Stripping Rasio
Stripping Rasio
(Skripsi)
Oleh
HARDEKA PAMERAMBA
By
Hardeka Pameramba
There had been done a geophysical exploration log research in the exploration
area of PT Priamanaya Energy, Lahat, South Sumatera. This research aims to
identify the distribution of coal seam and to analysis the stripping ratio from the
coal reserves counted as reference in the coal mining exploration using the same
methode. This research used secondary data which is well log data and softwares
wellcad 4 and rockworks 15. The well log data was analyzed to obtain the
lithology distribution model, calculate the lithology volume of the research area,
and determined the stripping ratio (SR). The results represent the lithologies of the
area namely sandstone, claystone, and coal. There are also achieved the log
pattern in seam, gamma ray log respon, dan density of the coal seam. Gamma ray
is about 0-10 cps and long density is about 2500-8000 cps. In addition, 3D modell
is also obtained from isopach map and the overburden volume calculated form
coal seam of the research area. Deposit distribution of coal bed is about
11,659,400 m3 with overburden 29,171,200 m3 and the stripping ratio achieved is
1:25. According to the result, the coal reserves in this area is economic to be
explored.
i
ABSTRAK
oleh
Hardeka Pameramba
Kata kunci: logging, batubara, seam, gamma ray, density stripping ratio
ii
IDENTIFIKASI PENYEBARAN DAN ANALISIS STRIPPING RATIO
MINING BATUBARA DENGAN MENGGUNAKAN DATA GEOFISIKA
LOGGING PADA LAPANGAN PADA LAPANGAN “DK” DI DAERAH
LAHAT-SUMATERA SELATAN
Oleh
Hardeka Pameramba
Skripsi
Pada
Pada tahun 2011 penulis melanjutkan studi di perguruan tinggi dan terdaftar
vii
Powerindo Lahat Sumatera Selatan dengan judul Interpretasi Data Logging Untuk
Sumatera Selatan. Pada tahun 2015 penulis melaksanakan penelitian Tugas Akhir
viii
Skripsi ini Saya Persembahkan Untuk:
Wanita Terhebat Seluruh Dunia, Ibunda
Tercinta:Asnaini,S.Pd
Ayah Terhebat Sepanjang Masa: Sarbani
dan
(Keluarga Besar)
serta
Semua Guru yang telah menginspirasi dan memberikan ilmu kepada saya
ix
MOTTO
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
“DK” Di Daerah Lahat, Sumatera Selatan” sebagai salah satu syarat untuk
Universitas Lampung.
Sholawat dan salam senantiasa tercurah untuk sang Teladan dan Pemimpin umat,
junjungan umat, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari
zaman Jahiliyah kepada zaman yang berilmu pengetahuan seperti saat ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan
datang. Harapannya semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin.
Hardeka Pameramba
xi
SANWACANA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Lahat, Sumatera Selatan” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
1. Ayah dan Ibu tercinta, Ayah Sarbani dan Ibu Asnaini S,Pd yang sangat
tulus dalam mendidik putranya, yang senantiasa mendukung dan tiada henti-
hentinya mendoakan serta memberi semangat agar selalu kuat dan bijaksana
2. Bapak Prof. Suharno, M.S., M.Sc., Ph.D. selaku dekan Fakultas Teknik
Universitas Lampung;
3. Bapak Dr. Ahmad Zaenudin, S.Si., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik
atas ilmu yang telah diberikan dan membantu penulis dalam menyelesaikan
skripsi;
xii
5. Bapak Rustadi, S.Si., M.T selaku Pembimbing II. Terimakasih atas ilmu
Terimaksih atas ilmu, kritik dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi
Bapak Nandi Haerudin, S.Si., M.Si, Kak Rahmat Catur Wibowo, S.T.,
10. Bapak Farid Martadinata, S.T selaku Pembimbing I. Terimakasih atas ilmu
12. Bapak Dores, Bapak Daden, Bapak Dian, Bapak Rahmat, Bapak
xiii
13. Sahabat-sahabatku tersayang Teknik Geofisika 2011. Ahmad Dezi Farista,
Hakim, Alwi Karya Sasmita, Andrian Nisar, Annisa Eka Putri, Arenda
