Etruria
Gaya bahasa tidak ensiklopedis ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Etruria adalah nama yang digunakan oleh bangsa Romawi untuk menyebut wilayah yang dihuni oleh bangsa Etruska (atau Etruria) di Italia kuno. Wilayah ini terletak di bagian tengah Italia, mencakup sebagian besar wilayah yang kini menjadi kawasan Toscana, Lazio utara, dan Umbria barat. Bangsa Etruska adalah salah satu peradaban tertua di Italia, berkembang sejak sekitar abad ke-8 SM hingga penaklukan mereka oleh bangsa Romawi pada abad ke-3 SM. Budaya, seni, dan teknologi bangsa Etruska memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan peradaban Romawi.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Asal Usul Bangsa Etruska
[sunting | sunting sumber]Asal usul bangsa Etruska telah menjadi perdebatan di kalangan para sejarawan. Menurut sejarawan Yunani Herodotos, bangsa Etruska berasal dari Lydia (di Anatolia, sekarang Turki) dan bermigrasi ke Italia. Namun, teori lain yang didukung oleh Dionysios dari Halikarnassos menyebutkan bahwa bangsa Etruska adalah penduduk asli Italia. Penelitian genetik modern menunjukkan adanya hubungan antara bangsa Etruska dan penduduk lokal di wilayah Toscana, meskipun beberapa unsur budaya mereka memiliki pengaruh dari Mediterania Timur.
Periode Awal (Villanova)
[sunting | sunting sumber]Peradaban Etruska berkembang dari budaya Villanova (sekitar 900–700 SM), yang merupakan kebudayaan Zaman Besi di Italia tengah. Pada periode ini, bangsa Etruska mulai menetap di desa-desa kecil yang kelak berkembang menjadi kota-kota besar.
Periode Arkais dan Klasik
[sunting | sunting sumber]Pada abad ke-8 hingga ke-5 SM, bangsa Etruska membangun kota-kota yang makmur seperti Veii, Tarquinia, Cerveteri, dan Clusium. Mereka juga mendirikan federasi kota-kota Etruska, meskipun setiap kota tetap memiliki otonomi politik. Pada periode ini, bangsa Etruska mengembangkan seni, arsitektur, dan sistem politik yang kompleks.
Periode Hellenistik dan Penaklukan Romawi
[sunting | sunting sumber]Seiring dengan melemahnya kekuatan Etruska pada abad ke-4 SM, wilayah mereka mulai jatuh ke tangan bangsa Romawi. Pada abad ke-3 SM, Etruria sepenuhnya berada di bawah kendali Romawi, dan budaya mereka secara bertahap berasimilasi dengan budaya Romawi.
Kebudayaan
[sunting | sunting sumber]Seni dan Arsitektur
[sunting | sunting sumber]Bangsa Etruska terkenal dengan seni pahat, terutama patung-patung terakota dan makam-makam yang dihiasi fresko berwarna-warni. Seni Etruska sering menampilkan pengaruh Yunani, terutama dalam gaya dan ikonografi. Mereka juga dikenal karena kemampuan mereka dalam membangun struktur monumental, seperti kuil, jembatan, dan saluran air.
Bahasa
[sunting | sunting sumber]Bahasa Etruska adalah bahasa non-Indo-Eropa yang unik, dan sebagian besar inskripsi yang ditemukan berasal dari makam, monumen, dan artefak sehari-hari. Meskipun alfabet Etruska telah dipecahkan, bahasa ini masih sulit dipahami karena kurangnya teks panjang.
Kepercayaan
[sunting | sunting sumber]Bangsa Etruska menganut kepercayaan politeistik dengan dewa-dewi yang mirip dengan dewa Yunani dan Romawi. Mereka percaya pada ramalan dan mempraktikkan berbagai ritual, seperti membaca tanda-tanda dari hati hewan kurban (haruspicy) dan kilat (augury).
Organisasi Politik
[sunting | sunting sumber]Kota-Kota Negara
[sunting | sunting sumber]Etruria terdiri dari serangkaian kota-negara independen yang sering kali bekerja sama dalam konfederasi. Setiap kota memiliki sistem pemerintahan sendiri yang biasanya dipimpin oleh seorang raja atau pemimpin aristokrat.
Federasi Dua Belas Kota
[sunting | sunting sumber]Konfederasi Dua Belas Kota adalah lembaga utama politik bangsa Etruska. Meskipun kota-kota ini bersatu dalam beberapa hal, seperti agama, mereka jarang bekerja sama dalam urusan militer atau diplomasi.
Ekonomi
[sunting | sunting sumber]Bangsa Etruska memiliki ekonomi yang beragam, melibatkan pertanian, perdagangan, dan pertambangan. Mereka terkenal karena kemampuan mereka dalam menambang logam seperti tembaga dan besi, yang diperdagangkan ke seluruh Mediterania. Mereka juga membangun jaringan perdagangan yang luas, menjalin hubungan dengan Yunani, Fenisia, dan Kartago.
Warisan dan Pengaruh
[sunting | sunting sumber]Bangsa Etruska meninggalkan warisan yang signifikan bagi peradaban Romawi. Banyak elemen budaya Romawi, termasuk sistem keagamaan, simbol politik, dan arsitektur, dipengaruhi oleh Etruria. Salah satu warisan yang paling mencolok adalah penggunaan toga sebagai pakaian resmi dan sistem ramalan yang kemudian diadopsi oleh Romawi.
Penemuan Arkeologi
[sunting | sunting sumber]Sejumlah besar artefak Etruska telah ditemukan di berbagai situs, termasuk nekropolis (kompleks makam) seperti Cerveteri dan Tarquinia, yang kini menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO. Penemuan artefak ini telah memberikan wawasan berharga tentang kehidupan, kepercayaan, dan seni bangsa Etruska.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- Cornell, T. J. (1995). The Beginnings of Rome. Routledge.
- Haynes, S. (2000). Etruscan Civilization: A Cultural History. Getty Publications.
- Pallottino, M. (1975). The Etruscans. Penguin Books.