Kesetaraan Gender
Kesetaraan Gender
Samsul Arifin
(Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jl. Raya Jakarta KM. 4, Pakupatan, Serang - Banten, Indonesia;
email: samsularifin@untirta.ac.id)
Abstract
In line MDGs, the increas of economic growth to bring down poverty must be able to encourage the improvement of gender
equality. In this context, the achievement of gender equality means to eliminate the gap of development between men and women
in real fields also important, the high degree of gender equality will encourage economic growth, productivity and efficiency of the
overall development. In fact, the condition of gender discrimination in Indonesia is still prevalent in all aspects of life with a tendency
experienced improvement. Taking into account that the large number of women are taking a public role in life of society, important
question needed to be raised is how did gender equality improve economic growth in Indonesia?. This study aims to analyze the
relevance of gender equality and economic growth in Indonesia. Gender equality are seen from the magnitude of the life
expectancy, the rate of labour force participation and length of study between women and men. Applying data panel, this study
shows that the ratio of life expectancy of women to men, ratio of women’s labour force participation rate to men and ratio of
average femalelength of study to men significantly increase economic growth in Indonesia. Gender equality should be one of the
solutions to increase economic growth, while policies can be introduced in the field of education is the Wajar program. Thus, women
role in economy should not be longer just considered with “one eye” or underestimated, so that economic empowerment program
for women is important. Similarly, development programs to increase economic growth should give better consideration to different
characteristics regions and their impacts.
Keywords: gender equality, life expectancy, labour force participation, lenght of study, economic growth, Indonesia, panel data
Abstrak
Dalam isu MDGs, peningkatan pertumbuhan ekonomi untuk menurunkan kemiskinan harus mampu mendorong peningkatan
kesetaraan gender. Pencapaian kesetaraan gender artinya menghilangkan kesenjangan pembangunan antara laki-laki dan
perempuan disegala bidang. Tingginya kesetaraan gender akan mendorong produktivitas, pertumbuhan ekonomi dan efisiensi
pembangunan secara keseluruhan. Kondisi diskriminasi gender di Indonesia masih banyak terjadi dalam seluruh aspek kehidupan
dengan kecenderungan mengalami perbaikan. Sehubungan fenomena banyaknya perempuan mengambil peran publik dikehidupan
bermasyarakat esai ini membahas bagaimanakah kesetaraan gender dalam mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia? Studi bertujuan untuk menganalisis peran kesetaraan gender terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kesetaraan
gender dilihat dari besarnya angka harapan hidup, tingkat partisipasi angkatan kerja dan rata-rata lama sekolah antara perempuan
dan laki-laki. Menggunakan data panel, studi ini menunjukkan bahwa rasio angka harapan hidup perempuan terhadap laki-laki,
rasio tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan terhadap laki-laki dan rasio rata-rata lama sekolah perempuan terhadap laki-
laki signifikan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Kesetaraan gender menjadi salah satu solusi dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi, sedangkan kebijakan yang dapat dilakukan di bidang pendidikan adalahprogram Wajar. Peran perempuan
saat ini sudah tidak boleh lagi hanya dipandang sebelah mata dalam perannya dibidang ekonomi, program pemberdayaan ekonomi
perempuan menjadi penting. Program pembangunan dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi hendaknya
memperhatikan karakteristik dan efek lintas-daerah.
Kata kunci: kesetaraan gender, angka harapan hidup, partisipasi angkatan kerja, lama sekolah; pertumbuhan ekonomi; Indonesia;
data panel.
12
11
10
4
1-
2-
3-
5-
6-
8-
9-
11 -
12 -
13 -
15 -
16 -
18 -
19 -
11
14
17
13
16
12
15
11
14
17
13
16
12
15
76
72
68
64
60
1-
2-
3-
5-
6-
8-
9-
11 -
12 -
13 -
15 -
16 -
18 -
19 -
11
14
17
13
16
12
15
11
14
17
13
16
12
Sumber : BPS data diolah (2013) AHHL
80
70
60
50
40
30
1-
2-
3-
4-
5-
6-
7-
8-
9-
10 -
11 -
12 -
13 -
14 -
15 -
16 -
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
11
5
P
2
.66 .68 .70 .72 .74 .76 .78 .80 .82 .84
RASIO
Dalam penelitian ini murni melihat pengaruh besarnya maka rasio TPAK perempuan terhadap laki-
kesetaraan gender terhadap pertumbuhan ekonomi laki sama dengan 1 atau 100 persen artinya semakin
mendekati 1 atau 100 persen kesetaraan gender
tanpa memasukan variabel lain dalam model.
26
Kesetaraan gender dalam penelitian meliputi tiga M. Baliamoune-Lutz and M. Gillivray, “Gender Inequality
and Growth: Evidence from Sub-Sahara Africa and Arab
bidang, yaitu bidang pendidikan, bidang kesehatan,
countries”, African Development Review, 2007, 21(2): hlm.
dan bidang tanaga kerja. Berbeda dengan penelitian 224-242.
terdahulu yang memasukkan variabel lain dalam 27
Agnes Vera Yanti Sitorus, “Dampak Ketimpangan Gender
model pada saat melihat pengaruh gender terhadap Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”, Sosio
pertumbuhan ekonomi. Kesetaraan gender di ukur Informa, Vol. 2, No. 01, Januari-April 2016, hlm. 96
1 Kajian Vol. 23 No. 1 Maret 2018 hal. 27 -
membaik. Rasio TPAK perempuan terhadap laki- Tabel 7: Hasil Estimasi model peran kesetaraan gender
laki signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
dengan arah positif. Peningkatan rasio ini berarti Tahun 2011-2017
berkurangnya gap antara laki-laki dan perempuan Variabel Bebas Variabel Terikat:
dalam pekerjaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan
PE
banyak studi tentang hubungan ketimpangan
gender dan pertumbuhan ekonomi walaupun Koefisien Probabilitas (p-value)
dalam penelitian ini lebih banyak digunakan istilah C -12,40318 0.5110
kesetaraan gender, seperti hasil penelitian Aktaria RAHH 7.691007 0.6650
dan Handoko28 penggunaan variabel indek RRLS 5.289894 0.0062***
ketimpang gender dengan GII dan GEM, RTPAK 8.495373 0.0018***
R-squared 0.801240
Baliamoune-Lutz dan McGillivray, Agnes Vera Yanti
Adjusted R-squared 0.728132
Sitorus, Frestiana Dyah Mulasari, Ali Mowadad dan Prob (F-statistic) 0.000000
Ulung Purba.29 Sumber: Hasil pengolahan penulis
Tabel 5. Hasil Pengujian Antara FEM dengan REM (Uji Keterangan: * signifikan pada taraf 10%
Hausman) untuk model peran kesetaraan ** signifikan pada taraf 5%
gender terhadap pertumbuhan ekonomi di *** signifikan pada taraf 1%
Indonesia, Tahun 2011-2017
Selanjutnya gambaran besaran efek lintas-
Correlated Random Effects - Hausman Test daerah jika tanpa ada perubahan pada semua
Equation: Untitled variabel bebas menunjukkan pengaruh terhadap
masing- masing provinsi yang berbeda satu sama
Test cross-section random effects
lain dapat dilihat dari nilai cross-section effect pada
Gambar 9, ketika tidak ada perubahan semua
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
variabel, maka rata-rata pertumbuhan ekonomi di
masing-masing provinsi akan sebesar nilai koefisien
Cross-section random 8.376265 3 0.0388 plus besaran cross-section effect-nya30. Nusa
Tenggara Barat, Papua dan Aceh provinsi yang akan
Sumber : Hasil pengolahan penulis
mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi tinggi
Tabel 6: Uji Asumsi Homoskedastisitas dan Autokorelasi jika tanpa ada usaha peningkatan kesetaraan gender
model peran kesetaraan gender terhadap melalui akses pendidikan, kesehatan dan lapangan
pertumbuhan ekonomi di Indonesia, Tahun kerja.
2011-2017
Identifikasi 34 provinsi PENUTUP
Homokedastisitas Sum squared resid Berdasarkan hasil dan analisis yang telah
Unweighted statistics 195,8851 disampaikan, dapat ditarik beberapa simpulan.
Weighted statistics 180.1159 Pertama, penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi
SSRw < SSRUw Heteroskedastisitas perbaikan kesetaraan gender di Indonesia yang
dilihat dari keadaan IPG dari 34 provinsi, selama 7
Autokorelasi
α 5% tahun indikator IPG semakin meningkat artinya
k 4 kesetaraan gender semakin membaik. Indikator
N 120 selisih (IPG-IPM) dan rasio (IPM/IPG) sebagai
dL 1,6265 indikator kesetaraan gender memperkuat kesimpulan
dU 1,7690 terjadinya perbaikan kesetaraan gender. Keadaan
DW 1.957177
perbaikan kesetaraan gender didukung oleh data
D > dU No Autokorelasi AHH, RLS dan TPAK laki-laki dan perempuan yang
Sumber : Hasil pengolahan penulis menunjukkan bahwa terdapat angka yang besarnya
berbeda dengan selisih yang cukup signifikan
menunjukkan bahwa kesenjangan gender memang
masih terjadi walaupun dengan perkembangan yang
28
E. Aktaria dan B Handoko, “Ketimpangan Gender dalam
terus membaik. Kedua, peran kesetaraan gender
dalam pertumbuhan ekonomi menunjukkan
hubungan positif baik yang
Pertumbuhan Ekonomi”, Jurnal Ekonomi Pembangunan,
Vol 13, No. 2, Desember 2012, hlm.194-206. 30
Rofiq Nur Rizal, “Apakah Jenjang Pendidikan Dasar
29
Ulung Purba, “Analisis Pengaruh Ketimpangan Gender Tenaga Kerja Berperan dalam Mengurangi Kemiskinaan di
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Lampung”. Indonesia?”, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia,
Skripsi, Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Vol. 16, No. 1, Juli 2015, hlm. 27.
dan Bisnis, Universitas Lampung, 2016.
Samsul Arifin Kesetaraan Gender dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 17