Jurnal Reni Dwi
Jurnal Reni Dwi
Pengaruh Burnout, Work Life Balance Dan Lingkungan Kerja Non Fisik
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
Reni Dwi Andrianti
Universitas Islam Kadiri
Udik Jatmiko
Universitas Islam Kadiri
Nur Hidayati
Universitas Islam Kadiri
Abstract. This study aims to determine whether there is an influence of burnout, work life balance, and non-
physical work environment on employee job satisfaction at PT Idea Global Indo. This research uses quantitative
methods with non-probability sampling techniques with purposive sampling methods. The number of polulations
was 40 employees and a sample of 32 staff. The analysis technique used is the research instrument test, classical
assumption test, multiple linear regression analysis, hypothesis testing, and the coefficient of determination (R2 )
which is processed using the SPSS software program version 25.0. Based on the results of the study, it is concluded
that partially burnout does not have a significant effect on employee job satisfaction obtained Sig. 0.425> 0.05
with a tcount value < ttabel , namely -0.809 < 2.048. The work life balance variable partially has a significant
effect on employee job satisfaction obtained Sig value. 0.032 ttabel value, namely 2.255> 2.048. Non-physical
work environment variables partially have a significant effect on employee job satisfaction obtained Sig value.
0.001 ttabel value, namely 3.731> 2.293. Burnout, work life balance, and non-physical work environment
variables simultaneously have a significant effect on employee job satisfaction obtained Sig value 0.001 < 0.05
with the value of Fcount > Ftabel which is 7,671 > 2.95.
Keywords: Burnout, Work Life Balance, Non Physical Work Environment, Job Satisfaction
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh burnout, work life balance,dan
lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Idea Global Indo. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel non probability sampling dengan metode
purposive sampling. Jumlah polulasi sebanyak 40 karyawan dan sampel sebanyak 32 staff. Teknik analisis yang
digunakan adalah uji instrument penelitian, uji asumsi klasik, analisis regresi linear berganda, uji hipotesis, dan
koefisien determinan (R2) yang diolah menggunakan progam software SPSS versi 25.0.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa secara parsial burnout tidak berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan diperoleh nilai Sig. 0,425 > 0,05 dengan nilai t hitung < ttabel yaitu -0,809 <
2,048. Variabel work life balance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
diperoleh nilai Sig. 0,032 < 0,05 dengan nilai thitung > ttabel yaitu 2,255 > 2,048. Variabel lingkungan kerja non
fisik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan diperoleh nilai Sig. 0,001 < 0,05
dengan nilai thitung > ttabel yaitu 3,731 > 2,293. Variabel burnout, work life balance, dan lingkungan kerja non fisik
secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan diperoleh nilai Sig 0,001 < 0,05 dengan
nilai Fhitung > Ftabel yaitu 7,671 > 2,95.
Kata kunci : Burnout, Work Life Balance, Lingkungan Kerja Non Fisik, Kepuasan Kerja
Received Agustus 03, 2023; Revised Setember 17, 2023; Accepted Oktober 20, 2023
* Reni Dwi Andrianti, renidwia29@gmail.com
Pengaruh Burnout, Work Life Balance
Dan Lingkungan Kerja Non Fisik Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
LATAR BELAKANG
Pertumbuhan dunia bisnis yang semakin canggih memaksa setiap perusahaan pada saat ini
berlomba-lomba mendapatkan profit yang maksimal dengan penggunaan sumber daya yang
seminimal mungkin, sekalipun dengan tekanan kompetitif yang semakin kuat, perusahaan
dituntut untuk menghasilkan suatu produk atau layanannya dengan maksimal, untuk itu
perusahaan perlu memperhatikan faktor sumber daya manusia. Potensi-potensi yang dimiliki
oleh sumber daya manusia sangat menentukan dan berpengaruh terhadap upaya organisasi
tersebut dalam mencapai tujuannya, maka dari itu perusahaan harus menjaga dan
memperhatikan kepuasan kerja karyawan.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor pendukung karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya dengan baik. Kepuasan kerja sendiri berkaitan dengan bagaimana sikap
karyawan dalam bekerja (Pio et al., 2018). Setiap individu mempunyai tingkat kepuasan yang
berbeda-beda sesuai dengan karakteristik yang berlaku pada dirinya. Karyawan yang menyukai
pekerjaannya biasanya adalah karyawan yang merasakan kepuasan, sehingga dengan kepuasan
yang dimilikinya, hal itu akan memberikan pengaruh positif bagi perusahaan, seperti
meningkatkan efisiensi dan produktifitas. Kepuasan kerja yang ada pada suatu perusahaan
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain burnout, work life balance dan lingkungan
kerja non fisik.
Priansa (2017 : 326) burnout merupakan suatu reaksi psikologi karena stres dan
ketidaknyamanan yang dialami oleh individu atau karyawan dimana ia mengurangi
keterlibatannya di dalam mengemban pekerjaan, sehingga apa yang dilakukan oleh nya tidak
berjalan dengan optimal. Berdasarkan observasi awal, peneliti menemukan permasalahan
seorang karyawan mengenai burnout yang disebabkan oleh kelelahan fisik dikarenakan beban
kerja berlebih dan banyaknya tuntutan pekerjaan, akibatnya, seseorang yang mengalami
burnout akan sulit untuk fokus dalam bekerja serta teledor akan pekerjaannya dan
menyebabkan hasil kerja kurang optimal.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja merupakan work life balance.
Menurut Locwood dan Nancy R (dalam Yustini dan Yuliza, 2021 : 62) mengemukakan bahwa
work life balance merupakan suatu keadaan dimana terjadi keseimbangan tuntutan pekerjaan
dan kehidupan pribadinya. Berdasarkan observasi, penyebab belum terjadi keseimbangan
antara pekerjaan dan kehidupan pribadinya dalam hal ini adalah keseimbangan waktu yang
belum bisa berjalan dengan semestinya karena waktu untuk beristirahat, waktu untuk keluarga
serta kehidupan pribadinya kurang, adanya karyawan yang memiliki double job seperti
pekerjaan sampingan dan kuliah, serta padatnya jam kerja disaat perusahaan mendapatkan job
untuk event-event tertentu.
Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan juga dapat dipengaruhi oleh lingkungan
kerja yang baik, karena dengan adanya lingkungan kerja yang baik akan memberikan dampak
yang baik pula bagi karyawan dalam menyelesaikan pekerjaannya. Azharuddin (dalam Putri,
2022) bahwa lingkungan kerja non fisik merupakan segala kondisi yang timbul dalam suatu
hubungan kerja, meliputi hubungan karyawan dan atasan, hubungna dengan sesama rekan
kerja, atau hubungan dengan bawahan.
KAJIAN TEORITIS
Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja menurut Sutrisno (2019 : 74) merupakan suatu sikap karyawan terhadap
pekerjaannya yang berkaitan dengan kerja sama antar karyawan, situasi kerja, imbalan yang
diterima dalam kerja, dan hal-hal yang berhubungan dengan faktor fisik dan faktor psikologis.
Menurut Priansa (2017:18) kepuasan kerja adalah sekumpulan perasaan karyawan terhadap
pekerjaan yang dilakukan, apakah senang atau tidak senang, suka atau tidak suka sebagai hasil
dari interaksi antar karyawan dengan lingkungan pekerjaannya atau sebagai persepsi sikap
mental, dan juga hasil penilaian karyawan terhadap pekerjaannya.
1 Menyenangi pekerjaannya
2 Mencintai pekerjaannya
3 Moral kerja
4 Kedisiplinan
5 Prestasi kerja
Burnout
Menurut Priansa (2017: 326) burnout adalah suatu reaksi psikologi karena stres dan
ketidaknyamanan yang dialami oleh individu atau karyawan dimana ia mengurangi
keterlibatannya di dalam mengemban pekerjaan, sehingga apa yang dilakukan oleh nya tidak
berjalan dengan optimal. Burnout merupakan gejala negatif yang timbul dari diri seseorang
karena kondisi yang dialami selama menjalankan pekerjaannya dan apabila tidak segera
ditanggulangi akan merugikan organisasi atau perusahaan dan individu itu sendiri (Prianto dan
Bachtiar, 2020).
Indikator Burnout
Indikator burnout berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Baron dan Greenberg
(dalam Prianto dan Bachtiar, 2020) yaitu :
1) Kelelahan fisik
2) Kelelahan emosional
3) Kelelahan mental
4) Rendahnya penghargaan terhadap diri
1) Keseimbangan waktu
2) Keseimbangan peran
3) Keseimbangan kepuasan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena dapat digunakan untuk
menganalisis data penelitian berupa angka-angka yang kemudian diinterpretasikan dalam suatu
uraian. Objek penelitian ini adalah PT. Idea Global Indo yang terletak di Gg. Bujel 1, Kel.
Bujel, Kec. Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, 64119. Teknik pengambilan sampel
menggunakan nonprobability sampling dengan purposive sampling dengan jumlah sampel
sebanyak 32 staff. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, studi Pustaka,
dokumentasi, kuesioner/angket. Teknik analisis yang digunakan adalah uji validitas, uji
reliabilitas, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, analisis linier berganda,
uji t, uji F, koefisien determinasi (R2).
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dikatakan layak apabila jawaban responden terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki
Cronbach alpha > 0,60.
Tabel 2 Uji Reliabilitas
Cronbach’s Standar
No Variabel Keterangan
Alpha Reliabilitas
1 Burnout (X1) 0,723 > 0,60 Reliabel
2 Work life balance (X2) 0,715 > 0,60 Reliabel
3 Lingkungan Kerja Non > 0,60
0,730 Reliabel
Fisik (X3)
4 Kepuasan Kerja (Y) 0,797 > 0,60 Reliabel
Berdasarkan tabel 2 diatas, hasil pengujian reliabilitas menunjukkan bahwa semua item
variabel mempunyai Cronbach‘s alpha > 0,60 maka data dikatakan reliabel.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 3 diatas, nilai Sig > 0,05 maka dapat disimpulkan
bahwa data tersebut berdistribusi normal.
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antar variabel
independen atau variabel bebas. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance < 0,10, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas.
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa hasil dari nilai VIF variabel burnout (X1)
adalah sebesar 1,011 < 10, variabel work life balance (X2) sebesar 1,017 < 10, dan variabel
lingkungan kerja non fisik sebesar 1,024 < 10. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
gangguan pada asu msi multikoliniaritas pada variabel burnout, work life balance, dan
lingkungan kerja non fisik.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah ada varian dalam variabel pada
model regresi yang tidak sama. Dasar pengambilan keputusan ini diperoleh dari hasil uji
glejser, dengan Sig > 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.
F Sig. Keterangan
0,209 0,889 Tidak terjadi heteroskedastisitas
Berdasarkan tabel 5, menunjukkan hasil nilai F 0,209 dan nilai 0,889 > 0,05 maka dapat
diartikat bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 6, maka dapat diperoleh persamaan sebagai
berikut :
𝒀 = 𝒂 + 𝒃𝟏 𝑿𝟏 + 𝒃𝟐 𝑿𝟐 + 𝒃𝟑 𝑿𝟑
𝒀 = 𝟗, 𝟖𝟗𝟗 − 𝟎, 𝟎𝟖𝟏𝑿𝟏 + 𝟎, 𝟑𝟒𝟓𝑿𝟐 + 𝟎, 𝟕𝟏𝟑𝑿𝟑
Uji Hipotesis
1. Uji t (Parsial)
Uji t (parsial) digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen atau variabel
bebas secara individual membengaruhi variabel dependen. Dengan kriteria apabila nilai thitung
> ttabel dan nilai Sig < 0,05 maka variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
Tabel 7 Uji t (Parsial)
Variabel t Sig
2. Uji F (Simultan)
Uji F (Simultan) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas
secara bersama sama terhadap variabel terikat dengan cara melihat nilai signifikasi jika nilai
Sig < 0,05 dan Fhitung > Ftabel maka variabel-variabel bebas secara bersama sama berpengaruh
terhadap variabel terikat.
Berdasarkan dari tabel 9 dapat dilihat kontribusi variabel burnout, work life balance,
dan lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja karyawan pada hasil pengujian data
didapatkan nilai R2 = 0,451 yang berarti sebesar 45,1% sedangkan sisanya sebesar 54,9%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
2. Pengaruh Work Life Balance (X2) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) PT.
Idea Global Indo
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial dapat dilihat bahwa variabel work life balance
memiliki nilai Sig. 0,032 < 0,05 dengan nilai thitung > ttabel yaitu 2,255 > 2,048. Dengan demikian
variabel work life balance secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan PT. Idea Global Indo, sehingga bisa diartikan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika tingkat work life balance sangat
diperhatikan oleh perusahaan dan karyawan mampu mengelola aktivitas yang mereka lakukan
dengan seimbang serta tidak mengalami konflik maka dapat meningkatkan kepuasan kerja
karyawan.
3. Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik (X3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan
(Y) PT. Idea Global Indo
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara parsial dapat dilihat bahwa variabel lingkungan kerja
non fisik memiliki nilai Sig. 0,001 < 0,05 dengan nilai thitung > ttabel yaitu 3,731 > 2,048. Dengan
demikian variabel lingkungan kerja non fisik secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
kepuasan kerja karyawan PT. Idea Global Indo, sehingga bisa diartikan bahwa Ha diterima dan
Ho ditolak. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ketika lingkungan kerja non
fisik terjalin dengan kurang baik dan membuat tidak nyaman, maka akan menurunkan kepuasan
kerja karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan kerja non fisik sangat berperan
penting bagi kepuasan yang didapatkan oleh karyawan.
4. Pengaruh Burnout (X1), Work Life Balance (X2) Dan Lingkungan Kerja Non Fisik
(X3) Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y) PT. Idea Global Indo
Berdasarkan hasil uji hipotesis secara simultan dapat dilihat bahwa variabel burnout, work
life balance, dan lingkungan kerja non fisik terhadap kepuasan kerja memiliki nilai Sig 0,001
< 0,05 dengan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 7,671 > 2,95. Dengan demikian burnout, work life
balance, dan lingkungan kerja non fisik kerja berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja
karyawan PT.Idea Global Indo, sehingga bisa diartikan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Besar pengaruh tingkat burnout, work life balance, dan lingkungan kerja non fisik terhadap
kepuasan kerja yaitu sebesar 45,1% sedangkan sisanya sebesar 54,9% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Saran
Adapun saran bagi instansi atau objek penelitian sebagai berikut :
1) Saran bagi instansi, meskipun instansi bergerak pada bidang jasa, dan dituntut untuk
mengutamakan kepuasan pelanggan, akan tetapi pimpinan juga harus lebih memperhatikan
tingkat burnout yang dirasakan oleh karyawan agar kepuasan kerja karyawan dapat tercapai
dengan maksimal dengan cara lebih meningkatkan lagi Kerjasama tim dan lebih
memaksimalkan waktu dalam bekerja.
2) Secara keseluruhan variabel work life balance tergolong dalam kategori yang baik, sehingga
perusahaan disarankan untuk mempertahankan tingkat work life balance agar tingkat
kepuasan kerja karyawan semakin meningkat, namun berdasarkan kuesioner yang telah
disebar masih ada yang perlu di tingkatkan khususnya keseimbangan waktu antara
kehidupan pribadi, keluarga dan pekerjaan masih tergolong dalam kategori cukup baik, hal
tersebut bisa ditingkatkan dengan adanya disiplin jam kerja serta memaksimalkan waktu
bekerja.
3) Secara keseluruhan variabel lingkungan kerja non fisik tergolong dalam kategori sangat
baik. Saran bagi instansi, diharapkan instansi tetap mempertahankan dan memperhatikan
lingkungan kerja non fisik seperti hubungan dengan rekan kerja setingkat, hubungan atasan
dan bawahan dan kerjasama antar karyawan agar tetap tercapainya kepuasan kerja karyawan
sehingga karyawan tetap betah dan semangat dalam bekerja serta menyelesaikan tugas.
DAFTAR REFERENSI