0% found this document useful (0 votes)
34 views11 pages

Tugas Psikologi Pendidikan

This document discusses early childhood character education and shaping children's character in the era of the Industrial Revolution 4.0. It notes that character education is important for forming quality humans who not only know virtues but also feel, love, desire, and practice them. Character refers to attitudes, behaviors, motivation, and skills. Early childhood is a unique time with potential for development, making it important to prepare children to face challenges through character education. The document reviews concepts of character and the importance of nurturing environments for developing children's potential and optimal growth.

Uploaded by

Bhang Bhochil
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
34 views11 pages

Tugas Psikologi Pendidikan

This document discusses early childhood character education and shaping children's character in the era of the Industrial Revolution 4.0. It notes that character education is important for forming quality humans who not only know virtues but also feel, love, desire, and practice them. Character refers to attitudes, behaviors, motivation, and skills. Early childhood is a unique time with potential for development, making it important to prepare children to face challenges through character education. The document reviews concepts of character and the importance of nurturing environments for developing children's potential and optimal growth.

Uploaded by

Bhang Bhochil
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

NAMA: RUMIDA

TUGAS INDIVIDU: PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Judul materi : PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK

UNIVERSITAS MUSLIM BUTON

TANGGAL,28/DESEMBER/2021
Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:  Membentuk Karakter Anak menjadi Pribadi yang
Berkarakter di Era Revolusi Industri 4.0

Devi Nawangsasi1, Rizky Drupadi 2, Sugiana3


FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1

*Corresponding author, tel/fax : 081369075583, email: devinawangsasi@gmail.com

Abstract: Early Childhood Character Education: Shaping Child Character into Personal
Character in the Era of the Industrial Revolution 4.0. In the process of forming quality
humans, character education is very necessary so that humans not only know the virtues
(knowing the good), but also feel (feeling the good), loving (loving the good), desiring (desiring
the good) and doing the virtues (acting the good). Character refers to a series of attitudes
(attitudes), behaviors (behaviors), motivation (motivation), and skills (skills). Reflected by the
desire to do the best, intellectual capacity such as critical thinking and moral reasons in situations
of injustice, interpersonal and emotional skills that enable a person to interact effectively in a
variety of circumstances, as well as a commitment to contribute to his community and society. In
fact, education in Indonesia is facing real challenges related to immoral acts that are starting to
cause concern. There needs to be a real effort in facing these challenges. This can be done
preventive efforts through character education to children from an early age. Early childhood is a
unique individual, and has its own uniqueness. Every child born has amazing potential to
develop. This age is the right age in an effort to prepare the golden generation to face the
challenges of the industrial revolution 4.0 in Indonesia through character education.

Keywords: Character Education, Early Childhood

Abstrak: Pendidikan Karakter Anak Usia Dini:  Membentuk Karakter Anak menjadi
Pribadi yang Berkarakter di Era Revolusi Industri 4.0. Dalam proses pembentukan manusia
berkualitas, pendidikan karakter sangat diperlukan agar manusia bukan hanya mengetahui
kebajikan (knowing the good), tetapi juga merasakan (feeling the good), mencintai (loving the
good), menginginkan (desiring the good) dan mengerjakan kebajikan (acting the good). Karakter
mengacu pada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivation), dan
keterampilan (skills). Tercermin dari keinginan untuk melakukan hal yang terbaik, kapasitas
intelektual seperti berfikir kritis dan alasan moral dalam situasi penuh ketidakadilan, kecakapan
interpersonal dan emosional yang memungkinkan seseorang berinteraksi secara efektif dalam
berbagai keadaan, serta komitmen untuk berkontribusi dengan komunitas dan masyarakatnya.
Kenyataanya pendidikan di Indonesia sedang menghadapi tantangan yang nyata berkaitan
tindakan amoral yang mulai memprihatinkan. Perlu adanya upaya yang nyata dalam menghadapi
tantangan tersebut. Hal ini dapat dilakukan upaya preventif melalui pendidikan karakter kepada
anak-anak sejak usia dini. Anak usia dini merupakan individu yang unik, dan memiliki kekhasan
tersendiri. Setiap anak yang lahir memiliki potensi yang sangat menakjubkan untuk
dikembangkan. Usia ini merupakan usia yang tepat dalam upaya mempersiapkan generasi emas
menghadapi tantangan revolusi industri 4.0 di Indonesia melalui pendidikan karakter.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Anak Usia Dini

