0% found this document useful (0 votes)
112 views7 pages

Hal 139-145 PDF

The document discusses comprehensive midwifery care for Mrs. P, aged 39 years old who is G5P3A1 with high-risk factors of advanced maternal age and high parity. During pregnancy, Mrs. P was diagnosed with preeclampsia. She gave birth via caesarean section and the newborn was normal. The neonate had jaundice and was properly managed. During the puerperium, signs of surgical wound infection were found and managed in collaboration with an OBGYN doctor. Comprehensive midwifery care was provided according to standards and resolved any issues found.

Uploaded by

Cholif Tiara
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
112 views7 pages

Hal 139-145 PDF

The document discusses comprehensive midwifery care for Mrs. P, aged 39 years old who is G5P3A1 with high-risk factors of advanced maternal age and high parity. During pregnancy, Mrs. P was diagnosed with preeclampsia. She gave birth via caesarean section and the newborn was normal. The neonate had jaundice and was properly managed. During the puerperium, signs of surgical wound infection were found and managed in collaboration with an OBGYN doctor. Comprehensive midwifery care was provided according to standards and resolved any issues found.

Uploaded by

Cholif Tiara
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

JURNAL JIKKI Vol 3 No.

1 MARET (2023) Hal 139-145, P-ISSN : 2809-7181 E-ISSN : 2809-7173

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia


Link Page https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/jikki

Page https://journal.amikveteran.ac.id/index.php/

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.P UMUR 39 TAHUN G5P3A1


DENGAN RESIKO TINGGI UMUR DAN GRANDE MULTIPARA
DI PUSKESMAS BUMIAYU KABUPATEN BREBES
Zaitun Na’im1, Endang Susilowati2
DIII Kebidanan Akademi Kebidanan KH Putra Brebes
email : zaitunnaim03@gmail.com 1, endangandi1212@gmail.com 2, akbidkhputra@gmail.com 3

Abstract
Maternal mortality is a global health problem. The highest maternal mortality rate in central Java is
Brebes regency. The Bumiayu health center contributes to the maternal mortality rate in Brebes district
with 3 deaths in 2021. The purpose of this study was to be able to carry out Comprehensive Midwifery Care
in Mrs.P aged 39 years G5P3A1 with Resti Age and Grande Multipara in Bumiayu health center with
Varney and SOAP's seven-step midwifery management. The research method used is qualitative descriptive
research with a case study approach. The case study conducted in the form of comprehensive widwifery
care that examines woman during pregnancy, maternity, newborns, puerperium to Family Planning with
seven-step languish management Varney and SOAP. The results of comprehensive widwifery care in Mrs.P,
namely in pregnancy, preeclampsia was found Labor giving birth of casarean section and the newborns
was normal. In the neonate found jaundice and then proper management was carried out so that the
problem was resolved. During the Puerperium period, signs of Surgical Wound Infection were found and
then collaborated with dr. Sp.OG so that the problem is resolved by Mom using KB MOW. Based on this
care, it was concluded that the care provided had been carried out in accordance with midewifery service
standards and the problems found can be resolved.

Keywords: Comprehensive Midwifery Care, Resti Age, Grande Multipara

Abstrak
Kematian maternal menjadi permasalahan kesehatan dunia. Angka Kematian Ibu tertinggi di Jawa Tengah
adalah Kabupaten Brebes. Puskesmas Bumiayu menyumbang angka kematian ibu di Kabupaten Brebes
sebanyak 3 kasus kematian di tahun 2021. Tujuan penelitian ini adalah agar mampu melaksanakan Asuhan
Kebidanan Komprehensif pada Ny.P umur 39 tahun G5P3A1 dengan Resiko Tinggi Umur dan Grande
Multipara di Puskesmas Bumiayu dengan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney dan SOAP. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus
yang dilakukan berupa asuhan kebidanan komprehensif yang meneliti perempuan selama kehamilan,
bersalin, bayi baru lahir, nifas hingga Keluarga Berencana dengan manajemen kebidanan tujuh langkah
Varney dan SOAP. Hasil asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.P yaitu pada Kehamilan ditemukan
preeklamsia. Persalinan secara sectio caesarea dan bayi baru lahir normal. Pada masa Neonatus ditemukan
ikterus fisiologis kemudian dilakukan penatalaksanaan yang tepat sehingga masalah teratasi. Pada masa
Nifas ditemukan tanda Infeksi Luka Operasi kemudian dilakukan kolaborasi dengan dr.Sp.OG sehingga
masalah teratasi. Ibu menggunakan KB MOW. Berdasarkan asuhan tersebut disimpulkan bahwa asuhan
telah terlaksana sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan masalah yang ditemukan teratasi.

Kata Kunci: Asuhan Kebidanan Komprehensif, Umur, Grande Multipara

Received Januari 25, 2023; Revised Februari 22, 2023; Accepted Maret 03, 2023
140
Zaitun Na’im, dkk / Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol 3 No. 1 (2023) 139-145

1. PENDAHULUAN
Asuhan Kebidanan Komprehensif adalah asuhan yang diberikan secara berkesinambungan
kepada ibu selama kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB. Tujuan asuhan
komprehensif adalah untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB) supaya kesehatan ibu dan bayi terus meningkat dengan cara memberikan asuhan
kebidanan secara berkala mulai dari masa kehamilan, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB
(Prapitasari, 2021). Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) adalah
salah satu indikator yang mencerminkan derajat kesehatan ibu dan anak serta cermin dari
status kesehatan suatu Negara. Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas
seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih
di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan
melahirkan serta pelayanan keluarga berencana. Faktor resiko dalam kehamilan adalah
kondisi pada ibu hamil yang dapat menyebabkan kemungkinan resiko atau bahaya terjadinya
komplikasi pada persalinan yang dapat menyebabkan kematian atau kesakitan pada ibu dan
bayinya. Pendekatan resiko untuk mencegah kematian maternal berupa faktor 4 terlalu dan 3
terlambat merupakan konsep faktor resiko yang sudah dikenal cukup lama di Indonesia. 4
faktor terlalu ini antara lain terlalu tua umur ibu hamil >35 tahun, terlalu muda usia ibu hamil
<19 tahun, terlalu sering melahirkan >3 kali, terlambat dan terlalu dekat paritas <2 tahun
(Marcelya dan Salafas, 2018).

2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kehamilan
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Kehamilan
dibagi menjadi 3 trimester yaitu kehamilan trimester pertama mulai 0-14 minggu, kehamilan
trimester kedua mulai 14-28 minggu dan kehamilan trimester ketiga mulai 28-42 minggu
(Aspiani, 2017). Setiap wanita hamil mempunyai resiko untuk mendapatkan hal-hal yang
merugikan jiwanya maupun janin yang dikandungnya, hanya saja memiliki derajart resiko
yang bervariasi. Faktor resiko pada ibu hamil merupakan suatu keadaan atau ciri tertentu
yang dapat menyebabkan resiko atau bahaya kemungkinan terjadinya komplikasi yang dapat
mengakibatkan kematian, kesakitan, kecacatan, ketidaknyamanan, maupun ketidakpuasan
pada ibu ataupun janin (Mariyona, 2019). Kehamilan dengan faktor resiko umur >35 tahun
adalah kehamilan diatas usia 35 tahun, dimana pada usia tersebut terjadi perubahan pada
jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur lagi. Selain itu kecenderungan
didapatkan penyakit lain dalam tubuh ibu (Widatiningsih, 2017). Faktor-faktor yang
mempengaruhi kehamilan dengan Resiko Tinggi umur >35 tahun antara lain tingkat
pendidikan, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pengetahuan dan Penggunaan KB (Loisza,
2020). Usia kehamilan ibu terlalu tua saat hamil dapat menyebabkan risiko hipertensi,
preeklamsia, ketuban pecah dini dan persalinan macet (Nufra dan Yusnita, 2021). Menurut
Alvianti et al (2021) menyatakan bahwa Grande multipara yaitu ibu yang melahirkan anak
keempat atau lebih. Semakin tinggi paritas ibu maka kehamilan semakin beresiko terjadinya
preeklamsia dan eklamsia (Rahmawati dan Fauziyah, 2019).

2.2. Persalinan
Menurut Tritestuti dalam Ferinawati dan Rita (2019) bahwa persalinan adalah
serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui
jalan lain, berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan .
Sectio Caesarea (SC) merupakan tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan
cara membuat sayatan untuk membuka dinding perut dan dinding uterus atau suatu
histerotomi untuk mengeluarkan janin yang berada di dalam rahim ibu. Beberapa tahun
terakhir persalinan normal dianggap sebagai cara melahirkan yang sulit dan cenderung
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol.3, No.1, Maret 2023, pp. 139-145
141
Haqqelni Nur Rosyidah, dkk / Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol 3 No. 1 (2023) 139-145

berbahaya bagi ibu bersalin dan bayinya, sehingga metode SC pada sebagian masyarakat
menjadi pilihan alternatif dalam metode bersalin (Putra et al, 2021). Menurut Sitinjak (2019)
bahwa indikasi medis dilakukannya SC ada dua faktor yang mempengaruhi yaitu Faktor
janin meliputi bayi terlalu besar, kelainan letak, ancaman gawat janin, janin abnormal dan
bayi kembar. Kemudian Faktor ibu meliputi usia, jumlah anak yang dilahirkan (paritas),
keadaan panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi rahim, ketuban Pecah Dini
(KPD) dan preeklamsia.

2.3. Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi ovum dan spermatozoa dengan masa gestasi
memungkinkan hidup diluar kandungan. Tahapan bayi baru lahir yaitu umur 0 sampai 7 hari
disebut neonatal dini dan umur 8 sampai 28 hari disebut neonatal lanjut (Evrianasari et al,
2018). Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin (Sembiring, 2019). Menurut Kemenkes RI (2020) bahwa standar asuhan
kebidanan yang diberikan pada bayi baru lahir sampai masa neonatus sebanyak 3 kali dengan
pemberian KIE pada ibu meliputi ASI Eksklusif, menjaga kehangatan bayi, perawatan tali
pusat, perawatan bayi baru lahir sehari-hari dan konseling tanda bahaya pada bayi baru lahir
(sesuai yang tercantum pada buku KIA), jika ditemukan keluhan atau penyulit segera ke
Fasilitas Kesehatan. Khusus untuk bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) apabila
ditemukan tanda bahaya atau penyulit segera segera dibawa ke Rumah Sakit.
Penemuan tanda bahaya secara dini akan memberikan hasil yang lebih baik dan
kesempatan bagi tenaga kesehatan maupun orang tua untuk mendapatkan mencegahnya
sehingga tidak terjadi komplikasi pada bayi. Menurut Jamil, et al (2017) salah satu tanda
bahaya pada masa neonatus yaitu ikterus. Ikterus neonatorum merupakan keadaan klinis
berupa pewarnaan kuning yang tampak pada sklera dan kulit akibat penumpukan bilirubin
indirek dalam darah. Ikterus dibagi menjadi 2 yaitu ikterus fisiologis dan ikterus patologis.
Ikterus fisilogis adalah ikterus yang terjadi karena motabolisme normal bilirubin pada bayi
baru lahir usia minggu pertama. Peningkatan bilirubin terjadi pada hari ke-2 dan 3 serta
mencapai puncaknya pada hari ke-5 sampai ke-7, kemudian menurun pada hari ke-10.
Sedangkan ikterus patologis timbul dalam 24 jam pertama kehidupan dengan serum total
lebih dari 12 mg/dl. Penatalaksanaan pada ikterus fisiologis adalah memotivasi ibu supaya
makan makanan yang sehat dan seimbang supaya ASI dapat diproduksi lebih banyak serta
menjemur bayi pada pagi hari (Dasnur dan Ira, 2018).

2.4. Nifas
Masa nifas (postpartum) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat kandungan kembali semula seperti sebelum hamil, yang berlangsung selama 6
minggu atau 42 hari (Yuliana dan Hakim, 2020). Untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir
serta mencegah terjadinya masalah maka dilakukan Kunjungan nifas d minimal 4 kali
(Wahyuningsih, 2018). Pelayanan yang diberikan meliputi menilai kondisi ibu nifas secara
umum, pemeriksaan tanda-tanda vital, lochea dan perdarahan, kondisi jalan lahir dan tanda
infeksi, kontraksi rahim dan tinggi fundus uteri, payudara dan anjuran pemberian ASI
Eksklusif, pemberian kapsul vitamin A, pelayanan kontrasepsi pasca persalinan, konseling
serta tatalaksana pada ibu nifas sakit atau komplikasi (Kemenkes, 2020).
Penyulit pada masa postpartum adalah keadaan yang merupakan penyimpangan atau
permasalahan-permasalahn yang ditemukan pada masa nifas dan menyusui berupa penyakit
atau keadaan abnormalitas yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh adanya kehamilan
(Wahyuningsih, 2018). Salah satu komplikasi yang terjadi pada masa nifas yaitu infeksi luka
opererasi SC. Menurut Aditya (2018) bahwa Infeksi luka operasi merupakan keadaan
terbukanya sebagian atau seluruh lapisan insisi abdomen. Kejadian infeksi luka operasi
pada umumnya disebabkan oleh bakteri atau kuman yang mampu berinteraksi pada luka
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.P UMUR 39 TAHUN G5P3A1
DENGAN RESIKO TINGGI UMUR DAN GRANDE MULTIPARA DI PUSKESMAS BUMIAYU
KABUPATEN BREBES (Zaitun Na’im)

141
142
Zaitun Na’im, dkk / Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol 3 No. 1 (2023) 139-145
operasi yang ada di kulit sehingga penting melakukan perawatan luka yang benar
(Anggraeni et al, 2019).

2.5. Keluarga Berencana


KB merupakan tindakan membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari
kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur
interval diantara kelahiran. KB adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran (Sugiharti et al, 2018). MKJP
adalah kontrasepsi yang jangka pemakaiannya tergolong lama dan metode KB yang paling
efektif dalam meningkatkan keberlangsungan kesertaan ber-KB (Ningsih, 2021). Metode
Operasi Wanita (MOW) atau sering disebut tubektomi merupakan prosedur bedah yang dapat
menghentikan kesuburan dengan menyumbat atau memotong kedua saluran telur
(Yulizawati et al, 2019).

3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus yang dilakukan ini berupa
asuhan kebidanan secara komprehensif yang meneliti perempuan selama mengalami proses
kehamilan trimester III, bersalin, bayi baru lahir, nifas hingga Keluarga Berencana (KB)
dengan manajemen kebidanan tujuh langkah Varney dan SOAP. Teknik dalam pengumpulan
data meliputi wawancara, observasi partisipatif dan dokumentasi. Subyek dalam asuhan ini
adalah Ny. P umur 39 tahun G5P3A1 dengan dengan Resiko tinggi umur dan Grande
Multipara di Puskesmas Bumiayu Kabupaten Brebes.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan
Pengkajian dan pemeriksaan pertama dilakukan pada tanggal 15 Maret 2022 saat usia
kehamilan 29+6 minggu. Berdasarkan anamnesa diidentifikasi bahwa Ny.P hamil dengan
Usia Resti. Menurut penulis Ny.P termasuk dalam faktor risiko kelompok 1, hal tersebut
sesuai dengan teori Widatiningsih dan Dewi (2017) dalam bukunya Rochjati yang
memaparkan Skor Poedji Rohjati dimana kelompok I terdapat 10 faktor risiko meliputi :
terlalu muda hamil <16 tahun, terlalu tua hamil >35 tahun, terlalu lambat hamil >4 tahun,
terlalu cepat hamil <2 tahun, terlalu banyak anak >4 anak, terlalu tua umur >35 tahun,
terlalu pendek <145 cm, pernah gagal kehamilan, persalinan dengan tindakan, pernah operasi
sesar.
Selama memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil trimester III dengan 3 kali
pendampingan kunjungan tidak ditemukan masalah, akan tetapi pada pemeriksaan kehamilan
terakhir dengan dr.Sp.OG ditemukan adanya preeklamsia pada Ny.P, menurut penulis hal ini
sesuai dengan teori Nufra dan Yusnita (2021) bahwa perempuan hamil di atas 35 tahun
cenderung memiliki resiko salah satunya yaitu preeklamsia.

4.2 Asuhan Kebidanan Persalinan


Pada tanggal 19 Mei 2022 pukul 11.00 WIB Ny.P dengan Usia Kehamilan 39+1 minggu
melakukan pemeriksaan kehamilan ke Poli Kandungan RSUM Siti Aminah Bumiayu dengan
mengeluh nyeri perut bagian bawah, perut terasa kencang-kencang tetapi masih jarang dan
kedua kaki bengkak kemudian diperoleh hasil diagnosa preeklamsia sehingga disarankan
untuk SC. Hal ini sesuai dengan teori Sitinjak (2019) bahwa indikasi medis dilakukannya SC
ada dua faktor yaitu faktor janin meliputi bayi terlalu besar, kelainan letak, ancaman gawat
janin, janin abnormal, bayi kembar dan faktor ibu meliputi usia, jumlah anak yang dilahirkan
(paritas), keadaan panggul, penghambat jalan lahir, kelainan kontraksi rahim, ketuban pecah
dini dan Preeklamsia. Ny.P bersalinan pada pukul 22.00 WIB secara SC dengan bayi lahir
normal dengan jenis kelamin laki-laki. Penatalaksanaan 2 jam postpartum dilakukan sesuai

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol.3, No.1, Maret 2023, pp. 139-145
143
Haqqelni Nur Rosyidah, dkk / Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol 3 No. 1 (2023) 139-145

teori Suprapti dan Herawati (2018) bahwa praktik asuhan persalinan kala IV meliputi
pemantauan TTV, kontraksi uterus, kandung kemih dan perdarahan. Pada 1 jam pertama
pemantauan dilakukan selama 15 menit sekali kemudian 1 jam berikutnya setiap 30 menit
sekali dan berkolaborasi dengan dr.Sp.OG untuk pemberian terapi.

4.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir


Bayi Ny.P lahir pada tanggal 19 Mei 2022 pukul 22.01 WIB di RSUM Siti Aminah
Bumiayu secara Sectio Caesarea dengan jenis kelamin laki-laki dan berat badan 3250 gram,
menangis kuat, gerakan aktif, warna kulit kemerahan dan APGAR skor 8/9/10. Segera setelah
bayi lahir dilakukan penatalaksanaan sesuai JNPK-KR (2017) meliputi penilaian bayi baru
lahir, pengikatan dan perawatan tali pusat, pemeriksaan Keadaan Umum, Tanda-Tanda Vital
dan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemberian suntik vitamin k 1 mg, jaga kehangatan
bayi, Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta pemberian salep mata antibiotic. Kunjungan
Neonatus kedua pada usia bayi 4 hari ibu mengatakan bayinya tampak kuning kemudian
dilakukan pemeriksaan dengan hasil bayi mengalami ikterus fisiologis kemudian dilakukan
penatalaksanaan yang sesuai dengan teori Dasnur dan Ira (2018) yaitu memotivasi ibu untuk
makan makanan yang sehat dan seimbang supaya ASI dapat diproduksi lebih banyak serta
menjemur bayi pada pagi hari.

4.4 Asuhan Kebidanan Nifas


Kunjungan Nifas dilakukan sebanyak 4 kali yaitu pada hari ke-1, 4, 28 dan 42 postpartum.
Sejalan dengan teori Wahyuningsih (2018) bahwa kunjungan nifas dilakukan minimal 4 kali
yang bertujuan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir serta mencegah terjadinya
masalah. Dari kunjungan tersebut ditemukan tanda bahaya pada hari ke-28 postpartum
dimana Ny.P mengeluh nyeri luka operasi, terasa panas pada daerah luka operasi dan
ditemukan adanya tanda-tanda infeksi luka operasi seperti bekas jahitan operasi membuka
dan muncul pus (darah berwarna merah) sesuai dengan teori Aditya (2018) bahwa Infeksi
Luka Operasi (ILO) merupakan keadaan terbukanya sebagian atau seluruh lapisan insisi
abdomen sehingga harus dilakukan perawatan luka yang benar sesuai teori Munandar dan
Koto (2018).

4.5 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana


Asuhan Keluarga Berencana yang dimaksud adalah konseling (informed choice) dengan
tujuan supaya informasi yang benar didiskusikan bebas dengan cara mendengarkan, berbicara
dan komunikasi non-verbal, meningkatkan penerimaan informasi mengenai KB oleh pasien,
pasien memilih cara terbaik yang sesuai dengan keadaan dan kondisi pasien (Sugiharti et al,
2018). Pada Asuhan Keluarga Berencana (KB) penulis memberikan konseling tentang KB
MKJP seperti implant, IUD atau MOW karena ibu sudah berumur >35 tahun dan memiliki
banyak anak. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) adalah kontrasepsi yang jangka
pemakaiannya tergolong lama dan metode KB yang paling efektif dalam meningkatkan
keberlangsungan kesertaan ber-KB (Ningsih, 2021). Konseling KB pra MOW yang diberikan
meliputi pengertian, cara kerja, keuntungan, kelemahan, efek samping, indikasi dan
kontraindikasi penggunaan KB MOW. Ny.P bersedia untuk menggunakan KB MOW.

5. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan komprehensif pada Ny.P Umur 39 Tahun
G5P3A1 dengan Resiko Tinggi Umur dan Grande Multipara di Puskesmas Bumiayu
Kabupaten Brebes Tahun 2022 yaitu pada kehamilan ditemukan preeklamsia. Persalinan
secara sectio caesarea dan bayi baru lahir normal. Pada masa Neonatus ditemukan ikterus
fisiologis kemudian dilakukan penatalaksanaan yang tepat sehingga masalah teratasi. Pada
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.P UMUR 39 TAHUN G5P3A1
DENGAN RESIKO TINGGI UMUR DAN GRANDE MULTIPARA DI PUSKESMAS BUMIAYU
KABUPATEN BREBES (Zaitun Na’im)

143
144
Zaitun Na’im, dkk / Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol 3 No. 1 (2023) 139-145
masa Nifas ditemukan tanda Infeksi Luka Operasi kemudian dilakukan kolaborasi dengan
dr.Sp.OG sehingga masalah teratasi. Ny.P mendapatkan konseling KB MKJP dan memilih
menggunakan KB MOW. Berdasarkan asuhan tersebut disimpulkan bahwa asuhan telah
terlaksana sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan masalah yang ditemukan teratasi.

5.2 Saran
Diharapkan Tenaga Kesehatan khususnya bidan dapat meningkatkan kualitas pelayanan
secara komperehensif dengan baik dan benar terutama dalam mengotimalkan setiap asuhan
dan pemantauan terhadap ibu hamil dengan faktor resiko serta melibatkan mahasiswa dalam
pendampingan pasien sehingga dapat menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi.

DAFTAR PUSTAKA

Aditya, R. 2018. Faktor Risiko Infeksi Luka Operasi Bagian Obstetri dan Ginekologi RSUD Ulin
Banjarmasin. Jurnal Berkala Kesehatan 4(1), pp.10- 17.
Alvianti, H., Ratna, I., Fitriyah, dan Fiana, D.R. 2021. Umur dan Paritas Ibu Sebagai Faktor
yang Berhubungan dengan BBLR. Jurnal Kebidanan STIKES Insan Cendekia Medika
11(2).
Anggraeni, W., Yulia H., dan Etin, R. 2019. Gambaran Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio
Caesarea dengan Pemberian Antibiotik Ceftizoxime Sebagai Profilaksis Dosis Tunggal
Di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama Kabupaten Tasikmalaya tahun 2018.
Aspiani, R. 2017. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi Nanda Nic-Noc. Jakarta :
CV Trans Info Media.
Dasnur, D dan Ira, M.S. 2018. Hubungan Frekuensi Pemberian ASI Terhadap Kejadian Ikterus
Fisiologis Pada Bayi Baru Lahir di Semen Padang Hospital Tahun 2017. Jurnal Menara
Ilmu Vol XII (79), e-ISN : 258-7613.
Evrianasari, N., Danty, M., Arum, D.A. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi Bayi, Balita dan
Anak Prasekolah. Yogyakarta.
Ferinawati dan Rita H .2019. Hubungan Mobilisasi dini post Sectio Caesarea dengan
penyembuhan Luka Operasi di RSU Avicenna Kecamatan Kota Juang Kabupaten
Bireuen. Journal of Healthcare Technology and Medicine Vol 5(2), e-ISN : 2615-109X.
Jamil, Siti Nurhasiyah., Sukma, Febi., Hamidah. (2017). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Pra Sekolah. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Kementrian Kesehatan RI . 2020. Buku Kesehatan Ibu dan Anak Revisi Terbaru 2020. Jakarta :
Depkes RI.
Loisza, A. 2020. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingginya Kehamilan Resiko Tinggi
di Puskesmas Puter. Vol 10(1).
Marcelya, S. dan Salafas, E. 2018. Faktor Pengaruh Risiko Kehamilan “4T” pada Ibu Hamil.
Indonesian Jurnal Midwifery 1, 120–127.
Mariyona, K 2019. Komplikasi Dan Faktor Resiko Kehamilan Di Puskemas. Jurnal Menara
Medika 1(2).
Munandar, I dan Koto, Y. 2018. Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan Standar Operasional
Prosedur (SOP) Perawatan Luka dengan Kejadian Infeksi Luka Operasi. Jurnal Ilmiah
Ilmu Keperawatan Indonesia.
Ningsih, D.A. 2021. Faktor Yang Berhubungan dengan Pemulihan Metode Kontrasepsi Jarak
Panjang (MKJP). Jurnal Kesehatan Marcusuar 4(1).
Nufra, Y.A., dan Yusnita. 2021. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Dengan
Kehamilan Risiko Tinggi (4T) di BPM Desita Desa Pulo Ara Kecamatan Kota Juang
Kabupaten Bireuen Tahun 2021. Journal of Healthcare Technology and Medicine 7(1).
Prapitasari, R. 2021. Asuhan Kebidanan pada Ny. D di Wilayah Puskesmas Sebangkok Tarakan.
Jurnal Ilmiah Obsgin 13(2). Marcelya dan Salafas, 2018

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol.3, No.1, Maret 2023, pp. 139-145
145
Haqqelni Nur Rosyidah, dkk / Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Indonesia Vol 3 No. 1 (2023) 139-145

Putra, I.B.G.S.,I Made W., dan Saktivi H. 2021. Indikasi Tindakan Sectio Caesarea di RSUD
Sanjiwani Gianyar Tahun 2017-2019. e-Journal AMJ (Aesculapius Medical Journal) Vol
1 (1).
Rahmawati dan Fauziyah. 2019. Resiko Umur Dan Paritas Ibu Hamil pada Kejadian Preeklamsi
Eklamsi. Bunda Edu-Midwifery Journal 2(1).
Sembiring, B. 2019. Buku Ajar Neonatus, Bayi, Balita, Prasekolah (pertama). Sleman : CV Budi
Utama.
Sitinjak, Helti, L. 2019. Indikasi Medis Persalinan Dengan Sectio Caesarea Menurut Faktor
Risiko Di Rsd Kolonel Abundjani Bangko. Jurnal Kesehatan dan Sains Terapan STIKes
Merangin Vol 5 (1).
Sugiharti, Sri., Ratu, M., dan Fitriana P.U. Buku Ajar Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. CV.
Pustaka Ilmu Group.
Widatiningsih, S dan Dewi, C.H.T. 2017. Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Trans
Medika.
Yulizawati, Aldina, A.I., Lusiana, dan E., Feni, A. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan. Sidoardjo: Indomedia Pustaka.

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.P UMUR 39 TAHUN G5P3A1


DENGAN RESIKO TINGGI UMUR DAN GRANDE MULTIPARA DI PUSKESMAS BUMIAYU
KABUPATEN BREBES (Zaitun Na’im)

145

You might also like

pFad - Phonifier reborn

Pfad - The Proxy pFad of © 2024 Garber Painting. All rights reserved.

Note: This service is not intended for secure transactions such as banking, social media, email, or purchasing. Use at your own risk. We assume no liability whatsoever for broken pages.


Alternative Proxies:

Alternative Proxy

pFad Proxy

pFad v3 Proxy

pFad v4 Proxy