0% found this document useful (0 votes)
145 views77 pages

Assessment and Management of Patients With Hearing and Balance Disorder

The document discusses the assessment and management of patients with hearing and balance disorders, covering different types of hearing loss such as conductive, sensorineural, and mixed hearing loss. It also addresses clinical manifestations, severity of hearing loss, prevention, risk factors, and medical and nursing management of patients with hearing and balance disorders.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
145 views77 pages

Assessment and Management of Patients With Hearing and Balance Disorder

The document discusses the assessment and management of patients with hearing and balance disorders, covering different types of hearing loss such as conductive, sensorineural, and mixed hearing loss. It also addresses clinical manifestations, severity of hearing loss, prevention, risk factors, and medical and nursing management of patients with hearing and balance disorders.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PPTX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 77

ASSESSMENT AND MANAGEMENT OF

PATIENTS WITH HEARING AND


BALANCE DISORDER
Jeanny Rantung, M.Kep., Sp. KepMB
HEARING LOSS

• Hilang pendengaran Konduktif biasanya disebabkan


oleh kelainan telinga eksternal seperti :
menumpuknya serumen atau gangguan kelainan
telinga tengah seperti otitis media atau otosklerosis.
Dalam banyak hal, keefisien transmisi suara oleh
udara ke telinga dalam tertunda
– Conductive hearing loss usually results from an
external ear disorder, such as impacted cerumen, or a
middle ear disorder, such as otitis media or
otosclerosis. In such instances, the efficient
transmission of sound by air to the inner ear is
interrupted.
• Hilang pendengaran sensorineural melibatkan
kerusakan koklea atau saraf vestibulokolear
– A sensorineural loss involves damage to the cochlea or
vestibulocochlear nerve.
• Conductive hearing loss occurs in
the outer and middle ear, when
the transmission of sound
vibrations is prevented from
reaching the inner ear. This can
happen due to wax build-up (A),
fluid behind the eardrum (B), or a
hole in the eardrum (C).
• Sensorineural hearing
loss, occurs in the inner ear (D),
when sound vibrations are unable
to be converted into electrical
signals that the brain can process.
This can be caused by exposure
to loud noise, genetics,
medications, or natural aging
• Hilang pendengaran campuran dan hilang pendengaran
fungsional juga dapat muncul. Pasien dengan hilang
pendengaran campuran, hasil dari disfungsi konduksi udara
dan tulang.
– Mixed hearing loss and functional hearing loss also may occur.
Patients with mixed hearing loss have conductive loss and
sensorineural loss, resulting from dysfunction of air and bone
conduction.
• Hilang pendengaran fungsional (psikogenik) adalah
nonorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan
struktural yang terdeteksi dalam mekanisme pendegaran,
biasanya manifestasi gangguan emosional
– A functional (or psychogenic) hearing loss is nonorganic and
unrelated to detectable structural changes in the hearing
mechanisms; it is usually a manifestation of an emotional
disturbance
CLINICAL MANIFESTATIONS
SEVERITY OF HEARING LOSS

Loss in Decibels Interpretation


0 – 15 Normal hearing
> 15 – 25 Slight hearing loss
> 25 - 40 Mild hearing loss
> 40 - 55 Moderate hearing loss
> 55 - 70 Moderate to severe hearing loss
> 70 - 90 Severe hearing loss
> 90 Profound hearing loss
• Untuk berbagai alasan, beberapa orang dengan hilang
pendengaran menolak untuk berobat atau menggunakan
alat bantu mendengar. Mereka mungkin merasa sadar diri
menggunakan alat bantu dengar. Sikap dan tingkah laku
pasien membutuhkan bantuan pendengaran harus
diperhitungkan ketika berkonsultasi.
– For various reasons, some people with hearing loss refuse to seek
medical attention or wear a hearing aid. They may feel self-conscious
wearing a hearing aid. The attitudes and behaviors of patients who
need hearing assistance should be taken into account when
counseling them.
• Keputusan untuk mengenakan alat bantu adalah personal
yang dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku.
– The decision to wear a hearing aid is a personal one that is affected by
these attitudes and behaviors
PENCEGAHAN