PENDAHULUAN
Anak merupakan individu yang unik, meningkatnya kekerasan dikalangan remaja;
dan memiliki kekhasan tersendiri. Setiap ketidakjujuran yang membudaya; semakin
anak yang lahir memiliki potensi yang tingginya rasa tidak hormat kepada
sangat menakjubkan untuk dikembangkan. orangtua, guru, dan figur pemimpin;
Hampir setiap hari kita disuguhi berita pengaruh peer group terhadap kekerasan;
tentang tindakan amoral anak-anak dan meningkatnya kecurigaan dan kebencian;
remaja. Silih berganti televisi dan surat penggunaan bahasa yang memburuk;
kabar memberitakan pemerkosaan yang penurunan etos kerja; menurunnya rasa
korban maupun pelakunya siswa sekolah, tanggung jawab individu dan warga negara;
mirasantika dikalangan remaja dan anak, meningginya perilaku merusak diri; dan
tawuran antar sekolah, pengeroyokan, semakin kaburnya pedoman moral.
pencurian, dan pornografi yang ternyata Abad 21 ini memberikan tantangan yang
90% pelaku dan pembuatannya adalah sangat besar terhadap krisis dibidang
remaja dan anak-anak. karater. Tantangan di abad ke-21;
Kondisi di atas tentu saja mencemaskan yaitu integration of economy, fragmentation
berbagai pihak, terutama orang tua dan of politic, interdependence, high technology,
pendidik. Lickona (1992) berpendapat dan new colonization in culture. Tantangan
bahwa terdapat sepuluh tanda perilaku ini secara langsung dan tidak langsung
manusia yang menunjukkan arah berkaitan dengan krisis di bidang karakter
kehancuran suatu bangsa, yaitu:
Pendidikan pada abad ini tidak hanya Suasana penuh kasih sayang, mau
mementingkan pesatnya teknologi akan menerima anak sebagaimana adanya,
tetapi perlu diiringi pendidikan karakter menghargai potensi anak, memberi
yang kuat. Menjadi pribadi yang rangsangan-rangsangan yang kaya untuk
berkarakter, yang siap menghadapi segala aspek perkembangan anak, baik
tantangan ke depan dengan menajdi manusia secara kognitif, afektif maupun
yang berkhlak mulia dan positif. Pendidikan psikomotorik adalah beberapa hal yang
karakter merupakan fondasi bangsa dan perlu diperhatikan untuk membangun
negara yang fundamental untuk karakter anak. Sejalan dengan Schultz,
diterapkan sejak dini kepada anak-anak. Selman dan LaRusso (2003) meyakini
Penguatan karakter harus dimulai dari bahwa dunia di mana anak-anak
jenjang PAUD sampai jenjang selanjutnya. menemukan diri mereka hari ini, memahami
Oleh karena itu diperlukan berbagai dan menghargai dengan siapa mereka
persiapan dan strategi agar anak usia bersekolah, belajar dan bermain, membuat
dini mengembangkan nilai - nilai utama mereka hidup jauh lebih kaya dan memiliki
dalam pembentukan karakter yang pengalaman belajar, memperluas cakrawala,
diharapkan dan memecah hambatan tradisional
Setiap orangtua ingin anak-anaknya
METODE
cerdas dan berperilaku baik dalam
Penelitian ini menggunakan metode
kehidupan sehari-hari, sehingga mereka
studi literatur dengan menelaah buku dan
kelak akan menjadi anak-anak yang unggul
jurnal terkait. Hasil dari berbagai telaah
dan tangguh menghadapi berbagai tantangan
literatur ini akan digunakan untuk
di masa depan. Perlu disadari bahwa
mengindikasikan perlunya pendidikan
generasi unggul semacam demikian ini tidak
karakter yang sesuai untuk anak yang tidak
akan tumbuh dengan sendirinya. Mereka
sekedar pengetahuan dan doktrinasi, tetapi
memerlukan lingkungan subur yang sengaja
lebih menjangkau wilayah emosi. Selain itu
diciptakan untuk itu, yang memungkinkan
juga dalam proses pembentukan manusia
potensi anak dapat tumbuh optimal sehingga
berkualitas, pendidikan karakter amat
menjadi lebih sehat, cerdas, dan berperilaku
diperlukan agar manusia bukan hanya
baik. Dalam hal ini orangtua dan pendidik
mengetahui kebajikan (knowing the good),
memegang peranan yang amat penting.
tetapi juga merasakan (feeling the good), Karakteristik adalah realisasi
mencintai (loving the good), menginginkan perkembangan positif sebagai individu
(desiring the good) dan mengerjakan (intelektual, sosial, emosional, dan etika).
kebajikan (acting the good). Individu yang berkarakter baik adalah
seseorang yang berusaha melakukan yang
HASIL DAN PEMBAHASAN terbaik (Battistich, 2008).
HASIL
Dari beberapa pengertian tersebut di
A. Konsep Karakter
atas, dapat dikemukakan bahwa karakter
Menurut Kamus Lengkap Bahasa
adalah kualitas atau kekuatan mental dan
Indonesia, karakter adalah sifat-sifat
moral, budi pekerti individu yang
kejiwaan, budi pekerti yang membedakan
merupakan kepribadian khusus yang
seseorang dari yang lain, seperti tabiat,
membedakan dengan individu lain.
watak. Kemudian di dalam kamus psikologi
Dengan demikian dapat dikemukakan
dinyatakan bahwa karakter adalah
juga bahwa karakter pendidikan adalah
kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau
kualitas atau kekuatan mental dan moral,
moral, misalnya kejujuran seseorang,
budi pekerti dari nilai-nilai dan keyakinan
biasanya mempunyai kaitan dengan sifat-
yang ditanamkan dalam proses pendidikan
sifat yang relatif tetap.
yang merupakan kepribadian khusus yang
Karakter mengacu pada serangkaian
harus melekat pada peserta didik.
sikap (attitudes), perilaku (behaviors),
Peserta didik dapat dikatakan
motivasi (motivation), dan keterampilan
berkarakter kuat dan baik jika telah berhasil
(skills). Karakter meliputi sikap seperti
menyerap nilai dan keyakinan yang telah
keinginan untuk melakukan hal yang
ditanamkan dalam proses pendidikan serta
terbaik, kapasitas intelektual seperti berfikir
digunakan sebagai kekuatan moral dan
kritis dan alasan moral dalam situasi penuh
spiritual dalam kepribadiannya untuk
ketidakadilan, kecakapan interpersonal dan
menjalankan tugas dan kewajibannya
emosional yang memungkinkan seseorang
mengelola alam (dunia) sehingga
berinteraksi secara efektif dalam berbagai
bermanfaat bagi kebaikan dirinya,
keadaan, dan komitmen untuk berkontribusi
keluarganya, masyarakat, dan alam semesta.
dengan komunitas dan masyarakatnya.
Pendidikan karakter merupakan upaya
yang harus melibatkan semua pihak baik
orangtua, keluarga, sekolah, dan lingkungan Visioner, (5) Adil, (6) Peduli, (7) Kerja
masyarakat. Pembentukan dan pendidikan sama.
karakter tidak akan berhasil selama antar B. Prinsip Pengembangan Karakter di
lingkungan pendidikan tidak ada Sekolah
kesinambungan dan keharmonisan. Menurut T. Lickona, E. Schpas & C.
Dengan demikian orangtua dan keluarga Lewis (2003), pendidikan karakter harus
sebagai lingkungan pembentukan dan didasarkan pada sebelas prinsip berikut:
pendidikan karakter pertama dan utama 1. Mempromosikan nilai-nilai dasar etika
harus lebih diberdayakan. Sedangkan sebagai basis karakter.
pendidikan karakter melalui sekolah, tidak 2. Mengidentifikasi karakter secara
semata-mata pembelajaran pengetahuan atau komprehensif supaya mencakup
akademis, lebih dari itu yaitu penanaman pemikiran, perasaan dan perilaku.
moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti 3. Menggunakan pendekatan yang tajam,
yang luhur dan sebagainya. proaktif dan efektif untuk membangun
Pendidikan karakter di Indonesia karakter.
didasarkan pada sembilan pilar karakter 4. Menciptakan komunitas sekolah yang
dasar menjadi tujuan pendidikan karakter. memiliki kepedulian.
Kesembilan pilar karakter dasar tersebut 5. Memberi kesempatan kepada siswa
adalah: (1) cinta kepada Tuhan dan alam untuk menunujukkan perilaku yang
semesta beserta isinya, (2) tanggung jawab, baik.
disiplin dan mandiri, (3) jujur, (4) hormat 6. Memiliki kecakupan terhadap
dan santun, (5) kasih sayang, peduli, dan kurikulum yang bermakna dan
kerja sama, (6) percaya diri, kreatif, kerja menantang yang menghargai semua
keras dan pantang menyerah, (7) keadilan siswa, membangun karakter mereka dan
dan kepemimpinan, (8) baik dan rendah hati, membantu mereka untuk sukses.
serta 9) toleransi, cinta damai dan persatuan. 7. Mengusahakan tumbuhnya motivasi diri
Hal ini berbeda dengan karakter dasar yang pada para siswa.
dikembangkan di negara lain, serta karakter 8. Memfungsikan seluruh staf sekolah
dasar yang dikembangkan oleh Ari Ginanjar sebagai komunitas moral yang berbagi
(2007) melalui ESQ-nya seperti: (1) Jujur, tanggung jawab untuk pendidikan
(2) Tanggung jawab, (3) Disiplin, (4)
karakter dan setia dengan nilai dasar motivasi siswa karena seluruh dimensi
yang sama. manusia terlibat terlibat secara aktif
9. Adanya pembagian kepemimpinan dengan diberikan materi pelajaran yang
moral dan dukungan luas dalam kongkret, bermakna, serta relevan
membangun inisiatif pendidikan dalam konteks kehidupannya (student
karakter. active learning, contextual learning,
10. Memfungsikan keluarga dan anggota inquiry based learning, integrated
masyarakat sebagai mitra dalam usaha learning).
membangun karakter. 2. Menciptakan lingkungan belajar yang
11. Mengevaluasi karakter sekolah, fungsi kondusif (conducive learning
staf sekolah sebagai guru-guru karakter, community) sehingga anak dapat belajar
dan manifestasi karakter positif dalam dengan efektif di dalam suasana yang
kehidupan siswa. memberikan rasa aman, penghargaan,
tanpa ancaman, dan memberikan
PEMBAHASAN semangat.
A. Strategi Pengembangan Karakter 3. Memberikan pendidikan karakter secara
Pendidikan karakter menurut Heritage eksplisit, sistematis, dan
Foundation (Ratna Megawangi, 2006), berkesinambungan dengan melibatkan
bertujuan membentuk manusia secara utuh aspek knowing the good, loving the
(holistik) yang berkarakter, yaitu good, dan acting the good.
mengembangkan aspek fisik, emosional, 4. Metode pengajaran yang
sosial, kreatifitas, spiritual dan intelektual memperhatikan keunikan masing-
siswa secara optimal. Salain itu, juga untuk masing anak, yaitu menerapkan
membentuk manusia yang lifelong learners kurikulum yang melibatkan juga 9
(pembelajar sejati). aspek kecerdasan manusia.
Strategi yang dapat dilakukan pendidik 5. Seluruh pendekatan di atas menerapkan
untuk mengembangkan pendidikan karakter prinsip-prinsip Developmentally
adalah sebagai berikut. Appropriate Practices.
1. Menerapkan metode belajar yang 6. Membangun hubungan yang supportive
melibatkan partisipasi aktif siswa, yaitu dan penuh perhatian di kelas dan
metode yang dapat meningkatkan seluruh sekolah. Yang pertama dan
terpenting adalah bahwa lingkungan 10. Melibatkan siswa dalam wacana moral.
sekolah harus berkarakteristik aman Isu moral adalah esensi pendidikan anak
serta saling percaya, hormat, dan untuk menjadi prososial, moral
perhatian pada kesejahteraan lainnya. manusia.
7. Model (contoh) perilaku positif. Bagian 11. Membuat tugas pembelajaran yang
terpenting dari penataan lingkungan penuh makna dan relevan untuk siswa.
yang supportive dan penuh perhatian 12. Tak ada anak yang terabaikan. Tolak
dan penuh perhatian di kelas adalah ukur yang sesungguhnya dari
teladan perilaku penuh perhatian dan kesuksesan sekolah termasuk
penuh penghargaan dari guru dalam pendidikan ‘semua’ siswa untuk
interaksinya dengan siswa. mewujudkan seluruh potensi mereka
8. Menciptakan peluang bagi siswa untuk dengan membantu mereka
menjadi aktif dan penuh makna mengembangkan bakat khusus dan
termasuk dalam kelas dan seluruh kemampuan mereka, dan dengan
sekolah. Sekolah harus menjadi membangkitkan pertumbuhan
lingkungan yang lebih demokratis intelektual, etika, dan emosi mereka.
sekaligus tempat bagi siswa untuk
