Artikl Kelompok 3
Artikl Kelompok 3
Oleh:
Nur Hamidah Nst (2211050072)
Sabina Aulia Najwa ( 2211050010)
5 IPII E
Dosen Pengampu
Lailatur Rahmi, M.Hum
1
VARIABEL DAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
penulis
Nur Hamidah Nst 2211050072 nurhamidah7271@gmail.com
Sabina Aulia Najwa 2211050010 najwapsp2019@gmail.com
ABSTRAC
Research variables are basically anything in any form that is determined by the
researcher to be studied so that it can be obtained. Hypothesis is a combination of the words
"hypo" which means below and thesis" which means truth. Overall, hypothesis means below the
truth (not necessarily true) and can only be elevated to truth if it is accompanied by evidence. A
hypothesis is a temporary answer to a research problem whose truth must be tested empirically.
Research variables are basically anything in any form that is used by researchers to study so that
they can be obtained. A proposition is a statement about a concept that can be judged false or true
and refers to an observable phenomenon. If the proposition is formulated to be tested empirically,
we call it a Hypothesis. So Hypothesis is a declarative statement that is temporary and
speculative which must be proven right or wrong based on empirical data. Not all quantitative
research requires a research hypothesis. Quantitative research that is exploratory and descriptive
does not require a hypothesis. Therefore, the research hypothesis sub-chapter does not have to be
in the thesis, thesis, or Dissertation on quantitative research results. Procedurally, the research
hypothesis is proposed after the researcher has conducted library research, because the research
hypothesis is a summary of theoretical conclusions obtained from library research. Developing a
theoretical basis is also an important step in building.
2
ABSTRAK
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu dalam bentuk apapun yang
ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh. Sedangkan Hipotesis
merupakan gabungan dari kata “hypo” yang berarti di bawah dan thesis” yang berarti kebenaran.
Secara keseluruhan, hipotesis berarti di bawah kebenaran (belum tentu benar) dan hanya dapat
diangkat menjadi kebenaran jika disertai dengan bukti. Hipotesis adalah sebuah jawaban
sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu dalam bentuk apa pun yang digunakan
peneliti untuk mempelajarinya sehingga dapat diperoleh proposisi adalah suatu pernyataan
tentang suatu konsep yang dapat dinilai salah atau benar dan mengacu pada suatu fenomena yang
dapat diamati.Jika proposisi dirumuskan untuk diuji secara empiris, kita menyebutnya Hipotesis.
Jadi Hipotesis adalah pernyataan deklaratif yang bersifat sementara dan spekulatif yang harus
dibuktikan benar atau salahnya berdasarkan data empiris memerlukan hipotesis penelitian.
Kata Kunci: variabel, hipotesis,penelitian,kuantitatif.
3
PENDAHULUAN
Variabel adalah yaitu konsep yang dapat berubah atau diubah; kata yang menjelaskan
tentangvariasi dalam suatu kelompok atau objek, misalnya, kursi, gender, warna mata, hasil
belajar, motivasi, kecepatan. Kadang-kadang juga menjelaskan tentangsekelompok orang yang
menjadi objek, gaya belajar,harapan hidup Ada pula ciri yang bersifat konstanta yang tidak dapat
berubah, misalnya bila kita melakukan penelitian di kelas tertentu. Individu dalam kelas ini tidak
boleh diubah variasinya sehingga merupakan sesuatu yang konstan, bukan variabel. Agar konsep
dapat diteliti secara empiris ia harus dirumuskan secara operasional dengan mengubahnya
menjadi variabel. Caranya adalah dengan memilih dimensi tertentu konsep yang memiliki variasi
nilai. Misalnya, konsep badan. Untuk menjadi variabel yang dapat diukur ialah tinggi, berat, dan
bentuknya.
Hipotesis secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjad idalam
penelitian. Tujuan peneliti mengajukan hipotesis adalah agar dalam kegiatan penelitiannya,
perhatian peneliti tersebut terfokus hanya pada informasi atau data yang diperlukan bagi
pengujian hipotesis.
METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka dan analisis data dari berbagai sumber
terpercaya, termasuk jurnal ilmiah, buku, dan artikel online. Data ini digunakan di perpustakaan
untuk memenuhi kebutuhan pemustaka.
HASIL PENELITIAN
Variabel adalah peubah,yaitu konsep yang dapat berubah atau diubah; kata yang
menjelaskan tentangvariasi dalam suatu kelompok atau objek, misalnya; kursi, gender, warna
mata, hasil belajar, motivasi, kecepatan. Kadang-kadang juga menjelaskan tentangsekelompok
orang yang menjadi objek, gaya belajar,harapan hidup Ada pula ciri yang bersifat konstanta yang
tidak dapat berubah, misalnya bila kita melakukan penelitian
4
di kelas tertentu. Individudalam kelas ini tidak boleh diubah variasinya à sehingga merupakan
sesuatu yang konstan, bukan variabel.
A. Definisi variabel
Penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulannya Secara Teoritis, para ahli telah mendefinisikan Variable sebagai
berikut :
1. Hatch & Farhady (1981) Variable didefinisikan sebagai Atribut seseorang atau obyek
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan
obyek yang lain.
2. Kerlinger (1973) Variable adalah konstruk (constructs) atau sifat yang akan dipelajari.
Misalnya: tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status social, jenis kelamin, golongan
gaji, produktifitas kerja, dll. Variable dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil
dari suatu nilai yang berbeda (different values). Dengan demikian, Variabel itu
merupakan suatu yang bervariasi.
3. Kidder (1981) Variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan
menarik kesimpulan darinya.
4. Bhisma Murti (1996) Variable didefinisikan sebagai fenomena yang mempunyai variasi
nilai. Variasi nilai itu bisa diukur secara kualitatif atau kuantitatif.
5. Dr. Ahmad Watik Pratiknya (2007) Variable adalah Konsep yang mempunyai variabilitas.
Sedangkan Konsep adalah penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena tertentu.
Konsep yang berupa apapun, asal mempunyai ciri yang bervariasi, maka dapat disebut
sebagai variable. Dengan demikian, variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
bervariasi.
5
6. Sudigdo Sastroasmoro Variable merupakan karakteristik subyek penelitian yang berubah
dari satu subyek ke subyek lainnya.
7. Dr. Soekidjo Notoatmodjo (2002) Variable mengandung pengertian ukuran atau cirri yang
dimiliki oleh anggota – anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh
kelompok yang lain. Variable adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh suatu penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu. Misalnya : umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,
pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit, dan sebagainya.
Kegunaan variabel
Dalam suatu penelitian, variabel perlu diidentifikasi, diklasifikasi dan
didefinisikan secara operasional dengan jelas dan tegas agar tidak menimbulkan
kesalahan dalam pengumpulan dan pengolahan data serta dalam pengujian hipotesis.
Oleh karena itu, identifikasi dan perumusan variabel ini bermanfaat untuk:
1. Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
2. Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
3. Untuk pengujian hipotesis
Jenis Jenis Variabel
1. Variabel Bebas (Independent Variable). Variable ini sering disebut sebagai Variabel
Stimulus, Predictor, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment, Risiko,
atau Variable Bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan
Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Eksogen.
6
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam
mempengaruhi variabel lain. Contoh suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Therapi
Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”, maka dari judul tersebut yang
merupakan Variabel Bebas adalah Therapi Musik.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable). Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria,
Konsekuen, Variabel Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel
Tergantung. Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan
Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen. Variabel Terikat
merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Disebut Variabel Terikat karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel
bebas/variabel independent. Contoh suatu penelitian dengan judul “Pengaruh Therapi
Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan…”, maka dari judul tersebut yang
merupakan Variabel Terikat adalah Penurunan Tingkat Kecemasan.
3. Variabel Moderator (Moderating Variable). Variabel Moderator adalah variabel yang
mempengaruhi (Memperkuat dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan
Variabel Terikat. Variabel Moderator disebut juga Variabel Independen Kedua. Contoh
hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen : Misalkan ada suatu penelitian
dengan judul Hubungan Motivasi belajar dengan prestasi belajar” (Gambar). Hubungan
motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan
iklim atau lingkungan belajar sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan
dosen kurang baik dalam menciptakan iklim belajar.
4. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga
hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh factor luar yang
7
tidak diteliti. Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang bersifat
membandingkan, melalui penelitian Eksperimental. Contoh suatu penelitian dengan judul
“Pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan Keterampilan Praktik Klinik”.
Variabel Bebasnya adalah Metode Pembelajaran, misalnya Metode Ceramah & Metode
Bedside Teaching. Sedangkan Variabel Kontrol yang ditetapkan adalah sama, misalnya
Standard Keterampilan sama, dari kelompok mahasiswa dengan latar belakang sama
(tingkat/semesternya sama), dari institusi yang sama. Dengan adanya Variabel Kontrol
tersebut, maka besarnya pengaruh Metode Pembelajaran terhadap Penguasaan
Keterampilan Praktik Klinik dapat diketahui lebih pasti.
Hubungan Antara Variabel
Hubungan Antar Variabel Sutau peneltian pada dasarnya adalah untuk
membuktikan ada tidaknya hubungan natara variabel-variabel yang diteliti. Hubungan
antar variabel (assosiasi) pada dasarnya merupakan sifat hubungan antar dua variabel
atau lebih. Macam-macam hubungan natar variabel dpat dibedakan menjadi 3 macam,
yaitu:
1. Hubungan Simetris Hubungan Simetris merupakan suatu hubungan antara dua
variabel atau lebih yang terjadi secara bersamaan dan sama sama disebabkan oleh
pengaruh variabel lain.
2. Hubungan Asimetris Hubungan Asimetris disebut juga sebagai Hubungan Kausal atau
Hubungan Detreministic, yaitu hubungan antara dua variabel atau lebih yang bersifat
sebab-akibat. Jadi disini ada variabel bebas yang mempengaruhi dan variabel terikat
yang dipengaruhi. Sedangkan hubungan antara kedua variabel bersifat kausal apabila
perubahan yang terjadi pada satu variabel akan mempengaruhi perubahan pada
varaienl yang lain. Hubungan kausal ini dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
8
a) Hubungan Bivariat Hubungan Bivariat merupakan hubungan antara 2
variabel, yaitu antara satu variabel bebas (Independen) dengan satu varaiabel
terikat (Dependen).
b) Hubungan Multivariat Hubungan Multivariat adalah hubungan antara lebih
dari 2 varaiabel, yaitu hubungan antara beberapa variabel bebas (Independen)
dengan satu variabel terikat (Dependen).
3. Hubungan Timbal Balik atau Resiprocal Hubungan antar varaiebl yang bersifat
timbal balik atau reciprocal ini sering juga disebut sebagai hubungan Interaktif.
Merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih yang saling memengaruhi (timabl
balik). Variabel yang satu dapat menjadi variabel bebas dari varaiabel yang lain, tetapi
juga dapat menjadi variabel terikat dari varaibel lain. Sehingga pada pola hubungan
seperti ini, satu varaiabel dapat disebut sebagai variabel bebas dan dapat juga disebut
sebagai variabel terikat.
B. Definisi hipotesis
Hipotesis merupakan gabungan dari kata "hipo" yang artinya dibawah, dan "tesis"
yang artinya kebenaran. Secara keseluruhan hipotesis berarti dibawah kebenaran (belum
tentu benar) dan baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai
dengan bukti-bukti. (Arikunto, 2000). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis menyatakan
hubungan apa yang kita cari atau ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan
sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu,
perumusan hipotesis menjadi sangat penting dalam sebuah penelitian. Tujuan penelitian
ilmiah secara umum adalah untuk memecahkan masalah melalui metode ilmiah sehingga
diperoleh pengetahuan baru yang ilmiah (ilmu). Sebelum proses pemecahan masalah
tersebut dilakukan, seorang peneliti mempunyai berbagai alternatif-alternatif pemecahan
9
yang bersifat dugaan atau ada unsur ketidakpastian. Dugaan-dugaan tersebut selanjutnya
akan dibuktikan secara empiris dengan menggunakan metode ilmiah. Dugaan tersebut
dikenal sebagai Proposisi Atau Hipotesis.
Proposisi adalah pernyataan mengenai suatu konsep yang bisa dinilai salah atau
benar dan mengacu pada fenomena yang bisa diamati. Jika proposisi tersebut
diformulasikan untuk diuji secara empiris, kita menyebutnya sebagai Hipotesis. Jadi
hipotesis merupakan pernyataan deklaratif yang bersifat sementara dan spekulatif yang
harus dibuktikan salah atau benarnya berdasarkan data empiris. Tidak semua penelitian
kuantitatif memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian kuantitatif yang bersifat
eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu sub ba b
hipotesis penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, atau disertasi hasil penelitian
kuantitatif. Secara prosedural hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan
kajian pustaka, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari kesimpulan-
kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Menyusun landasan teori juga
merupakan langkah penting untuk membangun suatu hipotesis. Landasan teori yang
dipilih haruslah sesuai dengan ruang lingkup permasalahan. Landasan teoritis ini akan
menjadi suatu asumsi dasar peneliti dan sangat berguna pada saat menentukan suatu
hipotesis penelitian. Peneliti harus selalu bersikap terbuka terhadap fakta dan kesimpulan
terdahulu baik yang memperkuat maupun yang bertentangan dengan prediksinya. Jadi,
dalam hal ini telaah teoritik dan temuan penelitian yang relevan berfungsi menjelaskan
permasalahan dan menegakkan prediksi akan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
penelitian. Kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa hipotesis penelitian dapat
dirumuskan melalui jalur :
a) Membaca dan menelaah ulang (review) teori dan konsep-konsep yang membahas
variabel-variabel penelitian dan hubungannya dengan proses berfikir deduktif,
10
b) Membaca dan me-review temuan-temuan penelitian terdahulu yang relevan dengan
permasalahan penelitian lewat berfikir induktif. Hipotesis diturunkan melalui teori.
Merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya
masih harus diuji secara empiris.
Agar pemilihan alternatif dapat tepat, peneliti dituntut untuk hati-hati dan cermat.
Bentuk Penelitian-penelitian yang berhipotesis antara lain:
Syarat hipitesis
Menurut Borg dan Gall dalam Suharsimi (2000) ada empat persyaratan bagi hipotesis
yang baik, yaitu:
a) Hipotesis hendaknya merupakan rumusan tentang hubungan dua atau lebih variabel;
b) Hipotesis yang dirumuskan hendaknya disertai dengan alasan atau dasar-dasar teoritik
dan hasil penemuan terdahulu;
c) Hipotesis harus dapat diuji; Rumusan hipotesis hendaknya yang singkat dan padat.
Ciri Ciri Hipotesis
a) Perumusan hipotesis yang baik dan benar harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut:
Hipotesis harus dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan deklaratif, bukan kalimat
pertanyaan,
11
b) Hipotesis berisi penyataan mengenai hubungan antar paling sedikit dua variabel
penelitian,
c) Hipotesis harus sesuai dengan fakta dan dapat menerangkan fakta,
d) Hipotesis harus dapat diuji (Testable). Hipotesis dapat duji secara spesifik menunjukkan
bagaimana variabel-variabel penelitian itu diukur dan bagaimana prediksi hubungan atau
pengaruh antar variabel termaksud.
e) Hipotesis harus sederhana (spesifik) dan terbatas, agar tidak terjadi kesalahpahaman
pengertian.
Menentukan Hipotesis
Merumuskan hipotesis bukan perkara mudah bagi peneliti. Kemampuan untuk menyusun dan
merangkum berbagai teori kedalam sebuah konsep yang baku sebagai landasan penyusunan
hipotesis akan memberikan petunjuk dalam penentuan penyusunan hipotesis yang baik, untuk itu
peneliti perlu membekali diri pada hal-hal berikut ini antara lain:
a) Memiliki banyak informasi tentang masalah yang akan dipecahkan dengan cara banyak
membaca literatur yang ada hubungannya dengan penelitian yang sedang dilaksanakan.
b) Memiliki kemampuan untuk memeriksa keterangan tentang tempat, objek, dan hal-hal
yang berhubungan satu sama lain dalam fenomena yang sedang diselidiki.
c) Memiliki kemampuan untuk menghubungkan suatu keadaan dengan keadaan yang lain
yang sesuai dengan kerangka teori dan bidang ilmu yang bersangkutan.
Sumber Penentuan Hipotesis
Sumber-sumber yang dapat dijadikan acuan dalam menentukan hipotesis berasal dari: Ilmu
pengetahuan dan pengertian yang mendalam yang berkaitan dengan fenomena;
Dalam penelitian hubungan syarat utama harus ada hipotesis. Hal ini diperlukan agar
penelitian terfokus pada masalah penelitian. Penetapan hipotesis dalam sebuah penelitian
memberikan manfaat sebagai berikut:
Untuk itu diperlukan suatu upaya untuk mempertajam penetapan hipotesis agar didapatkan
suatu penelitian yang baik. Dalam penentuan hipotesis yang baik tersebut sangat bergantung
pada:
a) Pengamatan yang tajam dari si peneliti terhadap fakta-fakta yang ada.
b) Imajinasi dan pemikiran kreatif dari si peneliti
c) Kerangka analisa yang digunakan oleh si peneliti.
d) Metode dan desain penelitian yang dipilih oleh peneliti.
Hambatan Merumuskan Hipotesis Hambatan atau kesulitan dalam merumuskan hipotesis
lebih banyak disebabkan karena hal-hal seperti:
13
1. Tidak adanya kerangka teori atau tidak ada pengetahuan tentang kerangka teori yang
jelas.
2. Kurangnya kemampuan peneliti untuk menggunakan kerangka teori yang ada.
3. Gagal dalam memahami teknik-teknik penelitian yang ada untuk merumuskan kata-kata
dalam membuat hipotesis secara benar.
Jenis Hipotesis
Rumusan hipotesis penelitian, pada saatnya akan diuji dengan menggunakan metode
statistic sehingga perlu diterjemahkan dalam bentuk simbolik. Simbol-simbol yang
digunakan dalam rumusan hipotesis statistik adalah simbol-simbol parameter. Ditinjau dari
operasi rumusannya, ada dua jenis hipotesis, (Suharsimi Arikunto, 2000) yaitu:
1. Hipotesis Nol Atau Hipotesis Nihil
Hipotesis ini dituliskan dengan "Ho" yaitu hipotesis yang meniadakan perbedaan
antar kelompok atau meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel yang artinya selisih
variabel pertama dengan variabel kedua adalah nol atau nihil. Hipotesis nihil berisi deklarasi
yang meniadakan perbedaan atau hubungan antar variabel, mempunyai ciri:
a) Menyatakan tidak adanya saling hubungan atau tidak adanya perbedaan antara
kelompok yang satu dan lainnya.
b) Disebut juga Hypotesis Statistik
Dalam analisis statistik, uji statistik biasanya mempunyai sasaran untuk menolak
kebenaran hypotesis nol tersebut Dalam Simbol H0: x = y
2. Hipotesis Alternatif Atau Hipotesis Kerja
Dalam notasi, hipotesis ini ditulis dengan "Ha", yaitu penerjemahan hipotesis penelitian
secara operasional. Statistik sendiri digunakan tidak untuk langsung menguji hipotesis alternatif,
akan tetapi digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol)
Bentuk Bentuk Hipotesis
Berdasarkan ‘Tingkat Penjelasan Variabel yang Diteliti (Level of Explanation), maka Hipotesis
dapat dibedakan menjadi 3 Bentuk, yaitu:
14
a) Hipotesis Deskriptif
Hipotesis Deskriptif merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap nilai Satu
Variabel dalam Satu Sampel walaupun didalamnya bisa terdapat beberapa kategori. Contoh:
H0: Kecenderungan masyarakat di desa X memilih warna mobil gelap. Ha: Kecenderungan
masyarakat di desa X memilih warna mobilbukan warna gelap.
b) Hipotesis Komparatif
Hipotesis Komparatif merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
perbandingan atau perbedaan antara dua variabel atau lebih.
15
KESIMPULAN
Jadi Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu dalam bentuk apapun yang
ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga dapat diperoleh. Sedangkan Hipotesis
merupakan gabungan dari kata “hypo” yang berarti di bawah dan thesis” yang berarti kebenaran.
Secara keseluruhan, hipotesis berarti di bawah kebenaran (belum tentu benar) dan hanya dapat
diangkat menjadi kebenaran jika disertai dengan bukti. Hipotesis adalah sebuah jawaban
sementara terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji secara empiris.
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu dalam bentuk apa pun yang digunakan
peneliti untuk mempelajarinya sehingga dapat diperoleh proposisi adalah suatu pernyataan
tentang suatu konsep yang dapat dinilai salah atau benar dan mengacu pada suatu fenomena yang
dapat diamati.Jika proposisi dirumuskan untuk diuji secara empiris, kita menyebutnya Hipotesis.
Jadi Hipotesis adalah pernyataan deklaratif yang bersifat sementara dan spekulatif yang harus
dibuktikan benar atau salahnya berdasarkan data empiris memerlukan hipotesis penelitian.
16
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka
Cipta.
Azwar, S. (2009). Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar
Budiarto,E. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran : Sebuah Pengantar, Jakarta, EGC.
Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan. Bandung. PT. Refika Aditama
Chandra. B. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. EGC
Corbin. J., Strauss. A. (2003). Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Creswell.J.W. (2010). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed.
Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods
Approaches (4th ed.). SAGE Publications.
Neuman, W. L. (2014). Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (7th
ed.). Pearson Education Limited.
Kothari, C. R. (2004). Research Methodology: Methods and Techniques (2nd ed.). New Age
International.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research Design: Qualitative, Quantitative, and
Mixed Methods Approaches (5th ed.). SAGE Publications.
Zikmund, W. G., Babin, B. J., Carr, J. C., & Griffin, M. (2013). Business Research Methods (9th
ed.). Cengage Learning.
Emzir. (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta: Rajawali
Pers.
17
Tuckman, B. W., & Harper, B. E. (2012). Conducting Educational Research (6th ed.). Rowman
& Littlefield Publishers.
Ary, D., Jacobs, L. C., & Sorensen, C. K. (2014). Introduction to Research in Education (9th
ed.). Cengage Learning.
Blumberg, B., Cooper, D. R., & Schindler, P. S. (2014). Business Research Methods (4th ed.).
McGraw-Hill Education.
Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational Research: An Introduction (8th ed.).
Pearson Education.
Gay, L. R., Mills, G. E., & Airasian, P. (2012). Educational Research: Competencies for
Analysis and Applications (10th ed.). Pearson.
18