Dian Nur Rizkiani, Dian Triyanto, Doni Zulfafa, Farid Anshari, Fitri
Romosi, Nanda Hanyfa Maulida, Rahmi Alfani Putri, Ratu Mifta Fadila,
Sari, Yunita Permata Sari, dan Yusuf Effendi terimakasih atas segalanya,
nasehat, kasih sayang, canda tawa haru tangis bersamanya. Terimakasih atas
segala pelajaran hidup yang telah diberikan kepada penulis. Kalian adalah
Semoga kita semua menjadi orang-orang yang sukses dan semoga masih
penelitian. Sari Putri Zam yang selalu baik kepada penulis. Terimakasih
tak ternilai, cerita, ilmu, canda tawa, terimakasih untuk segala pelajaran yang
kehidupan
xiv
15. Kakak – kakak Teknik Geofisika Universitas Lampung angkatan 2007, 2008,
2009, 2010 dan Adik–adik angkatan 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016
terimakasih atas pengalaman dan canda tawa yang selalu tercipta serta
16. Keluarga kecil satu atap empat puluh hari teman-teman KKN yang aku
Lusiana Surya, terimakasih telah menjadi teman dan pendengar yang baik
Sari, Herri Susanto, M. Benfarhan, Iku Tatra dan Rahmad dan wong
18. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sebaik harapan, namun
Hardeka Pameramba
xv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACK..................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................viii
MOTTO.............................................................................................................. x
KATA PENGANTAR...................................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN
xvi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
xvii
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB VI KESIMPULAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xviii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 7. Sampel nilai grafik log seam A sumur eksplorasi PE-05 ........................ 55
Tabel 9. Sampel nilai grafik log seam C sumur eksplorasi PE-05 ........................ 64
Tabel 12. Tabel perbandingan niali seam batubara dan burden ............................69
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 14. Sumur dan sebaran litologi dengan software rockwork 15 ............... 48
xv
Gambar 18. Model 3D sebaran Seam A area penelitian ........................................ 52
Gambar 29. Model 3 dimensi sebaran seam C daerah penelitian sumur PM-13 .. 62
Gambar 32. Hasil pemodelan litologi dan hasil perhitungan total volume litologi
area penelitian .................................................................................. 65
Gambar 33. Model 3 dimensi sebaran litologi penyusun area penelitian. ............ 65
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Batubara merupakan salah satu sumber energi yang selama ini banyak
Batubara terbentuk dengan cara yang kompleks dan memerlukan waktu yang
lama (puluhan sampai ratusan juta tahun) di bawah pengaruh fisika, kimia
energy pembangkit listrik bahan bakar dasar dalam industri semen, kokas,
serta peleburan baja. Oleh karena itu untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
Energi tentunya dipengaruhi oleh berbagai hal, baik oleh pengaruh geologi,
fisika dan kimia. Karena berbagai pengaruh inilah, maka akan ada perbedaan
karakter dari tiap lapisannya, baik dari segi kuantitatif maupun kualitatif.
petakan.
memperoleh berbagai data lain, seperti jenis dan kwalitas lapisan batubara.
gamma ray dan log density tiap lapisan guna menentukan penyebaran dan
B. Tujuan
C. Batasan Masalah
Ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini dibatasi oleh data yang
lapangan “DK” dengan luas 2 km2. Dimana data log geofisika yang
digunakan meliputi log gamma ray, log density dan log caliper. Selanjutnya
D. Manfaat Penelitian
STUDI PUSTAKA
4
Gambar 1. Peta lokasi dan kesampaian daerah IUP PT Priamanaya Energi (PT. Priamanaya Energi).
5
6
B. Kondisi Geologi
1. Geologi umum
barat Pulau Sumatera, yaitu antar Lempeng Eurasia yang relatif diam dengan
sistem ini dikenal adanya cekungan busur belakang, cekungan busur depan,
paparan karena berhubungan dengan kerak benua pada semua sisinya, kecuali
8
(2) Perlipatan dengan arah utama baratlaut – tenggara, sebagai hasil efek
Muara Enim.
yang tidak terlalu tinggi, kecuali disekitar daerah intrusi batuan beku. Yang di
Daerah penyelidikan termasuk kedalam satuan formasi batuan mulai dari yang
(1) Satuan endapan alluvium (Qa) yang tersusun atas pasir, lanau dan
lempung.
(2) Satuan gunung api muda (Qhv) berupa breksi gunung api, lava dan
(3) Formasi Kasai (QTk) yang tersusun atas tufa, tufa pasiran dan batu
(4) Formasi Muara Enim (Tmpm) berupa batu lempung, betu lanau dan
(5) Formasi Air Benakat (Tma) berupa perselingan batu lempung dengan
(6) Formasi Gumai (Tmg) yang tersusun atas batu lempung, serpih yang
antiklin di daerah ini juga terdapat struktur sesar dan kekar. Struktur geologi
kemiringan ke arah utara dengan besar sudut 4-25o. sehingga kenyataan ini
kekar terdapat pada semua jenis batuan yang termasuk kedalam Formasi
3. Stratigrafi
I
Napal,Lempung, serpih,
O
TENGAH
serpih lanauan,kadang-
S Gumai kadang gamping dan pasir
T
E tipis, Globigerina biasa
E
N terdapat
L
BAWAH I
S Batu Napal, gamping terumbu dan
gamping lempungan
A Raja
Talang Pasir, pasir gampingan, lempung,
lempung pasiransedikit batubara,
O akar pasir kasar pada dasar penampang
Atas dibanyak tempat
L
I
G
O Tengah
S
E Bawah Tuff ungu, hujau,
N
merah, coklat, lempung
LAF tuffan, breksi dan
konglongmerat
PALEOSEN
4. Struktur geologi
Enim. Formasi Muara Enim terdiri dari batu pasir, batu lanau, batu lempung
dan batubara. Pada umumnya batu pasir dan batu lanau lebih dominan. Litologi
sebagai berikut:
a. Batubara
b. Batu lempung
tumbuhan.
c. Batu lanau
d. Batu pasir
mineral kuarsa.
13
BAB III
TEORI DASAR
A. Well Logging
lapisan batubara.
adalah yang paling efektif untuk menentukan sifat geologi sekitar lapisan
parameter fisika dan kimia batuan terhadap kedalaman lubang bor. Logging
gamma ray log, density log, dan caliper log. Kombinasi ini biasa disebut
dkk, 2015).
Log gamma ray adalah metoda untuk mengukur radiasi sinar gamma yang
sepanjang lubang bor. Unsur radioaktif yang terdapat dalam lapisan batuan
Unsur radioaktif umumnya banyak terdapat dalam shale dan clay, namun
dan lain-lain. Oleh karena itu shale dan clay akan memberikan respon gamma
ray yang sangat signifikan dibandingkan dengan batuan lain seperti batubara.
ray log kedalam lubang bor dan merekam radiasi sinar gamma untuk setiap
logging gamma ray dapat dilakukan pada lubang bor yang telah dipasang
gamma karena semen dan casing, akan tetapi energinya masih cukup kuat
15
Log gamma ray diskala dalam satuan API (GAPI). Satu GAPI = 1/200 dari
tanggapan yang didapat dari kalibrasi standar suatu formasi tiruan yang berisi
uranium, thorium dan potasium dengan kualitas yang diketahui dengan tepat
Penggambaran garis batu pasir berada dibawah garis batu pasir biasanya
menunjukkan batubara atau batu gamping. Untuk defleksi diantara garis shale
dan batu pasir menunjukkan gradasi antara batu pasir dan shale, seperti batu
dijumpai pada lapisan pembawa batubara dengan metode log gamma ray (BPB
manual, 1981).
16
Kurva defleksi gamma ray pada lapisan batubara mudah di kenali karena
ray.
Log gamma ray digunakan secara luas untuk korelasi pada sumur - sumur
sebagai berikut:
b. Lumpur yang ada di dalam lubang bor, apabila lumpur yang digunakan
d. Semen, dimana semen dibuat dari limestone dan shale, sehingga sinar
2. Log caliper
Pada logging out casing, log ini mengukur diameter lubang sumur yang
lebih kecil, sedangkan pada lapisan kompak tak terjadi kerak lumpur dan
Jadi log ini juga berguna untuk menentukan adanya lapisan permeabel.
gambaran lubang bor oleh log caliper dapat dilihat pada Gambar 5.
18
HOLE DIAMETER
bit Scale iachas
size
IMPERMEABLE
SANDSTONE
sloughing
‘bad hole’ of
SHALE tight spot
3. Log density
radioaktif untuk mengetahui densitas batuan. Cara ini memberikan data berat
jenis dan porositas batuan sepanjang lubang bor. Nilai berat jenis dan porositas
batubara sangat berbeda dengan berat jenis dan porositas batuan penutup
perbedaan.
Prinsip kerja Log density yaitu suatu sumber radioaktif dari alat pengukur
tersusun dari atom-atom yang terdiri dari proton dan elektron. Partikel sinar
19
benturan ini sinar gamma akan mengalami pengurangan energi. Energi yang
batuan kemudian direkam kembali oleh dua detector yang ditempatkan dalam
satu probe dengan jarak satu sama lain diatur sedemikan rupa. Kedua
detector short dan long space di amankan dari pengaruh sinar gamma yang
datang langsung dari sumber radiasi. Jadi yang terekam oleh kedua detector
hanya sinar yang telah melewati formasi saja, seperti yang dapat dilihat pada
volume. Besar kecilnya energi yang diterima oleh detektor tergantung dari
faktor-faktor berikut:
yang variatif, dimana semakin kompak batuan maka porositas batuan tersebut
akan semakin kecil. Pada batuan yang sangat kompak, harga porositasnya
2010).
lubang bor. Densitas yang diukur adalah densitas keseluruhan dari matriks
batuan dan fluida yang terdapat pada pori. Prinsip kerja alatnya adalah dengan
emisi sumber radioaktif. Semakin padat batuan semakin sulit sinar radioaktif
tersebut teremisi dan semakin sedikit emisi radioaktif yang terhitung oleh
Pada penelitian yang dilakukan, satuan dari nilai Log densiy adalah counts
dari batuan, maka perlu dilakukan kalibrasi satuan dari CPS ke gr/cc. Dimana
pada satuan CPS bernilai tinggi, maka pada satuan gr/cc akan bernilai rendah.
Lapisan batu bara mempunyai nilai densitas yang paling rendah diantara
semua jenis batuan, yaitu antara 1,2 – 1,8 gr/cc. Sehingga log densitas dapat di
Log densitas terdiri dari 2 macam yaitu log spacing density (LSD) dan
short spacing density (SSD) atau bed resolution densitty (BRD). Log spacing
densitas yang mendekati sebenarnya berkat pengaruh yang kecil dari dinding
lubang bor. Sedangkan short spacing density mempunyai vertikal yang tinggi,
nilai densitas mendekati sebenarnya, karena pengaruh yang kecil dari dinding
lubang bor. Dalam penentuan tebal menggunakan log long spaced density,
Log ini mempunyai resolusi vertikal yang cukup tinggi dari pada log long
spaced density, sehingga log ini sangat cocok untuk pengukuran ketebalan
logging) yang terdiri dari logging sinar gamma (gamma ray), resistivity, self
potensial dan calliper. Pada hasil aplikasi pengukuran untuk batubara pada
ray) memerlihatkan kontras yang jelas untuk lapisan serta ketebalan batubara
panampang letak litologi lubang bor, terutama apabila terjadi “lose core”,
kontras yang paling jelas untuk mendeteksi lapisan batubara terlihat pada
C. Batubara
udara (bebas oksigen) dan terkena pengaruh panas serta tekanan yang
pengayaan kandungan karbonnya. Secara garis besar batubara terdiri dari zat
batubara, yaitu adanya sumber vegetasi, posisi muka air tanah, penurunan
batuan sekitarnya baik secara vertikal maupun lateral pada suatu cekungan
yang tidak terlalu tinggi, kecuali sekitar intrusi batuan beku, seperti yang
arti harus dipelajari dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Terdapat
a. Posisi geotektonik
akhir.
b. Topografi (morfologi)
Morfologi dari cekungan pada saat pemebentukan gambut sangat
c. Iklim
kondisi yang sesuai. Iklim tergantung pada posisi geografi dan lebih luas lagi
25
ketinggian pohon hanya mencapai 5-6 m dalam selang waktu yang sama.
tinggi. Tetapi pada batubara yang memepunyai umur geologi lebih tua
perlipatan atau patahan pada lapisan batubara. Di samping itu faktor erosi
e. Tumbuhan
Flora merupakan unsur utama pembentukan batubara.
dari paleozoic hingga Devon, flora belum tumbuh dengan baik. Setelah
dangkal. Periode ini merupakan titik awal dari pertumbuhan flora secara
f. Dekomposisi flora
biokimia dari material organik merupakan titik awal untuk seluruh alterasi.
terjadi oleh kerja mikrobiologi (bakteri anaerob). Bakteri ini bekerja dalam
keluarnya air (H2O) dan sebagian unsur karbon akan hilang dalam bentuk
karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO) dan metan (CH4). Akibat
pelepasan unsur atau senyawa tersebut jumlah relatif unsur karbon akan
oleh air dengan cepat, maka akan terhindar oleh proses pembusukan, tetapi
gambut akan berkurang, sehingga hanya bagian keras saja tertinggal yang
i. Metamorfosa organik
Tingkat pembentukan adalah penimbunan atau penguburan oleh
berperan lagi tetapi lebih didominasi oleh proses dinamokimia. Proses ini
oksigen dan zat terbang (seperti CO2, CO), CH4 dan gas lainnya) serta
dapat disebabkan oleh lapisan sedimen penutup yang sangat tebal atau
1. Teori In-situ
pohon yang berasal dari hutan dimana batubara tersebut terbentuk. Batubara
yang terbentuk sesuai dengan teori in-situ biasanya terjadi di hutan basah dan
berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh,
langsung tenggelam ke dalam rawa tersebut, dan sisa tumbuhan tersebut tidak
tumbuhan yang membentuk sedimen organik. Batu bara hasil dari proses
Gambar 7.
29
2. Teori Drift
pohon yang berasal dari hutan yang bukan di tempat dimana batubara tersebut
terbentuk. Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori drift biasanya terjadi
abu cenderung tinggi). Untuk batubara jenis ini banyak terdapat di lapangan
(anaerobik) di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu
tergenang air pada kedalaman 0,5-10 meter. Material tumbuhan yang busuk ini
melepaskan unsur H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O, dan NH3
untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobik dan fungi diubah
menjadi gambut.
biologi, kimia, dan fisika yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari
komponen organik dari gambut. Pada tahap ini prosentase karbon akan
organiknya mulai dari lignit, sub bituminus, bituminus, semi antrasit, antrasit,
hingga meta antrasit, proses pembentukan batubara itu sendiri dimulai sejak
31
atau batubara), yang beralangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang
lalu (Sulistiawati,1992).
yaitu: umur, suhu dan tekanan.Mutu endapan batubara juga ditentukan oleh
suhu, tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai 'maturitas
disebut pula batubara coklat (brown coal). Batubara muda adalah batubara
selama jutaan tahun, maka batubara muda akan mengalami perubahan yang
fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih keras dan warnanya
lembut dengan materi yang rapuh dan berwarna suram seperti tanah, memiliki
tingkat kelembaban (moisture) yang tinggi dan kadar karbon yang rendah,
umumnya akan semakin keras dan kompak, serta warnanya akan semakin
besar.
33
a. Faktor volume
34
untuk seluruh seam. prosedur ini berlaku untuk seluruh lubang bor. Perbedaan
ketebalan dari tanah penutup dan batubara berpengaruh terhadap elevasi batas
atas dan batas bawah keduanya. Dalam kasus ini batasan antara batubara dan
b. Faktor tonase
kapasitas produksi dilakukan selain atas dasar volume juga dilakukan atas
dasar baerat dari bahan galian tersebut. Konversi dari volume ke berat harus
yang akan dikupas maupun batubara yang akan ditimbang dihitung dalam
dengan batuan suatu faktor tonase. Faktor tonase yang dimaksud adalah
densitas.
satuan yang digunakan untuk densitas antara lain gram/cm³, pound/feet³ dan
ton/meter³. Nilai densitas untuk tanah penutup (humus dan lempung) sekitar
sebesar 1,365 ton/m³ dan densitas batubara sebesar 1,3 ton/m³. Berat (tonase)
35
tanah penutup yang akan dikupas maupun batubara yang akan ditimbang
dengan volume batubara dan tonase tanah penutup dengan tonase batubara
atau 15 m³ batubara. Makin besar SR maka akan seemakin besar biaya yang
3. Interpretasi Data
4. Pengolahan Data
Penyusunan
5.
Laporan
38
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
5. Software WellCad
6. Software Rockworks 15
8. Software Surfer
9. Software ArcGis
C. Metode Penelitian
Data log sumur yang dimiliki berupa data .LAS file, yang selanjutnya
untuk dapat mendapatkan tampilan grafik log sumur yang terdiri dari log
gamma ray, log calliper dan log density. Grafik log diinterpretasi litologi
bantuannya berdasarkan besar kecilnya nilai log gamma ray, log calliper dan
log density.
39
2. Korelasi penampang 2D
3. Pemodelan 3D
rockworks 15 dengan mengimport data sebaran drill hole, elevasi dan litologi
software wellcad.
Mulai
Studi Literatur
Pengambilan data
Grafik log
Peta sebaran
drillhole dan peta
isopach
Interpretasi
Litologi
Processing Rockwork 15
Perhitungan SR
Analisis
Kesimpulan
Selesai
VI. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian mengenai eksplorasi tambang batubara yang telah dilakukan maka
2. Lapisan batubara tidak selalu memiliki nilai density tertinggi dan respon well
logging pada batubara tidak selalu di level terendah sering di temukan dengan
nilai gamma ray yang sedang dan nilai gamma ray yang sedang tetapi density
batubara yang paling tebal adalah seam B dengan ketebalan rata-rata 17,2 m
dan seam A 11,6 m sedangkan pada seam C dengan lapisan yang paling tipis
5. seam yang paling tinggi nilai potensialnya adalah seam B yaitu dengan
Abdullah, A. Gamma Ray Log. Ensiklopedi Seismik Online. January 31, 2009.
August 11, 2010.
http://ensiklopediseismik.blogspot.com/2009/01/gamma-ray-
log.html.
Aziz, A. 2011. About SR, Density, Tonase. August 10, 2011. November 26,
2011.http://www.scribd.com/doc/67977189/About-SR-Density-Tonase
Berau, R. Density Log (Log Rapat Massa). January 15, 2009. April 25, 2015.
http://rahmanberau.wordpress.com/2009/01/15/density-log-(log-rapat-
massa).html.
BPB manual, 1981, British Petoleum Book, British company, United Kingdom
Dewanto, O. 2006. Buku Ajar Well Logging Vol-1. Jurusan Fisika FMIPA
UNILA. Bandar Lampung.
Gafoer, S., Cobrie, T., dan Purnomo, J. 1986. Geologi Lembar Lahat, Sumatera.
Puslitbang Geologi: Bandung.
Heidrick dan Aulia., 1993. A Structural and Tectonic Model of The Coastal Plains
Block, Cental Sumatra Basin. Jakarta: IPA.
Koesoemadinata. 1978. Geologi Minyak Bumi dan Gas Bumi. Edisi Kedua Jilid I.
Bandung : Penerbit ITB.
Naim, A. Analisa Logging. Blog Fi_Qolbi. May 10, 2010. April 26, 2015.
http://andrewfahlik.blogspot.com/2010_10_01_archive.html