membuat keputusan dan tindakannya. B. Langkah-Langkah Pengembangan
9. Mengajarkan keterampilan sosial dan Karakter
emosional secara esensial. Bagian Berdasarkan sembilan karakter dasar
terpenting dari peningkatan menurut Heritage Foundation, maka dapat
perkembangan positif siswa termasuk dibangun karakter sebagai berikut:
pengajaran langsung keterampilan 1. Bertanggung Jawab
sosial-emosional, seperti mendengarkan Anak yang bertanggung jawab dapat
ketika orang lain berbicara, mengenali melaksanakan apa yang dijanjikannya
dan mengelola emosi, menghargai sehingga ia dapat dipercaya. Anak masing-
perbedaan, dan menyelesaikan konflik masing bertanggung jawab atas perbuatan,
melalui cara lemah lembut yang perkataan, pemikiran, dan pilihan sendiri.
menghargai kebutuhan (kepentingan) Ada enam cara untuk membuat pilihan-
masing-masing. pilihan yang bertanggung jawab: (1)
Renungkanlah (Consider) apa yang mungkin
terjadi, berpikirlah sebelum berbuat, (2) membiarkan kebohongan itu berlanjut, (4)
Bantulah (Help) diri bertanggung jawab Raihlah (Earn) kepercayaan sesama dengan
dengan membiasakan diri terorganisasikan, memenuhi janji-janji anda kepada mereka
(3) Patuhilah (Obey) aturan-aturan dan dan dengan tidak pernah menipu.
hukum di rumah, di sekolah, dan di Kembalikan apapun yang anda pinjam, dan
komunitas, (4) Abaikanlah (Ignore) ide-ide janganlah pernah mengambil apapun tanpa
buruk yang muncul. Gantilah apa yang meminta izin, (5) Berhenti (Stop) dan
sedang anak kerjakan atau pikirkanlah berpikirlah tentang apa yang sesungguhnya
sesuatu yang baik sebagai gantinya, (5) terjadi sehingga anda bisa menceritakannya
Pilihlah (Choose) pilihan yang terbaik bagi dengan sebenarnya. Juga pikirkanlah tentang
anak maupun bagi sesama, yang terasa benar apa yang mungkin terjadi kalau anda tidak
dalam hati. (6) Raihlah (Earn) kepercayaan mengatakan yang sebenarnya, (6)
sesama dengan menunjukkan bahwa anak Katakanlah (Tell) kepada anak, bahwa anda
bisa diandalkan. telah berjanji untuk selalu mengatakan yang
2. Jujur sebenarnya.
Anak telah bersikap jujur ketika ia 3. Hormat Terhadap Sesama
mengatakan yang sebenarnya atau tidak Sikap hormat adalah kepedulian yang
berbohong dan memperlakukan orang lain khusus. Anda bisa menghormati orang yang
secara adil. Ada enam cara/langkah untuk anda kenal baik, dan juga orang yang sama
menjadi orang jujur: (1) Pertahankanlah sekali tidak anda kenal itu karena bagian
(Hold on) diri anda yang sesungguhnya. dari sikap hormat adalah menghargai sesama
Selalu apa adanya tentang siapa anda, (2) manusia. Ada tujuh Cara/langkah untuk
Akuilah (Own Up) kesalahan-kesalahan menunjukkan sikap hormat: (1) Ulurkanlah
yang anda perbuat, seandainyapun anda (Reach out) tangan kepada sesama dan
takut mendapatkan masalah. Ingatlah bahwa pelajarilah tentang kepercayaan dan adat
berbohong itu menuntun anda kepada istiadat mereka, (2) Nikmatilah (Enjoy)
masalah yang lebih parah, (3) Janganlah perbedaan diantara orang-orang, itulah yang
pernah (Never) berdiam diri kalau harus menjadikan kehidupan menarik, (3)
mengatakan yang sebenarnya. Kalau anda Tunjukkanlah (Show) sikap hormat terhadap
mengetahui tentang suatu kebohongan dan aturan dan hukum dengan mematuhinya, (4)
tidak mengatakan apapun, maka anda Gunakanlah (Put on) tatakrama yang sebaik
mungkin. Berbicaralah dengan sopan, Toleransi adalah menghargai
bantulah sesama, dan pilihlah kata-kata yang keberagaman manusia, berbagai nilai positif,
baik, (5) Makanlah (Eat) makanan yang serta bermacam peran manusia yang
bergizi, tidur dan olah raga yang cukup, memiliki latar belakang, suku, agama,
pelajari kebiasaan-kebiasaan sehat, dan negara, dan budaya yang berbeda. Sikap
hormatilah dirimu sendiri, (6) Bersikaplah toleransi merupakan kesiapan untuk saling
peduli (Care) terhadap tanaman, hewan, menghormati perbedaan dan perilaku yang
udara, dan air yang dibutuhkan makhluk dimiliki orang lain, melalui proses belajar
hidup, (7) Perlakukanlah (Treat) harta benda yang dicirikan dengan sikap menghormati,
kepunyaan sendiri atau pun kepunyaan menerima perbedaan gender, etnik, ras,
orang lain dengan hati-hati. budaya, kelas sosial, agama, dan menghargai
4. Peduli hak asasi manusia serta menghormati
Peduli adalah bagaimana anda saling pentingnya hidup damai.
memperlakukan sesama dengan baik. 6. Mau Bekerjasama
Menunjukkan kepedulian artinya bersikap Kerjasama artinya bekerja atau bermain
baik hati, mau berbagi, menolong, dan bersama dengan damai demi tercapainya
memberi. Ada enam cara/langkah untuk tujuan umum. Bekerjasama untuk mencapai
menjadi semakin peduli: (1) Pedulikanlah ( suatu sasaran adalah salah satu cara manusia
Care) anak. Bersikaplah baik hati, bekerja.
membantu, dan mau berbagi, (2)
Tanyakanlah (Ask) kabar anak dan kegiatan SIMPULAN
anak hari itu. Jadilah pendengar yang baik, Pendidikan karakter dalam rangka
(3) Hormatilah (Respect) anak, sesama, menjawab tantangan abad 21 bangsa di
harta benda, hewan, tumbuhan, serta bumi, merupakan hal yang perlu dilakukan.
(4) Libatkanlah (Include) anak dalam Berbagai bentuk kejahatan dan tindakan
kegiatan yang bisa ia lakukan bersama, (5) tidak bermoral di kalangan anak dan remaja
Jangan pernah (Never) mendendam, (6) menunjukkan bahwa anak didik kita belum
Memberilah (Give). Bantulah anak merasa memiliki karakter yang baik. Hal ini
senang membantu orang lain. mengindikasikan perlunya pendidikan
5. Toleransi karakter yang sesuai untuk anak, yang tidak
sekedar pengetahuan dan doktrinasi, tetapi
lebih menjangkau wilayah emosi. Dalam Agustian, Ari Ginanjar. 2007. Rahasia
Sukses Membangun Kecerdasan Emosi
proses pembentukan manusia berkualitas,
dan Spiritual: ESQ. Jakarta: Arga
pendidikan karakter amat diperlukan agar
Battistich, Victor. 2008. Character
manusia bukan hanya mengetahui kebajikan
Education, Prevention, and Positive
(knowing the good), tetapi juga merasakan Youth Development, Illinois: University
of Missouri, St. Louis
(feeling the good), mencintai (loving the
good), menginginkan (desiring the good) Lickona, T. 1992. Educating for Character,
How Our Schools Can Teach Respect
dan mengerjakan kebajikan (acting the
and Responsibility, New York: Bantam
good). Books
Lickona, T, Schaps, E., & Lewis, C. 2003.
Metode pendidikan melalui otak kiri
CEP’s Eleven Principles of Effective
dengan hafalan konsep (memorization in Character Education, Washington, DC:
Character Education Partnership
learning), latihan mekanik dalam bentuk
drill, harus diubah dengan metode yang Megawangi, Ratna. 2006. Membangun SDM
Indonesia melalui Pendidikan Holistik
lebih menekankan pada otak kanan dengan
Berbasis Karakter, Versi Web
perasaan, cinta, serta pembiasaan dan
Schultz, L.H., Selman, R.L., Larusso, A.D.
amalan kebajikan di dalam keluarga maupun
(2003). The assessment of psychosocial
sekolah. maturity in children and adolescents
implications for the evaluation of
Pendidikan karakter sangat baik apabila
schoolbased character education
telah dimulai sejak dini, termasuk dalam programs. Journal Of Research In
Character, 1(2). ISSN: 1543-1223
wilayah formal, informal, dan nonformal.
Pendidikan karakter pada usia dini sangat
membutuhkan contoh (modelling) dan
pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari
(habit). Dalam wilayah pengetahuan emosi,
pendidikan karakter dapat dilakukan melalui
cara-cara yang sesuai Developmentally
Appropriate Practices (DAP), yaitu
pendidikan yang sesuai dengan tahapan
perkembangan anak.

DAFTAR RUJUKAN

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy