Masjid Darul Falah Cikoneng
Masjid Darul Falah Cikoneng adalah masjid yang terletak di Desa Cikoneng, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Indonesia.[1] Masjid Darul Falah Cikoneng merupakan salah satu bangunan bersejarah yang berkaitan dengan islamisasi di Banten oleh para utusan dari Kerajaan Tulang Bawang di Lampung. Pembangunan masjid ini diperkirakan berlangsung selama masa pemerintahan Sultan Kesultanan Banten yang pertama, yaitu Maulana Hasanuddin (1552-1570).[2] Pembangunan ulang masjid selesai pada tahun 1930 Masehi. Lahan masjid ini merupakan wakaf dari penduduk setempat. Luas lahannya adalah 400 meter persegi, sedangkan luas bangunan masjid hanya 260 meter persegi. Masjid Darul Falah dapat menampung jemaah sebanyak 200 orang.[1] Masjid ini diperkirakan dibangun pada abad ke-16 Masehi. Nama Cikoneng berasal dari bahasa Sunda yang berarti "air yang berwarna kuning". Masyarakat menamakan masjid dan desa demikian karena air yang mengalir dari Bukit Kadu Dago selalu terlihat berwarna kuning. Ragam hias di dalam masjid ada tiga jenis yang masing-masing mewakili budaya dan masa pengerjaannya, yaitu ragam hias Islam, Eropa dan perpaduan budaya Lampung. Ragam hias Islam diwakili dengan adanya kaligrafi. Ragam hias Eropa tampak dalam bentuk tiang, sedangkan ragam hias lampung berupa hiasan sieger. Ruangan di dalam Masjid Darul Falah Cikoneng terbagi menjadi ruang utama, serambi dan tempat wudu. Tinggi pondasi masjid berada 1,5 meter di atas permukaan tanah jalan. Masjid Darul Falah mempunyai jendela dan pintu asli yang berbentuk lengkung tanpa kusen. Setelah perombakan, bentuk pintu dan jendela diubah menjadi segi empat dengan kusen. Ada tiga jendela di ruang utama dan serambi yang masing-masing di sisi kiri dan kanan. Sekeliling masjid juga ditambahi pagar untuk keamanan. Bagian atap terpisah pada masing-masing ruangan. Ketinggian atap di ruang utama dan serambi lebih tinggi dibandingkan tempat wudu. Atap ruang utama dan serambi pada awalnya tidak memiliki plafon, tetapi kemudian ditambahkan. Struktur atap pada ruang utama dan serambi pada awalnya dipisahkan oleh talang air. Awalnya Masjid Darul Falah berbentuk pendopo tetapi diubah kemudian menjadi ruang tertutup. Lantai lama di ruang utama telah diganti dengan lantai teras warna merah, sedangkan lantai serambi diganti dengan ubin.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b "Sistem Informasi Masjid". simas.kemenag.go.id. Diakses tanggal 13 Juli 2021.
- ^ a b "Masjid "Daarul Falah" Cikoneng - Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya". cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-07-12. Diakses tanggal 13 Juli 2021.