• Suara keras, bising yang terus menerus dapat


menyebabkan pembuluh darah periperal konstriksi,
peningkatan tekanan darah dan denyut jantung
(karena peningkatan sekresi adrenalin), dan
peningkatan aktivitas GI.
– Loud, persistent noise has been found to cause constriction of
peripheral blood vessels, increased blood pressure and heart
rate (because of increased secretion of adrenalin), and
increased gastrointestinal activity.
• Meskipun riset dibutuhkan untuk pengaruh suara
bising pada tubuh manusia, lingkungan yang tenang
lebih konduktif untuk kedamaian pikiran. Orang sakit
merasa lebih mudah bila suara bising minimum
– Although research is needed to address the overall effects of
noise on the human body, a quiet environment is more
conducive to peace of mind. A person who is ill feels more at
ease when noise is kept to a minimum.
• Hilang pendengaran disebabkan suara bising merujuk pada
hilang pendengaran karena dalam waktu terpapar dengan
suara bising yang keras (alat berat, mesin, artileri, musik band
rock)
– Noise-induced hearing loss refers to hearing loss that follows a long period
of exposure to loud noise (eg, heavy machinery, engines, artillery, rock-
band music).

• Trauma Akustik merujuk pada hilang pendengaran disebabkan


oleh paparan tunggal sampai intensitas bunyi bising yang
ekstrim, seperti ledakan. Bisanya muncul pada frekwensi tinggi
(sekitar 4000 Hz)
– Acoustic trauma refers to hearing loss caused by a single exposure to an
extremely intense noise, such as an explosion. Usually, noise-induced
hearing loss occurs at a high frequency (about 4000 Hz).
• Paparan bunyi bising yang terus menerus, hilang
pendengaran dapat menjadi lebih berat dan termasuk
frekwensi perbatasan.
– However, with continued noise exposure, the hearing loss can become
more severe and include adjacent frequencies.

• Level minimum suara bising diketahui dapat menyebabkan


hilang pendengaran suara bising, tanpa menghiraukan
durasi, sekitar 85 – 90 dB
– The minimum noise level known to cause noise-induced hearing loss,
regardless of duration, is about 85 to 90 dB.
• Regulasi level suara bising berdasarkan pada junlah suara
bising seseorang terpapar, dengan jumlah maksimum terpapar
terhadap suara bising lebih dari hari kerja atau minggu kerja
rata-rata 80 dB dengan puncak tekanan suara 135 dB
– Noise level regulations are based on the amount of noise a person is
exposed to, with the maximum legal amount being exposure to noise over
an average working day or week of 80 dB, with a peak sound pressure of
135 dB.

• Pelindung telinga melawan suara bising adalah langkah


memungkinkan pencegahan yang lebih efektif . Hilang
pendengaran karena suara bising adalah permanen karena
sel-sel rambut dalam organ Corti rusak.
– Ear protection against noise is the most effective preventive measure
available. Hearing loss due to noise is permanent because the hair cells in
the organ of Corti are destroyed.
FAKTOR RESIKO HILANG PENDEGARAN

• Family history of sensorineural impairment


• Congenital malformation of the cranial structure
(ear)
• Low birth weight (< 1500 g)
• Use of ototoxic medications (gentamycin, loop
diuretics
• Recurrent ear infections
• Bacterial meningitis
• Chronic exposure to loud noises
• Perforation of the tympanic membrane
MANAJEMEN MEDIKAL DAN KEPERAWATAN

• Bila hilang pendengaran permanen atau tidak dapat diobati


atau jika pasien memilih untuk tidak diobati, rehabilitasi
aural mungkin menguntungkan

• Berusaha untuk berbicara dalam suara keras pada orang


yang tidak dapat mendengar suara frekwensi tinggi hanya
membuat lebih sulit mengerti.

• Bagaimanapun juga, strategi seperti berbicara kepada


telinga yang kurang bermasalah dan menggunakan isyarat
dan ekspresi wajah dapat membantu.
• Isue utama bagi orang yang tuli dan gangguan pendengaran
adalah mereka memiliki masalah kesehatan lain sering tidak
mendapat perhatian, sebagian besar karena hambatan
komunikasi dengan petugas kesehatan.

• Menyediakan interpreter pada mereka yang dapat


berkomunikasi dengan bahasa isyarat adalah penting dalam
banyak situasi sehingga dokter dapat berkomunikasi secara
efektif dengan pasien.
CONDITIONS OF THE EXTERNAL
EAR
CERUMEN IMPACTION

• Normalnya, serumen menumpuk dalam kanal eksternal


dalam jumlah dan warna yang bervariasi. Meskipun wax/lilin
biasanya dapat dikeluarkan, impaksi sering muncul,
menyebabkan Otalgia, sensasi penuh atau nyeri pada
telinga, dengan atau tanpa hilang pendengaran.
• Akumulasi serumen menyebabkan hilang pendengaran
secara signifikan pada populasi manula.

• Usaha untuk membersihkan kanal audiroti eksternal dengan


korek api, jepit rambut dan cara lain adalah berbahaya
karena menyebabkan trauma pada kulit, infeksi dan
kerusakan membran timpanik.
MANAJEMEN
• Serumen dapat dikeluarkan dengan irigasi, suction atau
menggunakan alat. Kecuali pasien mengalami perforasi gendang
telinga atau inflamasi telinga eksternal (otitis eksternal), irigasi
yang lembut biasanya membnatu mengeluarkan impaksi serumen,
terutama sekali jika tidak lengket sekali dalam kanal auditori
eksternal.

• Agar mengeluarkan serumen sukses, aliran air harus mengalir


dibelakang serumen yang menghambat dan menggerakkannya
keluar kanal. Untuk mencegah injuri, tekanan rendah harus
diberikan saat irigasi.
• Bila gendang telinga dibelakang impaksi mengalami
perforasi, air dapat masuk kedalam telinga tengah,
menghasilkan vertigo akut dan infeksi.

• Bila irigasi tidak sukses, penglihatan langsung,


pengeeluaran secara mekanik dapat dilakukan pada pasien
yang kooperatif dengan pemberi layanan kesehatan yang
terlatih
• Memasukkan beberapa tetes glycerin hangat, minyak mineral, atau
H2O2 kedalam kanal telinga untuk 30 menit dapat melembutkan
serumen sebelum dikeluarkan.

• Ceruminolytic, seperti peroksida dalam glicerol (Debrox).


Memungkinkan diberikan, walaupun campuran ini dapat
menyebabkan reaksi alrgi dermatitis.

• .
• Penggunaan larutan pelembut dua atau tiga kali sehari
untuk ebberapa hari secara umum membantu.

• Bila serumen tidak dapat dikeluarkan dengan metoda


diatas, penggunaan alat, seperti kuret serumen, suction
aural dan mikroskop binocular dapat digunakan.
BENDA ASING

• Beberapa alat dapat dimasukkan kedalam telinga karena


usaha untuk membersihkan kanal eksternal atau
mengurangi gatal atau naka-anak memasukkan kacang-
kacangan, kerikil, mainan dan manik-manik. Serangga juga
dapat masuk ek dalam kanal telinga.

• Pada beberapa kasus, pengaruhnya berkisar dari tidak ada


gejala sampai mengeluh nyeri dan pendengaran berkurang.
MANAJEMEN
• Mengeluarkan benda asing dari kanal auditori eksternal
dapat menjadi tantangan.

• Tiga metode standar untuk mengeluarkan benda asing


sama seperti untuk mengeluarkan serumen : irigasi, suction
dan menggunakan alat.

• Kontraindikasi untuk irigasi juga sama. Benda asing


tumbuhan dan serangga menyebabkan bengkak; sehingga
irigasi menjadi kontraindikasi.
• Biasanya, serangga dapat dikeluarkan dengan memasukkan
minyak mineral, yang akan membunuh serangga dan
memungkinkan untuk dikeluarkan

Usaha untuk mengeluarkan benda asing dari kanal eksternal


dapat berbahaya bila tidak memiliki keahlian. Objek dapat
terdorong kedalam bagian tulang kanal, melukai kulit dan
perforasi membran timpanik.

• Jarang terjadi, benda asing dapat diekstraksi dalam ruang


operasi dengan anestesi umum
OTITIS EKSTERNAL

• Otitis Eksternal, merujuk pada inflamasi pada kanal auditori


eksternal. Penyebabnya termasuk air dalam kanal telinga
(telinga perenang); trauma pada kulit telinga, masuknya
organisme kedalam jaringan; keadaan sistemik, seperti
kekurangan vitamin dan kelainan endokrin.

• Infeksi Bakteri atau jamur adalah yang paling sering terjadi.


Paling sering kumpulan bakteri patogen otitis eksternal adalah
spesies Staphylococcus aureus and Pseudomonas .
• Jamur yang paling umum dalam telinga yang normal dan
terinfeksi adalah Aspergillus.

• Otitis eksternal sering disebabkan oleh dermatosis seperti


psoriasis, eksim atau dermatitis seborrhoic.

• Reaksi alergi juga dapat terjadi, hair spray, pengecatan


rambut, dan lotion permanen dapat menyebabkan
dermatitis, yang dapat dihilangkan bila agen penyebab
dipindahkan.
MANIFESTASI KLINIK

• Pasien biasanya mengeluh nyeri, discharge dari kanal


auditori eksternal, nyeri tekan aural (biasanya tidak ada
dalam infeksi telinga tengah), dan kadang-kadang demam,
selulitis dan limpadenopati.

• Gejala lain pruritus dan hilang pendengaran atau telinga


terasa penuh.
• Pemeriksaan otoskopi, kanal telinga eritema dan edema

• Discharge mungkin berwarna kuning atau hijau dan berbau.


Dalam infeksi fungal, muncul bintik hitam berambut
MANAJEMEN MEDIKAL

• Prinsip pengobatan bertujuan pada menghilangkan


ketidaknyamanan, mengurangi bengkak pada kanal telinga,
dan memberantas infeksi.

• Pasien membutuhkan obat analgesik untuk 48 -92 jam


pertama.

• Bila jaringan kanal eksternal edema, dimasukkan sumbu


sehingga kanal tetap terbuka sehingga medikasi cair dapat
dimasukkan ( Larutan Burow’s, antibiotik otic)
• Medikasi dapat diberikan melalui dropper (tetes) pada suhu
ruangan.

• Medikasi biasanya kombinasi antibiotik dan kortikosteroid


untuk meringkan inflamasi pada jaringan

• Untuk selulitis dan demam, antibiotik sistemik dapat


diberikan.

• Untuk jamur, obat antijamur dapat diberikan


MANAJEMEN KEPERAWATAN

• Perawat harus menginstruksikan pasien untuk tidak


membersihkan kanal auditori eksternal dengan cotton bud
dan menghindari keadaan trauma pada kanal eksternal
seperti menggaruk kanal dengan kuku jari atau benda lain.
Trauma dapat menyebabkan infeksi pada kanal.

• Pasien harus menghindari kanal menjadi basah ketika


berenang atau mencuci rambut.
• Cotton ball yang dilumuri gel tidak larut dalam air seperti jelli
petroleum dimasukkan dalam telinga sebagai penghambat
kontaminasi dengan air.

– Infeksi dapat dicegah dengan menggunakan otic


antiseptik setelah berenang, kecuali tidak memiliki
riwayat perforasi membran timpanik atau sedang
mengalami infeksi telinga
CONDITION OF THE MIDDLE EAR
PERFORASI MEMBRAN TIMPANIK

• Perforasi membran timpanik biasanya disebabkan oleh infeksi


atau trauma.

• Sumber trauma termasuk fraktur tulang tengkorak, injuri, atau


pukulan/tamparan pada telinga. Jarang, perforasi disebabkan
oleh benda asing (eg, cotton tipped applicators, bobby pins, keys)
karena terdorong jauh kedalam kaan auditori eksternal. Perforasi
membran timpanik, injuri pada ossicles dan juga telinga bagian
dalam dapat menyebabkan trauma.
• Usaha pasien untuk membersihkan kanal auditori eksternal
dapat bermasalah.

• Selama infeksi, membran timpanik dapat robek jika tekanan


dalam telinga tengah melebihi tekanan lingkungan dalam
kanal auditori eksternal.
MANAJEMEN MEDIKAL

• Meskipun kebanyakan perforasi membran timpanik sembuh


dengan sendirinya dalam beberapa minggu setelah robek,
beberapa kasus dapat memekan waktu beberapa bulan
untuk sembuh.

• Beberapa perforasi menyebabkan skar pertumbuhan


jaringan pada daerah perforasi, mencegah perpanjangan
sel-sel epitelial sepanjang batas dan akhir penyembuhan
• Dalam kasus injuri kepala atau fraktur tulang temporal,
pasien diobservasi : cairan serebrospinal otorrhea atau
rhinorhea – jernih, drainage berair dari telinga dan hidung

• Selama proses penyembuhan, telinga haris dilindungi dari


dari paparan air
MANAJEMEN SURGIKAL

• Perforasi yang tidak dapat sembuh spontan membutuhkan


tindakan operasi.

• Keputusan untuk dilakukan timpaniplasti (operasi perbaikan


membran timpani) bisanya berdasarkan kebutuhan untuk
mencegah potensial infeksi dari air yang masuk telinga atau
untuk meningkatkan pendengaran pasien.
• Dalam semua tehnik, jaringan (biasanya dari fasci
temporalis) ditempatkan pada daerah perforasi untuk proses
penyembuhan.

• Operasi biasanya sukses dalam menutup perforasi


permanen dan meningkatkan pendengaran
OTITIS MEDIA AKUT

• Infeksi telinga dapat muncul pada berbagai usia, tetapi paling


sering pada anak-anak

• Otitis Media Akut (OMA) adalah infeksi akut pada telinga tengah,
biasanya kurang dari 6 bulan.
• Patogen yang menyebabkan OMA adalah Streptococcus
pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Moraxella
catarrhalis yang memasuki telinga tengah setelah tuba
eustachian tidak berfungsi disebabkan oleh obstruksi
karena infeksi saluran napas atas, inflamasi sekitar struktur
(rhinosinusitis, hipertropi adenoid) atau reaksi alergi (rhinitis
alergi)
• Bakteri dapat masuk ke dalam tuba esutachian dari
kontaminasi sekresi dalam nasoparing dan telinga tengah
dari perforasi membran timpani

• Eksudat purulen biasanya ada dalam telinga tengah,


menyebabkan pendengaran konduktif
MANIFESTASI KLINIK

• Terjadi pada salah satu telinga, dapat disertai otalgia. Nyeri


berkurang setelah perforasi spontan atau terapi insisi pada
membran timpanik.

• Keluarnya cairan dari telinga, demam, dan hilang


pendengaran.

• Pemeriksaan otoskopi, kanal auditori eksternal tampak


normal. Membran timpanik eritema dan sering menonjol
• Tidak ada keluhan nyeri ketika aurikel digerakkan.

• Faktor resiko OMA termasuk usia (kurang dari 12 bulan),


infeksikronik saluran pernapasan atas, kondisi medikal yang
menjadi predisposisi infeksi telinga (Down syndrome,
fibrosis cystic, bibir sumbing) dan paparan kronik asap
rokok.
CLINICAL FEATURES OF OTITIS

FEATURE ACUTE OTITIS ACUTE OTITIS


EXTERNA MEDIA
Otorrhea May or may not be present Present if tympanic
membrane perforates;
discharge is profuse
Otalgia Persistent, night awaken Relieved if tympanic
patient at night membrane ruptures
Aural tenderness Present on palpation of Usually absent
auricle
Systemic symptoms Absent Fever, upper respiratory
infection, rhinitis
Edema of external auditory Present Absent
canal
Tympanic membrane May appear normal Erythema, bulging, may be
perforated
Hearing loss Conductive type Conductive type
MANAGEMEN MEDIKAL

• Tujuan pengobatan OMA tergantung pada keefektifan terapi


(dosis yang diresepkan antibiotik oral, dan lamanya terapi),
virulensi bakteri, dan status fisik pasien.

