Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Ruang UGD Rumah Sakit Di Kota Madiun)
Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Ruang UGD Rumah Sakit Di Kota Madiun)
ABSTRACT
This research aims to provide empirical evidence the influence of working shift to the employees performance, the
influence of motivation to the employees performance, and the influence of working shift through motivation as
intervening variable to the employees performance in emergency room of the hospitals in Madiun City. This
research was conducted at emergency room of the hospitals in Madiun City. This research uses a quantitative
approach to the associative design. The population of this research are employees of emergency room of the
hospitals in Madiun City, namely: RSUD dr. Soedono Madiun, RSUD Kota Madiun, dan RS Paru Manguharjo,
Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun, Rumah Sakit Griya Husada, Rumah Sakit Santa Clara, Rumah Sakit Ibu
dan Anak Al-Hasanah, serta Rumah Sakit DKT miliki TNI Angkatan Darat, there are 155 people. The sampling
technique used was total sampling. Research instrument is the questionnaire. Data analysis technique using Path
Analysis. The results of the study prove that: (1) Working shift have a positive and significant effect to the
employees performance in emergency room of the hospitals in Madiun City. (2) Working shift have a positive and
significant effect to the employees motivation in emergency room of the hospitals in Madiun City. (3) Motivation
have a positive and significant effect to the employees performance in emergency room of the hospitals in Madiun
City. (4) Working shift through motivation as intervening variable does not affect have a positive and significant
effect to the employees performance in emergency room of the hospitals in Madiun City.
Keywords: working shift, employee performance, motivation
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris pengaruh shift kerja terhadap kinerja karyawan,
pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan, dan pengaruh shift kerja melalui motivasi sebagai variabel
intervening terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD rumah sakit di Kota Madiun. Penelitian ini dilaksanakan di
ruang UGD rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Madiun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
dengan desain penelitian asosiatif. Populasi penelitian ini adalah seluruh sebagai karyawan bagian UGD rumah
sakit di Kota Madiun yaitu: RSUD dr. Soedono Madiun, RSUD Kota Madiun, dan RS Paru Manguharjo, Rumah
Sakit Islam Siti Aisyah Madiun, Rumah Sakit Griya Husada, Rumah Sakit Santa Clara, Rumah Sakit Ibu dan
Anak Al-Hasanah, serta Rumah Sakit DKT miliki TNI Angkatan Darat yang berjumlah 155 orang. Teknik
sampling yang digunakan adalah sampling jenuh. Instrumen penelitian kuesioner. Teknik analisis data
menggunakan path analysis. Hasil penelitian membuktikan bahwa: (1) Shift kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD rumah sakit di Kota Madiun. (2) Shift kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap motivasi karyawan di Ruang UGD rumah sakit di Kota Madiun. (3) Motivasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD rumah sakit di Kota Madiun. (4)
Shift kerja melalui motivasi sebagai variabel intervening tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Ruang
UGD rumah sakit di Kota Madiun.
Kata Kunci: shift kerja, kinerja karyawan, motivasi
A.PENDAHULUAN daya manusia (SDM) menjadi pemikir,
Sumber daya manusia merupakan salah perencana, dan penggerak faktor-faktor
satu aspek penting dalam perkembangan produksi lainnya untuk pencapaian tujuan
suatu organisasi atau perusahaan. Selain perusahaa. Peran sentral SDM atau karyawan
modal, peralatan produksi, gedung, dan pada perusahaan tidak dapat dikelola secara
sarana produksi, sumber daya manusia maksimal tanpa adanya peningkatan kualitas
memiliki peran sentral dalam proses dan produktivitas dari karyawan itu sendiri.
produksi maupun penyelenggaraan layanan Perkembangan sumber daya manusia di
pada suatu perusahaan. Keberadaan sumber Indonesia saat ini semakin membaik.
1
Menurut Laporan World Economic Forum edukasi), deployment (tingkat partisipasi
(WEF) yang tertuang dalam Global Human pekerja dan tingkat pengangguran,
Capital Report 2017, kualitas SDM development (tingkat dan partisipasi
Indonesia menduduki peringkat ke-65 dari pendidikan), dan know-how (tingkat
130 negara-negara yang ada di dunia. Hal ini pengetahuan dan kemampuan pekerja serta
dapat dirinci seberapa berkualitasnya SDM ketersediaan sumber daya) di setiap negara.
di tiap-tiap golongan umur melalui empat Hal tersebut seperti dipaparkan dalam tabel 1
elemen indikator human capital, yakni di bawah ini.
capacity (kemampuan pekerja berdasarkan
Tabel 1 Indeks SDM Indonesia 2017
Sumber: http://mediaindonesia.com/read/detail/122587-kualitas-sdm-
indonesia-meningkat (2017)
7
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas digunakan dalam penelitian ini. Nilai standar
Nilai Alpha
deviasi mencerminkan variabilitas dari data
Variabel Hitung Cronbach
Ket. terhadap pusatnya.
Alpha Uji Asumsi Klasik
Shift kerja (X) 0,783 0,70
Reliabel
Uji Multikolinearitas
Kinerja 0,704 Berdasarkan hasil uji multikolinearitas
0,70
karyawan (Y) Reliabel data menggunakan program SPSS, diperoleh
Motivasi (Z) 0,707 0,70 data sebagai berikut:
Reliabel
Sumber: Output SPSS Tabel 5 Nilai VIF dan Tolerance Variabel
Hasil uji reliabilitas dapat disimpulkan Dependen Kinerja Karyawan
bahwa semua variabel memiliki nilai
cronbach alpha di atas 0,70 dengan
demikian dapat dinyatakan bahwa instrumen
masing-masing variabel adalah reliabel.
Berdasarkan uji validitas dan reliabilitas Sumber: Outpus SPSS
yang dilakukan, dapat diketahui bahwa Hasil perhitungan nilai VIF dan tolerance
keseluruhan butir item/faktor untuk masing- variabel dependen kinerja karyawan, nilai
masing variabel penelitian adalah memenuhi toleransi menunjukan variabel independen,
syarat validitas. Dengan demikian, yaitu: shift kerja dan motivasi menunjukkan
keseluruhan butir pernyataan kuesioner ini skor sebesar 0,715, memiliki nilai toleransi
adalah valid dan dapat digunakan untuk lebih dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi
mengumpulkan data penelitian. antar variabel independen yang nilainya
Deskripsi Variabel Penelitian lebih dari 95%. Hasil perhitungan Variance
Variabel-variabel yang diukur dalam Inflation Factor (VIF) juga menunjukan hal
penelitian ini meliputi: shift kerja (X), yang sama, variabel shift kerja dan motivasi
kinerja karyawan (Y), dan motivasi (Z). memiliki nilai VIF (1,398), kurang dari 10.
Hasil perhitungan dengan program SPSS Jadi dalam penelitian ini tidak ada
menunjukkan nilai minimum, maksimum, multikolonieritas antar variabel bebas dalam
mean, dan standar deviasi pada masing- model regresi.
masing variabel penelitian seperti dalam
Tabel 4 berikut ini. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas untuk memastikan
Tabel 4. Analisis Deskriptif Variabel bahwa tidak terjadi varians yang berbeda di
Penelitian antara responden penelitian dalam
memberikan jawaban atas kuesioner yang
diberikan. Pada penelitian ini, uji
heteroskedastisitas dilakukan dengan uji
koefisien korelasi Spearman rho
Sumber: Output SPSS menggunakan program SPSS. Berdasarkan
Tabel 4. menunjukkan nilai mean dan output SPSS, hasil uji heteroskedastisitas
standar deviasi pada masing-masing variabel. dengan variabel dependen kinerja karyawan
Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:
pada masing-masing variabel di atas dapat
diketahui bahwa keseluruhan nilai standar Tabel 6. Uji Heteroskedastisitas dengan
deviasi tidak ada yang melebihi dua kali nilai Variabel Dependen Kinerja Karyawan
mean. Hal ini menandakan bahwa sebaran
data sudah baik. Nilai mean mencerminkan
tendensi pusat dari distribusi data yang
8
Uji autokorelasi bertujuan untuk
mengetahui apakah dalam sebuah model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode (t) dengan tingkat
kesalahan periode t-1 (sebelumnya).
Pengujian autokorelasi meggunakan
Sumber: Outpus SPSS pengujian Durbin–Watson (DW test). Hasil
Menurut output SPSS di atas, dapat perhitungan uji autokorelasi dengan program
diketahui bahwa nilai korelasi kedua variabel SPSS diperoleh nilai Durbin–Watson sebagai
bebas dengan variabel terikat kinerja berikut:
karyawan memiliki nilai signifikansi (Sig.)
lebih dari 0,05. Nilai signifikansi (Sig.) Tabel 8. Uji Autokorelasi dengan Variabel
variabel shift kerja sebesar 0,563, nilai Dependen Kinerja Karyawan
signifikansi (Sig.) variabel motivasi sebesar
sebesar 0,259. Oleh karena signifikansi lebih
dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
pada model regresi.
Uji Normalitas Sumber: Outpus SPSS
Uji asumsi normalitas yang digunakan Hasil output SPSS pada Tabel 8
dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorov menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson
Smirnov terhadap variabel yang diuji. Hasil (DW) adalah 1,775. Nilai DW sebesar 1,775
pengujian ditunjukan dalam tabel berikut: ini selanjutnya dibandingkan nilai tabel DW.
Dengan α = 5%, jumlah sampel (n) = 155,
Tabel 7. Uji Normalitas dengan Variabel dan jumlah variabel bebas (k) = 2, maka
Dependen Kinerja Karyawan didapat nilai dl = 1,7114; du = 1,7636. Nilai
DW sebesar 1,775 terletak di antara dU
(1,7636) dan 4-dU (2,225). Hal tersebut
menjelaskan bahwa tidak ada autokorelasi,
positif atau negatif. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa model regresi yang
dihasilkan tidak terdapat autokorelasi, positif
atau negatif.
10
Unstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients Signifikan Keterangan
B Std.error Beta
Konstanta 20,039 2,646 0,000
X 0,523 0,067 0,534 0,000 Signifikan
R : 0,534 = 53,4%
R2 : 0,285 = 28,5%
thitungX : 7,804
Hasil analisis pada Tabel 13 di atas, 2. Variabel shift kerja (X) bernilai sebesar
diperoleh persamaan regresi linier pada 0,510 (positif) yang menunjukkan bahwa
pengaruh shift kerja terhadap kinerja adanya pegaruh positif variabel shift kerja
karyawan sebagai berikut: Y = 20,047 + terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD
0,510X rumah sakit di Kota Madiun. Jika shift
1. Nilai konstanta (α) bernilai 20,047; kerja (X) meningkat sebesar satu satuan
menunjukkan bahwa hasil analisis nilai maka kinerja karyawan di Ruang UGD
kinerja karyawan di Ruang UGD rumah rumah sakit di Kota Madiun juga
sakit di Kota Madiun akan konstan meningkat sebesar 0,510 kali.
apabila variabel shift kerja bernilai nol Hasil dari uji koefisien determinasi (R2)
atau tidak ada. diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel 13
Hasil Koefisien Determinasi Secara Langsung Pengaruh Shift Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan
11
Sumber: Output SPSS
Hasil uji koefisien determinasi yaitu sebesar 70,8% dijelaskan oleh faktor
menunjukkan besarnya R = 0,540 dan nilai R lain di luar model.
2
Square (R ) adalah 0,292 atau 29,2% yang Berdasarkan hasil perhitungan analisis
berarti kinerja karyawan di Ruang UGD regresi linier di atas, maka koefisien jalur
rumah sakit di Kota Madiun dapat dijelaskan secara individu untuk sub struktural 2
oleh variabel shift kerja. Sedangkan sisanya, disajikan pada tabel 14 sebagai berikut:
Tabel 14
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda dengan Variabel Dependen Kinerja Karyawan
Unstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients Signifikan Keterangan
B Std.error Beta
Konstanta 20,047 2,536 0,000
X 0,510 0,064 0,540 0,000 Signifikan
R : 0,540 = 54%
R2 : 0,292 = 29,2%
thitungX : 7,938
Hasil analisis pada Tabel 16 di atas, 1. Nilai konstanta (α) bernilai 16,733;
diperoleh persamaan regresi linier pada menunjukkan bahwa hasil analisis nilai
pengaruh shift kerja dan motivasi terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD rumah
kinerja karyawan sebagai berikut: Y = sakit di Kota Madiun akan konstan
16,733 + 0,423X + 0,165Z apabila variabel shift kerja dan motivasi
bernilai nol atau tidak ada.
12
2. Variabel shift kerja (X) bernilai sebesar adanya pegaruh positif variabel motivasi
0,423 (positif) yang menunjukkan bahwa terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD
adanya pegaruh positif variabel shift kerja rumah sakit di Kota Madiun. Jika
terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD motivasi (Z) meningkat sebesar satu
rumah sakit di Kota Madiun. Jika shift satuan maka kinerja karyawan di Ruang
kerja (X) meningkat sebesar satu satuan UGD rumah sakit di Kota Madiun juga
maka kinerja karyawan di Ruang UGD meningkat sebesar 0,165 kali.
rumah sakit di Kota Madiun juga Hasil dari uji koefisien determinasi (R2)
meningkat sebesar 0,423 kali. diperoleh nilai sebagai berikut:
3. Variabel motivasi (Z) bernilai sebesar
0,165 (positif) yang menunjukkan bahwa
Tabel 16
Hasil Koefisien Determinasi Secara Tidak Langsung Pengaruh Shift Kerja dan Motivasi
Terhadap Kinerja Karyawan
Hasil analisis pada Tabel 20 di atas, 2. Variabel motivasi (Z) bernilai sebesar
diperoleh persamaan regresi linier pada 0,396 (positif) yang menunjukkan bahwa
pengaruh motivasi terhadap kinerja adanya pegaruh positif variabel motivasi
karyawan sebagai berikut: Y = 24,015 + terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD
0,396Z rumah sakit di Kota Madiun. Jika
1. Nilai konstanta (α) bernilai 24,015; motivasi (Z) meningkat sebesar satu
menunjukkan bahwa hasil analisis nilai satuan maka kinerja karyawan di Ruang
kinerja karyawan di Ruang UGD rumah UGD rumah sakit di Kota Madiun juga
sakit di Kota Madiun akan konstan meningkat sebesar 0,396 kali.
apabila variabel motivasi bernilai nol atau Hasil dari uji koefisien determinasi (R2)
tidak ada. diperoleh nilai sebagai berikut:
Tabel 20
Hasil Koefisien Determinasi Secara Langsung Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan
Tabel 21
Hasil Analisis Regresi Linier dengan Variabel Dependen Kinerja Karyawan
Unstandardized Standardized
Variabel Coefficients Coefficients Signifikan Keterangan
B Std.error Beta
14
Konstanta 24,015 2,894 0,000
Z 0,396 0,071 0,411 0,000 Signifikan
R : 0,411 = 41,1%
R2 : 0,169 = 16,9%
thitungX : 5,576
ρZY = 0,396
ρXZ = 0,523 ε 2 = 0,829
Motivasi 0,165
(Z)
ε 2 = 0,846
15
Sab = √ b2 sa 2+ a2 sb 2+ sa2 sb 2 program shift kerja rendah, maka kinerja
Keterangan: karyawan di Ruang UGD Rumah Sakit
a = koefisien pengaruh langsung Pemerintah di Kota Madiun juga rendah atau
variabel X terhadap Z turun.
b = koefisien pengaruh langsung Hasil penelitian ini mendukung penelitian
variabel Z terhadap Y yang dilakukan Supomo (2014) tentang
sa = standard error dari koefisien a “Shift Kerja terhadap Kinerja Pegawai
sb = standard error dari koefisien b Satuan Polisi Pamong Praja Kota Tarakan”
Sab = standard error pengaruh tidak yang menemukan bahwa shift kerja
langsung mempunyai pengaruh terhadap kinerja.
Hasil perhitungan pengaruh tidak langsung Penelitian yang dilakukan Badriyah (2016)
dapat dilihat sebagai berikut: yang berjudul “Peran Shift Kerja di dalam
2 2 2 2 2
= √(0,165 ) x (0,846) +(0,423) x (0,829) +(0,846) x (0,829)
2 Kinerja Satpam Universitas Islam Negeri
Sab Maulana Malik Ibrahim Malang” juga
Sab = 0,742941+0,86617+1,402957
√ menemukan bahwa ada peran positif antara
shift kerja dan kinerja karyawan. Hasil
Sab = 1,735531
penelitian ini berbeda dengan penelitian oleh
Hasil Sab diatas dapat dihitung t statistik
Auliya (2017) yang berjudul “Pengaruh
pengaruh mediasi dengan perhitungan
Shift Kerja Terhadap Tingkat Kelelahan
sebagai berikut:
Kerja dan Dampaknya Terhadap Kinerja
ab (0,423) x (0,165) Operator Produksi ARV PT Kimia Farma
t = Sab = 1,735531 = 0,040215 (Persero) Tbk. Unit Plant Jakarta” yang
Pada penelitian ini, untuk memperoleh menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang
nilai ttabel menggunakan uji dua sisi dengan diberikan antara shift kerja terhadap tingkat
level of significant (α) = 0,05 atau 5% dan kelelahan kerja dan dampaknya terhadap
degree of fredoom (df) = n – k, dimana n = kinerja operator produksi.
banyaknya sampel dan k = banyaknya Pendapat karyawan di Ruang UGD
variabel bebas dan terikat. Ketentuan Rumah Sakit Pemerintah di Kota Madiun
tersebut diperoleh nilai df = 155 – 3 = 152, sebagai responden penelitian tentang shift
maka nilai ttabel adalah sebesar ± 1,97569. kerja menunjukkan bahwa pembagian durasi
Hasil dari nilai thitung = 0,040215 lebih kecil shift kerja di rumah sakit tempatnya bekerja
daripada nilai ttabel, maka dapat disimpulkan dapat memudahkan karyawan mencapai
bahwa hipotesis penelitian ini ditolak dan kinerja yang optimal. Karyawan puas dengan
dapat disimpulkan tidak ada pengaruh shift pembagian waktu shift kerja yang telah
kerja terhadap kinerja karyawan di Ruang ditetapkan manajemen karena dapat
UGD rumah sakit di Kota Madiun yang mempengaruhi kinerjanya. Menurut
dimediasi motivasi. responden, jumlah perawat dalam satu shift
Pengaruh Shift Kerja terhadap Kinerja kerja mencukupi kebutuhan penanganan
Karyawan di Ruang UGD Rumah Sakit di pasien dalam mewujudkan kinerja
Kota Madiun keperawatan yang optimal. Responden juga
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan setuju jika jumlah pekerja untuk shift kerja
bahwa shift kerja berpengaruh positif dan siang lebih banyak daripada shift malam
signifikan terhadap kinerja karyawan di karena mempertimbangkan optimalisasi
Ruang UGD Rumah Sakit Pemerintah di pencapaian kinerja perawat. Berkaitan
Kota Madiun. Jika respon karyawan di dengan rotasi kerja, karyawan merasa bahwa
Ruang UGD terhadap program shift kerja kecepatan rotasi kerja antar shift kerja di
yang disusun manajemen setiap rumah sakit rumah sakit tempatnya bekerja sudah sesuai
di Kota Madiun meningkat, maka kinerja dengan harapannya. Pelaksanaan jadwal shift
karyawan juga akan meningkat, dan kerja di rumah sakit tempat karyawan
sebaliknya jika respon karyawan terhadap bekerja juga sudah dilaksanakan secara
16
teratur. Apabila ada perawat yang absen saat kinerja yang baik, khususnya dalam
mendapat shift kerja, segera digantikan penyelenggaraan layanan medis bagi
perawat lain yang sedang tidak mendapat masyarakat. Fenomena yang terjadi di unit
shift kerja sehingga tidak mengganggu UGD rumah sakit selama ini menunjukkan
kinerja penanganan pasien. bahwa shift kerja pagi, siang, dan malam
Penelitian ini membuktikan bahwa shift yang ditetapkan manajemen rumah sakit
kerja berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi kinerja tenaga medis. Pada
terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD setiap perputaran shift kerja, kondisi
Rumah Sakit Pemerintah di Kota Madiun. psikologis dokter dan perawat cenderung
Jika karyawan merasa bahwa pembagian berbeda, terutama pada tenaga medis yang
shift kerja di tempatnya bekerja sesuai bekerja pada shift pagi dan shift malam.
dengan harapannya, maka karyawan akan Keadaan setiap jadwal shift berbeda-beda
bekerja dengan baik, sehingga kinerjanya menimbulkan perasaan kenyamanan yang
meningkat. Pada dasarnya, shift kerja yang berbeda-beda pada masing-masing tenaga
diterapkan di setiap bagian UGD rumah sakit medis. Perawat yang merasa nyaman jika
hampir semuanya sama. Pembagian shift bekerja pada shift pagi, belum tentu juga
kerja yang dilakukan manajemen rumah sakit akan nyaman jika berpindah shift malam.
bertujuan agar tenaga medis memiliki kinerja Mengacu pada hasil temuan pada studi
yang maksimal. Kebijakan manajemen ini, maka implikasi manajerial dalam
rumah sakit dalam mengatur shift kerja pengaruh shift kerja terhadap kinerja
bagian UGD ini bertujuan agar tenaga medis karyawan di Ruang UGD rumah sakit di
memiliki kinerja yang baik, khususnya Kota Madiun ini adalah dengan menentukan
dalam penyelenggaraan layanan medis bagi dan menyusun penentuan shift kerja yang
masyarakat. sesuai dengan harapan karyawan.
Shift kerja merupakan pola waktu kerja Manajemen rumah sakit juga perlu
yang diberikan pada tenaga kerja untuk mempertimbangkan kebutuhan penanganan
mengerjakan sesuatu oleh perusahaan dan pasien dalam menentukan jumlah perawat
biasanya dibagi atas kerja pagi, sore dan dalam satu shift kerja, durasi shift kerja, dan
malam (Suma’mur, 2013: 39). Shift kerja rotasi shift kerja.
merupakan pembagian jam kerja yang sesuai Pengaruh Shift Kerja terhadap Motivasi
dengan periode waktu dimana suatu Karyawan di Ruang UGD Rumah Sakit di
kelompok pekerja dijadwalkan bekerja pada Kota Madiun
tempat kerja tertentu. Shift kerja dirumah Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
sakit yang ada di Indonesia secara umum bahwa shift kerja berpengaruh positif dan
terdiri dari tiga shift yaitu: shift pagi bekerja signifikan terhadap motivasi karyawan di
selama 7 jam mulai jam 7.00-14.00, shift Ruang UGD Rumah Sakit Pemerintah di
sore bekerja 7 jam mulai jam 14.00-21.00, Kota Madiun. Jika respon karyawan di
dan shift malam bekerja 10 jam mulai 21.00- Ruang UGD terhadap program shift kerja
7.00. Pembagian shift kerja yang dilakukan yang disusun manajemen setiap rumah sakit
manajemen rumah sakit bertujuan agar di Kota Madiun meningkat, maka motivasi
tenaga medis memiliki kinerja yang karyawan juga akan meningkat, dan
maksimal. sebaliknya jika respon karyawan terhadap
Shift kerja yang diterapkan di setiap program shift kerja rendah, maka motivasi
bagian UGD rumah sakit hampir semuanya karyawan di Ruang UGD Rumah Sakit
sama. Pembagian shift kerja yang dilakukan Pemerintah di Kota Madiun juga rendah atau
manajemen rumah sakit bertujuan agar turun.
tenaga medis memiliki kinerja yang Hasil penelitian ini mendukung penelitian
maksimal. Kebijakan manajemen rumah yang dilakukan Lestari (2013) dengan judul:
sakit dalam mengatur shift kerja bagian UGD “Perbedaan Motivasi Kerja Karyawan yang
ini bertujuan agar tenaga medis memiliki Bekerja Shift Siang dan Shift Malam
17
Karyawan Bagian Weaving PT. Tiga diperhatikan pada saat pengaturan shift kerja,
Manunggal Synthetic Industries (Timatex) salah satunya adalah tersedianya waktu libur
Salatiga” yang menemukan bahwa shift kerja akhir pekan minimal 2 kali dalam sebulan
mempunyai pengaruh terhadap motivasi agar karyawan memiliki waktu berkumpul
karyawan. Ada perbedaan yang signifikan bersama keluarga dan kehidupan sosial. Hal
motivasi kerja karyawan yang bekerja shift ini berhubungan dengan kondisi psikologis
siang dan shift malam. Penelitian yang karyawan. Adanya waktu bercengkerama
dilakukan Irianti (2017) tentang “Pengaruh dengan keluarga diharapkan mampu
Shift Kerja Terhadap Kelelahan dan mengembalikan semangat dan kemauan serta
Performansi Pengendali Kereta Api motivasi kerja.
Indonesia” juga menemukan bahwa shift Mengacu pada hasil temuan pada studi
kerja mempengaruhi penurunan motivasi ini, maka implikasi manajerial dalam
manusia. pengaruh shift kerja terhadap motivasi
Pendapat karyawan di Ruang UGD karyawan di Ruang UGD rumah sakit di
Rumah Sakit Pemerintah di Kota Madiun Kota Madiun ini adalah dengan menentukan
sebagai responden penelitian tentang respon dan menyusun penentuan shift kerja yang
shift kerja dan kaitannya dengan motivasi sesuai dengan harapan karyawan.
menunjukkan bahwa meskipun harus kerja Manajemen rumah sakit perlu
malam hari, karyawan tetap melaksanakan mempertimbangkan keinginan karyawan
sepenuh hati demi kinerja untuk pengabdian terhadap pembagian shift kerja, durasi shift
kepada masyarakat. Responden juga kerja, dan rotasi shift kerja agar karyawan
menyatakan bahwa menjalankan setiap tugas tetap dapat bekerja dengan nyaman.
dengan senang hati agar mencapai kinerja Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja
sesuai standar yang ditetapkan. Bagi Karyawan di Ruang UGD Rumah Sakit di
karyawan sebagai responden penelitian, Kota Madiun
setiap beban kerja yang diterimanya, Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
misalnya bekerja shift malam, menjadi bahwa motivasi berpengaruh positif dan
tantangan tersendiri untuk menyelesaikannya signifikan terhadap kinerja karyawan di
dengan baik agar tercapai kinerja yang Ruang UGD Rumah Sakit Pemerintah di
maksimal. Kota Madiun. Jika motivasi karyawan
Penelitian ini membuktikan bahwa shift meningkat, maka kinerja karyawan di Ruang
kerja berpengaruh positif dan signifikan UGD Rumah Sakit Pemerintah di Kota
terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD Madiun juga akan meningkat, dan sebaliknya
rumah sakit di Kota Madiun. Motivasi dalam jika motivasi karyawan turun, maka kinerja
bekerja merupakan salah satu ciri yang ada karyawan di Ruang UGD Rumah Sakit
pada diri seorang karyawan di perusahaan. Pemerintah di Kota Madiun juga akan
Motivasi dalam diri karyawan dapat menurun.
mengalami perubahan sebagai hasil interaksi Hasil penelitian ini mendukung temuan
karyawan dengan lingkungan. Berkaitan penelitian yang dilakukan Gultom (2017)
dengan motivasi, salah satu faktor yang yang berjudul “Hubungan Motivasi dengan
dapat mempengaruhi motivasi karyawan di Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSU
ruang UGD rumah sakit adalah shift kerja. Bina Kasih Tahun 2017,” bahwa motivasi
Perawat yang bertugas di bagian UGD dibagi yang digambarkan dengan tanggung jawab,
ke dalam 3 shift, yaitu shift pagi, siang, dan kondisi kerja, supervisi dan insentif memiliki
malam. Pembagian shift kerja yang sesuai hubungan yang nyata atau signifikan
harapan karyawan juga dapat memotivasi terhadap kinerja perawat. Hasil penelitian ini
karyawan di Ruang UGD rumah sakit untuk berbeda dengan temuan penelitian yang
mencapai kinerja yang maksimal. dilakukan Machron (2017) tentang
Menurut Setyawati (2010: 87), bahwa “Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja
terdapat beberapa hal yang harus Perawat” yang menemukan bahwa pengaruh
18
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik Berkaitan dengan motivasi pada perawat
terhadap kinerja perawat sangat kecil. di ruang UGD rumah sakit, dapat
Berkaitan dengan motivasi, karyawan di disampaikan bahwa jika motivasi perawat
Ruang UGD Rumah Sakit Pemerintah di tidak stabil, naik atau turun, akan
Kota Madiun sebagai responden penelitian mempengaruhi kinerja perawat tersebut.
mengemukakan bahwa karyawan telah Selain itu, mood (suasana hati/perasaan) juga
memiliki kesadaran untuk melaksanakan mempengaruhi kinerja perawat, pada saat
tugas dengan penuh tanggung jawab demi mood baik, gembira, senang maka kinerja
tercapainya kinerja yang maksimal. juga akan stabil bahkan bisa jadi kinerjanya
Meskipun harus kerja malam hari, karyawan meningkat. Sebaliknya, jika mood jelek,
di Ruang UGD rumah sakit di Kota Madiun kinerja juga akan menurun. Motivasi dari
tetap melaksanakan sepenuh hati demi tenaga medis bagian UGD sebagai karyawan
kinerja untuk pengabdian kepada pada rumah sakit berperan penting dalam
masyarakat. Karyawan menjalankan setiap menumbuhkan kinerja.
tugas dengan senang hati agar mencapai Motivasi yang diberikan untuk
kinerja sesuai standar yang ditetapkan. mendorong kinerja seseorang ada beberapa
Setiap beban kerja yang diterima karyawan jenis, diantaranya adalah insentif, pemberian
menjadi tantangan tersendiri untuk reward, dan jenjang karir. Salah satu
menyelesaikannya dengan baik agar tercapai motivasi yang diberikan pihak manajemen
kinerja yang maksimal. Bentuk-bentuk rumah sakit adalah pemberian insentif
motivasi bagi karyawan di Ruang UGD berupa tambahan uang lembur. Selain
rumah sakit di Kota Madiun adalah adanya beberapa hal di atas, pembagian shift kerja
insentif yang diterima dari manajemen yang sesuai harapan karyawan juga dapat
rumah sakit, hubungan dengan rekan kerja memotivasi dokter dan perawat rumah sakit
yang baik, adanya jenjang karir yang jelas, untuk mencapai kinerja yang maksimal.
serta kelengkapan sarana dan prasana yang Implikasi manajerial dari temuan studi
tersedia yang memudahkan karyawan dalam tentang pengaruh motivasi terhadap kinerja
menangani pasien sesuai kinerja yang telah karyawan di ruang UGD ini adalah perlunya
ditetapkan pihak manajemen rumah sakit. pihak manajemen rumah sakit-rumah sakit di
Penelitian ini membuktikan bahwa Kota Madiun untuk selalu memotivasi
motivasi berpengaruh positif dan signifikan karyawan agar mencapai kinerja yang
terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD maksimal. Pemberian motivasi dapat
Rumah Sakit Pemerintah di Kota Madiun. dilakukan dengan mempertimbangkan
Motivasi adalah pemberian daya penggerak kebutuhan-kebutuhan karyawan di ruang
yang menciptakan kegairahan kerja UGD. Misalnya, pemberian insentif yang
seseorang, agar mau bekerja sama, bekerja besarnya sesuai dengan harapan karyawan,
efektif dan terintegrasi dengan segala daya menciptakan situasi kondusif dalam
upayanya untuk mencapai kepuasan lingkungan kerja, kejelasan jenjang karir
(Hasibuan, 2014: 95). Motivasi berarti bagi karyawan dengan memperhatikan masa
dorongan atau daya penggerak. Motivasi kerja dan prestasi, serta melengkapi sarana
juga mempengaruhi kinerja seseorang, jika dan prasana medis yang menunjang kinerja
seorang karyawan mempunyai target atau karyawan dalam menangani pasien.
keinginan yang belum tercapai pasti orang Pengaruh Shift Kerja Melalui Motivasi
tersebut akan berusaha untuk mencapai sebagai Variabel Intervening terhadap
target tersebut dengan cara bekerja, itu juga Kinerja Karyawan di Ruang UGD Rumah
pasti akan membuat orang tersebut lebih Sakit di Kota Madiun
semangat bekerja dan kinerjanya juga akan Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
baik. Motivasi juga menentukan kualitas bahwa shift kerja melalui motivasi sebagai
pelayanan yang berdampak pada kepuasan variabel intervening tidak berpengaruh
pasien. terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD
19
Rumah Sakit Pemerintah di Kota Madiun. prestasi sesungguhnya yang dicapai
Hasil penelitian ini relevan dengan temuan seseorang). Kinerja (prestasi kerja) adalah
penelitian yang dilakukan Machron (2017) “hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
dengan judul “Pengaruh Motivasi Terhadap yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
Kinerja Perawat” bahwa pengaruh motivasi melaksanakan tugasnya sesuai dengan
terhadap kinerja perawat sangat kecil, tanggung jawab yang diberikan kepadanya”
sehingga tidak mampu memediasi pengaruh (Mangkunegara, 2013: 67). Kinerja
shift kerja terhadap kinerja perawat. Hasil karyawan di Ruang UGD rumah sakit di
penelitian ini berbeda dengan temuan Kota Madiun merupakan hasil kerja secara
penelitian yang dilakukan Ni’mah (2016) kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
yang berjudul: “Analisis Beban Kerja dan karyawan di Ruang UGD dalam
Implikasinya terhadap Kinerja Karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
dengan Motivasi sebagai Variabel tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Intervening pada Karyawan PT BRI Kinerja karyawan di Ruang UGD dapat
(Persero), Tbk. Blitar” bahwa beban kerja diindikasikan dari jumlah pekerjaan yang
berpengaruh secara langsung terhadap berhasil diselesaikan, kualitas pekerjaan
kinerja karyawan dengan motivasi sebagai yang telah diselesaikan, ketepatan waktu
varibel intervening. dalam bekerja, otoritas dan tanggung jawab
Pendapat karyawan di Ruang UGD selama bekerja, serta kehadiran
Rumah Sakit Pemerintah di Kota Madiun (kedisiplinan) dalam bekerja.
sebagai responden penelitian tentang kinerja Kinerja karyawan yang bertugas di ruang
menunjukkan bahwa karyawan telah bekerja UGD pada rumah sakit-rumah sakit dapat
sesuai target yang ditetapkan perusahaan dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor
telah memiliki kesadaran untuk bersedia internal maupun eksternal. Kinerja tenaga
kerja lembur agar dapat menyelesaikan medis di UGD sebagai karyawan rumah sakit
pekerjaan sesuai tugas. Karyawan juga telah ditentukan oleh pembagian jam kerja atau
melaksanakan tugas sesuai Standar shift kerja, yang terdiri dari shift pagi, siang,
Operasional Prosedur (SOP) yang telah dan malam. Adanya perbedaan keadaan
ditetapkan manajemen rumah sakit, bekerja setiap jadwal shift menimbulkan perasaan
sesuai dengan fungsi jabatan dan tanggung kenyamanan yang berbeda-beda pada
jawab pekerjaan, dan bekerja sesuai jadwal masing-masing tenaga medis. Jika tenaga
yang telah ditetapkan dan disepakati medis sebagai karyawan rumah sakit dapat
bersama. Karyawan bekerja dengan bekerja dengan mood yang baik sehingga
menjunjung tinggi aspek profesionalitas menumbuhkan motivasi dalam bekerja, akan
karyawan, mengetahui tanggung jawabnya menentukan kinerja dari tenaga medis dalam
sebagai karyawan dengan baik. Berkaitan melayani masyarakat atau pasien di ruang
dengan tingkat kehadiran atau kedisiplinan UGD. Namun, apabila shift kerja yang
kerja, karyawan di Ruang UGD rumah sakit ditentukan manajemen rumah sakit tidak
di Kota Madiun telah terbiasa hadir di tempat sesuai dengan harapan karyawan (tenaga
kerja dengan tepat waktu. Apabila medis), maka akan menurunkan mood
berhalangan hadir, karyawan mengganti jam sebagai pembentuk motivasi dalam bekerja
kerja dengan jadwal berikutnya setelah yang pada akhirnya juga akan mengganggu
disepakati pimpinan. kinerjanya.
Penelitian ini membuktikan bahwa shift Berdasarkan hasil temuan pada studi ini,
kerja melalui motivasi sebagai variabel maka implikasi manajerial dalam pengaruh
intervening tidak berpengaruh terhadap shift kerja terhadap kinerja karyawan ini
kinerja karyawan di Ruang UGD Rumah adalah perlunya manajemen rumah sakit
Sakit Pemerintah di Kota Madiun. Kinerja untuk selalu menjaga kinerja karyawan,
berasal dari kata job performance atau khususnya karyawan di Ruang UGD,
actual performance (prestasi kerja atau meningkatkan kinerja karyawan yang masih
20
rendah, serta melakukan berbagai upaya Hasil penelitian menunjukkan bahwa
untuk meningkatkan kinerja karyawan. Salah variabel shift kerja dan motivasi berpengaruh
satunya adalah dengan menentukan jadwal terhadap kinerja karyawan. Shift kerja
shift kerja yang sesuai harapan karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
serta memotivasi karyawan agar dapat motivasi karyawan, namun shift kerja
bekerja dengan penuh semangat dan melalui motivasi sebagai variabel
berdedikasi tinggi. intervening tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. Berkaitan dengan hal
D.SIMPULAN tersebut, maka rumah sakit di Kota Madiun
ini perlu menentukan dan menyusun
Berdasarkan hasil analisis data dan penentuan shift kerja yang sesuai dengan
pembahasan tentang pengaruh shift kerja harapan karyawan. Manajemen rumah sakit
terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD perlu mempertimbangkan keinginan
rumah sakit di Kota Madiun dengan motivasi karyawan terhadap pembagian shift kerja,
sebagai variabel intervening, dapat ditarik durasi shift kerja, dan rotasi shift kerja agar
beberapa kesimpulan sebagai berikut: karyawan memiliki motivasi yang tinggi
dalam bekerja. Pihak manajemen rumah
1. Shift kerja berpengaruh positif dan sakit-rumah sakit di Kota Madiun untuk
signifikan terhadap kinerja karyawan di selalu memotivasi karyawan agar mencapai
Ruang UGD Rumah Sakit Pemerintah di kinerja yang maksimal. Pemberian motivasi
Kota Madiun. Jika respon karyawan di dapat dilakukan dengan mempertimbangkan
Ruang UGD terhadap program shift kerja kebutuhan-kebutuhan karyawan di ruang
yang disusun manajemen setiap rumah UGD. Misalnya, pemberian insentif yang
sakit di Kota Madiun meningkat, maka besarnya sesuai dengan harapan karyawan,
kinerja karyawan juga akan meningkat, menciptakan situasi kondusif dalam
dan sebaliknya. lingkungan kerja, kejelasan jenjang karir
bagi karyawan dengan memperhatikan masa
2. Shift kerja berpengaruh positif dan kerja dan prestasi, serta melengkapi sarana
signifikan terhadap motivasi karyawan di dan prasana medis yang menunjang kinerja
Ruang UGD Rumah Sakit Pemerintah di karyawan dalam menangani pasien.
Kota Madiun. Jika respon karyawan di
Ruang UGD terhadap program shift kerja Berdasarkan kesimpulan penelitian di
yang disusun manajemen setiap rumah atas, maka dalam penelitian ini dapat
sakit di Kota Madiun meningkat, maka disampaikan saran-saran sebagai berikut:
motivasi karyawan juga akan meningkat, 1. Bagi manajemen rumah sakit di Kota
dan sebaliknya. Madiun
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
3. Motivasi berpengaruh positif dan menjadi bahan pertimbangan dalam
signifikan terhadap kinerja karyawan di meningkatkan kinerja karyawan, terutama
Ruang UGD Rumah Sakit Pemerintah di melalui penyusunan dan penentuan shift
Kota Madiun. Jika motivasi karyawan kerja yang sesuai harapan karyawan serta
meningkat, maka kinerja karyawan di pemberian motivasi pada karyawan.
Ruang UGD Rumah Sakit Pemerintah di 2. Bagi karyawan rumah sakit di Kota
Kota Madiun juga akan meningkat, dan Madiun
sebaliknya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadik acuan dan tambahan informasi
4. Shift kerja melalui motivasi sebagai bagi karyawan yang melaksanakan
variabel intervening tidak berpengaruh pekerjaan dengan menggunakan shift
terhadap kinerja karyawan di Ruang UGD dalam bekerja agar memaksimalkan
Rumah Sakit Pemerintah di Kota Madiun. kinerja dalam bekerja tanpa memandang
21
shift kerja sebagai faktor yang _____. (2014). Organisasi dan Motivasi.
menghambat dalam pencapaian kinerja Jakarta: Bumi Aksara.
yang maksimal dan menjadikan
pembagian shift kerja sebagai motivasi Irianti, Lauditta. (2017). Pengaruh Shift
dalam menjalankan tugas dengan penuh Kerja Terhadap Kelelahan dan
dedikasi. Performansi Pengendali Kereta Api
3. Bagi peneliti selanjutnya Indonesia. Jurnal Rekayasa Sistem
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi Industri. Vol. 6. No. 2. hal. 79-92.
bahan referensi penelitian bagi penelitian
yang sama dengan penelitian ini serta Lestari, Indah. (2013). Perbedaan Motivasi
dapat menjadi bahan pemikiran dan Kerja Karyawan yang Bekerja Shift
penulisan dalam ilmu pengetahuan serta Siang dan Shift Malam Karyawan
untuk menambah sumber informasi atau Bagian Weaving PT. Tiga Manunggal
referensi/pustaka, khususnya pada studi Synthetic Industries (Timatex)
tentang manajemen sumber daya manusia. Salatiga. Skripsi. Salatiga: FKIP
Unibersitas Kristen Satya Wacana.
DAFTAR RUJUKAN
Machron Ch, Achmad. (2017). Pengaruh
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Motivasi Terhadap Kinerja Perawat.
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Faletehan Health Journal. 4(4): 210-
Edisi Revisi. Cetakan Kedelapan. 2019.
Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2017).
Auliya, Nurul dan Wikansari, Rinandita. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT.
(2017). Pengaruh Shift Kerja Terhadap Refika Aditama.
Tingkat Kelelahan Kerja dan
Dampaknya Terhadap Kinerja Media Indonesia. (2017). Kualitas SDM
Operator Produksi ARV PT Kimia Indonesia Meningkat. (online). Diakses
Farma (Persero) Tbk. Unit Plant dari
Jakarta. Jurnal Nusantara Aplikasi http://mediaindonesia.com/read/detail/
Manajemen Bisnis. Vol. 1. No. 2. hal. 122587-kualitas-sdm-indonesia-
66-74. meningkat. pada September 2018.
23