1 PB
1 PB
SPJ:
Sport Pedagogy Journal
e-mail: journalspj@gmail.com
Journal Homepage: http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/SPJ/index
Pendahuluan
Pencak silat merupakan salah satu seni bela diri warisan leluhur yang diwariskan sampai saat ini.
Pencak silat adalah seni bela diri tradisional Indonesia yang berakar dari budaya melayudan biasa
ditemukan hampir di seluruh wilayah Indonesia. Gerakan-gerakan silat melibatkan seluruh anggota
tubuh seperti tangan, kaki, dan badan, sehingga bila dilakukan secara tepat dan terarah tidak hanya
akan membantu meningkatkan kebugaran jasmani, tetapi dapat membantu meningkatkan ketrampilan
gerak pada seseorang. olahraga dan kesehatan menyebutkan dalam standar kompetensi bahwa anak
tunagrahita dapat melakukan latihan dalam menigkatkan kebugaran jasmani. Kesempurnaan teknik
dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh
karena itu, gerak-gerak dasar dari setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga
haruslah dilatih dan didiskusikan secara sempurna. Namun dalam menhadapi suatu pertandingan
biasanya ada kecemasan yang selalu muncul. KecemasanBertanding Pengertian umum, kecemasan
bertanding merupakan suatu kekhawatiran terhadap sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi pada
diri seseorang. Kecemasan adalah reaksi emosi terhadap suatu kondisi yang mengancam. Kecemasan
atau anxiety pasti pernah dialami oleh semua orang, yang berbeda adalah bagaimana mereka
menyikapi hadirnya perasaan ini. Ada yang mampu mengen-dalikannya namun tidak jarang yang
justru mereka dikendalikan oleh perasaan ini sehingga mereka tenggelam di dalamnya. Banyak
ditemui seseorang yang sukses dalam hidupnya dikarenakan dia mampu untuk menyelesaikan
kecemasan. Sebaliknya banyak orang yang labil (stres) salah satu di antaranya karena tidak mampu
untuk mengatasi kecemasan dalam dirinya. Menurut Soemanto (2013) kecemasan yang dialami oleh
anak didik, yaitu kecemasan menggambarkan keadaan emosional yang dikaitkan dengan ketakutan.
Jenis yang menggambarkan kecemasan berbeda-beda. 1) Takut akan situasi sekolah secara
menyeluruh, 2) takut aspek khusus lingkungan sekolah, guru, teman, mata pelajaran, atau ulangan dan
3) School phobia, menyebabkan anak menolak untuk pergi sekolah. Secara lebih jelas merumuskan
kecemasan sebagai suatu ketegangan mental yang yang biasanya disertai dengan gangguan tubuh
yang menyebabakan individu bersangkutan merasa tidak berdaya dan mengalami kelelahan, karena
senantiasa harus berada dalam keadaan was-was terhadap ancaman bahaya yang tidak
jelas.Berdasarkan penjelasan tersebut, kecemasan secara umum merupakan keadaan emosi negative
dari suatau ketegangan mental yang ditandai dengan perasaan khawatir, was-was dan disertai dengan
peningkatan gugahan system faal tubuh, yang menyebabkan individu merasa tak berdaya dan
mengalami kelelahan.
Dalam penelitian ini, atlet pencak silat persaudaraan setia hati terate (psht) cabang bengkayang
menjadi tujuan peneliti. Berdasarkan pre observasi peneliti bahwa atlet pencak silat psht cabang
bengkayang menunjukan kecemasan mereka saat akan bertanding dalam suatu kompetisi. Maka dari
itu peneliti melakukan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar tingkat kecemasan atlet pencak
silat psht cabang bengkayang sebelum mereka bertanding maupun selama bertanding. Maka dari itu
peneliti melakukan penelitian dengan judul “survei tingkat kecemasan atlet pencak silat organisasi
Metodologi
Metode penelitian adalah langkah-langkah yang diambil oleh peneliti untuk mengumpulkan
data atau informasi untk diolah dan dianalisis secara ilmiah. Menurut sugiyono (2013) metodelogi
penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.Cara
ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, seperti rasional,empiris dan
sistematis. Rasional merupakan kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk akal sehingga
terjangkau oleh penalaran manusia. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif dengan
menggunakan pendekatan Kuantitatif dan teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode
komunikasi tidak langsung. metode dalam penelitian ini adalah Survei Tingkat Kecemasan Atlet Pencak
Silat Sebelum dan selama Bertanding Organisasi PSHT Cabang Brengkayang. Sedangkan, pendekatan
kuantitatif bertujuan mendapatkan data yang berbentuk kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah,
bagan, gambar, dan foto.