• Dengan terapi antibiotik spektrum luas yang tepat dan dini,


otitis media dapat diatasi tanpa akobat yang serius. Bila ada
drainage, pemberian antibiotik otik biasanya diresepkan.
• Keadaan dapat menjadi subakut (3 minggu – 3 bulan),
dengan discharge purulent yang terus menerus dari telinga.

• Hilang pendengaran permanen jarang muncul

• Komplikasi sekunder melibatkan mastoid dan komplikasi


intrakranial serius lainnya, seperti meningitis atau abses
otak, meskipun jarang tapi dapat muncul.
MANAGEMEN BEDAH

• Insisi membran timpanik dikenal sebagai myringotomi


(tympanotomi)

• Membran timpani diberi anastesi lokal


– The tympanic membrane is numbed with a local anesthetic agent such
as phenol or by iontophoresis (ie, electrical current flows through a
lidocaine-and-epinephrine solution to numb the ear canal and tympanic
membrane).
• Prosedur ini tidak sakit dan memakan waktu kurang dari 15
menit. Dibawah tuntunan mikroskop, insisi dibuat pada membran
timpani untuk mengurangi tekanan dan untuk mengalirkan cairan
serous atau purulen dari telinga tengah

• Normalnya, prosedur ini tidak diperlukan untuk mengobati OMA,


tapi dapat dilakukan bila nyeri terus menerus.
• Myringotomy juga memungkinan drainage dianalisa
(pemeriksaan kultur & sensitivitas) sehingga dapat
diidentifikasi organisme penyebab infeksi dan menentukan
antibiotik yang tepat. Insisi sembuh dalam waktu antara 24 – 72
jam

• Bila OMA sembuh dan tidak ada kontraindikasi, ventilasi atau


penyeimbang tekanan, tuba dapat dimasukkan.
• Tuba ventilasi ditempatkan temporari pada tuba eustachian
sebagai penyeimbang tekanan, bertahan untuk 6-8 bulan.

• Tuba ventilasi kemudian bersama migrasi kulit normal


membran timpanik, dengan penyembuhan lubang yang
terdekat.

• Tuba ventilasi digunakan untuk mengobati keadaan OMA.


OTITIS MEDIA SEROSA

• Otitis media serosa (efusi telinga tengah) meliputi cairan,


tanpa infeksi aktif, pada telinga tengah

• Dalam teori, cairan hasil dari tekanan negatif dalam telinga


tengah karena obstruksi tuba eustachian.

• Bila kondisi ini muncul pada orang dewasa, keadaan ini


menyebabkan disfungsi tuba esutachian.
• Efusi telinga tengah sering terlihat pada pasien setelah
menjalani terapi radiasi atau baro trauma dan pasien
dengan disfungsi tuba eustachian bersamaan dengan
infeksi saluran pencernaan bagian atas atau alergi.

• Barotrauma disebabkan oleh perubahan tekanan yang tiba-


tiba dalam telinga tengah disebabkan oleh perubahan
dalam tekanan barometrik, seperti scuba diving atau
pesawat terbang yang turun dengan cepat.
• Karsinoma ( kanker nasoparing) menyumbat tuba
eustachian dapat terjadi pada orang dewasa dengan otitis
media serosa unilateral yang terus menerus.
MANIFESTASI KLINIK

• Pasien dapat mengeluh hilang pendengaran, terasa penuh


pada telinga atau sensasi kongesti, atau tersumbat atau
bunyi gemericik

• Pemeriksaan otoskopi : Membran timpani tampak kusam


dan dalam visualisasi tampak gelembung udara dalam
telinga tengah

• Pada pemeriskaan audiogram menunjukkan hilang


pendengaran konduktif
MANAJEMEN

• Otitis media serosa tidak membutuhkan pengobatan


medikal kecuali muncul infeksi (OMA)

• Bila hilang pendengaran disertai dengan efusi telinga


tengah, myringotomy dapat dilakukan, dan tuba dapat
ditempatkan untuk menjaga ventilasi telinga tengah.

• Dosis kecil kortikosteroid dapat menurunkan edema tuba


eustachian dalam kasus barotrauma
• Pemberian Dekongestan tidak efektif

• Valsava manuver, , dilakukan untuk membuka tuba


eustachian dengan meningkatkan tekanan nasoparing hati-
hati dilakukan, manuver ini dapat menambah nyeri atau
menyebabkan perforasi membran timpani
OTITIS MEDIA KRONIK

• Otitis Media Kronik adalah hasil OMA berulang yang


menyebabkan patologi jaringan ireversibel dan perforasi
membran timpani yang persisten

• Infeksi kronik pada telinga tengah merusak membran


timpani, menghancurkan ossicles dan melibatkan mastoid
juga.

• Sebelum antibiotik ditemukan, infeksi mastoid mengancam


jiwa. Saat ini mastoiditis akut jarang terjadi di negara –
negara berkembang
MANIFESTASI KLINIK

• Gajala mungkin minimal, dengan berbagai tingkat hilang


pendengaran dan persisten atau intermiten gejala otorrhea
berbau busuk

• Biasanya mengalami nyeri, kecuali dalam kasus mastoiditis


akut, bila daerah postaurikular lembut dan mungkin menjadi
eritematosa dan edema.
• Pemeriksaan otoskopi menunjukkan perforasi dan
kolesteatoma dapat diidentifikasi dengan massa putih
dibelakang membran timpani atau datang dari kanal
eksternal karena perforasi
• Kolesteatoma adalah pertumbuhan kedalam kulit lapisan
eksternal pada gendang telinga ke dalam telinga tengah.

• Umumnya disebabkan oleh terlepas kronik membran


timpanik menyebabkan tekanan negatif tinggi pada telinga
tengah. .

• Kulit membentuk kantung yang berisi degeneratif kulit dan


materi sebakeus. Kantung ini dapat menempel pada struktur
telinga tengah atau mastoid atau keduanya.
• Otitis media kronik dapat menyebabkan mastoiditis kronik
dan mengarah pada pembentukan kolesteatoma. Hal ini
daapt terjadi di telinga tengah, rongga mastoid atau
dikeduanya, sering menentukan jenis operasi yang akan
dilakukan

• Jika kolesteatoma tidak diobati akan terus membesar,


kemungkinan menyebabkan kerusakan pada saraf wajah
dan saluran horisontal dan merusak struktur sekitarnya.
• Kolesteatoma umumnya tumor jinak pada telinga dalam,
Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit; namun jika
pengobatan atau operasi tertunda mungkin merusak struktur
tulang temporal.

• Pertumbuhan tumor yang cepat dapat menyebabkan gejala


yang berat seperti hilang pendengaran atau kelainan
neurologik.
• Kolesteatoma kongenital biasanya ditemukan pada anak-
anak dan dapat menyebabkan kehilangan tulang yang
parah pada inkus.

• Kolesteatoma ditemukan pada pasien usia lanjut umumnya


berkembang pada saluran eksternal.

• Kolesteatoma mungkin asimtomatik atau dapat


menyebabkan hilang pendengaran, nyeri wajah dan
kelumpuhan, tinitus atau vertigo.
• Pemeriksaan audiometri sering menunjukkan hilang
pendengaran konduktif atau campuran.

• Berdasarkan gejala yang muncul, diagnosa dapat dibuat


melalui pemeriksaan visual atau dengan CT atau MRI.

• Terapi termasuk pengobatan pada infeksi akut dan operasi


pengambilan massa untuk mengembalikan pendengaran
MANAJEMEN MEDIKAL

• Pengobatan lokal pada otitis media kronik dilakukan suction


dengan hati-hati dibawah tuntutan otoskopi.

• Pemberian antibiotik tetes atau aplikasi antibiotik bubuk


digunakan untuk mengobati discharge purulen. Antibiotik
sistemik yang diresepkan hanya dalam kasus infeksi akut.
Manajemen Surgikal

• Prosedur operasi, termasuk tympanoplasty,


ossiculoplasty, dan mastoidektomi, yang digunakan
jika pengobatan medis tidak efektif.
Tympanoplasty

• Prossedur operasi yang paling umum untuk otitis media


kronik adalah tympanoplasty, atau operasi rekonstruksi
pada membran timpani. Rekonstruksi ossicles dapat juga
dilakukan jika diperlukan

Tujuan tympanoplasty adalah untuk mengembalikan fungsi


telinga tengah, menutup perforasi, mencegah infeksi
berulang dan meningkatkan pendengaran

• Terdapat lima jenis timpanoplasti. Yang paling sederhana
adalah prosedur bedah tipe 1 (Myringoplasty), dirancang
untuk menutup perforasi membran timpani.

• Prosedur lain adalah tipe II sampai V, melibatkan perbaikan


yang lebih luas pada struktur telinga bagian tengah. Semua
prosedur timpanoplasti termasuk memulihkan
berlangsungnya mekanisme konduksi suara.
• Timpanoplasti dilakukan melalui kanal auditori eksternal dengan
pendekatan transcanal atau melalui insisi postaurikel.

• Isi telinga tengah diperiksa dengan hati-hati, dan rantai tulang


pendengaran (unit maleus dan inkus) dievaluasi. Gangguan
tulang telinga lebih sering pada otitis media kronik, tetapi masalah
rekonstruksi dapat muncul pada kelainan bentuk telinga tengah
dan dislokasi tulang pendengaran akibat cedera kepala.
• Peningkatan dramatik dalam pendengaran dapat
menghasilakn tertutupnya perforasi dan pembentukan
kembali tulang pendengaran.

• Operasi biasanya dilakukan dalam fasilitas rawat jalan


dibawah anastesi sedang atau umum
Ossiculoplasty

• Ossiculoplasty adalah bedah rekonstruksi tulang telinga


tengah untuk mengembalikan pendengaran. Prostesis
terbuat dari bahan seperti Teflon, stainless steel, dan
hidroksiapatit digunakan untuk menyambung kembali
ossicles, sehingga membentuk mekanisme konduksi suara.

• Namun, semakin besar kerusakan, semakin rendah tingkat


keberhasilan untuk memulihkan pendengaran normal.
Mastoidectomy

• Tujuan dari operasi mastoidektomi adalah untuk


mengeluarkan Kolesteatoma, mendapatkan akses ke
struktur yang terkenan penyakit, dan membuat telinga
kering (non terinfeksi) dan sehat. Jika memungkinkan,
rekonstruksi ossicles selama prosedur bedah awal

• Kadang-kadang, luasnya penyakit atau kerusakan dapat


dilakukan operasi dua tahap
• Tingkat keberhasilan untuk memperbaiki hilang pendengaran
konduktif adalah sekitar 75%. Operasi biasanya dilakukan pada
kondisi rawat jalan

• Mastoidektomi biasanya dilakukan melalui insisi postaurikular.


Infeksi disingkirkan dengan mengangkat sel-sel udara mastoid.

• Mastoidektomi kedua mungkin dilakukan untuk memeriksa


kolesteatoma berulang atau sisa. Mekanisme pendengaran
dapat direkonstruksi pada saat ini
• Pasien memiliki dressing tekan mastoid, yang dapat dilepaskan
24 – 48 setelah operasi.

• Meskipun sering cidera, saraf wajah, yang berjalan melalui


telinga tengah dan mastoid, merupakan resiko cidera selama
operasi mastoid. Ketika asAien sadar dari anastesi, bila ada
kelumpuhan pada wajah harus segera dilaporkan pad dokter.
Thank you

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy