Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Batubara PT. Rajawali Internusa Jobsite PT. Indah Jaya Abadi Pratama Lahat, Sumatera Selatan
Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Batubara PT. Rajawali Internusa Jobsite PT. Indah Jaya Abadi Pratama Lahat, Sumatera Selatan
*dmsandrianto@gmail.com
**thamrim@ft.unp.ac.id
Abstract. High rainfall at the planned mine site can hamper mining operations in achieving the production
target of 500,000 MT / year. Planning of a mine drainage system is needed which is well reviewed technically
and also the costs arising from the making of the mine drainage system. Analysis of daily rainfall data in
research locations in 2008-2017 by using the gumbel distribution, obtained planned rainfall of 105.09 mm / day
for the 2-year return period. Based on the results of the study, it was found that runoff discharge entering the
mine was 7092 m3 / hour. The incoming water is accumulated into the sump which is then pumped out towards
the open channel. Based on the total pump head of 100,824 and the ideal pumping capability, the type of pump
used is Multiflo MF-420 with the recommended operating speed of 1300 RPM resulting in a discharge of 1000
m3 / hour. The dimensions of the open channel that will be used are in the form of trapezium because it is easier
to make and maintain. Settling pond that will be made in zigzag shape with a length of 75 m, width of 35 m
and depth of 5 m. The total cost that must be budgeted for in making sump, open channel and settling pond is
Rp. 1,106,257,200.
Keywords: Production,Rainfall,drainage,Pump,Budgeted
1
2.1 Siklus Hidrologi
Proses siklus hidrologi merupakan proses kontinyu
dimana air bergerak dari bumi ke atmosfer dan
kemudian kembali ke bumi lagi. Uap air akan bergerak
dan memasuki atmosfer, yang kemudian mengalami
kondensasi dan berubah menjadi titik-titik air yang
berbentuk awan. Selanjutnya titik-titik air tersebut jatuh
sebagai hujan ke permukaan laut dan daratan. Hujan
yang jatuh sebagian ke permukaan tanah, sebagian air
hujan yang sampai ke permukaan tanah akan meresap
ke dalam tanah (infiltrasi) dan sebagian lainnya
mengalir di atas permukaan tanah (aliran permukaan
atau surface run off) mengisi cekungan tanah, danau dan
masuk ke sungai dan akhirnya mengalir kelaut. Air yang
Gambar 1.Peta Kesampaian Daerah PT.RAINT[1]
meresap ke dalam tanah sebagian mengalir kedalam
Struktur geologi regional daerah lahat dan sekitarnya tanah (perkolasi) mengisi air tanah yang kemudian ke
merupakan bagian cekungan Sumatera Selatan, dimana luar sebagai mata air atau mengalir ke sungai. Akhirnya
bagian tersebut ditutupi oleh dua formasi dengan aliran air di sungai akan sampai ke laut. Proses tersebut
kedudukan selaras antara satu dengan yang lainnya. berlangsung terus menerus yang disebut dengan siklus
Berdasarkan urutan dari tua ke muda kedua formasi hidrologi [3][12][14].
tersebut adalah formasi muara enim dan formasi kasai.
Untuk stratigrafi sendiri Lahat termasuk ke dalam
cekungan Sumatera Selatan yang diendapkan di dalam
cekungan sedimentasi back deep basins. Cekungan
Sumatera Selatan ini sangat dipengaruhi oleh relief
batuan dasarnya, dimana selama pengendapan tahap
pertama penurunan dasar cekungan lebih cepat dari
pada sedimentasi atau fase transgesi sehingga fasies
non marine, transis, marine dangkal dan akhirnya
marine dalam. Kemudian terjadi sedimentasi yang lebih
cepat dari pada penurunan dasar cekungan atau fase
regresi yang menghasilkan urutan yang sebaliknya
dari yang terdahulu. Stratigrafi regional cekungan
Sumatera Selatan dapat dilihat pada gambar 2.
= 7092 m3/jam
Panjang
240 Meter
Pipa
tan α = 𝑡 (23)
𝐴
A = 𝑡
(24)
𝑡𝑎𝑛𝛼
A = 5
5
tan 60𝑐 =1,72
A = 2,88
Karena, X = 2A + Y (27)
X = 5,76 + Y
(K²+F²)
Gambar 7. Rencana Main Sump.
V= 2 5 (29)
4.10 Rancangan Saluran Terbuka
2 2
((5,76 +F) +F²)
V= 2 5 Air yang telah terakumulasi pada sump dipompakan
keluar menuju saluran terbuka (open channel) menuju
V= 2,5 (2Y² + 11,52Y + 33,18) kolam pengendapan lumpur sebelum dilepas menuju
aliran anak sungai . Bentuk paritan yang dirancang
V= 5Y² + 28,85Y + 83,23 dalam penelitian ini adalah trapesium. Untuk
mengalirkan debit air dari pemompaan sebesar
Volume debit limpasan harian, yaitu sebesar 77.384 m3, 0,27 m³/detik dengan kemiringan dasar saluran sebesar
maka volume air yang digunakan yaitu sebesar : 0,30% serta mempunyai koefisien kekasaran sebesar
0,03. Bentuk trapesium yang paling ekonomis adalah
77.384 = 5Y² + 28,85Y + 83,23 setengah heksagonal, dengan jari-jari hidraulik setengah
dari kedalaman air.
5Y² + 28,85Y – 77.228,77 = 0
−𝑏±√𝑏2−4𝑎𝑐 (35)
Y= 2𝑎
−28,85±√(28,85)²−4.5.(−77.228,77)
Y=
2.5
Y= 121,73 m