Lompat ke isi

Amsal 1

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Amsal 1
Kitab Amsal lengkap pada Kodeks Leningrad, dibuat tahun 1008.
KitabKitab Amsal
KategoriKetuvim
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Lama
Urutan dalam
Kitab Kristen
20
pasal 2

Amsal 1 (disingkat Ams 1) adalah bagian pertama dari Kitab Amsal dalam Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen.[1][2] halo

Tujuan pencatatan Amsal

[sunting | sunting sumber]

Sumber: Amsal 1:2–6

  • Untuk mengetahui hikmat dan didikan
  • Untuk mengerti kata-kata yang bermakna
  • Untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran, keadilan dan kejujuran
  • Untuk untuk memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman, dan pengetahuan serta kebijaksanaan kepada orang muda.
Amsal-amsal Salomo bin Daud, raja Israel[3]

Sebuah amsal ialah suatu pepatah, perbandingan atau pertanyaan singkat-padat yang mengungkapkan suatu prinsip atau sebuah pengamatan tentang perilaku manusia dari sudut pandangan Allah. Amsal-amsal ini digubah untuk mengajar umat Allah (khususnya kaum muda) bagaimana menjalankan hidup yang menyenangkan Dia, memiliki hidup yang berhasil dan berbahagia, dan menjauhi kesusahan-kesusahan hidup yang diakibatkan oleh dosa (Amsal 1:2–6,15–19).[4]

Salomo, raja ketiga di Israel, menggubah banyak amsal ini. Pada permulaan masa pemerintahannya ia berdoa memohon hikmat, dan Allah mengabulkan permohonan itu (1 Raja–raja 3:5–14; 4:29–32). Akan tetapi, di kemudian hari Salomo sendiri tidak mengikuti hikmat yang dianugerahkan Allah kepadanya. Karena gagal untuk bertekun dalam takut akan Tuhan, hati Salomo menyimpang dari Allah (1 Raja–raja 11:1–11). Jadi, sekadar mengetahui atau mengajarkan prinsip-prinsip moral Firman Allah tidak cukup untuk memastikan kehidupan rohani; harus selalu ada rasa takut akan Allah, serta bergantung dan bertanggung jawab kepada-Nya (Amsal 1:7).[4]

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.[5]

Kekaguman yang penuh hormat pada kuasa, keagungan, dan kekudusan Allah menghasilkan di dalam diri kita suatu ketakutan kudus untuk melanggar kehendak-Nya yang ternyatakan; kehormatan semacam ini perlu sekali untuk memperoleh hati berhikmat. Perjanjian Baru menunjukkan bahwa sungguh-sungguh takut akan Tuhan di dalam hati akan disertai dengan penghiburan Roh Kudus (lihat Kisah Para Rasul 9:31).[4]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ J. Blommendaal. Pengantar kepada perjanjian lama. Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1983. ISBN 979-415-385-0, 9789794153857
  2. ^ (Indonesia) WS Lasor, Pengantar Perjanjian Lama 2, sastra dan nubuatan. Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1994.
  3. ^ Amsal 1:1
  4. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  5. ^ Amsal 1:7

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy