Lompat ke isi

Mores

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
William Graham Sumner merupakan ahli sosiologi yang mengembangkan konsep Folkways

Mores (dari bahasa Latin: mōrēs) adalah adat istiadat yang secara lazim dan luas dianut oleh warga masyarakat, tetapi pelanggarannya hanya dikenakan hukum sosial tak resmi.[1] Konsep ini dikembangkan oleh ahli sosiologi bernama William Graham Sumner dalam bukunya yang berjudul Folkways pada 1906.[1][2]

Ciri-ciri

[sunting | sunting sumber]

Mores atau cara hidup juga diartikan sebagai suatu norma yang dipandang oleh kelompok tertentu tidak terlalu penting.[2] Atau dengan kata lain, suatu norma yang mungkin saja dilanggar tanpa suatu bentuk hukum yang jelas, misalnya cara berjalan di dalam lingkungan keraton, cara bicara, atau laki-laki yang harus berambut pendek dan perempuan harus berambut panjang.[2]

Mores berbeda dengan folkways dalam kerangka ukuran, sifat, penting atau tidaknya, serta hukuman yang diberikan.[2] Sebagai contoh, pembunuhan.[2] Seorang tentara akan diberi bintang jasa bila mampu membunuh lawan dalam jumlah besar.[2] Namun tetap saja ada aturan yang tidak memperbolehkan seorang tentara membunuh tentara lawan saat lawan sedang terjun payung.[2] Hal ini juga berlaku bagi penjaga toko yang dengan terpaksa menembak mati sekawanan pencuri yang merampok tokonya.[2]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b (Indonesia) Shadily, Hasan. "Ensiklopedia Indonesia". Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve: 1025. 
  2. ^ a b c d e f g h (Indonesia) Pudjiastut, Puline. "Sosiologi SMA/MA Kls X". Grasindo: 44. 


pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy