0% found this document useful (0 votes)
23 views6 pages

5513 16326 1 PB

Uploaded by

Afa Taruna Anuy
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
23 views6 pages

5513 16326 1 PB

Uploaded by

Afa Taruna Anuy
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 6

KARAKTER TOKOH DALAM NOVEL “LEBIH SENYAP DARI BISIKAN” KARYA ANDINA DWIFATMA

1
Rabibtah Hasanah Hasibuan, 2Alfitriana Purba
Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah, Medan

ABSTRACK ARTICLE HISTORY


The Novel More Silent than a Whisper By Andina dwifatma is a Submitted 19 Juni 2022
good literary work and is interesting to read. In the novel there Revised 30 September 2022
are several problems so that there are several characters in it. Accepted 7 Oktober 2022
This study aims to describe the characters contained in the Published 8 Oktober 2022
novel. This study uses a descriptive qualitative method. The KEYWORDS
source of data in this study was obtained from a novel "More Semantic error;code mixing, Tomohiro
Quiet Than a Whisper" by Andina Dwifatma which was Yamashita; instagram;content analysis.
published in 2021 and is her second novel after a season and CITATION (APA 6th Edition)
another season in 2013. Data collection was carried out using 1
reading, note-taking and library techniques to make it easier Rabibtah Hasanah Hasibuan, 2 Alfitriana Purba,
get the data results. Data analysis was carried out by means of M.Pd. (2022). Karakter Tokoh dalam Novel “Lebih
data reduction, data presentation and drawing conclusions. Senyap dari Bisikan” Karya Andina.BAHASTRA:
The data analysis was carried out to make it easier to analyze, Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra
because after the data was reduced or selected important Indonesia.7(1), 60-65.
things, the next step was to present the data in a shorter *CORRESPONDANCE AUTHOR
description and finally draw conclusions to obtain evidence that bibtahhasibuan706@gmail.com
supports data collection. In this study, it is focused only on the alfitriana2106@gmail.com
main characters, namely Amara and Baron who have different
characteristics. Amara is a woman with a character who is
responsible for her life choices but feels anxious every day. DOI:https://doi.org/10.30743/bahastra.v7i1.
Meanwhile, Baron is a man who is selfish and ambitious about
what he wants.

PENDAHULUAN

Kata “Sastra” sering dipakai dalam berbagai konteks yang berbeda.Hal itu mengisyaratkan bahwa sastra bukanlah
suatu istilah yang dapat digunakan untuk menyebut fenomena yang sederhana melainkan sastra merupakan istilah
yang mempunyai arti luas dan meliputi kegiatan yang berbeda-beda (Rahmat, 1988:10).Menurut aristoteles (dalam
Budianta dkk, 2003:7), sastra merupakan suatu karya untuk menyampaikan pengetahuanyang memberikan
kenikmatan unik dan memperkaya wawasan seseorang tentang kehidupan (Prof. Dr. Ali Imron Al-Ma’ruf, M.Hum., Dr
Farida Nugrahani, M. Hum., 2017)

Menurut Hudhana dan Mulasih (2019:9) mengatakan “Sastra tidak sekedar berorientasi pada estetika bahasa,
lebih jauh dari itu. Berdasarkan pendapat pakar bahwa sastra melebihi estetika bahasa karena sastra bersinggungan
dengan kehidupan masyarakat. Karya sastra merupakan hasil dari pikiran, ide dan imajinasi seseorang yang kemudian
dituangkan secara kreatif melalui sebuah tulisan atau lisan.Hasil imajinasi tersebut merupakan cerminan ataupun
realitas dari kehidupan. Dalam sebuah kehidupan tentu banyak hal yang terjadi ataupun fenomena-fenomena yang
dilalui baik itu susah maupun senang.

sastra juga merupakan refleksi dari sebuah kehidupan yang dapat dipantulkan melalui problem dasar kehidupan
manusia seperti, percintaan, kematian, harapan, pengorbanan. Maupun tujuan hidup.Sastra tidak hanya membahas
tentang bahasa yang estetik namun sastra juga dapat menggalih lebih dalam lagi tentang sebuah kehidupan yang
©The Author(s) | 2022
This is an Open Access article distributed under the terms of the Creative Common Attribution License (http://creativecommons.org/license/by/4.0/), 60
which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided the original work is properly cited.
Karakter Tokoh Dalam Novel “Lebih Senyap dari Bisikan” Karya Andina Dwifatma

dapat diapresiasikan dan dituangkan melalui karya sastra.Sastrawan atau pengarang biasanya tidak terlepas
mengambil sebuah ide dari lingkungan yang ada disekitarnya, karena dalam sebuah lingkungan sosial banyak problem
kehidupan yang terjadi yang kemudian dijadikan sebuah karya sastra dengan menggunakan bahasa yang indah, kreatif
dan imajinatif.

Menurut Kosasih (2017; 299) mengatakan novel sebagai berikut.“Novel merupakan teks yang fiksional.Isinya
mengisahkan sisi utuh atas problematika kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.Karena kisah kehidupan
yang diceritakan itu bersifat utuh, bentuk novel terdiri atas puluhan bahkan ratusan halaman.Berlandaskan pendapat
pakar bahwa novel merupakan karya sastra yang berisikan problematika tokoh.Entah itu berdasarkan pengalamam
pribadi maupun imajinasi penulis. Sejalan dengan Kosasih, menurut Hidhana dan Mulasih (2019; 42) mengatakan
“Novel merupakan cerita panjang yang mengandung berbagai konflik dan berbagai tokoh. Maksud dari pendapat
pakar tersebut bahwa novel memuat berbagai macam-macam permasalahan dan dan tokoh sehingga menjadikan
cerita tersebut panjang.

Dalam sebuah novel terdapat unsur pembangun novel antara lain adalah unsur intrinsik dan ekstrinsik novel.
Adapun unsur intrinsik novel adalah tema, alur/plot, penokohan, gaya bahasa, latar/setting, sudut pandang, dan
amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik novel adalah sejarah atau biografi pengarang, situasi dan kondisi, dan nilai-nilai
dalam cerita. Unsur instrinsik merupakan unsur pembangun novel yang terdapat dalam novel itu sendiri, sedangkan
unsur ekstrinsik merupakan unsur pembangun yang terdapat dari luar novel tersebut. Jenis-jenis novel ada tiga yaitu
berdasarkan nyata atau tidaknya kejadian dalam sebuah cerita, berdasarkan genre ceritanya dan berdasarkan isi dan
tokoh dalam cerita. Maka dari itu, kita harus memahaminya.

Campur kode (code-mixing) adalah fenomena yang ditandai adanya penutur bahasa yang secara dominan
menggunakan suatu bahasa untuk mendukung tuturannya yang disisipkan unsur bahasa lain (Djarot, 2020).
Maksudnya, campur kode ialah dua bahasa yang dicampurkan pada saat terjadinya percakapan atau ketika akan
mengungkapkan kata baik secara lisan maupun tulisan. Misalnya seseorang sedang berbicara dengan lawan tutur
bicaranya menggunakan bahasa Indonesia dan dipertengahan pembicaraannya dia menggunakan bahasa Inggris
kemudian dilanjutkan lagi menggunakan bahasa Indonesia.

Menurut satoto (2012:41) karate adalah tokoh-tokoh yang hidup bukan tokoh yang mato. Karena berkepribadian
dan berwatak, maka dia memiliki sifat-sifat karakteristik (Ani Nur Eliza, Dwi Septiani, 2021:93). Dapat dsimpulkan
bahawa karakter hanya ada pada orang yang masih hidup atau bernyawa, karena karakter ada pada diri seseorang
mengenai sifat, sikap dan perilaku seseorang dalam sebuah cerita.

Karakter tokoh sangat mempengaruhi jalannya sebuah cerita, yang mana dalam sebuah cerita ataupun novel
karakter tokoh merupakan hal yang paling menonjol dalam membawakan perannya masing-masing.Karakter disebut
juga sebagai watak ataupun sifat pemeran.Sedangkan tokoh adalah pemerannya atau pun orangnnya. Karakter dan
tokoh saling berdampingan dengan adanya karakter tentu ada pula orang yang berperan.Dalam novel, seorang
oengarang dapat menuangkan kehidupan tokoh dari segi jasmani, rohani, dan kejiwaan sesuai dengan keinginan
pengarang, menurut Satoto (2012:41), karakter adalah tokoh-tokoh yang hidup bukan yang mati, karena kepribadian
dan berwatak, maka dia memiliki sifat-sifat karakteristik (Ani Nur Eliza, Dwi Septiani, 2021).

Dalam novel “Lebih senyap dari bisikan” mengisahkan kehidupan suami istri yang sangat sulit memliki anak. Hingga
berbagai cara telah mereka lakukan demi memiliki memilki anak. Novel ini mencerminkan bahwa kehidupan setelah
berumah tangga haruslah saling bergandengan dalam menghadapi sebuah masalah agar tidak terjadi hal yang tidak
diinginkan.Menikah adalah hal yang sakral yang perlu dijaga dengan baik antara kedua belah pihak.Namun dalam
sebuah pernikahan alangkah baiknya memiliki satu kepercayaan dan keyakinan hidup agar sejalan.Sebab keyakinan
yang kita anut dan kepercayaan kita kepada Tuhan dapat membantu kita dalam menghadapi setiap masalah.

Dalam sebuah cerita terdapat tokoh utama dan tokoh tambahan.Tokoh utama adalah tokoh yang memegang
peranan penting dalam sebuah cerita. Tokoh utama merupakan tokoh yang paling banyak diceritakan karena tokoh
utama adalah orang terpenting yang paling ditonjolkan dalam sebuah cerita atau biasa disebut tokoh inti atau tokoh
pusat. Sedangkan tokoh tambahan adalah tokoh pembantu atau figuran yang dapat mendukung cerita dan pelengkap
dalam sebuah cerita. Tokoh tambahan juga ditampilkan sekali atau beberapa kali dalam cerita. Dalam novel “lebih
senyap dari bisikan” karya Andina Dwifatma terdapat dua tokoh utama yaitu Amara (tokoh protagonis) dan Baron
(antagonis).

BAHASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 2022 61


1
Rabibtah Hasanah Hasibuan, 2 Alfitriana Purba

a. Tokoh Protagonis
Tokoh protagonis merupakan tokoh atau pemeran utama yang mendukung ide dalam cerita.Tokoh ini biasanya
bersifat baik, dapat memberikan rasa simpati kepada pembaca karena peran yang dibawakannya.Tokoh
protagonis ini juga sangat banyak disenangi para pembaca karena sifat yang dibawakannya dapat mendukung
cerita.

b. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh kedua atau lawan dari tokoh protagonis yang bersofat jahat dan menentang segala
kebaikan.Peran yang dibawakan oleh tokoh ini cenderung membuat para pembaca merasa kesal karena konflik
yang dimunculkannya.

Novel ini mengisahkan dua orang sepasang kekasih yang banyak mengalami problem dalam pernikahan mereka.
Adapun peran utama dalam novel “Lebih Senyap dari Bisikan” Karya Andina Dwifatma adalah Amara dan Baron yang
selalu dikepung dengan pertanyaan mengapa belum punya anak?. Berbagai cara mereka lakukan, segala saran mereka
usahakan demi mempunya anak. Namun persoalan itu tidak pernah usai hingga 8 tahun pernikahan mereka dan
tatkala Amara hamil dan melahirkan.

METODE

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Karena dalam
penelitian ini, peneliti menganalisis karakter tokok dalam novel “Lebih senyap dari bisikan” Karya Andina Dwifatna
dengan cara menggambarkan serta mendeskripsikannya menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian
kualitatif merupakan merupakan suatu strategi inquiri yang menekankan pencarian makna, penegrtian, konsep,
karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang suatu fenomena, focus dan multimedia, bersifat alami dan
holistic, menugutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara naratif.

Denzim dan Linclon menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar belakang
ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode
yang ada dalam penelitian kualitatif (Dr. Umar Sidiq, M.Ag, Dr.Moh.Miftachul Choiri, Ma, 2019:4). Jadi penelitian
kualitatif merupakan metode penelitian yang menggambarkan suatu fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan
cara menganalisis bukan seperti metode lainnya yang menggunakan angka-angka untuk dianalisis. Penelitian ini
dilakukan dengan cara menganalisi karakter tokoh dalam novel “lebih senyap dari bisikan” Karya Andina Dwifatma.
Yang dimana dalam novel ini penelitian akan dideskripsikan dengan metode kualitatif tersebut. penelitian ini juga
dilakukan secara langsung atau faktual dari novel .

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hasil dan pembahasan ini terdapat beberapa karakter tokoh dalam novel “Lebih Senyap di Bisikan” Karya
Andina Dwifatma yang diperankan oleh Amara dan Baron. Karakter Amara dalam novel ini terdapat 6 karakter yaitu,
obsesif, sabar, cengeng/mudah tersinggung, takut, cemas, dan bertanggung jawab, sedangkan Baron memiliki karakter
yaitu ada 7 antara lain; senang, ambisius, sopan, posesif, egois, kasar, dan Cemburu. Adapun karakater tokoh yang
terdapat pada kalimat dan kutipan dalam novel ini adalah sebagai berikut;

Karakter tokoh utama Amara;

1. Karakter Obsesif
Aku sangat obsesif dengan masa suburku, dan menolak bila Baron mengajakku berhubungan di hari-hari lainnya
(hlm 1). Kutipan di atas mneggambarkan Amara adalah sosokperempuan yang obsesif terhadap masa suburnya.
Selalu merasa cemas dan mengganggu pikirannya.

2. Karakter Sabar
Dengan sabar kutandai setiap masa subur yang terlewat. Kutandai juga masa subur di bulan berikutnya (hlm 10).
Kutipan di atas menggambarkan bahwa Amara dengan sabar menandai setiap masa suburnya baik yang terlewat
maupun masa subur berikutnya. Amara merupakan sosok yang khawatir terhadap masa kesuburan tubuhnya.

62 BAHASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,7(1), 2022


Karakter Tokoh Dalam Novel “Lebih Senyap dari Bisikan” Karya Andina Dwifatma

3. Karakter Takut
Semakin dipikirkan, semakin aku enggan mendatangkan satu jiwa tak berdosa ke muka bumi ini. Aku sendiri tidak
yakin dapat menjadi ibu yang baik. Kau tahu aku sering ruwet dengan pikiranku sendiri, tidak sabaran, dan punya
bakat mencari-cari masalah tiap kali terasa terlalu tenang. Alangkah kasihannya anakku nanti. Jika dia tidak puas
denganku, dia tidak bisa menukar tambahku dengan ibu lain yang lebih baik, atau memintaku mengundurkan diri
(hlm 5). Kutipan di atas menggambarkan Amara adalah perempuan yang penakut. jika ia menjadi seorang ibu kelak
dia akan takut jika anaknya tidak bahagia dan tidak puas mempunyai ibu sepertinya. Amara juga takut jika dia
mempunyai anak pikirannya semakin terganggu dan tidak sabaran dalam mengasuh anaknya.

4. Karakter Cemas
Hari hari berikutnya kujalani dengan perasaan cemas. Bayangan akan benda asing bernama saham yang bakal
merampok kami, terus hadir dikepalaku (hlm 85). Kutipan di atas menggambarkan Amara sangat dihantui dengan
rasa cemasnya. Tiap hari dijalaminya dengan perasaan yang tidak tenang. Apalagi masalah pekerjaan atau saham
yang kapan saja bisa hilang dan bangkrut dari kehidupan mereka.

5. Karakter Bertanggung Jawab


Aku mengatur urusan kantor dan rumah seperti pemain sirkus melemparkan bola-bola ke udara tanpa terjatuh.
Setiap hari aku bangun subuh, memasak nasi, lalu menyiapkan lauk yang nanti tinggal dipanaskan Baron untuk
sarapan dan makan siang sampai aku pulang (hlm 125-126). Kutipan di atas menggambarkan Amara merupakan
sosok perempuan yang bertanggung jawab atas kewajibannya sebagai seorang istri. Seperti Mengurus rumah,
memasak, menyiapkan keperluan suaminya, dan bahkan bekerja dikantor semua dilakukannya setiap hari.

6. Karakter cengeng/Mudah Tersinggung

Sejak menjadi ibu aku memang lebih cengeng. Aku menangis menonton iklan apa saja yang ada bayinya, menangis
mendengarkan lagu cinta yang meratap-ratap, menangis melihat anak (hlm 64). Kutipan di atas menggambarkan
Amara adalah sosok ibu yang cengeng dan mudah menangis. Apalagi ia menonton iklan tentang bayi hatinya mudah
tersentu

Karakter Tokoh Utama Baron;

1. Karakter Senang
Baron senang sekali akan menjadi bapak. Tanpa kusuruh, dia berhenti merokok. Dia juga mulai bangun lebih pagi
untuk membuatku smoothies yang terdiri dari pisang beku, bayam, kacang almond, susu full cream, dan kayu manis
(hlm 22). Kutipan di atas menggambarkan bahwa Baron merasa sangat senang karena ia akan menjadi seorang
ayah. Dia juga sangat antusias dan perhatian kepada Amara. Tanpa disuruh Baron berhenti merokok bahkan
bangun pagi lebih awal dari Amara, baron menyediakan makanan dan minuman untuk amara sebagai bentu rasa
senangnya akan menjadi seorang ayah.

2. Karakter Ambisius
Pertemuan sore itu ternyata membangkitkan hasrat ingin kaya dalam diri suamiku. Bermalam-malam dia mencorat-
coret notebook menghadap laptop, pensil ditangan kanan, dan kalkulator di tangan kiri. Sesekali Baron
menggerutu, menggeram, menggeleng-geleng, dan baru ketika dia berseru girang sambil melemparkan tangannya
ke atas, aku berani bertanya apa yang sedang dia kerjakan (hlm 83). Kutipan di atas menggambarkan Baron adalah
seorang yang pekerja keras dan selalu ingin berusaha untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. Ambisinya
terhadap pekerjaannya sangatlah hebat, bahkan hasrat ingin kaya dalam dirinya sangat mengebu-gebu. Beberapa
malam Baron sibuk mencorat-coret notebooknya, menghadap laptop, dan memegang pensil dan kalkulator demi
menyiapkan pekerjaan untuk mencapai tujuan terhadap apa yang diusahakannya.

3. Karakter Sopan
Selain kecintaan berlebihan pada alcohol, aku tidak menemukan jejak hitam pada catatan Baron. Dia sopan dan
nilainya bagus-bagus (hlm 25). Kutipan di atas menggambarkan Pada Masa kuliah Baron juga termasuk mahasiswa
yang sopan. Meskipun dia suka minum-minuman alcohol tetapi dia tidak mengganggu orang lain dan tidak malas
kuliah.

BAHASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 2022 63


1
Rabibtah Hasanah Hasibuan, 2 Alfitriana Purba

4. Karakter Posesif
Baron meng-unfriend beberapa teman lelakiku dimedia sosial yang menurutnya bertampang serigala. Dia juga
menghapus email-email dari mantan-mantanku yang sebetulnya tidak pernah kutengok lagi. Kadang Baron
mengambil hapeku dan membaca seluruh pesan, mengecek panggilan, dan tindakan pencegahan lain yang
sebetulnya tidak perlu karena aku sama sekali tidak berniat menyelingkuhi dia (hlm 31). Kutipan di atas
menggambarkan bahwa Baron adalah sosok laki-laki yang posesif. Karena rasa cemburu dan takut akan
kehilangan Amara, Baron menghapus beberapa pertemanan lelaki dimedia sosial Amara bahkan Baron mengecek
semua panggilan dan pesan yang ada dalam media sosial Amara. Semua dilakukan Baron demi hubungannya
dengan Amara agar tetap baik dan dijauhkan dari masalah karena adanya orang ketiga. Sikap Baron tersebut
merupakan wujud rasa kasih sayangnya terhadap Amara supaya dia tidak kehilangan Amara.

5. Karakter Egois
“Ron, aku tadi dari rumah saliman. Katanya dia bisa kasih pinjaman.”
“Aku enggak butuh,” kata Baron cepat. Rahangnya mengeras dan dia bergeming.
“Tapi aku dan Yuki butuh”
“Kamu istriku.” Baron memandangku, ganjil,” Aku bisa menanggung kalian.”
“Kamu egois, Ron.”
Baron memejamkan mata,” Kamu diam dulu, bisa? Aku perlu mikir.” (hlm 90). Kuitpan di atas menggambarkan
bahwa Baron merasa tidak peduli dan tidak mau menerima pinjaman dari Saliman walawpun mereka dalam
keadaan sulit. Tetapi Baron masih merasa sanggup memenuhi kebutuhaan Amara dan Yuki. Sosok Baron tersebut
sangat egois dan sombong dan merasa ia mampu dan tidak butuh bantuan orang lain.

6. Karakter Kasar
Sekali waktu Baron Bahkan membentakku dan berkata dia tidak butuh penghiburan klise. Yani menatap kami
dengan takut-takut dan aku menyuruhnya banyak diam di kamar bersama Yuki (hlm 92). Kutipan di atas
menggmbarkan bahwa Baron bertindak kasar kepada Amara bahkan membentak Amara dan dia merasa tidak
membutuhkan Amara. Sikap Baron tersebut tidak sepantasnya dia lakukan pada Amara. Meskipun hati dan
pikirannya merasa kacau pada saat itu.

7. Karakter Cemburu
Dua bulan sebelum menikah kami bertengkar hebat karena Baron cemburu pada salah satu mantan pacarku (hlm
102). Kutipan di atas menggambarkan bahwa Rasa cemburu Baron terhadap Amara sangat hebat, dia curiga dan
khawatir pada salah satu mantan pacar Amara. Mereka bertengkar sebelum menikah. Rasa cemburu Baron
merupakan bentuk kasih sayang dan takut kehingan.

SIMPULAN
Kesimpulan dari hasil penelitian novel Lebih Senyap dari Bisikan” karya Andina Dwifatma mengenai karakter
tokoh ialah ada tokoh utama yaiu Amara dan Baron. Karakter merlam kehidupan sehari-hari. merupakan suatu
pembawaan individu berupa sifat, kepribadian, watak, serta tingkah laku yang diekspresikan dalam kehidupan sehari
hari. Setiap tokoh memiliki karakter yang berbeda-beda, tanpa tokoh karakter tidak akan ada begitu juga sebaliknya.
Adanya karakter tentu ada tokoh. Tokoh merupakan orang atau pemeran dalam sebuah novel yang dibahas dan
memiliki kisah atau cerita hidup baik susah, sedih maupun bahagia. Kedua tokoh dalam novel ini memeiliki sifat baik
dan jahat atau biasa disebut dengan tokoh protagonist dan antagonis.

Amara adalah sosok perempuan yang mudah menangis dan merasakan kecemasan dikarenakan 8 tahun tidak
mempunyai anak, kemudian sering di pertanyakan oleh teman-teman Aamara kapan punya anak? Hal tersebut
membuat menjadi cemas dan mengganggu pikirannya. Segala cara dan upaya demi memiliki anak Amara lakukan demi
memilliki anak. Semua saran yang diberikan orang lain Amara dan Baron lakukan , dari yang normal hingga ekstrem.
Segala persoalan dalam pernikahan mereka tak pernah usai hingga akhirnya mereka memiliki anak.

Baron adalah suami Amara yang memiliki sifat pekerja keras, egois serta ambisius terhadap pekerjaannya. Baron
juga berusaha bertanggung jawab melunasi hutang ayahnya, dia ialah adalah sosok laki-laki yang berusaha ingin
mendapatkan apa yang dia inginkan tanpa memikir bahaya dan kerugian yang datang padanya. Baron memiliki teman

64 BAHASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,7(1), 2022


Karakter Tokoh Dalam Novel “Lebih Senyap dari Bisikan” Karya Andina Dwifatma

yaitu saliman, pada suatu saat saliman menawarkan sebuah saham kepada Baron dan kemudian Baron tertarik hingga
bermalam-malam Baron mengerjakan pekerjaannya didepan laptop dengan rasa semangat dan ingin cepat kaya. Dan
pada akhirnya Baron mengalami kebangkrutan akibat ambisinya terhadap pekerjaannya sendiri. Segala yang mereka
miliki seperti rumah sudah menjadi hak orang lain hingga mereka pindah dan tidak lama kemudian baron pergi
meninggalkan Amara dan mereka pun bercerai. Amara dan Yuki tinggal bersama mama Amara. Mama amara tetap
baik dan sayang pada Amara dan Yuki meskipun mamanya tidak merestui pernikahan Amara yang berbeda agama.

Kisah ini dapat menginspirasi karena semua masalah bisa diselesaikan dengan cara baik tanpa mengindar. Segala
masalah dan persoalah dalam kehidupan haruslah dipertanggung jawabkan dan dihadapi bersama serta berdiskusi
dengan aik dalam sebuah keluarga agar tidak terjadi kesalah pahaman antara satu dengan yang lain. Setiap individu
memiliki karakter yang berbeda-beda maka, kita juga harus memahami karakter tersebut. karakter seseorang kadang
bisa berubah-ubah karena karakter bukan bawaan dari lahir tetapi dipengaruhi oleh lingkungan serta situasi dan
kondisi yang ada disekitar kita. Maka, pahamilah setiap karakter seseorang tanpa agar tidak salah paham.

REFERENSI

Ahyar, J. (2019). Apa Itu Sastra; Jenis-Jenis Karya Sastra dan Bagaimanakah Cara Menulis dan Mengapresiasi Sastra.

Azwardi.(2018). Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.Metode Penelitian, 22–34.

Milawasri, F. A. (2017). “Analisis Karakter Tokoh Utama Wanita dalam Cerpen Mendiang Karya S.N. Ratmana”.Jurnal
Bindo Sastra, 1(2), 87. https://doi.org/10.32502/jbs.v1i2.740

Septiani, N. E. A. & D. (n.d.).“Karakterisasi Tokoh Utama dalam Novel Aku Lupa Bahwa Aku Perempuan Karya Ihsan
Abdul Quddus”.JurnalLiterasi, 59(April 2021).

Sutanto, E. (2020). Analisis Karakter Tokoh Wiana pada Novel Cahaya Surga di Wajah Ibu Karya Mura Alfa Zaez
(Tinjauan Psikologis).JurnalBahasa, Sastra, Dan Budaya, 1(1).

BAHASTRA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 7(1), 2022 65

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy