Materi Kuliah

Analisis Struktur Formulasi Matriks

2 SKS - Semester 5
Program Studi S1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

Modul MM.04
ELEMENT STIFFNESS MATRIX
(Matriks Kekakuan Elemen)

dosen: Agus Supriyadi

 METODE KEKAKUAN LANGSUNG
( Direct Stiffness Method )
berorientasi pada program komputer

➢ Prinsip metode kekakuan yang telah dibahas dikembangkan atas dasar

superposisi gaya pada setiap koordinat degree of freedom. Cara
pembentukan matriks dan proses solusi persamaannya kurang cocok
diaplikasikan pada program computer untuk kasus yang umum.
➢ Metode dikembangkan dengan menambahkan beberapa teknik yang
berorientasi pada program komputer → direct stiffness method
➢ Dalam direct stiffness method, formulasi kekakuan batang secara lengkap
berperan sangat penting dalam analisis.
➢ Sebagai batasan/penyederhanaan, hanya ditinjau untuk kasus batang
prismatis dan akibat pengaruh beban-luar.
➢ (untuk kasus-kasus: batang non-prismatis, akibat perubahan suhu, gaya
prategang, perpindahan tumpuan, dan pengaruh lain tidak dibahas dalam
kuliah ini)
 TAHAPAN DASAR dalam DIRECT STIFFNESS METHOD

(1) Identifikasi data struktural

▪ Jumlah batang, jumlah node, jumlah degree of freedom (d.o.f),
karakteristik bahan, data penampang.
(2) Pembentukan matriks kekakuan
▪ Matriks kekakuan merupakan “sifat bawaan” struktur,
▪ Hanya didasarkan pada data struktural saja,
▪ Matriks kekakuan meliputi 2 macam :
✓ Matriks kekakuan batang (masing2 elemen struktur),
✓ Matriks kekakuan struktur (penjumlahan dari semua matriks
kekakuan batang).
 TAHAPAN DASAR dalam DIRECT STIFFNESS METHOD

(3) Identifikasi data beban-luar, dapat terdiri 2 jenis :

▪ Beban pada titik-simpul (joint load),
▪ Beban pada bentangan batang (span load) → harus diubah
menjadi equivalent joint load.
(4) Pembentukan vektor beban total.
(5) Analisis berdasarkan persamaan:
{Gaya} = [Kekakuan] × {Perpindahan} , menghasilkan:
▪ Perpindahan titik-simpul (joint displacement),
▪ Gaya-ujung setiap batang → gaya-dalam batang (internal
forces),
▪ Reaksi tumpuan.
 MATRIKS KEKAKUAN ELEMEN LENGKAP
Elemen PORTAL RUANG (space frame) → 12 d.o.f. per batang (elemen)

y
Potongan lintang
5 11 batang portal

y
2 I J 8
1 7
Sb. major
4 A,E,G,I,J 10 x z
3 9
L 12 Sb. minor

z 6

Notasi :
Batang I-J dengan 2 node → I = node awal , J = node akhir
Sumbu kartesius x,y,z → sumbu lokal, sumbu x searah sumbu batang (dari I ke J)
Jumlah d.o.f. ada 12 per batang, dengan urutan mengikat :
d.o.f. 1 & 7 → translasi aksial searah sumbu x
d.o.f. 2 & 8 → translasi lintang (major) searah sumbu y
d.o.f. 3 & 9 → translasi lintang (minor) searah sumbu z
d.o.f. 4 & 10 → rotasi torsi mengelilingi sumbu x
d.o.f. 5 & 11 → rotasi lentur (minor) mengelilingi sumbu y
d.o.f. 6 & 12 → rotasi lentur (major) mengelilingi sumbu z
 Cara lain untuk menyajikan perpindahan rotasi
(d.o.f. no. 4, 5, 6, 10, 11, dan 12)

y Potongan lintang
batang portal
5 11
y
2 I J 8
4 1 7 10 Sb. major
A,E,G,I,J x z
3 9
6 12 Sb. minor
L
z
Arah yang ditunjukkan
oleh anak panah
Kaidah tangan
kanan untuk
menjelaskan arah
rotasi (mengitari
suatu sumbu)
Arah rotasi
dan momen
PROSES PENENTUAN KOEFISIEN KEKAKUAN km,n
Format matriks kekakuan elemen space frame (dalam sumbu lokal)

Nomor kolom, n (nomor d.o.f.)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
K1,1 K1,2 K1,3 K1,4 K1,5 K1,6 K1,7 K1,8 K1,9 K1,10 K1,11 K1,12 1
K2,1 K2,2 K2,3 K2,4 K2,5 K2,6 K2,7 K2,8 K2,9 K2,10 K2,11 K2,12 2
K3,1 K3,2 K3,3 K3,4 K3,5 K3,6 K3,7 K3,8 K3,9 K3,10 K3,11 K3,,12 3
K4,1 K4,2 K4,3 K4,4 K4,5 K4,6 K4,7 K4,8 K4,9 K4,10 K4,11 K4,12 4
K5,1 K5,2 K5,3 K5,4 K5,5 K5,6 K5,7 K5,8 K5,9 K5,10 K5,11 K5,12 5
K6,1 K6,2 K6,3 K6,4 K6,5 K6,6 K6,7 K6,8 K6,9 K6,10 K6,11 K6,12 6
[k] =
K7,1 K7,2 K7,3 K7,4 K7,5 K7,6 K7,7 K7,8 K7,9 K7,10 K7,11 K7,12 7
K8,1 K8,2 K8,3 K8,4 K8,5 K8,6 K8,7 K8,8 K8,9 K8,10 K8,11 K8,12 8
K9,1 K9,2 K9,3 K9,4 K9,5 K9,6 K9,7 K9,8 K9,9 K9,10 K9,11 K9,12 9
K10,1 K10,.2 K10,3 K10,4 K10,5 K10,6 K10,7 K10,8 K10,9 K10,10 K10,11 K10,12 10
K11,1 K11,2 K11,3 K11,4 K11,5 K11,6 K11,7 K11,8 K11,9 K11,10 K11,11 K11,12 11
K12,1 K12,2 K12,3 K12,4 K12,5 K12,6 K12,7 K12,8 K12,9 K12,10 K12,11 K12,12 12

Nomor baris, m (nomor d.o.f.)

PROSES PENENTUAN KOEFISIEN KEKAKUAN km,n
[d.o.f. 1] : Node I diberi translasi dx = 1 satuan → menghasilkan komponen kolom
ke-1 dan baris ke-1 dari matriks [k]. Dalam catatan ini hanya ditulis pada kolom.

y
K1,1 = EAx / L
K1,1 K7,1 K7,1 = - EAx / L
x
Km,1 lainnya = 0
z
1

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
EAx/L 1

0 2

0 3

0 4
0 5
0 6
-EAx/L 7

0 8

0 9

0 10

0 11
0 12
 PROSES PENENTUAN KOEFISIEN KEKAKUAN (lanjutan)
[d.o.f. 2] : Node I diberi translasi dy = 1 satuan → menghasilkan komponen kolom
ke-2 dan baris ke-2 dari matriks [k].
y K2,2 = 12.EIz / L3
K8,2
K6,2 = 6.EIz / L2
1 K8,2 = - 12.EIz / L3
x
K6,2 K12,2 = 6.EIz / L2
Km,2 lainnya = 0
K2,2 K12,2
z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
EAx/L 0 1

0 12EIz/L3 2

0 0 3

0 0 4
0 0 5
0 6EIz/L2 6
-EAx/L 0 7

0 -12EIz/L3 8

0 0 9

0 0 10

0 0 11
0 6EIz/L2 12
 PROSES PENENTUAN KOEFISIEN KEKAKUAN (lanjutan)

[d.o.f. 3] : Node I diberi translasi dz = 1 satuan → menghasilkan komponen kolom

ke-3 dan baris ke-3 dari matriks [k]
y K11,3
K5,3 K3,3 = 12.EIy / L3
K5,3 = - 6.EIy / L2
x
1
K9,3 = - 12.EIy / L3
K11,3 = - 6.EIy / L2
K9,3
z K3,3 Km,3 lainnya = 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
EAx/L 0 0 1

0 12EIz/L3 0 2

0 0 12EIy/L3 3

0 0 0 4
0 0 -6EIy/L2 5
0 6EIz/L2 0 6
-EAx/L 0 0 7

0 -12EIz/L3 0 8

0 0 -12EIy/L3 9

0 0 0 10

0 0 -6EIy/L2 11
0 6EIz/L2 0 12
 PROSES PENENTUAN KOEFISIEN KEKAKUAN (lanjutan)
[d.o.f. 4] : Node I diberi rotasi puntir x = 1 satuan → menghasilkan komponen
kolom ke-4 dan baris ke-4 dari matriks [k]

1 y
K4,4 = GJ / L
K4,4 K10,4 K10,4 = - GJ / L
x Km,4 lainnya = 0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
EAx/L 0 0 0 1

0 12EIz/L3 0 0 2

0 0 12EIy/L3 0 3

0 0 0 GJ/L 4
0 0 -6EIy/L2 0 5
0 6EIz/L2 0 0 6
-EAx/L 0 0 0 7

0 -12EIz/L3 0 0 8

0 0 -12EIy/L3 0 9

0 0 0 -GJ/L 10

0 0 -6EIy/L2 0 11
0 6EIz/L2 0 0 12
 PROSES PENENTUAN KOEFISIEN KEKAKUAN (lanjutan)

[d.o.f. 5] : Node I diberi rotasi lentur y = 1 satuan → menghasilkan komponen

kolom ke-5 dan baris ke-5 dari matriks [k]
y
K5,5 = 4.EIy / L
K5,5 K11,5
K3,5 = - 6.EIy / L2
x
K9,5 = 6.EIy / L2
K3,5 K11,5 = 2.EIy / L
1 K9,5 Km,5 lainnya = 0
z
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
EAx/L 0 0 0 0 1

0 12EIz/L3 0 0 0 2

0 0 12EIy/L3 0 -6EIy/L2 3

0 0 0 GJ/L 0 4
0 0 -6EIy/L2 0 4EIy/L 5
0 6EIz/L2 0 0 0 6
-EAx/L 0 0 0 0 7

0 -12EIz/L3 0 0 0 8

0 0 -12EIy/L3 0 6EIy/L2 9

0 0 0 -GJ/L 0 10

0 0 -6EIy/L2 0 2EIy/L 11
0 6EIz/L2 0 0 0 12
 PROSES PENENTUAN KOEFISIEN KEKAKUAN (lanjutan)
[d.o.f. 6] : Node I diberi rotasi lentur z = 1 satuan → menghasilkan komponen
kolom ke-6 dan baris ke-6 dari matriks [k]

1 y K6,6 = 4.EIz / L
K8,6
K2,6 K2,6 = 6.EIz / L2
x K8,6 = - 6.EIz / L2
K12,6 = 2.EIz / L
K6,6 K12,6 Km,6 lainnya = 0
z

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
EAx/L 0 0 0 0 0 1

0 12EIz/L3 0 0 0 6EIz/L2 2

0 0 12EIy/L3 0 -6EIy/L2 0 3

0 0 0 GJ/L 0 0 4
0 0 -6EIy/L2 0 4EIy/L 0 5
0 6EIz/L2 0 0 0 4EIz/L 6
-EAx/L 0 0 0 0 0 7

0 -12EIz/L3 0 0 0 -6EIz/L2 8

0 0 -12EIy/L3 0 6EIy/L2 0 9

0 0 0 -GJ/L 0 0 10

0 0 -6EIy/L2 0 2EIy/L 0 11
0 6EIz/L2 0 0 0 2EIz/L 12
Selanjutnya, dengan cara yang sama
dilakukan 6 langkah tersebut pada node
J → menghasilkan koefisien kekakuan
pada kolom (dan baris) 7 hingga 12.

Jika seluruh hasil koefisien kekakuan

(dari kolom 1 hingga 12) disusun, akan
diperoleh bentuk matriks kekakuan
elemen sebuah batang portal-ruang
(frame 3D). Matriks tersebut berukuran
12 x 12.

Matriks kekakuan FRAME 3D digunakan

misalnya bila akan menganalisis model
struktur portal ruang (elemen balok dan
kolom, tapi tidak termasuk elemen pelat
lantai dan dinding) dari sebuah
bangunan gedung.
 Hasil MATRIKS KEKAKUAN ELEMEN SPACE FRAME
dalam sumbu lokal (sumbu elemen)
[k] =
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

EAx/L 0 0 0 0 0 -EAx/L 0 0 0 0 0 1

0 12EIz/L3 0 0 0 6EIz/L2 0 -12EIz/L3 0 0 0 6EIz/L2 2

0 0 12EIy/L3 0 -6EIy/L2 0 0 0 -12EIy/L3 0 -6EIy/L2 0 3

0 0 0 GJ/L 0 0 0 0 0 -GJ/L 0 0 4

0 0 -6EIy/L2 0 4EIy/L 0 0 0 6EIy/L2 0 2EIy/L 0 5

0 6EIz/L2 0 0 0 4EIz/L 0 -6EIz/L2 0 0 0 2EIz/L 6

-EAx/L 0 0 0 0 0 EAx/L 0 0 0 0 0 7

0 -12EIz/L3 0 0 0 -6EIz/L2 0 12EIz/L3 0 0 0 -6EIz/L2 8

0 0 -12EIy/L3 0 6EIy/L2 0 0 0 12EIy/L3 0 6EIy/L 0 9

0 0 0 -GJ/L 0 0 0 0 0 GJ/L 0 0 10

0 0 -6EIy/L2 0 2EIy/L 0 0 0 6EIy/L2 0 4EIy/L 0 11

0 6EIz/L2 0 0 0 2EIz/L 0 -6EIz/L2 0 0 0 4EIz/L 12

Keterangan tentang matriks kekakuan
▪ Matriks kekakuan bersifat simetri (terhadap diagonal utama).
▪ Koefisien pada diagonal utama selalu bernilai positif.
▪ Matriks kekakuan elemen space frame merupakan bentuk matriks
kekakuan paling lengkap bagi jenis struktur rangka.
▪ Matriks kekakuan jenis struktur rangka lainnya (yang lebih
sederhana) dapat disusun dengan cara mereduksi komponen baris
dan kolom sesuai indeks d.o.f. yang direduksi.
▪ Notasi :
▪ E = modulus elastis
▪ G = modulus geser
▪ A = luas irisan lintang
▪ I = inersia tampang lintang
▪ J = konstanta torsi tampang lintang
▪ L = panjang elemen
Contoh reduksi menjadi Matriks Kekakuan Elemen Plane
Frame (misal kasus frame pada bidang XY) dalam sumbu
lokal:
1 2 6 7 8 12

EAx/L 0 0 -EAx/L 0 0 1

0 12EIz/L3 6EIz/L2 0 -12EIz/L3 6EIz/L2 2

[k] = 0 6EIz/L2 4EIz/L 0 -6EIz/L2 2EIz/L 6

-EAx/L 0 0 EAx/L 0 0 7

0 -12EIz/L3 -6EIz/L2 0 12EIz/L3 -6EIz/L2 8

0 6EIz/L2 2EIz/L 0 -6EIz/L2 4EIz/L 12

y
Bidang XY

2 8 y
1 7
A,E x x
6 12
z L
z
Contoh reduksi menjadi Matriks Kekakuan Elemen Beam
tanpa deformasi aksial (misal pada bidang XY):
2 6 8 12

12EIz/L3 6EIz/L2 -12EIz/L3 6EIz/L2 2

6EIz/L2 4EIz/L -6EIz/L2 2EIz/L 6

[k] = -12EIz/L3 -6EIz/L2 12EIz/L3 -6EIz/L2 8

6EIz/L2 2EIz/L -6EIz/L2 4EIz/L 12

y
Bidang XY

2 8 y

A,E x x
6 12
z L
z
Contoh reduksi menjadi Matriks Kekakuan Elemen Plane
Truss (misal kasus truss pada bidang XY) dalam sumbu
lokal:
1 7

1
EAx / L -EAx / L
[k] =
7
-EAx / L EAx / L

y Bidang XY

y
1 7
x
A,E x
z L z
Contoh reduksi menjadi Matriks Kekakuan Elemen Grid
(misal kasus grid pada bidang XZ) dalam sumbu lokal:
2 4 6 8 10 12

12EIz/L3 0 6EIz/L2 -12EIz/L3 0 6EIz/L2 2

0 GJ/L 0 0 -GJ/L 0 4

6EIz/L2 0 4EIz/L -6EIz/L2 0 2EIz/L 6

[k] =
-12EIz/L3 0 -6EIz/L2 12EIz/L3 0 -6EIz/L2 8

0 -GJ/L 0 0 GJ/L 0 10

6EIz/L2 0 2EIz/L -6EIz/L2 0 4EIz/L 12

y
8 y
2
4 10
x
A,E,G,I,J x
6 12
z L
z
Bidang XZ
 Sekian
Terimakasih