Bentuk dari penelitian ini merupakan penelitian deskriftif kuantitatif dengan metode survei
Sedangkan cara yang di gunakan dalam penelitian iniyaitu survei dengan menggunakan angket.
Menurut sugiyono (2013:24) metode survei adalah metode penelitian kuantitatif yang digunakan
untuk mendapatkan data yang terjadi pada masa lampau atau saat ini, tentang keyakinan, pendapat,
karakteristik, perilaku, hubungan variable dan untuk menguji beberapa hipotesis tentang variable
sosiologis dan psikologis dari sampel yang diambil dari populasi tertentu, Teknik pengumpulan data
dengan pengamatan (wawancara atau kuesioner) dan hasil penelitian cenderung untuk
digeneralisasikan.
Populasi dalam penelitian ini Atlet Pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate(PSHT) Cabang
Bengkayang berjumlah 20 atlet, setiap atlet memiliki tingkat kecemasan yang berbeda-beda sebelum
dan selama bertanding. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah Teknik sampling jenuh
dikarenakan jumlah atlet dalam populasi hanya 20 orang. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
berupa teknik komunikasi tidak langsung. Menurut Zuldafrial (2012) teknik komunikasi tidak langsung
dalam suatu penelitian adalah suatu metode pengumpulan data, dimana peneliti tidak berhadapan
lagsung dengan subjek penelitian untuk pendapatkan data atau informasi yang diperlukan tetapi
dengan menggunakan angket yaitu sejumlah pertanyaan yang harus diisi oleh subjek penelitian atau
responden. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif.
Sedangkan perhitungan dalam angket menggunakan deskriptif presentase.
Hasil Penelitian
Tabel Tingkat Kecemasan Sebelum bertanding
2. 69,71%-85,71% Tinggi -
3. 53,14%-69,14% Sedang 10
4. 36,57%-52,57% Rendah 10
Dari 20 responden diatas tingkat kecemasan atlet sebelum bertandingan cenderung pada
kategori rendah dan sedang pada rentang persentase 36,57% - 52,57% dan 36,57% - 52,57%, 10
responden menjawab dengan kategori rendah, 10 responden menjawab dengan kategori rendah,
dalam hal ini tingkat kecemasan atlet sebelum bertanding dalam kategori sedang dan rendah
seimbang.
2. 69,71%-85,71% Tinggi -
3. 53,14%-69,14% Sedang 2
4. 36,57%-52,57% Rendah 17
Dari 20 responden diatas tingkat kecemasan atlet selama bertandingan cenderung pata
kategori rendah pada rentang persentase 36,57% - 52,57%, 17 responden menjawab dengan kategori
rendah, 2 responden menjawab dengan kategori sedang, dan 1 orang responden menjawab dengan
persentase sangat rendah.
2. 69,71%-85,71% Tinggi 1
3. 53,14%-69,14% Sedang 16
4. 36,57%-52,57% Rendah 3
Dari 20 responden diatas tingkat kecemasan atlet sebelum dan selama bertandingan
cenderung pada kategori rendah pada rentang persentase 36,57% - 52,57%, 16 responden menjawab
dengan kategori sedang, 3 responden menjawab dengan kategori rendah, dan 1 orang responden
menjawab
Pembahasan
Hasil penelitian yang telah dilakukan penelitian tentang tingkat kecemasan
atletsebelum dan selamabertandingdiketahuibahwa tingkat kecemasan atlet pencak silat
organisasi psht cabang bengkayang sebelum bertanding didapatkan 50% dengan kategori
rendah dan 50% dengan kategori sedang. sedangkan tingkat kecemasan atlet selama
bertanding didapatkan 85% tingkat kecemasan dengan kategori rendah, 10% kategori
sedang dan 5% kategori sangat rendah. dari hasil keseluruhan tingkat kecemasan sebelum
dan selama bertanding didapatkan 80% dengan kategori sedang, 15% dengan kategori
rendah, dan sebanyak 5% dengan kategori sedang. dari hasil tingkat kecemasan yang
didapatkan menunjukan bahwa tingkat kecemasan atlet berada pada kategori sedang,
kemudian berdasarkan jenis kelamin dari 20 orang jumlah responden (atlet) 7 orang atlet
perempuan dan 13 orang atlet laki-laki tingkat kecemasan yang dialami oleh atlet laki-laki
memiliki tingkat kecemasan yang cenderung tinggi dari atlet perempuan, sedangkan dari
rentang usia mulai dari usia 15-18 tahun tingkat kecemasan atlet yang berusia 16 tahun
yang dominan dengan presentase 50% dari 20 jumlah responden.
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dapat disimpulkan mengenai tingkat kecemasan atlet
pencak silat sebelum dan selama bertanding sebagai berikut: Dalam tingkat kecemasan atlet
sebelum bertanding kecemasan atlet dikategorikan sedang dan rendah dimana tingkat
kecemasan atlet dengan kategori sedang sebanyak 50% dan kategori rendah sebanyak
50%, hal ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kecemasan atlet sebelum bertanding memiliki
potensi yang dapat mempengaruhi atlet dalam bertanding baik dalam tingkat kecemasan
sedang maupun tingkat kecemasan rendah. tingkat kecemasan atlet sebelum bertanding
juga dipengaruhi oleh 3 faktor yang mempengaruhi atlet sebelum bertanding faktor tersebut
yaitu Perubahan tingkah laku secara dramatis, Perubahan fisik dan psikologi secara
dramatis, dan Trait Anxiety.
5% tingkat kecemasan atlet dikategori sangat rendah. tingkat kecemasan atlet selama
bertanding juga dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu Perubahan tingkah laku secara dramatis,
Perubahan fisik dan psikologi secara dramatis, dan State Anxiety. Dari kedua indikator
sebelum dan sesudah, tingkat kecemasan atlet dari kedua indikator tersebut tingkat
kecemasan atlet pencak silat organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Cabang
Bengkayang berada dalam kategori sedang dengan persentase 80%.
Daftar Pustaka
Hardiyono, B. (2020). TINGKAT KECEMASAN SEBELUM BERTANDING DAN PERCAYA DIRI PADA SAAT
BERTANDING ATLET PELATDA PENGPROV FPTI SUMATERA SELATAN. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Jasmani, 4 (1) 2020 E-ISSN:2685-6514, 47-54.
Harsono. 2017. Kepelatihan olahraga teori dan Matedologi cetakan kedua Bandung: Remaia
Rosdakarya
Juanda, A. (2020). SURVEI TINGKAT KECEMASAN BERTANDING TERHADAP ATLET FUTSAL SMAN 1
WATANSOPPENG. 1-28.
Komaruddin. 2017. Psikologi Olahraga Latihan Keterampilan Mental dalam Olahraga Kompetitif
JASMANI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG. Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Vol.2, No.2, Oktober
2017, 183-195.
Putri, A. F. (2020). SURVEI TINGKAT KECEMASAN ATLET PENCAK SILAT KOTA SEMARANG PADA
Sugiyono (2013). CARA MUDAH MENYUSUN SKRIPSI, TESIS, dan DISERTASI. Bandung: ALFABETA
Tangkudung, James & Apta Mylsidayu. (2017). Mental Training Aspek-Aspek Psikologi dalam
Selman Çutuk. (2017)"The Investigation of The Relationship Between Psychological Resilience Levels
and Anxiety Levels of Judo Athletes". Journal of PhysicalEducation & Sports Science. Vol (11), 1.
Zuldafrial. (2012). Penelitian Kualitatif. Surakarta: Yuma Pustaka.