang Produksi ini terdapat 50 Lampu
Gudang Produksi termasuk golongan yang masih menyala dengan menggunakan Lampu
Pengotoran Biasa/Sedang dengan masa Essensial LEDTube (18Watt/2100Lumen) dan
pemeliharaannya selama 3 tahun, maka nilai terdapat 24 Lampu yang masih menyala dengan
depresiasinya dilihat dari tabel penerangan pada menggunakan Lampu Essensial LEDTube
Gambar 2.1 adalah d = 0,65. (8Watt/800lumen) namun terdapat 3 lampu yang
Karena sebagian Fluks cahaya akan hilang sudah mati serta ada 4 titik lampu yang tidak
menerangi ruangan atau dapat diserap oleh terpasang lampu.
dinding dan langit-langit, maka untuk nilai 𝛷𝑔 =
𝐸𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑥 𝐴 (𝐿𝑢𝑚𝑒𝑛).
Sedangkan Fluks cahaya yang dipancarkan
oleh semua sumber cahaya yang ada dalam
ruangan, didapatkan nilai 𝛷0 untuk keadaan
pakai diperoleh :
𝐸𝑥𝐴
𝛷0 = (lumen)
ƞxd
Dengan E x A dalam 𝛷0 merupakan Fluks
Cahaya yang terpasang (Fluks cahaya total)
yang telah didapatkan pada Tabel 4.2 yaitu
130.500 Lumen sehingga dapat ditemukan nilai Gambar 4. 2 Simulasi Gudang Produksi
Efisiensi Penerangannya yaitu sebagai berikut : Dari hasil simulasi desain penerangan
Φg
η= yang terpasang di Gudang Produksi pada
Φ0
Epengukuran 𝑥 A Warehouse PT. Sapta Kartika Luhuring Asta
η= Φtotal (SKALA) menggunakan Perangkat Lunak Dialux
ƞxd Evo 9.2. Diketahui bahwa dari hasil simulasi ini
411,67 𝑥 460 mendapatkan nilai Intensitas Penerangan di
η= 130500
0,63 x 0,65
Gudang Produksi sebesar 376 Lux. Sehingga
η = 0,594 = 59,4% pada simulasi menggunakan lampu eksisting ini
4.6 Desain Sistem Penerangan dinyatakan bahwa nilai Intensitas Penerangan
Agar ruangan Gudang Produksi bisa memiliki rata rata di Gudang Produksi belum memenuhi
pencahayaan yang sesuai dengan standar serta Standar Nasional Indonesia 03-6575-2001

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

dengan standar yang direkomendasikannya itu Gudang Produksi 500 662


sebesar 500 Lux. Dinding Warna Cream
Gudang Produksi 500 641
4.8 Hasil Simulasi menggunakan Lampu A Simulasi Siang Pukul 12:00
Nilai Intensitas
Area Penerangan (Lux)
Target Rata – rata
Dinding Warna Abu – Abu (Grey White)
Gudang Produksi 500 551
Dinding Warna Putih (Pure White)
Gudang Produksi 500 636
Dinding Warna Cream
Gudang Produksi 500 616
Simulasi Sore Pukul 15:00
Gambar 4. 3 Hasil Simulasi Lampu A Nilai Intensitas
Untuk memudahkan perbandingan lampu Area Penerangan (Lux)
dalam simulasi menggunakan Dialux Evo 9.2, Target Rata – rata
maka lampu pertama ini disebut sebagai Lampu A. Dinding Warna Abu – Abu (Grey White)
Spesifikasi jenis Lampu A yang akan digunakan
Gudang Produksi 500 753
sesuai hasil evaluasi yaitu sebagai berikut :
Dinding Warna Putih (Pure White)
Tabel 4. 10 Spesifikasi Lampu A
Philips CorePro LEDtube HO Gudang Produksi 500 859
Brand Dinding Warna Cream
1200mm 18W865T8 AP
Power (P) 4 x 18 Watt Gudang Produksi 500 834
Temperatur
6500 K 4.9 Hasil Simulasi menggunakan Lampu B
Warna
Fluks Cahaya
4 x 2100 Lumen
(𝛷)
561.660,561 Lumen
𝑁𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = 268 buah lampu
2100 Lumen
Untuk meminimalisir jumlah titik lampu pada suatu
ruangan, maka disarankan menggunakan armatur
untuk 4 buah lampu dalam satu titik lampu,
sehingga
𝑁𝑙𝑎𝑚𝑝𝑢
𝑁𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟 = 𝑛
268
𝑁𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟 = 4 Gambar 4. 4 Hasil Simulasi Lampu B
𝑁𝑎𝑟𝑚𝑎𝑡𝑢𝑟 = 66 ≈ 72 buah armatur Untuk memudahkan perbandingan lampu
Karena titik penerangan yang ada pada dalam simulasi menggunakan Dialux Evo 9.2,
Gudang Produksi memiliki 48 titik lampu dengan maka lampu pertama ini disebut sebagai Lampu B.
pembagian 6 baris 8 kolom, maka untuk Lampu A Spesifikasi jenis Lampu B yang akan digunakan
membutuhkan 72 buah armatur agar menjadi 9 sesuai hasil evaluasi yaitu sebagai berikut :
baris 8 kolom dengan jumlah lampu tetap 268 Tabel 4. 12 Spesifikasi Lampu B
lampu. Philips SP532P PSD L1410
Tabel 4. 11 Hasil Simulasi Lampu A Brand
OC LED77S/- NO
Simulasi Pagi Pukul 09:00 Power (P) 56 Watt
Nilai Intensitas Temperatur
Area Penerangan (Lux) 4000 K
Warna
Target Rata – rata Fluks Cahaya
Dinding Warna Abu – Abu (Grey White) 7700 Lumen
(𝛷)
Gudang Produksi 500 572 561.660,561 𝐿𝑢𝑚𝑒𝑛
Dinding Warna Putih (Pure White) 𝑁𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 7700 𝐿𝑢𝑚𝑒𝑛
= 73 buah lampu

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

Karena titik penerangan yang ada pada Tabel 4. 14 Hasil Perbandingan Nilai Intensitas
Gudang Produksi memiliki 48 titik lampu dengan Penerangan
pembagian 6 baris 8 kolom, maka untuk Lampu B Nilai Intensitas Penerangan Rata
membutuhkan 72 buah armatur agar menjadi 9 Rata (Lux)
Area
baris 8 kolom dengan jumlah lampu tetap 73 lampu.
Standar Pengukuran Simulasi
Tabel 4. 13 Hasil Simulasi Lampu B
Simulasi Pagi Pukul 09:00 Gudang
500 411,67 376
Nilai Intensitas Produksi
Area Penerangan (Lux) Dari hasil perbandingan nilai Intensitas
Target Rata – rata Penerangan pada tabel 4.14, didapatkan bahwa
Dinding Warna Abu – Abu (Grey White) Penerangan pada Gudang Produksi di Warehouse
Gudang Produksi 500 675 PT.Sapta Kartika Luhuring Asta (SKALA) memiliki
Dinding Warna Putih (Pure White) perbedaan nilai Intensitas Penerangan atau selisih
Gudang Produksi 500 753 nilai Lux yang jauh serta masih belum memenuhi
Standar Nasional Indonesia 03-6575-2001 yang
Dinding Warna Cream
memungkinkan terdapat ketidaksesuaian baik
Gudang Produksi 500 735
secara Pengukuran, maupun secara Hasil Simulasi
Simulasi Siang Pukul 12:00 menggunakan data Eksisting di lapangan simulasi
Nilai Intensitas menggunakan Perangkat Lunak Dialux Evo 9.2.
Area Penerangan (Lux) Kesalahan pada simulasi bisa saja disebabkan
Target Rata – rata oleh penentuan nilai faktor depresiasi dan/atau nilai
Dinding Warna Abu – Abu (Grey White) faktor efisiensi penerangan yang tidak tepat karena
Gudang Produksi 500 622 jika dari penentuan nilai Fluks maupun Luas
Dinding Warna Putih (Pure White) Bangunan tidak memungkinkan memiliki kesalahan
Gudang Produksi 500 725 karena kedua hal tersebut bukan variabel.
Dinding Warna Cream Kesalahan lainnya juga bisa didapat dari salahnya
Gudang Produksi 500 709 pemilihan warna tembok dan material lantai yang
Simulasi Sore Pukul 15:00 tidak sesuai dengan keadaan di lapangan pada
Nilai Intensitas simulasi menggunakan Perangkat Lunak Dialux
Area Penerangan (Lux) Evo 9.2.
Target Rata – rata Tabel 4. 15 Perbandingan Hasil Pengukuran dan
Dinding Warna Abu – Abu (Grey White) Simulasi
Gudang Produksi 500 855
Dinding Warna Putih (Pure White)
Gudang Produksi 500 950
Dinding Warna Cream
Gudang Produksi 500 928

4.10 Analisis Data Hasil Simulasi Menggunakan


Dialux Evo 9.2
Analisa hasil simulasi menggunakan
Perangkat Lunak Dialux Evo 9.2 dilakukan di
Gudang Produksi pada Warehouse PT.Sapta
Kartika Luhuring Asta (SKALA). Simulasi yang Pada tabel 4.15 menunjukan perbandingan
dilakukan pada Gudang Produksi ini menggunakan Intensitas Penerangan antara Hasil Pengukuran,
warna dinding, jenis lantai serta dimensi ruangan Hasil Simulasi Lampu A dan Hasil Simulasi Lampu
yang disesuaikan dengan keadaan lapangan. B. Maka dapat disimpulkan bahwa jika
Berikut perbandingan nilai Intensitas Penerangan menggunakan Hasil Simulasi Lampu A, akan
pada saat Hasil Pengukuran dan Hasil Simulasi mendapatkan Nilai Intensitas Penerangan yang
menggunakan data Eksisting di lapangan dengan cukup dengan Standar yang direkomendasikan
nilai Standar yang direkomendasikan oleh SNI 03- oleh SNI 03-6575-2001, dengan warna dindingnya
6575-2001. menggunakan Dinding Abu Abu (Grey White),
dinding putih (Pure White) dan dinding Cream. Jika

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

menggunakan Hasil Simulasi Lampu B akan Penerangan sebuah Gudang Produksi.


mendapatkan Nilai Intensitas Penerangan yang Karena untuk mendapatkan nilai Efisiensi
cukup dengan Standar yang direkomendasikan Penerangan perlu memperhatikan rendemen
oleh SNI 03-6575-2001 baik menggunakan dinding armaturnya, refleksi, depresiasi serta indeks
warna Abu – abu (Grey White), dinding warna putih ruangan.
(Pure White) maupun dinding warna cream. 3. Hasil simulasi yang telah dilakukan pada
Namun jika tidak ingin melakukan perubahan desain penerangan di Gudang Produksi pada
warna dinding pada Gudang Produksi, maka dapat Warehouse PT. Sapta Kartika Luhuring Asta
menggunakan Simulasi warna dinding Abu –Abu (SKALA) menggunakan Perangkat Lunak
(Grey White) menggunakan Lampu A dengan Dialux Evo 9.2. Dari simulasi yang dilakukan
ketentuan mengganti semua lampu yang ada pada didapatkan hasil sebagai berikut :
Gudang Produksi sebanyak 74 lampu oleh Lampu a. Simulasi Menggunakan Lampu Philips
A dengan lampu baru dan menambahkan jumlah CorePro LEDtube HO 1200mm
lampu sebanyak 194 lampu dalam keadaan baru 18W865T8 AP (Lampu A) dilakukan pada
sehingga total lampu yang diperlukan berjumlah 3 sampel warna dinding. Dinding Abu Abu
268 lampu. Atau menggunakan lampu B dengan (Grey White) memiliki Intensitas
ketentuan mengganti semua lampu yang ada pada Penerangan sebesar 625,33 Lux, Dinding
Gudang Produksi sebanyak 73 lampu dalam Putih (Pure White) memiliki Intensitas
keadaan baru. Penerangan sebesar 719 Lux dan
Dinding Cream memiliki Intensitas
V. KESIMPULAN DAN SARAN Penerangan sebesar 697 Lux.
5.1. KESIMPULAN b. Simulasi Menggunakan Lampu Philips
Dari hasil analisa penerangan yang dilakukan SP532P PSD L1410 OC LED77S/- NO
di Gudang Produksi pada Warehouse PT.Sapta (Lampu B) dilakukan pada 3 sampel warna
Kartika Luhuring Asta (SKALA), dimana dinding. Dinding Abu Abu (Grey White)
menggunakan pengukuran Lux Meter dan Simulasi memiliki Intensitas Penerangan sebesar
menggunakan Perangkat Lunak Dialux Evo 9.2,
717,3 Lux, Dinding Putih (Pure White)
maka :
1. Hasil Pengukuran Intensitas Penerangan rata memiliki Intensitas Penerangan sebesar
– rata di Gudang Produksi pada Warehouse 809,3 Lux dan Dinding Cream memiliki
PT.Sapta Kartika Luhuring Asta (SKALA) yang Intensitas Penerangan sebesar 790,67
berfungsi sebagai tempat pembuatan dan Lux.
perakitan panel untuk di distribusikan pada
konsumen ini belum memenuhi Standar yang 5.2. SARAN
Sebagai masukan beberapa saran untuk
direkomendasikan menurut Standar Nasional
perbaikan Intensitas Penerangan di Gudang
Indonesia 03-6575-2001 dengan tingkat
Produksi pada Warehouse PT. Sapta Kartika
pencahayaan jenis Pekerja Sedang sebesar Luhuring Asta (SKALA) yaitu sebagai berikut :
500 Lux. Pengukuran yang dilakukan selama 1. Menggunakan Hasil Simulasi Lampu Philips
3 hari memiliki nilai Intensitas Penerangan rata SP532P PSD L1410 OC LED77S/- NO
rata sebesar 411,67 Lux. (Lampu B) akan mendapatkan Nilai Intensitas
2. Hasil Perhitungan Efisiensi Penerangan yang Penerangan yang cukup dengan Standar yang
dilakukan di Gudang Produksi pada direkomendasikan oleh SNI 03-6575-2001
Warehouse PT. Sapta Kartika Luhuring Asta baik menggunakan dinding warna Abu – abu
(SKALA), diketahui bahwa nilai Efisiensi (Grey White), dinding warna putih (Pure White)
Penerangan yang terpasang di Gudang maupun dinding warna Cream. Namun jika
Produksi pada Warehouse PT. Sapta Kartika tidak ingin melakukan perubahan warna
Luhuring Asta (SKALA) memiliki nilai Efisiensi dinding pada Gudang Produksi, maka dapat
Penerangan sebesar 59,4% . Hal ini dapat menggunakan Simulasi Lampu B dengan
disebabkan oleh nilai faktor refleksinya yang mengganti semua lampu sebanyak 73 lampu
rendah dan masa pemeliharaannya mencapai dan menggunakan warna dinding Abu –Abu
3 tahun yang mengakibatkan faktor (Grey White) yang sudah terpasang pada
penyusutannya menjadi rendah sehingga Gudang Produksi.
dapat berpengaruh pada nilai Efisiensi

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)
p-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx
e-ISSN: xxxxxxxxxxxxxxxxxx

2. Melakukan pemeliharaan lampu selama 1 BIOGRAFI PENULIS


tahun sekali dan penggantian lampu setiap 3
tahun sekali agar dapat menjaga tingkat R.DITA AMELIASARI
iluminasi pada atau diatas nilai yang lahir di Kabupaten
direkomendasikan dan dapat mengurangi Tasikmalaya pada tanggal
biaya modal operasi. 18 Desember 1998. Penulis
merupakan anak bungsu
DAFTAR PUSTAKA dari dua bersaudara. Saat
ini Penulis tinggal di Jl.
[1] C. R. PUTRI, “EFISIENSI Kaum Utara Mangunreja
PENCAHAYAAN PADA BANGUNAN Kecamatan Mangunreja
GEDUNG DENGAN BANTUAN Kabupaten Tasikmalaya
PERANGKAT LUNAK,” 2015. Jawa Barat.
[2] A. M. Mappalotteng and Syahrul, Penulis mulai menempuh pendidikan Sekolah
“ANALISIS PENERANGAN PADA Dasar (SD) di SD Negeri 3 Mangunreja Kabupaten
RUANGAN DI GEDUNG PROGRAM Tasikmalaya pada tahun 2005-2011. Kemudian
PASCASARJANA UNM MAKASSAR,” melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
Sci. Pinisi, vol. 1, no. 1, pp. 87–96, 2015. Pertama (SMP) di SMP Negeri 1 Mangunreja pada
[3] P. Van Harten and Ir. E. Setiawan, tahun 2011-2014. Tahun 2014-2017, penulis
“INSTALASI LISTRIK ARUS KUAT 2,” in melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah
INSTALASI LISTRIK ARUS KUAT 2, 2002, Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Singaparna yang
pp. 1–259. terletak di Kabupaten Tasikmalaya.
[4] SNI 03-6575, Tata cara perancangan
Setelah Penulis menyelesaikan pendidikannya
sistem pencahayaan buatan pada
di Sekolah Menengah Atas (SMA), pada tahun
bangunan gedung . 2001.
2017 Penulis diterima di salah satu Perguruan
[5] D. Repository, R. Universitas, and U.
Tinggi Negeri di Kota Tasikmalaya melalui Jalur
Jember, “Digital Repository Repository
Mandiri mengambil jurusan S1 Teknik Elektro
Universitas Universitas Jember Jember
Fakultas Teknik Universitas Siliwangi. Dalam
Digital Digital Repository Repository
peminatan konsentrasi di Jurusan Teknik Elektro,
Universitas Universitas Jember Jember,”
Penulis mengambil Konsentrasi Sistem Tenaga.
Digit. Repos. Univ. Jember, no. September
Selama menempuh pendidikan S1, Penulis Aktif
2019, pp. 2019–2022, 2021.
[6] S. D. Primadi, D. R. Lucitasari, and A. mengikuti kegiatan magang kepanitiaan di
Muhsin, “Usulan Perbaikan Tingkat Himpunan Mahasiswa Elektro (HME), magang
Pencahayaan Pada Ruang Produksi Guna kepanitiaan di Badan Eksekutif Mahasiswa
Peningkatan Output Produk Pekerja Fakultas Teknik (BEM-FT) serta ikut serta dalam
Dengan Pendekatan Teknik Tata Cara Organisasi Mahasiswa sebagai Wakil Sekretaris
Kerja,” OPTIMASI Sist. INDUSTRI, vol. 9, Umum tahun 2019 dan sebagai Sekretaris Umum
no. 01, pp. 59–68, 2016, doi: tahun 2020 di Badan Legislatif Mahasiswa Fakultas
10.31315/opsi.v9i01.2192. Teknik (BLM-FT).
[7] Illuminating Engineering Society of North Selain aktif mengikuti Organisasi di Universitas,
America, The IESNA Lighting Handbook Penulis juga Menjadi Asisten Praktikum pada mata
Reference & Application. 2000. kuliah Praktikum Analisis Sistem Tenaga pada
[8] P. Sumardjati, Teknik Pemanfaatan tahun 2021. Selain itu, Penulis pun aktif mengikuti
Tenaga Listrik untuk Sekolah Menengah Pelatihan di luar Universitas seperti Pelatihan
Kejuruan. 2008. Instalasi Listrik yang diadakan oleh PPSDM
[9] R. W. McKincley, “IES LIGHTING KEBTKE KESDM di Kota Jakarta Timur tahun
HANDBOOK,” in IES LIGHTING 2020, Pelatihan Electrical Drafter with AutoCAD
HANDBOOK, 1947, pp. 68–70. yang diadakan secara Online oleh Anak Teknik
Indonesia tahun 2021 dan Pelatihan AutoCAD yang
diadakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) di
Kabupaten Tasikmalaya tahun 2021.

JOURNAL OF ENERGY AND ELECTRICAL ENGINEERING (JEEE)


Vol. xx, No. xx, (Bulan), (2022)

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy